Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PENDAPATAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Teori Akuntansi”
Dosen Pengampu : Lella Anita S.E.M.S.AK

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Andi Badhovi 1903031004
2. Andi Badhovi 1903031004
3. Andini 190303000
4. Anis Fatonah 1903032002
5. Anis Fitria 1903031006

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Pendapatan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah
hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing
penulis selama ini.Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Amiin Yaa Robbal
Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................i


KATA   PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1

BAB. II PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendapatan............................................................................2
B. Sumber-Sumber Pendapatan..................................................................4
C. Karakteriktik Pendapatan.......................................................................6
D. Pengukuran Pendaptan ..........................................................................9
E. Pembentukan dan Realisasi Pendapatan................................................10
F. Pengakuan Pendapatan..........................................................................12

BAB. III PENUTUP


A.     Kesimpulan.......................................................................................16
B.     Saran..................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akuntasi sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani,
apakah memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun dapat
memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak
ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar
pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial.Semua informasi di atas
terkait halnya dengan sebareba banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan
perusahaan kita, karena pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam
setiap perusahaan.Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa(fees),
bunga, dividen,royalti dan sewa.Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah
sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Apa saja sumber-sumber pendapatan?
3. Bagaimana Karateristik Pendapatan?
4. Bagaimana Pengukuran Pendapatan dilakukan?
5. Bagaimana pembentukan dan realisasi pendapatan ?
6. Apa yang dimaksud dengan pengakuan pendapatan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Untuk mengetahui Karateristik Pendapatan
4. Untuk mengetahui Pengukuran Pendapatan
5. Untuk mengetahui pembentukan dan realisasi pendapatan
6. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan

1
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat penting dalam perusahaan,semakin besar pendapatan


yang diperoleh artinya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai
kegiatan perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba
rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi.Tanpa pendapatan tidak ada
laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan.Hal ini tentu saja tidak mungkin
terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini
ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari
pendapatan.Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang
diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan.Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih
dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:

“Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai


suatu kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana
dalam perusahaan”.1

Berdasarkan konsep kesatuan usaha tersebut, konsep itu mempunyai


konsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan
kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan
perusahaan.Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian
pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka
sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham. Ikatan
akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapata sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.”

1
Soemarso S.R Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima.(Jakarta: Salemba Empat ,2009)
hal.54

2
Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting
merumuskan pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva
suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama
suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan
jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama adan usaha.2

Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan


yaitu sebagai berikut:

1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.Pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai inflow of net asset.

2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan


jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.3

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus


dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva
benar-benar terjadi.Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan
Littleton dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa
pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.

Didalam dunia perbankan, pendapatan dapat diklasifikasikan atas beberapa


komponen (Bastian dan Sudharjono, 2006), yaitu :

1. Pendapatan Operasional Pada dunia perbankan salah satu usahanya untuk


memperoleh pendapatan yaitu dengan menyediakan jasa pinjaman kredit kepada
nasabah, pendapatan atau jasa pinjaman kredit ini berupa bunga kredit, provisi
serta komisi. Macam-macam pendapatan yang merupakan hasil langsung dari
kegiatan usaha bank adalah:

a. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga adalah pendapatan yang terkait


dengan kegiatan penyediaan dana bank
b. Provisi dan komisi Provisi adalah imbalan yang diterima atau
dibayar sehubungan dengan fasilitas yang diberikan atau diterima
Provisi biasanya dikenakan atas transaksi yang mempunyai jangka
waktu tertentu,
c. Pendapatan atas transaksi valuta asing Pendapatan yang timbul dari
transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs
ini akan dimasukan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba
rugi. Laba rugi yang timbul dari transaksi valuta asing harus diakui
2
Zaki Baridwan "Intermediate accounting." (2004).
3
Elizar, dkk.Akuntansi Keuangan Dasar. (Batam: Uniba Press,2010) hal. 114

3
sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi periode
berjalan.
d. Pendapatan Operasional lainnya Yang dimasukan ke pos ini adalah
pendapatan lainnya merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk
kedalam rekening, misalnya deviden yang diterima dari saham yang
dimiliki.

