Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

“LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI YANG BERHUBUNGAN”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahAkuntansi Keuangan

Disusun Oleh :

1. Mutia Luthfia Hansa (186200014)


2. Riska Dwi Sulastri (186200018)
3. Salvia Aprilyani (186200024)
4. Gelar Jaya Kurnia (186200026)
5. Annisa Augianti Putri (186200031)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA


Jl.DR.Muwardi No.76,Muka,Ke.Cianjur,Kab.Cianjur,Jawa Barat 43215
https://www.unpi-cianjur.ac.id
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini berjudul “Laporan Laba Rugidan Informasi dan Informasi yang
Berhubungan”, disusun dengan tujuan selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan, juga untuk memberikan informasi dan referensi kepada
pembaca mengenai materi Laporan Laba Rugi.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan di masa depan.

Cianjur, 03 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian Laporan Laba Rugi.......................................................................3
2.2 Komponen-Komponen Laporan Laba Rugi....................................................3
2.3 Contoh Laporan Laba Rugi.............................................................................8
2.4 Kegunaan Laporan Laba Rugi......................................................................12
2.5 Keterbatasan Laporan Laba Rugi..................................................................12
2.6 Jenis-Jenis Laporan Laba Rugi.....................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Laporan laba rugi merupakan usaha terbaik akuntan dalam mengukur kinerja
ekonomis suatu perusahaan pada periode tertentu, perusahaan melaporkan aset
bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan (pendapatan), asset bersih yang
digunakan (beban) dan selisihnya, yang disebut laba bersih.
Dalam pengertian lain, perusahaan mengelompokkan jenis pendapatan utama
dan pendapatan lain-lain perusahan. Setiap jenis pendapatan diungkap secara
terpisah agar pengguna dapat menilai kinerja perusahan.
Selain pendapatan, perusahaan juga harus mengelompokkan jenis-jenis beban
utama dari kegiatan operasionalnya. Setiap jenis beban diungkapkan secara
terpisah,agar para pemakai dapat menilai perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami laba atau rugi, maka semua
jenis pendapatan perusahan harus dikurangi semua jenis beban perusahaan.
Apabila pendapatan lebih besat dari pada beban, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mendapatkan laba atau mengalami keuntungan. Begitu juga
sebaliknya, apabila beban lebih besar dari pada pendapatan, maka dapatlah
disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan rugi atau mengalami
kerugian.1

1
Hamil Syaifullah, Akuntansi Biaya & Keuangan (Jakarta : Laskar Media, 2014), hlm. 16-17.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian laporan laba rugi?
2. Apa saja komponen-komponen laporan laba rugi
3. Bagaimana contoh laporan laba rugi?
4. Apa kegunaan laporan laba rugi?
5. Apa keterbatasan laporan laba rugi?
6. Apa saja jenis laporan laba rugi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami pengertian laporan laba rugi.
2. Mengetahui komponen-komponen laporan laba rugi
3. Memahami contoh laporan laba rugi
4. Mengetahui kegunaan laporan laba rugi
5. Mengetahuiketerbatasan laporan laba rugi
6. Memahami apa saja jenis laporan laba rugi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan tentang hasil


usaha perusahaan selama periode tertentu. Agar dapat memberikan gambaran
mengenai hasil usaha, laporan laba rugi memuat secara terinci mengenai
pendapatan dan biaya perusahaan.2 Laba rugi adalah laporan keuangan yang
menunjukan pendapatan yang diterima dan beban yang dikorbankan suatu
perusahaan pada salah satu periodde tertentu. Menyusun laporan laba rugi dari
kertas kerja lebih mudah karena data keuangan sudah dikelompokan sesuai
dengan komponen laporan keuangan yang akan disusun. Komponen laba rugi
adalah pendapatan dan beban. Untuk menyusun laporan laba rugi perhatikan
kolom laba rugi pada kertas kerja , sisi kredit memuat data pendapatan dan sisi
debit memuat data beban, sehingga data-data tersebut tinggal di pindahkan
kedalam format laporan laba rugi sesuai dengan bentuk yang diinginkan.3

2.2 Komponen-Komponen Laporan Laba Rugi

Dibawah ini merupakan beberapa komponen yang terdapat didalam laporan


laba rugi.
2.2.1 Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban
perusahaan, yang timbul dari penyerahan barang/jasa atau kegiatan usaha
yang lain di dalam suatu periode akuntansi. 4

2
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 43.
3
Toto Sucipto, Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK Kelas X1 (Jakarta:
Yudhistira, 2012), hlm.101.
4
Mardiasmo, op.cit..

