Makalah
Pendapatan dan Beban
CHRYSTINA LAWER
MUHAMMAD ADITYA OCTAVIANO
WALES HERIADI
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENDAPATAN & BEBAN”, untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
dalan mata kuliah Pelaporan Akuntansi Keuangan.
Atas segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah bersedia membantu dalam proses pembuatan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga ilmu yang ada dalam makalah ini bisa bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari dan kita bisa mengamalkannya kepada orang lain.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada kita
semua. Aamiin.
Penulis
i
Daftar Pustak
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAAN ................................................................................................ 3
2.1. PENDAPATAN DAN BEBAN ......................................................................... 3
2.1.1. PENGERTIAN PENDAPATAN.................................................................... 3
2.1.2 Karakteristik Pendapatan ........................................................................ 4
2.1.3 Pengukuran Pendapatan ................................................................................. 6
2.1.4 Pengungkapan Pendapatan........................................................................... 11
2.2 BEBAN ................................................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Beban ........................................................................................... 12
2.2.2 Karakteristik Beban ............................................................................... 13
2.2.3 Jenis-jenis Beban ..................................................................................... 14
2.2.4 Pengakuan Beban........................................................................................... 18
2.2.6 Penyajian Beban............................................................................................. 21
2.3 PSAK 25 (IAS 18) Kebijakan Akuntansi, peruabahan estimasi akuntansi, dan
kesalahan ..................................................................................................................... 22
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 26
3.1 Kasus Pengakuan Pendapatan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun Buku
2018 Kronologi Kasus ................................................................................................. 26
3.2 Simpulan .......................................................................................................... 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemahaman terhadap konsep pendapatan dan beban memerlukan
analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan
dengan laporan laba rugi perusahaan. Ada elemen laporan lain yang sifatnya
hampir sama dengan pendapatan dan beban namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen pendapatan dan beban. Karekteristik suatu
komponen laporan laba rugi dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaian dengan pendapatan dan beban.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan
pendapatan dan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat
disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan
membahas tentang pendapatan dan beban sebagai dasar pencatatan nilai
dalam akuntansi.
Sebagian besar transaksi pendapatan dan beban menimbulkan beberapa
masalah dalam pengakuannya. Hal ini karena dalam banyak kasus, transaksi
tersebut adalah dimulai dan selesai pada waktu yang sama. Namun tidak
semua transaksi sesederhana itu.
Pengakuan pendapatan dan beban merupakan aktivitas yang paling
berisiko dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar akuntansi yang
digunakan, baik IFRS maupun GAAP, risiko atau kesalahan dan
ketidakakuratan dalam pelaporan pendapatan dan beban jumlahnya sangat
besar.
Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi suatu
perusahaan. Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada
perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya
informasi mengenai pendapatan dan beban, maka dapat membandingkan
antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur
1
2
PEMBAHASAAN
2.1. PENDAPATAN DAN BEBAN
2.1.1. PENGERTIAN PENDAPATAN
Pendapatan adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal
dari kegiatan utama perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam satuan
moneter. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi,
yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai
maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan
pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu
periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan
awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu
periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa pandangan diantaranya:
a. Paton, pendapatan merupakan produk dari suatu perusahaan.
b. Committee on Accounting Concept and Standart of the American
Accounting Association, Pendapatan adalah pernyataan moneter
dari keseluruhan produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu
perusahaan kepada pelanggannya selama periode tertentu.
c. FASB No.6, Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan
lainnya pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian
kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan
merupakan kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB,
Pendapatan dihasilkan dari kegiatan utama.
3
4
Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan diterapkan secara terpisah pada setiap
transaksi dan kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada
komponen-komponen yang dapat diindentifikasikan secara terpisah dari
transaksi tunggal agar mencerminkan subtansi transaksi tersebut,
beberapa komponen tersebut yaitu:
a. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut
dipenuhi:
8
b. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara
andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut di
akui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
akhir acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir
periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika
seluruh kondisi berikut dipenuhi:
1) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal; dan
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode
sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode ini,
pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan.
Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang
berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja dalam suatu
periode. PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi juga mensyaratkan
pengakuan pendpatan berdasarkan hal ini.