2. Pendapatan Non Operasional Yang termasuk pendapatan non operasional


adalah rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktifitas diluar usaha utama
bank.

3. Pendapatan Luar Biasa Bank kadang kala mendapat keuntungan secara tiba-tiba
yang tidak pernah diramalkan sebelumnya. Kuntungan ini merupakan suatu
bentuk windfall profit, yang harus dicatat sebagai keuntungan atau pendapatan
laur biasa.

4. Pendapatan Karena koreksi masa lalu Perkiraan-perkiraan yang harus


dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak diperhitungkan sebagai unsur
laba periode berjalan adalah koreksi terhadap kesalahan laporan keuangan
periode lalu. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan perhitungan atau
kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat atau tidak dapat
diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi, atau kejadian yang telah terjadi,
dan kesalahan matematis.Koreksi masa lalu harus diungkapkan dalam laporan
keuangan periode dimana koreksi dilakukan.4

B. Sumber-Sumber Pendapatan

Pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan


operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh
dari aktivitas uama perusahaan.Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah
pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.Jumlah nilai
nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua
transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan
kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:5

4
Jurike Rau. "Analisis Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Psak No. 23 PT. Bank
Sulut Kantor Pusat Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi 1.3 (2013).h 489
5
Lumingkewas, Valen Abraham. "Pengakuan Pendapatan dan Beban atas Laporan Keuangan
pada PT. Bank Sulut." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1.3
(2013).

4
1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan
dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti
aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang
perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
disebutkan dalam butir ke-dua.Adapun Sumber pendapatan berdasarkan jenis
usaha nya adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan dagang
Sumber pendapatan dalam perusahaan dagang diperoleh dari hasil
penjualan persediaan barang dagang kepada konsumen. Perusahaan akan
menjual barang dagang dengan harga pokok penjualan barang dagang
ditambah dengan laba yang diharapkan. Perusahaan dagang menjual
barang dagang tanpa menambah nilai dari barang tersebut.Jadi dalam hal
ini perusahaan hanya bertindak sebagai distributor barang dagang kepada
konsumen dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Perusahaan jasa
Sumber pendapatan dalam perusahaan jasa diperoleh dari kegiatan
penjualan jasa kepada konsumen oleh perusahaan. Perusahaan memberikan
jasa kepada konsumen sebagai bentuk kegiatan operasional perusahaan dan
konsumen memberikan imbalan yang akan diakui sebagai pendapatan oleh
perusahaan
c. Perusahaan manufaktu
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang menjual barang dagang
setelah mengolah dan memberikan nilai tambah terhadapa barang dagang
tersebut, dalam artian bahwa perusahaan terlebih dahulu membeli bahan
mentah untuk memperoduksi barang dagang kemudian mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, kemudian menjual
kepada pelanggan.Perusahan manufaktur menetapkan harga pokok
produksi kemudian menambahkan laba yang diharapkan.Hasil penjualan
tersebut disebut sumber pendapatan dalam perusahaan manufaktur.
Menurut PSAK no 23 bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan hanya meliputi
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima

5
oleh entitas untuk dirinya sendiri.Ada banyak jenis pendapatan pendapatan
yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan bersih (disposable income)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang sudah dikurangi biaya dan
pengeluaran lainnya
b. Pendapatan kotor
Jenis pendapatan kotor yaitu pendapatan yang belum dikurangi biaya dan
pengeluaran lainnya
c. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue or income)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan diterima di muka tetapi belum
diakui sebagai pendapatan dan dicatat sebagai utang pendapatan pada
saat penerimaannya, dan baru akan diakui sebagai pendapatan apabila
perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya berupa pengiriman barang
atau penyerahan jasa kepada pihak yang bersangkutan pada waktu yang
akan datang.
d. Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenues or accrued
receivable)
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang sudah dihasilkan walaupun
piutang yang bersangkutan belum jatuh tempo atau belum saatnya untuk
dilakukan penagihan.
e. Pendapatan usaha (operating revenue
Jenis pendapatan ini yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan
f. Pendapatan lain-lain
Pendapatan lain-lain yaitu jenis pendapatan yang berasal dari sumber-
sumber diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam
pendapatan operasi, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa,
pendapatan deviden dan laba penjualan aktiva tetap