3
4

Tidak termasuk dalam pengertian pendapatan adalah peningkatan


aktiva atau penurunan kewajiban perusahaaan yang timbul dari pembeliaan
harta, investasi oleh pemilik, diperolehnya pinjaman dan koreksi laba/rugi
periode lalu. Pendapatan yang berasal dari penyerahan barang dagang
(perusahaan perdagangan) atau pendapatan yang berasal dari penyerahan
barang hasil produksi (perusahaan manufaktur) umumnya menggunakan
istilah penjualan, sedangkan istilah pendapatan usaha/jasa umumnya
digunakan untuk menyatakan pendapatan yang berasal dari penyerahan jasa
(perusahaan jasa).5
Berdasarkan sumbernya, pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pendapatan usaha, yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok
atau utama perusahaan yaitu berupa pendapatan jasa (usaha), penjualan
barang (dagang atau barang hasil produksi).
2) Pendapatan di luar usaha, yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil luar
usaha pokok atau utama perusahaan. Pendapatan di luar usaha, dapat
berasal dari:
 Penggunaan aktiva atau sumber ekonomis perusahaan yang lain oleh
pihak lain, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan
pendapatan royalti.
 Pendapatan aktiva di luar barang dagang atau hasil produksi, misalnya:
penjualan surat-surat berharga dan aktiva tetap berwujud.
2.2.2 Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan ekonomis tersebut dapat
berupa pengurangan aktiva atau bertambahnya utang dan modal
perusahaan. Secara umum biaya dapat dikelompokkan menjadi: 6

5
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 43.
6
Ibid, hlm. 44.
5

1) Biaya yang dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan,


yaitu biaya secara langsung telah dimanfaatkan untuk memperoleh
pendapatan dalam satu periode. Misalnya: harga pokok penjualan.
Harga pokok penjualan pada perusahaan perdagangan adalah saldo
persediaan barang dagangan pada awal periode ditambah harga
perolehan barang yang dibeli, dikurangi, dengan saldo persediaan
barang dagangan pada akhir periode.7

Persediaan awal xxxx


Pembelian xxxx
+
Barang yang siap dijual xxxx
Persediaan akhir xxxx
-
Harga Pokok Penjualan xxxx

Harga Pokok Penjualan pada perusahaan manufaktur adalah saldo


persediaan barang hasil produksi (barang jadi) pada awal periode ditambah
harga pokok barang yang diproduksi, dikurangi dengan persediaan barang jadi
akhir periode.
Harga pokok barang yang diproduksi meliputi, biaya pemakaian bahan
baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung, dengan
memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam proses
pengolahan. 8

Persediaan barang jadi awal xxxx


7
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 44.
8
Ibid.
6

Harga pokok barang yang diproduksi :


Persediaan awal barang dalam proses xxx
Biaya bahan baku xx
Upah tenaga kerja langsung xx
Biaya produksi tak langsung xx
+
xxx
+
xxx
Persediaan akhir barang dalam proses xxx
-
xxxx
+
xxxx
Persediaan barang jadi akhir xxxx
Harga Pokok Penjualan xxxx -
2) Biaya yang berhubungan dengan periode terjadinya, yaitu biaya
yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan barang atau produk
yang dijual perusahaan. Pembebanan biaya tersebut pada periode
terjadinya dilakukan, mengingat biaya tersebut memberikan manfaat
pada periode berjalan atau karena biaya tersebut sudah tidak
memberikan manfaat untuk periode yang akan datang. Oleh karena itu,
biaya ini sering disebut pula dengan biaya periode atau biaya usaha.
Contoh biaya periode antara lain: biaya gaji, biaya administrasi kantor,
biaya perjalanan dinas, biaya iklan, biaya telepon. Termasuk dalam
kelompok biaya ini adalah alokasi biaya secara sistematis selama
periode yang memperoleh manfaat, seperti: penyusutan aktiva tetap
dan amortisasi aktiva tidak berwujud.9

