KONSEP PENDAPATAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Teori Akuntansi”
Dosen Pengampu : Lella Anita S.E.M.S.AK
ii
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB. II PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendapatan............................................................................2
B. Sumber-Sumber Pendapatan..................................................................4
C. Karakteriktik Pendapatan.......................................................................6
D. Pengukuran Pendaptan ..........................................................................9
E. Pembentukan dan Realisasi Pendapatan................................................10
F. Pengakuan Pendapatan..........................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendapatan
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini
ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari
pendapatan.Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang
diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan.Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih
dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.”
1
Soemarso S.R Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima.(Jakarta: Salemba Empat ,2009)
hal.54
2
Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting
merumuskan pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva
suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama
suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan
jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama adan usaha.2
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.Pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai inflow of net asset.
3
sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi periode
berjalan.
d. Pendapatan Operasional lainnya Yang dimasukan ke pos ini adalah
pendapatan lainnya merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk
kedalam rekening, misalnya deviden yang diterima dari saham yang
dimiliki.
3. Pendapatan Luar Biasa Bank kadang kala mendapat keuntungan secara tiba-tiba
yang tidak pernah diramalkan sebelumnya. Kuntungan ini merupakan suatu
bentuk windfall profit, yang harus dicatat sebagai keuntungan atau pendapatan
laur biasa.
B. Sumber-Sumber Pendapatan
4
Jurike Rau. "Analisis Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Psak No. 23 PT. Bank
Sulut Kantor Pusat Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi 1.3 (2013).h 489
5
Lumingkewas, Valen Abraham. "Pengakuan Pendapatan dan Beban atas Laporan Keuangan
pada PT. Bank Sulut." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1.3
(2013).
4
1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan
dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti
aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang
perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
disebutkan dalam butir ke-dua.Adapun Sumber pendapatan berdasarkan jenis
usaha nya adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan dagang
Sumber pendapatan dalam perusahaan dagang diperoleh dari hasil
penjualan persediaan barang dagang kepada konsumen. Perusahaan akan
menjual barang dagang dengan harga pokok penjualan barang dagang
ditambah dengan laba yang diharapkan. Perusahaan dagang menjual
barang dagang tanpa menambah nilai dari barang tersebut.Jadi dalam hal
ini perusahaan hanya bertindak sebagai distributor barang dagang kepada
konsumen dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Perusahaan jasa
Sumber pendapatan dalam perusahaan jasa diperoleh dari kegiatan
penjualan jasa kepada konsumen oleh perusahaan. Perusahaan memberikan
jasa kepada konsumen sebagai bentuk kegiatan operasional perusahaan dan
konsumen memberikan imbalan yang akan diakui sebagai pendapatan oleh
perusahaan
c. Perusahaan manufaktu
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang menjual barang dagang
setelah mengolah dan memberikan nilai tambah terhadapa barang dagang
tersebut, dalam artian bahwa perusahaan terlebih dahulu membeli bahan
mentah untuk memperoduksi barang dagang kemudian mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, kemudian menjual
kepada pelanggan.Perusahan manufaktur menetapkan harga pokok
produksi kemudian menambahkan laba yang diharapkan.Hasil penjualan
tersebut disebut sumber pendapatan dalam perusahaan manufaktur.
Menurut PSAK no 23 bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan hanya meliputi
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima
5
oleh entitas untuk dirinya sendiri.Ada banyak jenis pendapatan pendapatan
yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan bersih (disposable income)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang sudah dikurangi biaya dan
pengeluaran lainnya
b. Pendapatan kotor
Jenis pendapatan kotor yaitu pendapatan yang belum dikurangi biaya dan
pengeluaran lainnya
c. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue or income)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan diterima di muka tetapi belum
diakui sebagai pendapatan dan dicatat sebagai utang pendapatan pada
saat penerimaannya, dan baru akan diakui sebagai pendapatan apabila
perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya berupa pengiriman barang
atau penyerahan jasa kepada pihak yang bersangkutan pada waktu yang
akan datang.
d. Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenues or accrued
receivable)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang sudah dihasilkan walaupun
piutang yang bersangkutan belum jatuh tempo atau belum saatnya untuk
dilakukan penagihan.
e. Pendapatan usaha (operating revenue
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan
f. Pendapatan lain-lain
Pendapatan lain-lain yaitu jenis pendapatan yang berasal dari sumber-
sumber diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam
pendapatan operasi, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa,
pendapatan deviden dan laba penjualan aktiva tetap
C. Karakteriktik Pendapatan
6
lain.Akan tetapi tidak semua kenaikan aset dapat menimbulkan atau
sumber pendapatan.
a. Operasi (operating)
b. Investasi (investing)
c. Pendanaan (financing)
6
Hery dan Widyawati Lekok. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara (2012: hal.
