Disusun Oleh :
Idariani (203403090007)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Akuntansi Pengakuan Pendapatan "
dengan dosen pembimbing Maurits Sipahutar, S.E, M.M adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata KuliahSeminar Akuntansi Keuangan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman
saudara-saudara tentang pentingnya pengakuan pendapatan dan biaya dalam konteks
akuntansi. Seiring dengan berjalannya waktu, Penulis berharap konsep-konsep yang
diuraikan dalam makalah ini dapat terus memberikan panduan yang berharga dalam
menyusun laporan keuangan yang akurat dan bermakna.
Oleh karena itu Penulis mengharapkan Kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga
makalah ini dapat memberikan kontribusi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
terutama dalam ranah akuntansi. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Idariani
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa banyak
pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan
didapat penghasilan atau earnings,
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut. menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992:8) adalah sebagai berikut:
"Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu
kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri
dan terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan".
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Di samping definisi yang
dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambaran yang lebih
lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat
yang diambil dari berbagai macam bacaan.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar
terjadi.Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan
arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.
2.2 Sumber-sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan
sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah
pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. Jumlah nilai nominal
aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi
mencerminkan timbulnya pendapatan.
Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan
mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
a. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa
"barang dagangan" seperti aktiva tetap,
b. surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
c. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
d. Revaluasi aktiva.
e. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui
sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir kedua.
Proses pendapatan mengacu pada serangkaian langkah atau kegiatan yang dilakukan
oleh suatu entitas atau individu untuk mendapatkan penerimaan atau penghasilan.
Proses ini berlaku baik untuk perusahaan, organisasi, maupun individu. Berikut adalah
beberapa langkah umum dalam proses pendapatan:
Penetapan harga adalah langkah awal dalam proses pendapatan. Entitas harus
menentukan harga yang tepat untuk produk atau layanan yang mereka tawarkan. Ini
melibatkan pemahaman tentang biaya produksi, harga pasar, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harga.
b. Produksi dan Penyediaan Barang atau Layanan:
Setelah penetapan harga, entitas harus memproduksi atau menyediakan barang atau
layanan sesuai dengan permintaan pasar. Kualitas produk atau layanan ini juga
berkontribusi pada daya tarik pelanggan.
Proses pendapatan dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis atau aktivitas yang
dilibatkan. Namun, langkah-langkah di atas memberikan gambaran umum tentang
bagaimana pendapatan diperoleh dan dikelola dalam konteks bisnis.
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan
yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi
pendapatan (Realization Process).
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan
dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa
dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan Jika, kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut
dengan aktiva lancar.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
a. Biaya Historis (historical cost): Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
b. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
c. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value): Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
d. Nilai sekarang (present value): Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
2. Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu
bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
"Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan".
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
a. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-
ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
b. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai
buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima
dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
a. Cash Equivalent Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan
menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan
diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b. Nilai setara kas Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan
pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal
perusahaan.
c. Harga dibawah harga pasar Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya
dibawah harga semula.
d. Harga pasar Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya
penjualan, dan biaya penyerahan produk.
e. Harga kesepakatan Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan
dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
3. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang
bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi, Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaskan kapan suatu
pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
b. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa
tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan
oleh pihak lain, seperti pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan
berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
d. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva
tetap atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin
kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan
harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu:
a. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
b. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
c. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
d. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP
memperbolehkan dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang,
yaitu sebagai berikut:
Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak selesai.
Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan
pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode
ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga
laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran
yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada
tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi Metode biaya ke biaya (cost to
cost method) Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian
ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya
total yang diharapkan. Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan
metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.
Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan
ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua
biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat
sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan.
Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan jika
metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.
a. Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil.
b. Biaya pemasaran yang tidak besar,
c. Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian
produksi tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan
dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang
handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat
dipengaruhi produsen tertentu.
Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif pendek.
Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari
konsumen hampir bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat
dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang di
dalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat
perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam suatu periode atas dasar
penerimaan uang.
a. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan
segera terealisasi.
b. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau
terhimpun
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis
method)
a. Metode cash basis Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum
pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan
kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang
memiliki keahlian tertentu.
b. Metode accrual basis.
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi
hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini
adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan
laba rugi) dan neraca selisih,
a. Metode kinerja khusus Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan
pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
b. Metode Kinerja Profesional Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa
yang dihasilkan oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu
periode akuntansi.
c. Metode Kinerja Selesai Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang
dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat
penting dalam. hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa
dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa
dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
d. Metode Penagihan Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian
penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak
dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui
hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang
digunakan untuk penjualan produk.
2.5 Konsep Dasar Yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai
berikut:
1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept) Konsep ini menyatakan
bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatanmerupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif Laporan keuangan akan mempunyai tingkat
manfaat dan tingkat keandalan yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept) Konsep
akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam
banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asumsi atau paling
tidak didasarkan atas asumsi yang tidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian
yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang
paling objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga
pertukaran pada saat terjadinya salah satu keunggulan biaya historis yang terjadi dari
hasil kesepakatan dua pihak yang independent.
Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu entitas telah memenuhi
semua atau sebagian besar kewajiban yang terkait dengan transfer kepemilikan barang atau
penyediaan layanan kepada pelanggan. Dengan kata lain, pendapatan dianggap dihasilkan
ketika barang atau layanan telah diserahkan kepada pelanggan dan hak untuk menerima
pembayaran telah terwujud.
Konsep ini mengakui bahwa dalam beberapa situasi, ada ketidakpastian terkait dengan
jumlah pendapatan yang akan diterima atau waktu penerimaan. Dalam kasus ini, entitas
harus menggunakan perkiraan yang masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia untuk
mengakui pendapatan dengan hati-hati.
Dalam beberapa kasus, ada ketidakpastian terkait dengan kemungkinan penerimaan kas dari
penjualan. Entitas harus mempertimbangkan kemungkinan ketidakpastian ini dan, jika
diperlukan, mengakui pendapatan dengan memperhitungkan kerugian potensial dari
ketidakpastian tersebut.
5. Konsistensi (Consistency):
Dalam beberapa kasus, pendapatan dapat diakui dengan nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau dapat diukur dengan adil. Nilai wajar mencerminkan jumlah yang dapat
diperoleh atau dibayarkan dalam suatu transaksi pasar yang adil dan bebas.
KESIMPULAN
and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi Kelima,
Jakarta: Penerbit Interaksara.
C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Jakarta: Erlangga.
Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid 1,
Edisi 3. Alih Bahasa Munir All, Jakarta: Erlangga.
Eldon S. Hendriksen, (1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa Wimliyono, Edisi
4. Jakarta: Erlangga Empat
Harahap, Sofvan Svafri, (2001), Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba
Soemarsono. SR, (2000). Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka
Cipta Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.