Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENDAPATAN”
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2

Dosen Pengampu ;

Dra. Puji Astuti, M.M., Si., Ak., CA

Disusun Oleh :
1. Sandrina Putri Fajriyanti Suandra (2112020002)
2. Anisya Amelia Putri (2112020005)
3. Erni Dwi Setyowati (2112020034)
4. Shofie Melani Putri (2112020053)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDAPATAN”
sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2 yang ditugaskan oleh Ibu Dra.
Puji Astuti, M.M., Si., Ak., CA
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca.

Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penyusun khususnya.Amin.

Kediri, 21 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG............................................................................................................ 4
RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 4
TUJUAN ................................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Definisi Pendapatan ........................................................................................................ 5
B. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN .............................................. 5
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Akuntansi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena
dengan akuntansi kita memantau kinerja perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat
memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak
ekstren maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak
kepada pemerintah dan kesejahteraan sosial.
Semua informasi diatas terkait halnya dengan sebareba banyak pendapatan
yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah suatu yang
penting dalam perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil aka didapat penghasilan
atau earnings. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang bisa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagsai berikut: Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis pendapatan?
3. Apa pedoman untuk pengakuan pendapatan?
4. Penyimpangan dari dasar penjualan?
5. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan?
6. Trade loading dan channel stuffing?
7. Pendapatan menurut PSAK no 24 dan no 34

III. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud pendapatan
2. Mengetahui jenis jenis pendapatan
3. Mengetahui pedoman pengakuan pendapatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk kotor dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Terkadang muncul pertanyaan apa perbedaan Penghasilan (income) dengan
Pendapatan (revenue) dan bagaimana hubungan antara pendapatan dan penghasilan?
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (LKD2LK), Penghasilan adalah
Kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan terdiri dari pendapatan
(revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang dari aktivitas
normal dari suatu entitas dan merujuk pada istilah yang berbeda beda seperti penjualan
(sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan royalti (royalty).
Sedangkan Keuntungan mencerminkanpos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada
hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Contoh keuntungan, misalnya keuntungan
dari penjualan aset tetap.
Sesuai definisi pendapatan, perusahaan hanya mengakui pendapatan yang berasal
dari manfaat ekonomi yang diterima oleh entitas untuk entitas itu sendiri. Jumlah yang
ditagih atas kepentingan pihak lain, seperti pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
bukan merupakan pendapatan, karena tidak mengalir ke entitasdan tidak mengakibatkan
kenaikan ekuitas. Contoh lain misalnya penerimaan oleh agen. Jumlah tagihan yang
meliputi hak prinsipal tidak dapat diakui oleh pendapatan. Dalam hal ini jumlah
pendapatan yang dapat diakui agen adalah sebesar komisi yang diterima.

B. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN


 PENGUKURAN
Pendapatan diukur dengan nilai wajarimbalan yang diterima atau dapat
diterima. Nilai wajar adalah harga yang diterima untuk menjual aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68 Pengukuran Nilai
Wajar). Dalam banyak kasus biasanya dapat di tentukan dengan mudan dari
kontrak atau kesepakatan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset.
Jumlah tersebut merupakan jumlah yang diterima atau dapat diterima setelah
memperhitungkan diskon dagang dan potongan penjualan.
Jumlah imbalan yang diterima biasanya berupa kas atau setara ks yang dapat
diterima maksudnya dalah sebesar nilai yang dapat ditagihkan (piutang). Jika
penerimaan kas atau setara kas ditanggungkan, maka nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diteriman atau dapat
diterima. Misalnya entitas memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli dan
menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai
imbalan dari suatu transaksi penjualan barang. Nilai wajar imbalan yang diakui
sebagai pendapatan dalam transaksi tersebut diukur dengan mendiskontokan
seluruh penerimaan masa depan dengan menggunakan tingkatbunga tersirat
(imputed). Tingkat bunga yang dapat digunakan adalah mana yang lebih jelas dan
mudah ditentukan antara tingkat bunga yang mendiskontokan nilai nominal
tersebut ke harga jual tunai saat ini atau dari barang atau jasa yang
diperdagangkan. Selisih yang timbul dari perbedaan antara nilai wajar dan jumlah
nominal imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

Contoh 17.1 Penjualan Dengan Diskon


PT Bigi memiliki kesepakatan dengan pelanggannya, jika dalam periode 12 bulan
yang berakhir 31 Desember, mereka membeli barang dagang paling sedikit
senilai Rp 100.000.000, maka mereka akan menerima diskon 2%. Sejak 1 Januari
sampau 31 Oktober, mereka telah menjual kepada pelanggan tersebut senilai Rp
90.000.000. Berapa pendapatan yang harus diakui oleh PT Bigi?