24).
7
3. Operasi dan Non-operasi
Sebagai Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidental sering
dianggap pos pendapatan non operasi dan dipisahkan penyajiannya
.Pembedaan memang perlu tapi mengklasifikasikannya sebagai non operasi
dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau daya menghasilkan laba
perusahaan.Untuk kepentingan manajerial, pemisahan kegiatan menjadi
operasi dan non operasi dapat saja dilakukan.Tapi untuk tujuan eksternal,
kedua aktivitas tersebut harus tetap dipandang sebagai aktivitas operasi
4. Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisikan dari sudut kenaikan aset, tapi juga
dari penurunan atau pelunasan kewajiban.Hal ini terjadi bila suatu entitas
telah mengalami kenaikan aset sebelumnya. Misalnya menerima pembayaran
di muka dari pelanggan.Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena
perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset
yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlukan sebagai pendapatan tangguhan, yang statusnya adalah
kewajiban.Sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang
atau pelaksanaan jasa.Jadi, alih-alih kenaikan aset, dapat didefinisikan
sebagai penurunan kewajiban.Timbulnya revenue yang berasal dari
menurunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun.Asas
akrual (accrual basis) juga menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi
definisi sebagai pendapatan.
5. Suatu Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas
bersih, meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap
kenaikan ekuitas bersih.Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut
revenue.Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan.Akan tetapi, karena hubungan
perusahaan dengan pemilik adalah hubungan utang piutang.Maka pada saat
aset naik sebagai revenue/pendapatan, utang perusahaan kepada pemilik juga
naik dengan jumlah yang sama.Oleh karena itu, naiknya aset karena
pendapatan akan mengakibatkan naiknya ekuitas,Ekuitas naik karena
pendapatan.
6. Produk Perusahaan
Pendapatan adalah produk perusahaan, produk fisik yang dihasilkan oleh
aktivitas usaha itulah yang merupakan pendapatan.Pengertian seperti ini
sesuai dengan konsep upaya dan capaian, yaitu pendapatan adalah capaian
dari upaya produktif perusahaan.Produk merupakan capaian dari setiap
aktivitas produktif.Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau
8
terhimpun bersamaan dengan aktivitas produktif tanpa harus menunggu
kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
7. Pertukaran (exchange)
Pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat
daam sistem pembukuan.Satuan moneter yang paling obyektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut adalah hasil transaksi atau pertukaran (exchange)
antara pihak independen.Dengan konsep dasar penghargaan kesepakatan,
pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah.Penghargaan dalam transaksi
penjualan yang besarnya sama dengan harga jual per saham dikalikan
kuantitas terjual.Pendapatan untuk suatu periode adalah akumulasi
pendapatan yang diukur secara obyektif tersebut.7
D. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk atau jasa dalam suatu
transaksi. Nilai tukar tersebut menunjukkan ekuivalen kas atau nilai diskonto
tunai dari uang yang diterima atau akan diterima dari transaksi penjualan.
Pendapat Martani, dkk (2016:204) mengenai pengukuran pendapatan
adalah:Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk pengalihan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
1. Accrual Basis
7
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kelima Jakarta: Raja Grafindo Persada
(2012, hal.46)
8
ibid
9
Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa pendapatan
harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara
proporsional dengan penyelesaian pekerjaan).
2. Critical Event Basis Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah
kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis
itu dapat berupa:
a) Pada saat penjualan
b) Pada saat selesainya proyek
c) Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan
3. The Mathcing Principle
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada priode
yang sama dengan priode pengakuan hasil. Ada empat pengukuran
pendapatan menurut ikatan akuntansi indonesia (IAI) PSAK No. 23 yaitu:9
1. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima.
2. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakaian aktiva
tersebut.
3. Imbalan tersebut berbentuk kas dan setara kas dan jumlah pendapatan
adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
4. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan
sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Diskon penjualan (kas) dan potongan volume/kuantitas dikurangkan untuk
menentukan nilai wajar.Namun demikian, diskon pembayaran tidak dapat
dianggap sebagai pengurang.Ketika aliran kas masuk ditangguhkan (sebagai
contoh, provisi dan kredit bebas bunga), maka secara efektif merupakan transaksi
pendanaan.Tingkat suku bunga terkait harus ditentukan dan nilai ajar dari aliran
masuk dihitung.Selisih antara nilai wajar dan nilai nominal dari pembayaran
secara terpisah diakui dan diungkapkan sebagai bunga.