C. Karakteriktik Pendapatan

Walaupun jenis pendapatan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda,


tetapi dari sudut akuntansi seluruh pendapatan tersebut mulai dari kelompok
pendapatan yang berasal dari penjualan barang jadi hingga pendapatan dari
penjualan jasa memiliki karakteristik yangsama dalam pencatatannya.
Karakteristik pendapatan dibagi menjadi 8 yaitu:
1. Aliran Masuk atau Kenaikan Aset
Pendapatan dinyatakan ada atau timbul, harus terjadi transaksi
atau kejadian yang menaikkan aset, atau menimbulkan aliran masuk
aset.Tidak ada batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat likuid yang

6
lain.Akan tetapi tidak semua kenaikan aset dapat menimbulkan atau
sumber pendapatan.

Aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan


sebagai berikut:

 Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor


 Laba yang berasal dari aktivitas investasi, misalnya penjualan aset tetap,
surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
 Hadiah, donasi, atau temuan
 Revaluasi aset yang telah ada
 Penyediaan dan/ atau penyerahan poduk (barang dan jasa).

2. Operasi Utama Berlanjut


Aktivitas utama yang terus berlanjut adalah karakteristik yang membatasi
kenaikan yang yang dapat disebut pendapatan.Kenaikan aset harus berasal
dari aktivitas operasi dan bukan kegiatan investasi dan pendanaan.Aktivitas
operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirim berbagai
barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan berbagai
jasa.Operasi utama adalah aktivitas sebagaimana pengertian operasi dalam
klasifikasi kegiatan yang membentuk laporan arus kas, yaitu:

a. Operasi (operating)
b. Investasi (investing)
c. Pendanaan (financing)

Jadi, yang dimaksud pendapatan adalah kenaikan aset yang berkaitan


dengan operasi utama ini dan bukan dengan investasi dan pendanaan.Akan
tetapi, revenue atau keuntungan yang tidak berasal dari operasi utama dengan
sendirinya disebut sebagai pos non operasi.pendapatan itu sifatnya berulang-
ulang atau berkesinambungan kegiatankegiatan pokok tersebut pada dasarnya
berada dibawah kendali manajemen.6

6
Hery dan Widyawati Lekok. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara (2012: hal.
24).

7
3. Operasi dan Non-operasi
Sebagai Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidental sering
dianggap pos pendapatan non operasi dan dipisahkan penyajiannya
.Pembedaan memang perlu tapi mengklasifikasikannya sebagai non operasi
dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja atau daya menghasilkan laba
perusahaan.Untuk kepentingan manajerial, pemisahan kegiatan menjadi
operasi dan non operasi dapat saja dilakukan.Tapi untuk tujuan eksternal,
kedua aktivitas tersebut harus tetap dipandang sebagai aktivitas operasi

4. Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisikan dari sudut kenaikan aset, tapi juga
dari penurunan atau pelunasan kewajiban.Hal ini terjadi bila suatu entitas
telah mengalami kenaikan aset sebelumnya. Misalnya menerima pembayaran
di muka dari pelanggan.Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena
perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset
yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlukan sebagai pendapatan tangguhan, yang statusnya adalah
kewajiban.Sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang
atau pelaksanaan jasa.Jadi, alih-alih kenaikan aset, dapat didefinisikan
sebagai penurunan kewajiban.Timbulnya revenue yang berasal dari
menurunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun.Asas
akrual (accrual basis) juga menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi
definisi sebagai pendapatan.

5. Suatu Entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas
bersih, meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap
kenaikan ekuitas bersih.Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut
revenue.Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan.Akan tetapi, karena hubungan
perusahaan dengan pemilik adalah hubungan utang piutang.Maka pada saat
aset naik sebagai revenue/pendapatan, utang perusahaan kepada pemilik juga
naik dengan jumlah yang sama.Oleh karena itu, naiknya aset karena
pendapatan akan mengakibatkan naiknya ekuitas,Ekuitas naik karena
pendapatan.