PT Bigi harus mrngakui pendapatan setelah diskon 2% dari nila Rp 90.000.000,


sehingga pendapatan yang diakui adalah sebesar Rp 88.200.000.

Jurnal yang dibuat PT Bigi :


Piutang Usaha 88.200.000
Penjualan 88.200.000
Jika pelanggan tersebut tidak mencapai batas pembelian diskon, sehingga diskon
batal diberikan, maka PT Bigi mencatat sebagai berikut.
Kas 90.000.000
Piutang Usaha 88.200.000
Pendapatan Lain-Diskon
Tidak diambil 1.800.000

Contoh 17.2 Penjualan Dengan Pembayaran Tertunda


PT. Raddin menjual barang dengan biaya Rp 10.000.000 kepada PT Starter
seharga Rp 14.000.000 dengan memberikan periode kredit selama 6 tahun. Untuk
penjualan yang dilakukan secara tunai untuk jenis barang yang sama, PT Raddin
mengenakan harga tunai sebesar Rp 12.000.000.
Berdasarkan transaksi tersebut, PT Raddin secara efektif telah memberikan
fasilitas pembiayaan kepada PT Srarter selama 6 bulan tenggat waktu periode
pembayaran. Diketahui bahwa harga normal/harga tunai adalah Rp 12.000.000.
Dengan demikian, pendapatan yang diakui adalah sebesar nilai diskonto dari Rp
14.000.000 ke harga jual tunai, yaitu sebesar Rp 12.000.000. Selisih antara nilai
nominal imbalan sebesar Rp 14.000.000 dan nilai diskonto Rp 12.000.000, yaitu
sebesar Rp 2.000.000 akan diakui sebagai pendapatan bunga selama periode 6
bulan.

Jurnalnya adalah sebagai berikut:

Pada Saat Penjualan


Piutang 14.000.000
Penjualan 12.000.000
Pendapatan Bunga Ditanggung 2.000.000
Setiap akhir bulan (selama 6 bulan), entitas mengakui pendapatan bunga
akrual sebagai berikut:

Pendapatan Bunga Ditanggungkan 333.334


Pendapatan bunga 333.334
(1/6 x Rp 200.000)
Contoh penjualan dengan pembayaran cicilan:

Misal PT Gema menjual peralatan dengan cara pembayaran cicilan. Pelanggan


diberikan kesempatan untuk mencicil sebanyak 14 kali dengan cicilan masing
masing sebesar Rp 1.000.000. Jika barang diserahkan kepada pelanggan pada saat
penjualan awal dan pada saat yang sama dengan pembayaran cicilan pertama, maka
pendapatan yang diakui adalah sebagai berikut. Asumsi tingkat diskonto adalah
10%.

Jurnal untuk penjualan awal dan penerimaan cicilan pertama:

Piutang 8.103.356*
Penjualan 8.103.356
Kas 1.000.000*
Piutang 1.000.000

*(Rp 1.000.000 cicilan pertama dan nilai kini dari 13 kali cicilan berikutnya
Rp7.103.356)

**(cicilan pertama)

Pendapatan bunga yang diakui selama periode cicilan adalah sebesar selisih antara
nilai penjualan Rp 14.000.000 dengan Rp 8.103.356. Pendapatan bunga diakui
menggunakan metode bunga efektif.

Penerimaan cicilan kedua jurnalnya adalah sebagai berikut

Kas 1.000.000

Piutang 289.664

Pendapatan Bunga 710.336


Imbalan yang diterima dari suatu transaksi penjualan dapat berupa aset non-kas
selain piutang. Transaksi ini sering dikenal dengan istilah barter. Misalnya, suatu
entitas melakukan pertukaran aset kendaraan. Jika imbalan yang diperoleh dari
transaksi penjualan adalah berupa barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang
serupa, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang
menghasilkan pendapatan, sehingga tidak ada pendapatan yang diakui. Jika barang
dijual atau jasa dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan. Dalam
kasus tersebut, pendapatan diakui pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diterima. Jika barang atau jasa yang diterima tidak tersedia atau tidak dapat
ditentukan, maka pendapatan diakui sebesar nilai wajar barang atau jasa yang
diberikan. Jika transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak serupa tersebut
sebagian melibatkan aliran kas, maka pendapatan diukur pada nilai wajar setelah
disesuaikan dengan jumlah kas yang dialihkan.