Ketika barang dan jasa diserahkan dalam pertukaran untuk barang dan jasa
yang tidak sama, pendapatan diukur pada nilai wajar dari barang barang atau jasa
yang diterima. Ketika nilai wajar barang atau jasa yang diterima tidak dapat
diukur dengan andal, pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar barang atau jasa
yang diserahkan.Pendapatan hanya meliputi arus kas masuk yang diterima oleh
entitas itu sendiri. Jumlah yang dikumpulkan atas nama pihak ketiga tidak
9
Rinawati."Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Pada Perusahaan Biro
Jasa Perjalanan."Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA) 6.1 (2017)hl.19
10
dimasukkan sebagai pendapatan, sebagai contoh hubungan keagenan dan
beberapa jenis pajak.
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan. Atau kontrak dengan pihak independen (pembeli)
untuk membayar produk, baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum
dibuat sama sekali. Dengan kata lain, pendapatan terbentuk pada saat produk
selesai dikerjakan dan terjual langsung, atau pada saat terjual atas dasar kontrak
penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan). 10Berdasarkan
10
Zaki Badriwan, teori akunting (Yogyakarta : Interaksara,1997), hlm374
11
konsep realisasi, pendapatan terjadi akibat transaksi tertentu, yaitu transaksi
penjualan atau kontrak.Konsep ini disebut juga pendekatan transaksi (transaction
approach).
Dengan pendekatan transaksi, terjadinya pendapatan lebih berkaitan dengan
tahap kegiatan penjualan daripada dengan tahap produksi.Konsep penghimpunan
dan realisasi pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan
pendapatan.Berdasarkan konsep dasar upaya dan hasil, konsep penghimpunan
pendapatan secara konseptual lebih unggul.Dan lebih konsisten daripada konsep
realisasi bila dikaitkan dengan definisi pendapatan secara umum karena didukung
oleh konsep dasar upaya dan hasil serta konsep homogenitas biaya.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan
secara obyektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna
pendapatan.Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan
kejadian (event) yang dapat menandai pengakuan pendapatan, yaitu:
12
ada pendapatan tanpa upaya.Sebelum terjadi upaya yang cukup, pendapatan
belum dapat diakui.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas, serta
untuk memenuhi konsep dasar upaya dan hasil.Maka kriteria pengakuan
pendapatan didasarkan atas dua konsep yang saling melengkapi tersebut.Yaitu
untuk dapat mengakui pendapatan, pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi
dengan realisasi.
F. Pengakuan Pendapatan
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan
yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada
saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan
kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa
tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan
dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan
aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima.Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas.Bila
arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang
dapat diterima.
13
on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi
sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai
termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat
yang dapat diterima”. Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat
dilakukan pada berbagai saat, yaitu :
14
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai
100%.Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan.Tagihan atas kemajuan
tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak
persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
AB. III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan
pendapatan menurut PSAK dan SAK ETAP adalah sama yaitu mengenai
penjualan barang, penjualan jasa, kontrak konstruksi, bunga, royalti dan
dividen. Pengakuan biaya pinjaman menurut IFRS mengatur tentang
komponen biaya pinjaman, pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman,
PSAK juga mengatur tentang biaya riset dan pengembangan. Sedangkan
pengakuan biaya pinjaman menurut SAK ETAP adalah biaya pinjaman
langsung dibebankan ke laporan laba rugi perusahaan Salah satu
perbedaan dasar antara SAK Umum dengan SAK ETAP adalah komponen
laporan keuangan yang terdapat di dalamnya. SAK ETAP masih
menggunakan istilah Neraca. Sedangkan pada SAK Umum, Neraca
berganti nama menjadi Laporan Posisi Keuangan. Selain itu, pada SAK
ETAP hanya menggunakan Laporan Laba Rugi. Sedangkan pada SAK
Umum selain menggunakan Laporan Laba Rugi juga menggunakan
Laporan Laba Rugi Komprehensif. Untuk Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan, baik SAK ETAP
maupun SAK Umum sama-sama menggunakan ketiga laporan ini.Dari sisi
pengukuran, SAK ETAP menggunakan historical cost dan nilai wajar,
sedangkan SAK Umum menggunakan historical cost, biaya kini, nilai
realisasi bersih dan nilai sekarang.
B. Saran
Sebagai pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari
pemecahan masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri,
karena sampai saat ini masih terjadi banyak silang pendapat mengenai
masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri baik dari segi
pengertian, pengakuan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
16
Elizar.2010.Akuntansi Keuangan Dasar. Batam: Uniba Press
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kelima Jakarta: Raja
Grafindo Persada (2012, hal.46)
17