9
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 45.
7

Biaya periode atau biaya usaha, umumnya dilaporan dalam dua kategori,
yaitu:
 Biaya pemasaran, misalnya : gaji bagian penjualan, biaya iklan, biaya
angkut penjualan.
 Biaya administrasi & umum, misalnya : gaji karyawan kantor, biaya
telepon, penyusutan gedung kantor.10
2.2.3 Pendapatan Dan Biaya Lain-Lain
Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
di luar usaha pokok atau utama perusahaan, misalnya: pendapatan dari
penyewaan aktiva tetap. Oleh karena itu, pendapatan lain-lain dinamakan pula
pendapatan diluar usaha.
Biaya lain-lain adalah biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan
kegiatan di luar usaha pokok atau utama perusahaan, misalnya: rugi penjualan
aktiva tetap. Biaya lain-lain dinamakan pula biaya di luar usaha.
2.2.4 Pos Luar Biasa
Pos luar biasa adalah kejadian-kejadian yang bersifat tidak normal
(tidak biasa terjadi) menurut ukuran kegiatan perusahaan yang normal, dan
umumnya tidak sering terjadi, tetapi berpengaruh terhadap hasil usaha
perusahaan. Contoh pos luar biasa adalah laba dari pembatalan utang kepada
pemegang saham. Pos luar biasa dilaporkan secara terpisah dalam
perhitungan laba rugi perusahaan, disertai dengan pengungkapan mengenai
sifat dan jumlahnya.11

2.2.5 Pengaruh Kumulatif Atas Perubahan Prinsip Akuntansi

10
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 46.
11
Ibid.
8

Pengaruh kumulatif atas perubahan prinsip akuntansi adalah pengaruh


kumulatif terhadap perhitungan laba-rugi periode berjalan, yang disebabkan
adanya perubahan pemakaian suatu prinsip akuntansi yang lazim ke prinsip
yang lain yang juga merupakan prinsip akuntansi yang lazim. Misalnya:
perubahan dalam pemakaian metode penghitungan penyusutan aktiva tetap.
2.2.6 Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak penghasilan yang menjadi kewajiban
perusahaan sebagai wajib pajak, yang perhitungannya berdasarkan Undang-
Undang Pajak Penghasilan.12

2.3 Contoh Laporan Laba Rugi


Berikut ini akan diberikan contoh penyajian laporan laba rugi dari perusahaan
jasa, laporan laba rugi perusahaan perdagangan, dan laporan laba rugi perusahaan
manufaktur.13

a) Perusahaan Jasa

12
Mardiasmo, Akuntansi Keuangan Dasar (Yogyakarta: BPFE, 1993), hlm. 47.
13
Ibid.
9

BIOSKOP “PRIMADONA”
LAPORAN RUGI-LABA
TAHUN 2000
PENDAPATAN :
Hasil Penjualan Tiket Rp. 50.000.000,00
Hasil Pemutaran Slide 5.000.000,00
Hasil Sewa Kantin+Tempat kendaraan 500.000,00
Rp. 55.500.000,00
BIAYA :
Biaya Sewa Film Rp. 20.000.000,00
Biaya Listrik 600.000,00
Biaya Telepon 75.000,00
Biaya Cetak 100.000,00
Gaji Karyawan 5.000.000,00
Biaya Pemeliharaan 3.000.000,00
Biaya Keamanan 1.200.000,00
Biaya Iklan 7.500.000,00
Macam-macam Biaya 525.000,00
Rp. 38.000.000,00
LABA USAHA Rp. 17.500.000,00

b) Perusahaan Dagang
PT GAGAK BANING
10

LAPORAN RUGI-LABA
TAHUN 2000
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan       Rp 205.000,00
Potongan Penjualan Rp 3.000,00  
Retur Penjualan Rp 1.000,00  
  Rp (4.000,00)
Penjulan Bersih Rp 201.000,00
Persediaan Barang
Rp 28.000,00
Dagangan (1 januari 2000)  
Pembelian Rp 163.500,00  
Biaya Angkut Pembelian Rp 3.500,00  
Rp167.000,0
  0  
Potongan Pembelian Rp 3.270,00  
Retur Pembelian Rp 1.230,00  
Rp
  4.500,00  
  Rp 162.500,00  
   
Harga Pokok Barang Yang
Tersedia Untuk Dijual Rp 190.500,00  
Persediaan Barang
Dagangan (31 Desember Rp (25.000,00)
2000)  
Harga Pokok Penjualan Rp(165.500,00)
Laba Kotor atas Penjualan Rp 35.500,00
Biaya Usaha :  
Biaya Iklan Rp 3.000,00  
Biaya Angkut Pembelian Rp 2.050,00  
Biaya Telepon&Listrik Rp 1.950,00  
Gaji Karyawan Rp 15.500,00  
B. Pemeliharaan Gedung Rp 1.500,00  
Biaya Bunga Rp 2.000,00  
Biaya Supplies Toko Rp 500,00  
Biaya Asuransi Rp 2.000,00  
Macam-macam Biaya Rp 500,00  
  Rp (29.000,00)
Laba Usaha       Rp 6.500,00
11