6. Produk Perusahaan
Pendapatan adalah produk perusahaan, produk fisik yang dihasilkan oleh
aktivitas usaha itulah yang merupakan pendapatan.Pengertian seperti ini
sesuai dengan konsep upaya dan capaian, yaitu pendapatan adalah capaian
dari upaya produktif perusahaan.Produk merupakan capaian dari setiap
aktivitas produktif.Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau

8
terhimpun bersamaan dengan aktivitas produktif tanpa harus menunggu
kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.

7. Pertukaran (exchange)
Pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat
daam sistem pembukuan.Satuan moneter yang paling obyektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut adalah hasil transaksi atau pertukaran (exchange)
antara pihak independen.Dengan konsep dasar penghargaan kesepakatan,
pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah.Penghargaan dalam transaksi
penjualan yang besarnya sama dengan harga jual per saham dikalikan
kuantitas terjual.Pendapatan untuk suatu periode adalah akumulasi
pendapatan yang diukur secara obyektif tersebut.7

8. Berbagai Bentuk dan Nama


Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakup semua pos
dengan berbagai bentuk dan nama apapun.Sebagai contoh, pendapatan untuk
perusahaan dagang disebut dengan penjualan.Untuk perusahaan jasa,
pendapatan menunjukkan kegiatan atau jenis jasa yang diberikan.Misalnya
pendapatan sewa, pendapatan jasa angkutan, dan pendapatan bunga.8

D.  Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk atau jasa dalam suatu
transaksi. Nilai tukar tersebut menunjukkan ekuivalen kas atau nilai diskonto
tunai dari uang yang diterima atau akan diterima dari transaksi penjualan.
Pendapat Martani, dkk (2016:204) mengenai pengukuran pendapatan
adalah:Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk pengalihan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Pendapatan diukur dengan satuan moneter (uang), yang harus menunjukkan


nilai tukar barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.Jika terdapat
potongan penjualan tunai, retur penjualan maka yang diakui adalah pendapatan
netto yang diterima.Karena potongan penjualan, retur penjualan dan pengurangan
harga jual diperlakukan sebagai pengurang pendapatan bukan sebagai komponen
biaya.Secara umum pengukuran pendapatan akan diakui secara:

1. Accrual Basis

7
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kelima Jakarta: Raja Grafindo Persada
(2012, hal.46)

8
ibid

9
Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa pendapatan
harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara
proporsional dengan penyelesaian pekerjaan).
2. Critical Event Basis Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah
kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis
itu dapat berupa:
a) Pada saat penjualan
b) Pada saat selesainya proyek
c) Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan
3. The Mathcing Principle
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada priode
yang sama dengan priode pengakuan hasil. Ada empat pengukuran
pendapatan menurut ikatan akuntansi indonesia (IAI) PSAK No. 23 yaitu:9
1. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima.
2. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakaian aktiva
tersebut.
3. Imbalan tersebut berbentuk kas dan setara kas dan jumlah pendapatan
adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
4. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan
sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Diskon penjualan (kas) dan potongan volume/kuantitas dikurangkan untuk
menentukan nilai wajar.Namun demikian, diskon pembayaran tidak dapat
dianggap sebagai pengurang.Ketika aliran kas masuk ditangguhkan (sebagai
contoh, provisi dan kredit bebas bunga), maka secara efektif merupakan transaksi
pendanaan.Tingkat suku bunga terkait harus ditentukan dan nilai ajar dari aliran
masuk dihitung.Selisih antara nilai wajar dan nilai nominal dari pembayaran
secara terpisah diakui dan diungkapkan sebagai bunga.

