Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGAKUAN PENDAPATAN
Dosen Pengampu : Rusliawati S.E, M.Si, Ak.Ca

Disusun Oleh :

Helendia Meylianti B1032191017

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semangut,16 april 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendapatan.......................................................................................
2.2. Sumber-sumber Pendapatan...............................................................................
2.3. Proses Pendapatan.............................................................................................
2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan..................
2.5. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan............................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat memperoleh
informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern.

Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa banyak pendapatan
yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah sesuatu yang sangat
penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau
earnings.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal
atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut PSAK
nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?


2. Jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan?
3. Apa itu proses pendapatan?
4. Apa yang dimaksud pengakuan pendapatan?
5. Bagaimana metode pengukuran pengakuan pendapatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan


2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Untuk mengetahui proses pendapatan
4. Untuk mengetahui tentang pengakuan pendapatan
5. Untuk mengetahui metode pengukuran pengakuan pendapatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar


pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula
pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi.
Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa
pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak
mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa
pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut
menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai
konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:

“Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu
kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan
terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.

Berdasarkan konsep kesatuan usaha di atas, konsep tersebut mempunyai konsekuensi


yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagai kenaikan kekayaan perusahaan,
sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar
Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memandangnya
sebagai perubahan kekayaan, bukan sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau
pemegang saham.

Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Di samping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk


menyatakan gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan
mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan
dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:

“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama dan usaha”

Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:

“Suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi


bukan karena penambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan
assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities”

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:

“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan
diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan.
Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”

Disamping definisi yang dinyatakan di atas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess (1992:56-57):

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan
dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman
uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah :


“Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka
yang menerima”.

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: Konsep


dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa
selama jarak waktu tertentu”.

Definisi-definisi di atas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai
berikut:

1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of
net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta
penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan
jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai
produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan
barang dan jasa oleh perusahaan.

2.2 Sumber-Sumber Pendapatan

Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai


pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah pendapatan yang
diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak
semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah
nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap,
surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai
sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan
penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir kedua.

2.3. Proses Pendapatan


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep
proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization
Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.


Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)

Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah
produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan
tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan
kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka
pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan
pendapatan.

Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

· Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.

· Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan.

 Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi
atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:

1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

 Pengukuran Pendapatan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu pengukuran
pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut
dapat dilaporkan sebagai pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran


pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:

“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli
atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahaan”.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai
tukar ini yaitu sebagai berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu
perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap
sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya
adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang
yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai
buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang
sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar
terjadi.
2. Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang
dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3. Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
4. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah
penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

 Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau
sepanjang tahap (siklus) operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan, biasanya
merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut
telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan
oleh pihak lain, seperti” pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya
waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap
atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau
setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal
dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang
prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan
keuangan ketika:

1. Pendapatan dihasilkan, dan


2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat
diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penentuan
waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan
(Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutip pernyataan American Accounting
Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai
pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba
objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”.

Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yaitu :

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi


2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan
dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak selesai. Dalam
metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan
kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat
penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap
periode akuntansi.

Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang
biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
 Pengukuran masukan (input measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:
 Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang
diharapkan.
 Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode
ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
 Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil
kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran
keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya
selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana
pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus
digunakan hanya:

1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,


2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
dipenuhi, atau
3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang normal dan
berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan jika metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam
kriteria;

1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian produksi
tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan dapat
diestimasi.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal yaitu
produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen
tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang paling
utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

 Harga produk sekarang sudah lebih pasti.


 Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni
pertukaran telah terjadi.
 Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang
paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
 Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya
pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.

Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling
menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya
aktiva baru ke dalam perusahaan yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya,
tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan
dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang
bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif pendek. Misalnya,
perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hampir bersamaan
dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan
pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang di dalam satuan jasa, misalnya penyewaan
ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui
dalam suatu periode atas dasar penerimaan uang.
 Pengungkapan Pendapatan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan


pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:

a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang
dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari:
1) Penjualan barang
2) Penjualan Jasa
3) Bunga
4) Dividen, dan
5) Royalty.

 Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) ada
dua kriteria yaitu sebagai berikut:

1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

 Metode Pencatatan Pendapatan

Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-


ketentuan sebagai berikut:

1) Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya


2) Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3) Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang
memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode
berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis method)

1. Metode cash basis


Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah
karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi)
dan neraca selisih.

 Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar
dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:

1. Metode kinerja khusus


Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi
tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian
penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari
satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh.
Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan
produk.

2.5. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan

Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:

1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept)


Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan
merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan yang cukup
tinggi apabila data keuangan didalamnya didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan
dapat diuji kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain,
dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asumsi atau
paling tidak didasarkan atas asumsi yang tidak dapat diuji validitasnya dengan
pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan
keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa
yang baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga pertukaran pada saat
terjadinya salah satu keunggulan biaya historis yang terjadi dari hasil kesepakatan dua
pihak yang independent.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat
dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi. Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan
bahwa pendapatan diakui pada saat:

1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada
jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian
besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas
manfaat yang diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga keangsungan hidup
perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.
DAFTAR PUSTAKA

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Jakarta: Erlangga.

Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid I, Edisi
3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.

Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono, Edisi 4.


Jakarta: Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Yogyakarta: Liberty.

Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Soemarsono. SR, (2000). Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka Cipta.

Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi
Kelima, Jakarta: Penerbit Interaksara.

Anda mungkin juga menyukai