c) Perusahaan Manufaktur

Hasil Penjualan Rp6.000.000,00


Harga pokok penjualan
Persediaan produk selesai awal bulan Rp 108.000,00
Harga pokok produksi 2.171.000,00
Harga pokok produk tersedia dijual Rp2.279.000,00
Persediaan produk selesai akhir bulan (204.000,00)
(2.075.000,00)
Laba kotor penjualan Rp3.925.000,00
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran:
Gaji Salesman 420.000,00
Biaya Royalties 360.000,00
Biaya angkut penjualan 51.000,00
Kerugian piutang 5.000,00
Biaya lain-lain 210.000,00
Rp1.046.000,00
Biaya adm. & umum
Gaji pegawai kantor 564.000,00
Biaya lain-lain 120.000,00
684.000,00
Jumlah Biaya Operasi (1.730.000,00)
Laba Bersih Operasi Rp2.195.000,00
12

2.4 Kegunaan Laporan Laba Rugi


1) Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
2) Memberikan dasar untuk memprediksi masa depan
3) Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan
2.5 Keterbatasan Laporan Laba Rugi
1) Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan
laba rugi
Praktik yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu
ketika menentukan laba, meskipun pos-pos ini cukup mempengaruhi kinerja
perusahaan. Sebagai contoh, pada saat terjadi perubahan nilai sementara
(harga pasar), keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas
investasi tertentu (khususnya sekuritas yang tersedia untuk dijual) atas
perubahan nilai tersebut sampai sekuritas benar-benar dijual.
2) Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan
Salah satu yang menjadi kelemahan akuntansi adalah terlalu memanjakan
pembuat laporan keuangan dengan menyediakan berbagai alternatif metode
akuntansi. Sebagai contoh adalah alternatif metode penyusutan asset.
Meskipun asetnya sama, namun karena adanya perbedaan dalam penggunaan
metode penyusutan, maka dapat dipastikan bahwa besarnya beban penyusutan
untuk setoap periodenya dari kedua perusahaan yang berbeda tersebut juga
akan menjadi tidak sama. Dengan asumsi bahwa semua faktor penentu beban
penyusutan (harga perolehan, nilai residu, dan masa manfaat) adalah sama,
maka di tahun pertama penyusutan, perusahaan yang menggunakan metode
penyusutan garis lurus, akan menghasilkan laba yang besar dibandingkan
dengan perusahaan lainnya yang menggunakan metode penyusutan dipercepat
(saldo menurun ganda). 14

14
Hery, Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Jakarta: PT.
Grasindo, 2014), hlm. 15-16.
13

3) Laba juga dipengaruhi oleh faktor estimasi (melibatkan pertimbangan


subjektif manajemen)
Dalam praktik, seringkali pihak manajemen harus menggunakan
pertimbangan subjektifnya untuk menetapkan besarnya estimasi atas suatu
peristiwa akuntansi. Berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, Estimasi ini dapat ditetapkan secara subjektif dan rasional. Sebagai
contoh adalah estimasi mengenai besarnya nilai residu dan masa manfaat akan
menghasilkan beban penyusutan dan laba yang berbeda.15
2.6 Jenis-Jenis Laporan Laba Rugi
Terdapat 2 jenis bentuk laporan laba rugi , yaitu single step dan multiple step.
Laporan laba rugi berbentuk single step sangat sedehana dengan cara
mengumpulkan seluruh pendapatan pada satu sisi dan mengumpulkan beban di
sisi yang lain. Selanjutnya, tentukan laba atau rugi dengan cara mencari selisih ,
anatar jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Jika pendapatan lebih besar
daripada beban, maka diperoleh laba dan apabila sebaliknya berarti rugi.Berikut
laporan laba rugi bengkel Sena untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
januari 2013.16

BENGKEL SENA
15
Hery, Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Jakarta: PT.
Grasindo, 2014), hlm. 16.
16
Toto Sucipto, Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK Kelas X1, (Jakarta:
Yudhistira, 2012), hlm.101.
14

LAPORAN LABA RUGI


Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Januari 2013
(dalam rupiah)
PENDAPATAN
Pendapatan bengkel 7.000.000
Pendapatan lain-lain 250.000
Jumlah Pendapatan 7.250.000
BEBAN
Beban sewa 300.000
Beban bunga 200.000
Beban lain-lain 2.000.000
Jumlah beban (2.500.000)
LABA BERSIH 4.750.000
Terdapat ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan
laba rugi, yaitu baik pendapatan maupun beban harus disusun dari data yang
terbesar ke data yang terkecil kecuali beban lain-lain. Berapapun jumlah
beban lain-lain harus diletakan pada posisi yang paling bawah karena beban
lain-lain merupakan kumpulan dari berbagai beban yang jumlahnya kecil.
Dalam laporan laba rugi diatas beban lain-lain Rp.2.000.000 diletakan paling
bawah walaupun diatasnya terdapat macam- macam beban yang nilainya
relatif lebih kecil. Laporan laba rugi multiple step, lebih sedikit kompleks
apabila dibandingkan dengan bentuk single step, namun bentuk laporan ini
lebih rinci karena memisahkan pendapatan dan beban operasional dengan
pendapatan dan beban non operasional. Pendapat operasional adalah
pendapatan dari kegiatan utama perusahaan, demikian juga bena operasional
yang merupakan beban yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiata utama
perusahaan. 17
Contoh pendapatan operasional pada perusahaan salon adalah
pendapatan salon yang diperoleh dari kegiatan salon seperti potong
rambut,creambath dan manikur. Beban operasional salon antara lain beban