Ketika barang dan jasa diserahkan dalam pertukaran untuk barang dan jasa
yang tidak sama, pendapatan diukur pada nilai wajar dari barang barang atau jasa
yang diterima. Ketika nilai wajar barang atau jasa yang diterima tidak dapat
diukur dengan andal, pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar barang atau jasa
yang diserahkan.Pendapatan hanya meliputi arus kas masuk yang diterima oleh
entitas itu sendiri. Jumlah yang dikumpulkan atas nama pihak ketiga tidak

9
Rinawati."Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Pada Perusahaan Biro
Jasa Perjalanan."Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA) 6.1 (2017)hl.19

10
dimasukkan sebagai pendapatan, sebagai contoh hubungan keagenan dan
beberapa jenis pajak.

Dari beberapa penjelasan mengenai pengukuran pendapatan di atas, maka


dapat kita ketahui bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar pembayaran yang
diterima atau akan diterima. Dimana nilai wajar adalah nilai yang diterima dari
suatu penjualan aset atau yang dibayarkan atas pengalihan liabilitas yang telah
disetujui kedua pihak yang melakukan transaksi tersebut.

E. Pembentukan dan Realisasi Pendapatan

.............................................................Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masala


pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan
proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan
opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi
semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang,
memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan
kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)


Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak
penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan
produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan
kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum
terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

 Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui


proses penjualan yang sah atau semacamnya. 
  Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva
lancar.

Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan. Atau kontrak dengan pihak independen (pembeli)
untuk membayar produk, baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum
dibuat sama sekali. Dengan kata lain, pendapatan terbentuk pada saat produk
selesai dikerjakan dan terjual langsung, atau pada saat terjual atas dasar kontrak
penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan). 10Berdasarkan
10
Zaki Badriwan, teori akunting (Yogyakarta : Interaksara,1997), hlm374

11
konsep realisasi, pendapatan terjadi akibat transaksi tertentu, yaitu transaksi
penjualan atau kontrak.Konsep ini disebut juga pendekatan transaksi (transaction
approach).
Dengan pendekatan transaksi, terjadinya pendapatan lebih berkaitan dengan
tahap kegiatan penjualan daripada dengan tahap produksi.Konsep penghimpunan
dan realisasi pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan
pendapatan.Berdasarkan konsep dasar upaya dan hasil, konsep penghimpunan
pendapatan secara konseptual lebih unggul.Dan lebih konsisten daripada konsep
realisasi bila dikaitkan dengan definisi pendapatan secara umum karena didukung
oleh konsep dasar upaya dan hasil serta konsep homogenitas biaya.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan
secara obyektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna
pendapatan.Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan
kejadian (event) yang dapat menandai pengakuan pendapatan, yaitu:

 Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses


penjualan yang sah atau sejenisnya (misalnya kontrak penjualan)
 Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya
aset lancar (kas, setara kas, atau piutang)

Kejadian pertama merupakan kapasitas akan keterukuran pendapatan yang


terhimpun melalui proses pembentukan pendapatan.Sedangkan kejadian kedua,
menuntaskan atau menyakinkan pengukuran tersebut.Jadi, dapat disimpulkan
bahwa proses realisasi adalah konfirmasi proses penghimpunan pendapatan.
Standar pengakuan pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai
diproduksi dan penjualan benar-benar telah terjadi, yang ditandai dengan
penyerahan barang.

Sehingga pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum


terjadinya penjualan yang nyata.Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa
pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus didasarkan pada konsep
dasar keterukuran dan reliabilitas.Jadi jumlah rupiah harus cukup pasti dan
ditentukan secara obyektif oleh pihak independen.

Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk mengakui


pendapatan sebelum barang atau jasa sudah cukup selesai dikerjakan.Walaupun
jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi karena belum ada upaya yang
membentuk pendapatan.Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa tidak

12
ada pendapatan tanpa upaya.Sebelum terjadi upaya yang cukup, pendapatan
belum dapat diakui.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas, serta
untuk memenuhi konsep dasar upaya dan hasil.Maka kriteria pengakuan
pendapatan didasarkan atas dua konsep yang saling melengkapi tersebut.Yaitu
untuk dapat mengakui pendapatan, pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi
dengan realisasi.

F. Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan
yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan diakui pada
saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan
kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa
tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan
dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4.  Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan
aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan. 

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima.Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas.Bila
arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang
dapat diterima.

Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang


perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:

1. Pendapatan dihasilkan, dan


2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi. 

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan


pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa
jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini
berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Eldon S
HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association Committee

13
on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi
sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai
termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat
yang dapat diterima”. Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat
dilakukan pada berbagai saat, yaitu :

1.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi


2.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan


oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang.
GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak
jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)


Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode
kontrak selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan
tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui
untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian
pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode
akuntansi.Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana
pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran
keluaran.

1)  Pegukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu


proyek pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang
diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini
meliputi:
 Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian
ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan
estimasi biaya total yang diharapkan
 Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan
menggunakan metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode
biaya ke biaya.

2)  Pengeluaran keluaran (output measure)


Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu
dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan.
Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan
pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

14
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai
100%.Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan.Tagihan atas kemajuan
tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak
persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:

1)    Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,


2)    Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian
tidak dapat dipenuhi
3)    Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis
yang normal dan berulang.Metode kontak selesai (completed contract
method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase penyelesaian
(percentage of completion method) tidak tepat.

Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk


produk dalam criteria;
1)    Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
2)    Biaya pemasaran yang tidak besar,
3)    Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian
produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan
dapat diestimasi.
Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi
yang handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang
dapat dipengaruhi produsen tertentu.

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan


dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
1) Harga produk sekarang sudah lebih pasti.Produk telah berada diluar
perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran
telah terjadi.
2) Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
3) Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk
dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah
ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak
dlam bidang produksi atau perusahaan dagang.Kegiatan penjualan merupakan hal
yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan
mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau
piutang. 

AB. III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengakuan
pendapatan menurut PSAK dan SAK ETAP adalah sama yaitu mengenai
penjualan barang, penjualan jasa, kontrak konstruksi, bunga, royalti dan
dividen. Pengakuan biaya pinjaman menurut IFRS mengatur tentang
komponen biaya pinjaman, pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman,
PSAK juga mengatur tentang biaya riset dan pengembangan. Sedangkan
pengakuan biaya pinjaman menurut SAK ETAP adalah biaya pinjaman
langsung dibebankan ke laporan laba rugi perusahaan Salah satu
perbedaan dasar antara SAK Umum dengan SAK ETAP adalah komponen
laporan keuangan yang terdapat di dalamnya. SAK ETAP masih
menggunakan istilah Neraca. Sedangkan pada SAK Umum, Neraca
berganti nama menjadi Laporan Posisi Keuangan. Selain itu, pada SAK
ETAP hanya menggunakan Laporan Laba Rugi. Sedangkan pada SAK
Umum selain menggunakan Laporan Laba Rugi juga menggunakan
Laporan Laba Rugi Komprehensif. Untuk Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan, baik SAK ETAP
maupun SAK Umum sama-sama menggunakan ketiga laporan ini.Dari sisi
pengukuran, SAK ETAP menggunakan historical cost dan nilai wajar,
sedangkan SAK Umum menggunakan historical cost, biaya kini, nilai
realisasi bersih dan nilai sekarang.

B. Saran
Sebagai pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari
pemecahan masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri,
karena sampai saat ini masih terjadi banyak silang pendapat mengenai
masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri baik dari segi
pengertian, pengakuan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R.2009.Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta: Salemba Empat

Zaki Baridwan.2004. "Intermediate accounting." (2004).

16
Elizar.2010.Akuntansi Keuangan Dasar. Batam: Uniba Press

Rau ,Jurike.2013. “Analisis Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut


Psak No. 23 PT. Bank Sulut Kantor Pusat Manado.” Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi

Luming kewas, Valen Abraham.2015. “Pengakuan Pendapatan dan Beban atas


Laporan Keuangan pada PT. Bank Sulut.” Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bi

Hery dan Widyawati Lekok. 2012.Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi


Aksara

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kelima Jakarta: Raja
Grafindo Persada (2012, hal.46)

Rinawati.2017."Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23


Pada Perusahaan Biro Jasa Perjalanan."Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
(JIRA) 6.1

Zaki Badriwan, teori akunting (Yogyakarta : Interaksara,1997), hlm374

17

Anda mungkin juga menyukai