 PENGAKUAN PENDAPATAN
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan
saat kapan pendapatan diakui. Mengacu kepada prinsip pengakuan unsur
laporan keuangan di Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDP2LK), dengan demikian, pendapatan diakui ketika besar
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam perusahaan
dan nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan andal. Untuk masing-masing
jenis pendapatan. berikut adalah penjelasan mengenai saat kapan umumnya
kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat diakui sebagai pendapatan.
1. Penjualan barang: umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan
yaitu saat penyerahan barang.
2. Pendapatan jasa: umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan
jasa yang dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya pendapatan
bunga, sewa atau royalti: umumnya pendapatan dapat diakui pada
saat berlalunya waktu atau pada saat aset digunakan.
4. Pendapatan yang berasal dari penjualan aset selain persediaan:
umumnya pendapatan (keuntungan dari pelepasan aset) diakui pada
saat penjualan atau pertukaran.

Ketika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah


termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih atau jumlah yang
kemungkinan pemulihannya tidak besar lagi, maka jumlah tersebut diakui
sebagai beban, bukan penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui
semula. Kondisi yang tidak umum mungkin saja terjadi, misalnya entitas
mengakui pendapatan lebih cepat atau mengakui lebih lambat daripada saat
penjualan atau penyerahan barang. Pengakuan lebih awal dapat dilakukan
ketika terdapat kepastian yang tinggi atas jumlah pendapatan yang dapat
diakui. Pengakuan lebih lambat mungkin terjadi ketika ketidakpastian yang
tinggi terkait jumlah pendapatan atau biaya atau saat di mana penyerahan
barang dilakukan belum terlihat penyelesaian proses perolehan pendapatan
yang substansial.

Masalah lain yang mungkin muncul dalam pengakuan pendapatan adalah


kesulitan mengidentifikasi transaksi. Jika transaksi pendapatan bersifat
kompleks, maka kriteria pengakuan pendapatan harus diterapkan untuk
masing-masing komponen. Misalnya, jika harga penjualan dari suatu produk
termasuk jasa perawatan pasca-penjualan. Dalam hal ini, Jumlah yang dapat
diidentifikasikan untuk jasa tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai
pendapatan selama beberapa periode ke depan selama jasa tersebut
dilaksanakan paska penjualan. Pembahasan mengenai syarat pengakuan
pendapatan jasa selama beberapa periode ke depan dibahas pada bagian
pendapatan jasa.

 PENDAPATAN PENJUALAN BARANG

Menurut PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan, entitas mengakui pendapatan


dari penjualan barang ketika semua kondisi berikut ini terpenuhi.

1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang


secara signifikan kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang terkait dengan
kepemilikan barang tersebut atau sudah tidak lagi memiliki kendali
atau kontrol yang efektif atas barang yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.

Untuk transaksi penjualan barang, secara umum semua kondisi


tersebut terpenuhi pada saat penjualan atau pada saat penyerahan barang.
Peralihan risiko dan manfaat yang signifikan merupakan hal yang sangat
kritikal dan memerlukan pengujian atas keadaan transaksi tersebut. Pada
umumnya, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa
pemindahan risiko dan manfaat terjadi pada saat yang bersamaan dengan
penyerahan barang, atau penguasaan atas barang, atau bersamaan dengan
pemindahan hak milik kepada pembeli. Berikut ini adalah beberapa jenis
transaksi penjualan yang memiliki perbedaan saat pengakuan pendapatan
barang.
Penjualan Bill and Hold

Yang dimaksud dengan Penjualan Bill and Hold adalah penjualan


barang dengan penundaan pengiriman barang. Penundaan pengiriman
barang ini memang diminta oleh pembeli tanpa memengaruhi waktu
penagihan dan kesepakatan harga, Sebagai ilustrasi, PT Gema menjual
perlengkapan mesin cetak kepada PT Cetak yang berencana membuka
cabang baru di kota Bandung. Dalam kesepakatan jual beli, PT Cetak
meminta PT Gema tetap memegang mesin tersebut dan mengirimkannya
pada saat cabang baru sudah siap. Transaksi jual beli sudah terjadi pada
saat kesepakatan ditandatangani sehingga PT Gema tetap melakukan
penagihan seperti penjualan pada umumnya tanpa menunggu mesin
tersebut diserahkan kepada PT Cetak. Kesepakatan jual beli semacam ini
dikenal dengan istilah bill and hold.

Pada ilustrasi tersebut, kapan PT Gema dapat mengakui pendapatan


dari kesepakatan Bill and Hold? Apakah diakui ketika kesepakatan ditanda
tangani atau ditunda dan dilaporkan ketika penyerahan barang dilakukan?