17
Toto Sucipto, Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK Kelas X1 (Jakarta:
Yudhistira, 2012), hlm.102.
15

yang dikeluarkan untuk gaji pegawai, perlengkapan salon,dan biaya


penyusutan peralatan salon. Pendapatan non operasional disebut juga
pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan
utama perusahaan misalkan Adam salon menjual sampo kepada pelanggan ,
padahal adam salon bukanlah perusahaan dagang. Contoh lainnya adalah
pendapatan bunga dan pendapatan komisi. Beban non operasional adalah
beban yang dikeluarkan bukan untuk menjalankan kegiatan lain perusahaan,
misalnya beban bunga.18
BENGKEL SENA
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Januari 2013
(dalam rupiah)
Pendapatan Operasional
Pendapatan Jasa 7.000.000
Beban Operasional
Beban Sewa 300.000
Beban Lain-Lain 200.000
Jumlah Beban Operasional (500.000)
Laba Bersih Operasional 6.500.000
Pendapatan Dan Beban Non-Operasional
Pendapatn Komisi 250.000
Beban Bunga (50.000)
Laba Bersih Non-Operasional 200.000
Laba Bersih 6.700.000
Laporan laba rugi multiple step dipandang lebih sempurna karena
dapat menunjukkan pendapatan dan beban yang benar terjadi dalam
perusahaan berdasarkan sumber dan peruntukannya. Demikian pula
pendapatan dan beban yang bukan dari dan untuk kegiatan perusahaan.
Mungkin saja perusahaan menderita rugi, tetapi menjadi laba karena terdapat
pendapatan non-operasional. Pada laporan diatas terlihat laba bersih

18
Toto Sucipto, Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK Kelas X1 (Jakarta:
Yudhistira, 2012), hlm.102.
16

operasionalnya Rp. 6.500.000, ditambah laba bersih non-operasional sebesar


Rp. 200.000, sehingga laba berubah menjadi Rp. 6.700.000.19

19
Toto Sucipto, Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK Kelas X1 (Jakarta: Yudhistira,
2012), hlm.103.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukan pendapatan yang
diterima dan beban yang dikorbankan suatu perusahaan pada salah satu periode
tertentu. Beberapa komponen laporan laba rugi antara lain, pendapatan, biaya,
pendapatan & biaya lain-lain, pos luar biasa, pengaruh kumulatif atas perubahan
prinsip akuntansi, dan pajak penghasilan.bentuk laporan laba rugi dapat
dibedakan berdasarkan perusahaannya, seperti perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan manufaktur. Selain itu, laporan rugi dibedakan menjadi
dua jenis yaitu, laporan laba rugi berbentuk single step dan multiple step. Laporan
laba rugi berbentuk single step sangat sedehana, dengan cara mengumpulkan
seluruh pendapatan pada satu sisi dan mengumpulkan beban di sisi yang
lain.Laporan laba rugi multiple step, lebih sedikit kompleks apabila dibandingkan
dengan bentuk single step, namun bentuk laporan ini lebih rinci karena
memisahkan pendapatan dan beban operasional dengan pendapatan dan beban
non operasional. Laporan laba rugi multiple step dipandang lebih sempurna
karena dapat menunjukkan pendapatan dan beban yang benar terjadi dalam
perusahaan.
3.2 Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan
mengunakan makalah “Laporan Laba Rugi dan Informasi yang Berhubungan” ini
sebagai sumber informasi dan bahan referensi.Penyusun menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi capaian yang lebih baik di masa depan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 1993. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: BPFE

Sucipto, Toto. 2012. Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Untuk SMK KelasX1.
Jakarta: Yudhistira

Hery, 2014. Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah.
Jakarta: PT. Grasindo

Syaifullah, Hamil. 2014. Akuntansi Biaya & Keuangan. Jakarta : Laskar Media

18

Anda mungkin juga menyukai