10
2.2 BEBAN
2.2.1 Pengertian Beban
Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata
dengan biaya (cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat
didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang
kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau
sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan
jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak
oleh badan pemerintah. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya
yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari
pendapatan. Beban itu sendiri terjadi karena dua sebab, pertama yang
berasal dari cost yang sudah expired (melampaui masanya) dan yang
kedua karena penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah
melakukan pemakaian tertentu atau utilitas. Menurut IAI dalam
bukunya Standar Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan beban
atau expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Sebagaimana sudah
kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa kita
mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk
mendapatkannya diperlukan sejumlah pengorbanan atau pengeluaran
tertentu. Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat (Cartery usry,
2006:29). Sebagai contoh pembelian bahan baku secara tunai, karena
aktiva bersih tidak terpengaruh tidak ada beban yang diakui. Sumber
daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku.
Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi
beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang
13
sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan
sebagai beban dilaporan Laba Rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi
tidak semua biaya adalah beban. Contoh : aktiva adalah biaya, tetapi
bukan (belum menjadi) beban.
dari penjualan aktiva tetap dalam laporan laba rugi, pendapatan dan
beban lain-lain kadang-kadang digabung. Jenis-jenis beban
dapat diklasifikasikan juga berdasarkan jenis perusahaan yang
bersangkutan, seperti perusahaan jasa, dagang dan manufaktur.
Tetapi secara keseluruhan jenis beban pada setiap perusahaan itu
sama, hanya terdapat beberapa jenis beban yang yang tidak ada pada
perusahaan lain.
1) Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu yaitu
beban usaha, tetapi beban usaha ini terbagi pada beberapa jenis juga,
yaitu sebagai berikut:
1. Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan
atau buruh yang diperkerjakan dalam perusahaan. Beban ini
diakui dalam laporan laba rugi karena terjadi penurunan aktiva
akibat pembayaran gaji pada karyawan. Selanjutnya dicatat
sebesar kas yang keluar atau yang dibayarkan pada karyawan
yang bersangkutan.
Contoh :Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp
10.000.000,00 Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban
yang dicatat dilaporan laba rugi dengan saldo normal di debet,
Kas Rp 10.000.000,00
-macam transaksi yang jumlahya kecil, tidak sering terjadi dan tidak
tertampung dalam salah satu akun beban yang ada dalam bagian
akun.
Beberapa jenis beban ini pengakuan, penyajian maupun
pengukuran pada dasarnya sama yaitu beban diakui dalam
laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa
datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva ataukenaikan
kewajiban telahterjadi dan dapat diukur dengan andal.
2) Perusahaan dagang
3. Perusahaan Manufaktur
3.Beban Operasional
4.Beban Penyusutan
Ruang Lingkup :
Penerapan PSAK 25 :
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijikan Akuntansi
2. Akuntansi untuk :
a. Perubahan kebijakan akuntansi
b. Perubahanan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.
Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan penyesuaian retrospektif perubahan
kebijakan akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46:
Akuntansi pajak penghasilan.
Konsep Materialitas
1. Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos
laporan keuangan adalah material jiak, baik secara sendiri maupun
Bersama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan
keuangan.
2. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian
untukmencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan kondisi terkait,
3. Ukuran atau sifat pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya,
dapat menjadi factor penentu.
Materialitas
Peniliaian apakah suatu kelalain-pencantuman atau kesalahan-pencatatan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi, pmakai, dan menjadi material, memerlukan
pertimbangan karaktersitik pemakai tersebut.
Kebijakan Akuntansi
Definisi :
PSAK Spesifik, Ketika SAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi =>
kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.
Tidak ada spesifik, Tidak ada SAK yang secara spesifik => manajemen
menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan andal
(menyajikan jujur, mencerminkan substansi ekonomi, netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan:
1. Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal
2. Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi yang baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kasus Pengakuan Pendapatan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun Buku 2018
Kronologi Kasus
PT Garuda Indonesia Tbk pada tahun buku 2018 berhasil melaporkan kinerja
keuangannya dalam keadaan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar
USD 809 ribu, padahal di tahun 2017 perseroan tersebut masih mengalami rugi
sebesar USD 216,28 juta. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan karena pada
kuartal III 2018 perusahaan masih merugi sebesar US$114,08 juta. Dalam tiga bulan
perusahaan mampu merubah keadaan dari rugi menjadi laba.
Namun keadaan tersebut justru menjadi polemik karena dua komisaris yaitu
Chairul Tanjung dan Dony Oskaria menolak menandatangani laporan keuangan tahun
2018 PT Garuda Indonesia Tbk. Chairul Tanjung dan Dony Oskaria merupakan
perwakilan dari PT Trans Airways selaku pemegang saham Garuda Indonesia dengan
kepemilikan sebesar 25,61 persen
Selain itu, catatan tersebut membuat beban yang ditanggung Garuda Indonesia
menjadi lebih besar untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Padahal, beban itu seharusnya belum menjadi kewajiban
karena pembayaran dari kerja sama dengan Mahata belum masuk ke kantong
perusahaan.
Pembahasan Kasus
diterima dibayarkan untuk penggunaan aset Garuda oleh Mahata harus mengikuti
ketentuan yang diatur diatur dalam PSAK 23, yaitu diklasifikasikan sebagai
pendapatan royalty.
Kasus PT. Garuda ini, berdasarkan informasi yang diperoleh oleh komisaris
(Chairal dan Dony) yang merujuk Perjanjian Mahata, terdapat beberapa poin penting
yaitu
3. sampai saat RUPS tidak ada jaminan pembayaran yang tidak dapat ditarik
kembali, seperti bank garansi atau instrumen keuangan yang setara dari pihak Mahata
kepada perusahaan. Padahal, bank garansi atau instrumen keuangan yang setara
merupakan instrumen yang menunjukkan kapasitas Mahata sebagai perusahaan yang
bankable.
Terkait dengan kasus pengakuan pendapatan yang dialami oleh PT. Garuda
Indonesia yang mengungkapkan dalam catatan atas Laporan keuangannya bahwa
pendapatan atas transaksi tersebut adalah pengakuan imbalan yang akan diterima oleh
PT. Garuda Indonesia Tbk, yang dalam pengakuan, penyajian dan pengungkapannya
31
mengacu pada PSAK 23. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai otoritas
yang menjadi acuan dan wajib dihormati, telah memutuskan bahwa transaksi antara
PT. Garuda Indonesia dan Mahata adalah perjanjian yang mengandung sewa yang
tunduk kepada PSAK 30.
Atas kasus ini OJK memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
telah melakukan kesalahan terkait penyajian laporan keuangan tahunan per 31
Desember 2018. Setelah melakukan koordinasi dengan Kementrian Keuangan
Republik Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia, dan pihak terkait lainnya, salah satu
sanksi yang dijatuhkan OJK kepada PT Garuda Indonesia berupa perintah tertulis
kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk memperbaiki dan menyajikan
kembali Laporan Keuangan Tahunan (LKT) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per
31 Desember 2018 serta melakukan public expose atas perbaikan dan penyajian
Kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari setelah
ditetapkannya surat sanksi.
Grup Garuda Indonesia telah melakukan kajian kembali atas transaksi Mahata
tersebut dan memutuskan bahwa pengakuan pendapatan atas seluruh biaya
kompensasi hak pemasangan peralatan layanan konektivitas dalam penerbangan
sebesar USD 92.940.000 dari Perusahaan dan USD 39.000.000 dari CI dan sebesar
USD 28.000.000 dari Sriwijaya serta biaya kompensasi atau hak pengelolaan layanan
hiburan dalam pesawat dan manajemen konten sebesar USD 80.000.000 dari
Perusahaan yang seharusnya tidak dapat diakui sekaligus sebagai pendapatan lain-lain
32
Lebih lanjut, jumlah yang dikoreksi juga telah diungkapkan dalam Laporan keuangan
yang disajikan Kembali tersebut.
Berdasarkan Analisa kami, PT. Garuda Indonesia Tbk, telah taat dalam
penerapan PSAK 25 terkait koreksi kesalahan pengukuran dan penyajian atas
beberapa transaki pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2019, salah
34
3.2 Simpulan
Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatu
satuan usaha atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari
pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan
merupakan kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan
dihasilkan dari kegiatan utama. Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan
sinonim kata dengan biaya (cost), tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat
didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai penurunan
dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam
menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Konsep beban
dalam akuntansi selalu mengarah pada pendapatan, karena hasil pendapatan bersih
yang diterima oleh perusahaan tergantung berapa banya beban yang dikeluarkan.
Beberapa ahli telah menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu
perusahaan karena ada sesuatu yang dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebut
yang disebut dengan beban. Setiap perusahaan memiliki beban yang berbeda
tergantung apa yang dibutuhkanya, tetapi dari segi kolektif, beban-beban dalam setiap
perusahaan itu sama.Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu penting
karena menyangkut laba ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atau
usahanya. Semakin tinggi beban semakin rendah laba yang diterima, sebaliknya
semakin rendah beban yang dikeluarkan oleh perusahaan semakin tinggi laba yang
diterima.
35
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/acer/Documents/expensebeban-141130225357-conversion-gate02.pdf