Pengakuan pendapatan untuk kesepakatan jual beli Bill and Hold


tergantung situasi. PT Gema mengakui pendapatan pada saat kesepakatan
ditanda tangani, ketika (1) kemungkinan besar penyerahan barang akan
dilakukan: (2) Pada saat penjualan diakui, barang yang dijual
teridentifikasi dengan jelas dan dalam kondisi siap diserahkan pada saat
penjualan diakui, (3) Penjual menyetujui penundaan pengiriman barang:
(4) Berlaku syarat-syarat pembayaran yang biasa. Jika empat kondisi
tersebut tidak terpenuhi, diasumsikan risiko dan manfaat kepemilikan tetap
ada pada penjual sampai barang dikirimkan. Dalam kasus diatas, semua
kondisi terpenuhi, sehingga pengakuan pendapatan diakui pada saat
kesepakatan jual beli ditanda tangani.

Penjualan Barang dengan Instalasi

Penjualan barang dengan instalasi adalah penjualan barang yang


ketika barang diantar ke tempat pembeli, barang tersebut masih
memerlukan proses pemasangan atau instalasi terlebih dahulu, sebelum
akhirnya barang tersebut dapat digunakan oleh pembeli.Misalnya
penjualan barang barang seperti peralatan teknologi yang memerlukan
proses pemasangan/instalasi pada pabrik atau gedung pembeli. Jika proses
pemasangan bersifat sederhana, misalnya hanya membongkar kemasan dan
memasang sambungan listrik atau antena, maka pendapatan diakui pada
saat penyerahan. Namun bagaimana jika proses instalasi memerlukan
proses yang cukup lama? Berikut adalah ilustrasinya.
PT Kholifa menjual peralatan medis berupa alat fisioterapi di rumah
sakit. Instalasi memakan waktu sekitar 3 minggu dan harus dilakukan oleh
teknis khusus. Kapan PT Khalifa mengakui penjualan peralatan ini?

Dalam kasus ini, risiko dan manfaat masih berada di PT Khalifa


sampai instalasi dilakukan. Dengan demikian, tidak ada pendapatan
penjualan yang diakui terkait penjualan pada saat peralatan diantarkan ke
tempat pembeli. Pendapatan baru dapat diakui setelah instalasi dilakukan

Penjualan Dengan Pembayaran Di Muka


Pembayaran yang diterima di muka sebelum barang diserahkan
tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Penerimaan kas dikui sebagai
peningkatan liabilitas

Penjualan dengan Retur

Beberapa kontrak penjualan memberi hak kepada konsumennya untuk


meretur barang yang telah dibeli dan memperoleh pengembalian uang atau
pengurangan tagihan. Hak ini biasanya diberikan kepada penjual eceran. Hak
retur ini bisa bersifat implisit atau eksplisit dan dapat bersifat persyaratan
yang diwajibkan. Terkadang, jumlah retur mungkin hanya sedikit dan dapat
diestimasi dengan andal. Namun ada kondisi lain dimana jumlah retur sangat
tinggi.

Contoh situasi dimana retur sangat signifikan, Misalnya ketika beberapa jenis
penjualan yang menawarkan hak dan retur bisa diestimasi dengan andal
berdasarkan pengalaman historis. Dalam situasi tersebut, penjualan diakui
penuh dan jumlah estimasi retur dicadangkan. Jika jumlah retur cukup
signifikan dan tidak dapat diestimasi dengan andal, maka pengakuan
pendapatan ditunda sampai jumlah retur terlampaui. Alasan menunda
pengakuan pendapatan karena risiko dan manfaat signifikan belum beralih
kepada pembeli. Contohnya sebagai berikut.

Contoh 17.5 Penjualan dengan Retur


PT. Tugu indah menjual peralatan pertanian senilai Rp 4.000.000 pada 10
Agustus 2015 dan diasumsikan jumlah retur dapat diestimasi dengan andal.
Pada tanggal 30 Agustus 2015, terdapat retur senilai 10.000. Pada tanggal 31
Desember 2015 berdasarkan pengalaman masa lalu, PT Tugu Indah
mengestimasikan jumlah retur diperkirakan sebesar 2% dari penjualan.
Bagaimana PT. Indah mengakui pendapatannya?
10 Agustus 2015 Piutang 4.000.000

Penjualan 4.000.000

30 Agustus 2015 Retur penjualan 10.000

Piutang 10.000

31 Desember Retur penjualan 70.000


2015
Penyisihan retur 70.000
penjualan
((Rp 4.000.000 x 2%) – Rp
10.000)

Pendapatan Jasa
Pendapatan jasa dapat bersifat jangka panjang. Banyak kontra jasa
yang pelaksanaannya mencangkup beberapa periode akuntansi, seperti
halnya dalam kontrak yang penyelesaiannya jangka panjang di industri
konstruksi. Pendapatan yang kontrak penyelesaiannya meliputi beberapa
periode akan diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari jasa
yang diberikan. Metode ini sering disebut sebagai metode persentase
penyelesaian. Dalam pengakuan pendapatan jasa, titik paling kritikan berada
pada pemberian jasa yang diberikan. Pendapatan diakui dalam periode
akuntansi pada saat jasa diberikan.

Menurut PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan, pendapatan jasa dapat


diakui berdasarkan tahap penyelesaian dengan syarat bahwa hasil transaksi
dapat diestimasi dengan andal. Hasil transaksi padat diestimasi dengan andal
ketika semua kondisi berikut terpenuhi.

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.


2. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas.
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan
dapat diukur secara andal.
4. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
Contoh Pengakuan pendapatan jasa adalah sebagai berikut :
1. Jasa instalasi diakui selama periode instalasi dengan mengacu kepada
tahap penyelesain.
2. Pendapatan penjualan tiket suatu pertunjukan diakui pada saat
pertunjukan terjadi.
3. Komisi agen asuransi diakui pada awal periode asuransi dimulai.
4. Jasa pengembalian perangkat lunak (software) diakui selama periode
instalasi dengan mengacu kepada tahap penyelesaian.
5. Pendapatan penjualan tiket suatu pertunjukan diakui pada saat
pertunjukan tadi.
6. Pendapatan biaya Pendidikan per semester diakui selama periode
semester tersebut.

Kontrak Kontruksi Jangka Panjang

Kontrak Kontruksi adalah kontrak yang secara khusus dinegosiasikan


untuk kontruksi suatu aset tunggal, Seperti bendungan, jembatan, jalan atau
beberapa asset yang berhubungan satu sama lain atau beberapa aset yang
saling tergantung dalam rancangannya, teknologi, fungsi, atau tujuan
penggunaannya seperti konstruksi biasanya berapa dalam periode akuntansi
yang berbeda.

Perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi diatur dalamPSAK 34


(Revisi 2010) Kontrak Konstruksi. Kontrak konstruksi biasanya terdiri dari
2 (dua) jenis, yaitu kontrak harga tetap dan kontrak biaya-plus. Kontrak
harga tetap adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor menyepakati nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit
output, yang beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
Sedangkan kontrak biaya plus adalah kontrak konstruksi yang
menyepakati bahwa kontraktor mendapat pergantian untuk biaya-biaya
yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan
presentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Ada juga kontrak yang
mempunyai karakteristik keduanya. Misalnya, kontrak konstruksi dapat
bersifat kontrak biaya-plus namun dengan harga maksimum yang telah
disetujui.
Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak

Pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat dilakukan dengan


memperlihatkan apakah hasil dari kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal. Berdasarkan hal tersebut, pengakuan pendapatan dan beban kontrak
dapat dibedakan menjadi 2 metode, yaitu :

1. Metode persentase penyelesaian ( percentage of completion method)


Perusahaan mengakui pendapatan, beban, dan laba setiap periodenya
berdasarkan tahap penyelesain kontrak, yaitu berdasarkan persentase
penyelesain.

2. Metode biaya terpulihkan (cost-recovery method)


Dalam beberapa kondisi Ketika metode persentase penyelesai tidak
dapat digunakan. Maka menurut metode ini pendapatan hanya diakui
sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan
dapat terpulihkan.

Metode Persentase Penyelesaian


Perhitungan Presentase Penyelesaian
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa menurut
PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan, tingkat penyelasaian transaksi dapat
ditentukan dengan berbagai cara. Perusahaan menggunakan dasar yang andal
dalam mengukur pekerjaan yang dilakukan.
Tergantung dari sifat kontraknya, dasar yanf dapat digunakan, yaitu:
1. Proporsi biaya kontrak yang terjadi dibandingkan estimasi total biya
kontrak.
2. Hasil survei pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Penyelesaian berdasarkan fisik dari pekerjaan kontrak
KESIMPULAN
Dari pembahasan BAB 17 tentang PENDAPATAN diatas dapat kita simpul kan
bahwa Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
yang wajar. Pendapatan diakui ketika (1) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan
mengalir ke dalam perusahaan dan (2) nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai