Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN

Dosen : Maurits Sipahutar, S.E, M.M

Disusun Oleh :

Idariani (203403090007)

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MPU TANTULAR

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Akuntansi Pengakuan Pendapatan "
dengan dosen pembimbing Maurits Sipahutar, S.E, M.M adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata KuliahSeminar Akuntansi Keuangan.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman
saudara-saudara tentang pentingnya pengakuan pendapatan dan biaya dalam konteks
akuntansi. Seiring dengan berjalannya waktu, Penulis berharap konsep-konsep yang
diuraikan dalam makalah ini dapat terus memberikan panduan yang berharga dalam
menyusun laporan keuangan yang akurat dan bermakna.

Oleh karena itu Penulis mengharapkan Kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga
makalah ini dapat memberikan kontribusi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
terutama dalam ranah akuntansi. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 22 November 2023

Idariani
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3


2.1 Pengertian Pendapatan ............................................................................... 5
2.2 Jenis-jenis/Sumber-sumber Pendapatan .................................................... 6
2.3 Proses Pendapatan ........................................................................................ 8
2.4 Penilaian Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan .... 10
2.5 Konsep Dasar Dalam Pengakuan Pendapatan.......................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 20


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan


Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani,
apakah memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun dapat
memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern
maupun intern.

Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi
kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya dengan seberapa banyak
pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, karena pendapatan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan
didapat penghasilan atau earnings,

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?


2. Jenis-jenis/Sumber-sumber pendapatan?
3. Apa itu proses pendapatan?
4. Bagaimana Penilaian pengukuran pengakuan dan pengungkapan pendapatan?
5. Bagaimana konsep dasar dalam pengakuan pendapatan ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan


2. Untuk mengetahui jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan
3. Untuk mengetahui proses pendapatan
4. Untuk mengetahui tentang penilaian pengakuan pendaptan
5. Untuk konsep dasar dalam pengakuan pendapatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar


pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan
yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah
darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh
pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut. menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992:8) adalah sebagai berikut:

"Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu
kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri
dan terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan".

Berdasarkan konsep kesatuan usaha di atas, konsep tersebut mempunyai konsekuensi


yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagai kenaikan kekayaan
perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh
karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya
dengan memandangnya.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Di samping definisi yang
dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambaran yang lebih
lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat
yang diambil dari berbagai macam bacaan.

Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan


pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain
aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama
suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,
atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
dan usaha"

Menurut M. Munandar (1981: 16) yang mengemukakan bahwa pendapatan


adalah:"Suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner's Equity,
tetapi bukan karena penambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities"

Menurut Eldon S. Hendriksen (2000: 374) dalam Teori Akuntansi menjelaskan


bahwa pendapatan adalah: "Pendapatan (revenue" dapat mendefinisikan secara umum
sebagai hasil dari suato perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga
pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan
diakui pada saat penjualan"

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah:


"Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada
langganan/mereka yang menerima".

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut:


Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan
barang dan jasa selama jarak waktu tertentu"..

Definisi-definisi di atas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan


yaitu sebagai berikut:

a. net asset. kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan


sebagai inflow of Konsep Pendapatan yang menusatkan pada arus masuk (inflow)
aktiva sebagai hasil dari
b. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa
serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai outflow of good and services.

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar
terjadi.Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan
arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.
2.2 Sumber-sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan
sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah
pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. Jumlah nilai nominal
aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi
mencerminkan timbulnya pendapatan.

Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan
mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
a. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa
"barang dagangan" seperti aktiva tetap,
b. surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.
c. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
d. Revaluasi aktiva.
e. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus diakui
sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir kedua.

2.3 Proses Pendapatan

Proses pendapatan mengacu pada serangkaian langkah atau kegiatan yang dilakukan
oleh suatu entitas atau individu untuk mendapatkan penerimaan atau penghasilan.
Proses ini berlaku baik untuk perusahaan, organisasi, maupun individu. Berikut adalah
beberapa langkah umum dalam proses pendapatan:

a. Penetapan Harga (Pricing):

Penetapan harga adalah langkah awal dalam proses pendapatan. Entitas harus
menentukan harga yang tepat untuk produk atau layanan yang mereka tawarkan. Ini
melibatkan pemahaman tentang biaya produksi, harga pasar, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harga.
b. Produksi dan Penyediaan Barang atau Layanan:

Setelah penetapan harga, entitas harus memproduksi atau menyediakan barang atau
layanan sesuai dengan permintaan pasar. Kualitas produk atau layanan ini juga
berkontribusi pada daya tarik pelanggan.

c. Pemasaran dan Promosi:

Proses pendapatan melibatkan upaya untuk memasarkan dan mempromosikan produk


atau layanan. Ini termasuk penggunaan strategi pemasaran, iklan, dan promosi untuk
menjangkau target pasar dan menarik pelanggan.

d. Penjualan:Melibatkan proses penjualan aktual di mana entitas menjual produk atau


layanannya kepada pelanggan. Ini bisa dilakukan melalui penjualan langsung,
penjualan online, atau melalui mitra distribusi.
e. Penerimaan Pembayaran:Setelah berhasil menjual produk atau layanan, entitas akan
menerima pembayaran dari pelanggan. Proses ini melibatkan berbagai metode
pembayaran, seperti tunai, transfer bank, kartu kredit, dan sebagainya.
f. Pengelolaan Piutang:Jika penjualan dilakukan dengan memberikan kredit kepada
pelanggan, entitas perlu mengelola piutang dengan hati-hati. Ini melibatkan
pemantauan dan penagihan piutang secara efisien.
g. Pelaporan dan Akuntansi:Entitas harus melakukan pelaporan keuangan yang akurat
dan akuntansi untuk merekam pendapatan yang diperoleh. Ini mencakup penyusunan
laporan laba rugi, neraca, dan laporan keuangan lainnya.
h. Pengelolaan Hubungan Pelanggan:Memelihara hubungan yang baik dengan
pelanggan sangat penting. Pelanggan yang puas lebih cenderung melakukan
pembelian berulang dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain.
i. Evaluasi Kinerja:Setelah sejumlah waktu, entitas perlu mengevaluasi kinerja proses
pendapatan mereka. Ini melibatkan analisis terhadap strategi penjualan, efektivitas
pemasaran, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Proses pendapatan dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis atau aktivitas yang
dilibatkan. Namun, langkah-langkah di atas memberikan gambaran umum tentang
bagaimana pendapatan diperoleh dan dikelola dalam konteks bisnis.

Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan
yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi
pendapatan (Realization Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya


pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi,
pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir
pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)

Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan
dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa
dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan Jika, kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.

Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut
dengan aktiva lancar.

2.4 Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan


1. Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan


untuk menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam
suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam
laporan keuangan.

Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:

a. Biaya Historis (historical cost): Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
b. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
c. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value): Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
d. Nilai sekarang (present value): Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
2. Pengukuran Pendapatan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu
bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran


pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai
berikut:

"Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan".

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

a. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-
ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
b. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai
buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima
dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

a. Cash Equivalent Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan
menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan
diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
b. Nilai setara kas Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan
pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal
perusahaan.
c. Harga dibawah harga pasar Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya
dibawah harga semula.
d. Harga pasar Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya
penjualan, dan biaya penyerahan produk.
e. Harga kesepakatan Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan
dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
3. Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang
bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada saat
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi, Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaskan kapan suatu
pendapatan diakui adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
b. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa
tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan
oleh pihak lain, seperti pendapatan bunga, dan royalty diakui sejalan dengan
berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
d. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti penjualan aktiva
tetap atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin
kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan
harus diakui dalam laporan keuangan ketika:

a. Pendapatan dihasilkan, dan


b. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan


pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa
jumlahnya, proses penentuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan
dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Eldon S HEndriksen
mengutip pemyataan American Accounting Association Committee on Concept and
Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu: "Realisasi bukan suatu
determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan
kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila
ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima".

Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu:
a. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
b. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
c. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
d. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP
memperbolehkan dua metode akuntansi untuk pendapatan atas kontrak jangka panjang,
yaitu sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak selesai.
Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan
pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode
ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga
laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.

Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran
yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.

Pengukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada
tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi Metode biaya ke biaya (cost to
cost method) Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian
ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya
total yang diharapkan. Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan
metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.

Pengeluaran keluaran (output measure)

Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan
ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua
biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat
sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan.
Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:

a. Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek


b. Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat
dipenuhi
c. Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang
normal dan berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan jika
metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk


dalam kriteria;

a. Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil.
b. Biaya pemasaran yang tidak besar,
c. Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian
produksi tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual dan biaya tambahan
dapat diestimasi.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang
handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat
dipengaruhi produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

a. Harga produk sekarang sudah lebih pasti.


b. Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya,
yakni pertukaran telah terjadi,
c. Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang
paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan. Sebagian besar biaya yang
menyangkut pembuatan atau perolehan produk dan biaya pelepasan sekarang telah
terjadi atau sekarang sudah ditentukan. Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk
diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi atau perusahaan
dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai
arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva baru ke dalam
perusahaan yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.


Umumnya, tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan aktiva bersih
perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan
yang melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.

Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif pendek.
Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari
konsumen hampir bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat
dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang di
dalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat
perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam suatu periode atas dasar
penerimaan uang.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai


pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:

a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode


yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, dividen, dan
royalty.

Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board


(FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan
segera terealisasi.
b. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau
terhimpun
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan- ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya


b. Jumlah pendapatan harus dapat diukur 3) Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
c. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang
memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual (accrual basis
method)

a. Metode cash basis Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum
pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan
kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang
memiliki keahlian tertentu.
b. Metode accrual basis.

Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi
hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini
adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan
laba rugi) dan neraca selisih,

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya


sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:

a. Metode kinerja khusus Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan
pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
b. Metode Kinerja Profesional Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa
yang dihasilkan oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu
periode akuntansi.
c. Metode Kinerja Selesai Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang
dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat
penting dalam. hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa
dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa
dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
d. Metode Penagihan Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian
penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak
dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui
hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang
digunakan untuk penjualan produk.
2.5 Konsep Dasar Yang Diperkirakan Dalam Pengakuan Pendapatan

Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai
berikut:

1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept) Konsep ini menyatakan
bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatanmerupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif Laporan keuangan akan mempunyai tingkat
manfaat dan tingkat keandalan yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept) Konsep
akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam
banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asumsi atau paling
tidak didasarkan atas asumsi yang tidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian
yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang
paling objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga
pertukaran pada saat terjadinya salah satu keunggulan biaya historis yang terjadi dari
hasil kesepakatan dua pihak yang independent.

Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan mencakup prinsip-prinsip


akuntansi yang digunakan untuk menentukan kapan dan bagaimana pendapatan harus diakui
dalam laporan keuangan suatu entitas. Berikut adalah beberapa konsep dasar yang terkait
dengan pengakuan pendapatan:

1. Realisasi Pendapatan (Realization of Revenue):

Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu entitas telah memenuhi
semua atau sebagian besar kewajiban yang terkait dengan transfer kepemilikan barang atau
penyediaan layanan kepada pelanggan. Dengan kata lain, pendapatan dianggap dihasilkan
ketika barang atau layanan telah diserahkan kepada pelanggan dan hak untuk menerima
pembayaran telah terwujud.

2. Ketidakpastian Pendapatan (Uncertainty of Revenue):

Konsep ini mengakui bahwa dalam beberapa situasi, ada ketidakpastian terkait dengan
jumlah pendapatan yang akan diterima atau waktu penerimaan. Dalam kasus ini, entitas
harus menggunakan perkiraan yang masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia untuk
mengakui pendapatan dengan hati-hati.

3. Pertukaran Nilai (Exchange of Value):


Pendapatan dihasilkan melalui pertukaran nilai antara entitas dan pelanggan. Prinsip ini
menekankan pentingnya adanya transaksi atau pertukaran yang menghasilkan manfaat
ekonomi bagi entitas. Transaksi ini dapat berupa penjualan barang, penyediaan layanan, atau
transaksi lain yang menghasilkan aliran kas atau kenaikan ekuitas.

4. Kemungkinan Penerimaan Kas (Probability of Cash Collection):

Dalam beberapa kasus, ada ketidakpastian terkait dengan kemungkinan penerimaan kas dari
penjualan. Entitas harus mempertimbangkan kemungkinan ketidakpastian ini dan, jika
diperlukan, mengakui pendapatan dengan memperhitungkan kerugian potensial dari
ketidakpastian tersebut.

5. Konsistensi (Consistency):

Prinsip konsistensi mengharuskan entitas untuk konsisten dalam penerapan kebijakan


akuntansi terkait pengakuan pendapatan. Konsistensi ini membantu membandingkan kinerja
finansial dari periode ke periode.

6. Metode Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Method):

Ada beberapa metode pengakuan pendapatan, seperti metode penjualan, metode


penyelesaian persentase, dan metode pengakuan pendapatan bersih. Pemilihan metode ini
harus mencerminkan secara tepat sifat dan kegiatan bisnis entitas.

7. Prinsip Nilai Wajar (Fair Value Principle):

Dalam beberapa kasus, pendapatan dapat diakui dengan nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau dapat diukur dengan adil. Nilai wajar mencerminkan jumlah yang dapat
diperoleh atau dibayarkan dalam suatu transaksi pasar yang adil dan bebas.

Prinsip-prinsip di atas membentuk dasar-dasar yang digunakan oleh entitas dalam


mengakui pendapatan dalam laporan keuangan mereka. Pengakuan pendapatan yang
konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi akan memastikan transparansi dan
keandalan informasi keuangan suatu entitas.
BAB 3

KESIMPULAN

1. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar


pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan
yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah
darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba,
maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh
pendapatan dari hasil operasi perusahaan. pendapatan itu sendiri ada beberapa macam,
berikut ini ada beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan.
Sebelum penulis lebih lanjut. menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih
dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
2. Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang
diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non operasi adalah
pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. Jumlah nilai nominal
aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi
mencerminkan timbulnya pendapatan.
3. Proses pendapatan mengacu pada serangkaian langkah atau kegiatan yang dilakukan
oleh suatu entitas atau individu untuk mendapatkan penerimaan atau penghasilan. Proses
ini berlaku baik untuk perusahaan, organisasi, maupun individu. Proses pendapatan
dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis atau aktivitas yang dilibatkan. Namun,
langkah-langkah di atas memberikan gambaran umum tentang bagaimana pendapatan
diperoleh dan dikelola dalam konteks bisnis. Kepastian perubahan produk menjadi
potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya. Pengesahan
atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
4. Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu
transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam
laporan keuangan. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat
diterima, jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah
tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan. Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan
pendapatan yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui
pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi, Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaskan kapan
suatu pendapatan diakui. Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam
pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses operasional untuk
meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak
dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara
angsuran.
5. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan mencakup prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan untuk menentukan kapan dan bagaimana pendapatan harus
diakui dalam laporan keuangan suatu entitas. Prinsip-prinsip di atas membentuk dasar-
dasar yang digunakan oleh entitas dalam mengakui pendapatan dalam laporan keuangan
mereka. Pengakuan pendapatan yang konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi akan memastikan transparansi dan keandalan informasi keuangan suatu
entitas.
DAFTAR PUSTAKA

and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi Kelima,
Jakarta: Penerbit Interaksara.

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Jakarta: Erlangga.

Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid 1,
Edisi 3. Alih Bahasa Munir All, Jakarta: Erlangga.

Eldon S. Hendriksen, (1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa Wimliyono, Edisi
4. Jakarta: Erlangga Empat

Harahap, Sofvan Svafri, (2001), Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba

M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Yogyakarta: Liberty.

Soemarsono. SR, (2000). Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka
Cipta Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi Yogyakarta: Penerbit BPFE

Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai