Anda di halaman 1dari 23

Makalah Materi Kuliah

Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan

Dosen : Dr. Darwis Lannai, SE,MM,Ak. CA

Pendapatan & Biaya

Dwi Yeni Lestari


NIM. 001604302020

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021

Page 1 of 23
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala. karena


atas rahmat, karunia serta kasih PenulisngNya kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul Pendapatan dan Biaya untuk memenuhi tugas pengganti midtes pada
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan di program magister Universitas Muslim
Indonesia. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah, Nabi Muhammad
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan tidak lupa salam untuk sahabat beliau
dan seluruh umat muslim yang mengikuti manhaj beliau sampai akhir jaman.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat serta cinta sedalam-dalamnya
untuk orang tua tercinta penulis yang berada di papua. Semoga kesehatan selalu
Allah curahkan kepada Beliau. Ucapan terima kasih juga untuk suami dan anak-
anak tercinta atas support dan pengertian selama penulis menjalani kuliah.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu Bpk Dr. Darwis Lannai. SE., MM, Ak. CA. atas motivasi dan bimbingan
yang diberikan. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari keterbatasan materi yang dibahas
dan redaksi penjelasan yang belum sempurna. Karena kesempurnaan milik Allah
Azza wa jalla semata. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi pembaca dan pembelajar ilmu akuntansi keuangan. Adapun
kritik, masukan dan saran akan kami terima dengan terbuka.
Makassar, 09 April 2021

Penulis

Page 2 of 23
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………. 5
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
PENDAPATAN
A. DEFINISI PENDAPATAN ………………………………………………….. 6
B. SUMBER DAN JENIS PENDAPATAN………………………………... 7
C. PENGAKUAN PENDAPATAN ………………………………………….. 8
BIAYA
A. DEFINISI BIAYA DAN BEBAN…………………………………………... 10
B. PERBEDAAN BIAYA DAN BEBAN…………………………………….. 12
C. KARAKTERISTIK BIAYA……………………………………………………. 14
D. PENGAKUAN BIAYA……………………………………………………….. 18
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………. 22
B. SARAN…………………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 23

Page 3 of 23
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul
selama dalam aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam-macam
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga,
dividen dan royalti.
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan
saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat
diukur dengan andal. Dalam makalah ini, Penulis membahas tentang konsep
pendapatan yang merupakan bagian dari penghasilan.
Seorang yang sedang belajar akuntansi harus memahami mengenai
perbedaan biaya dan beban. Menyusun laporan keuangan merupakan salah satu
hal penting yang tidak boleh tertinggal. Laporan keuangan suatu perusahaan
terdiri dari pengeluaran dan pemasukan. Dalam akuntansi unsur pengeluaran ini
meliputi biaya (cost) dan beban (expense). Dalam makalah ini bagian 2 Penulis
akan meembahas tentang biaya dan beban.

Rumusan Masalah

Page 4 of 23
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka untuk makalah kali ini Penulis
mempersempit pembahasan terkait hal sebagai berikut :
1. Apa pengertian Pendapatan?
2. Bagaimana sumber dan jenis pendapatan?
3. Bagaimana konsep pengakuan pendapatan?
4. Apa pengertian biaya (cost) dan beban (expense)?
5. Apa yang menjadi perbedaan biaya dan beban?
6. Bagaimana karakteristik biaya?
7. Bagaimana konsep pengakuan biaya?

Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan yang diberikan oleh Dosen di Magister Akuntansi UMI, serta untuk
menjadi pembelajaran dan penambah wawasan bagi penulis dan teman-temn
yang juga mempelajari ilmu yang sama tentang konsep pendapatan dan biaya.

Page 5 of 23
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENDAPATAN
A. Definisi Pendapatan
Definisi pendapatan menurut PSAK (2015, No. 23, paragraf 6) adalah sebagai
berikut :“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.”
Menurut Soemarsono (2003 : 130), pendapatan dalam perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi
adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan. Sedangkan,
pendapatan non operasi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan
utama perusahaan. Salah satunya adalah ketika terjadi kenaikan jumlah nominal
aktiva, hal tersebut dapat terjadi pada saat :
1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya tambahan
dana yang ditanamkan oleh pemegang saham
2. Laba dari penjualan aktivayang bukan berupa “barang dagangan” seperti
aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang
perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk selaras dengan
pendapat di atas.

B. Sumber dan Jenis Pendapatan

Page 6 of 23
Dalam PSAK No. 23 tahun 2015 membagi pendapatan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Penjualan barang, meliputi barang yang diproduksi perushaan untuk dijual
dan barang yang dibeli pengecer atau tanah dan Real estate lain yang dibeli
untuk dijual kembali.
2. Penjualan jasa. Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas
secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu
periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa dapat diserahkan
selama satu periode atau lebih dari satu periode.
3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalty, dan dividen. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain
menimbulkan pendapatan dalam bentuk :
a) Bunga-pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau
jumlah terhutang kepada perusahaan;
b) Royalty-pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang
perusahaan, misalnya paten, merk dagang, hak cipta, perangkat lunak
computer;
c) Dividen-distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu

Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa laba termasuk dalam pengertian
pendapatan, karena pendapatan merupakan kenaikan (atau penurunan
kewajiban) yang berasal dari semua transaksi operasi sebagai lawan kenaikan
aktiva karena transaksi modal.
Pengertian pendapatan (revenue) sering disamakan dengan istilah penghasilan
(income), tetapi sebenarnya kedua pengertian akun tersebut berbeda.
Perbedaannya terdapat pada definisi berikut: “Penghasilan didefiniskan
sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang berdampak

Page 7 of 23
pada naiknya ekiutas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain).

C. Pengakuan Pendapatan
Jenis Pengakuan Pendapatan
Pengakuan menurut SFAC yang dikutip oleh Kieso, Weygandt dan Warfield
(2018:18-3) yaitu : “Pengakuan adalah proses untuk mencatat atau memasukan
secara formal suatu pos dalam akun dan entitas laporan keuangan. Pengakuan
tidak sama dengan realisasi, proses mengubah dari nonkas menjadi uang dan
tepat digunakan dalam akuntansi pelaporan keuangan untuk mengacu pada
penjualan dari aset menjadi kas atau klaim menjadi kas”
Sedangkan pengakuan pendapatan harus memenuhi kriteria pengakuan seperti
yang dikemukakan oleh PSAK No. 23 tahun 2015 adalah :“Pengakuan (recognition)
merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta
kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan
dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan
mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi
kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian dalam
mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui kebijakan akuntansi yang
digunakan melalui catatan atau materi penjelasan.
Ketentuan selanjutnya mengenai pengakuan terhadap pendapatan diatur dalam
PSAK No. 23 (2015: 23.1) adalah “pendapatan diakui bila besar kemungkinan
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat
diukur dengan andal”. Dalam PSAK No. 23 tersebut ditetapkan kriteria-kriteria
yang digunakan dalam menentukan saat yang tepat untuk mengakui sebuah
pendapatan.

Page 8 of 23
Kriteria pengakuan tersebut harus diterapkan dalam akuntansi untuk pendapatan
yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut ini :
1. Kriteria pendapatan untuk penjualan barang
Ketentuan PSAK No. 23 (2015: 23.13) mengenai pengakuan pendapatan atas
transaksi penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi
yaitu sebagai berikut :
a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif
atas barang yang dijual;
c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal
2. Kriteria pendapatan untuk penjualan jasa
Ketentuan PSAK No. 23 (2015: 23.19) mengenai pengakuan pendapatan atas
jasa adalah sebagai berikut “bila hasil suatu transaksi meliputi penjualan jasa
dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi
tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila
seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :
a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal; dan

Page 9 of 23
d) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
3. Kriteria Pendapatan untuk Bunga, Royalti dan Dividen
Pendapatan menurut PSAK No. 23 (2015: 23.29) harus diakui dengan dasar
sebagai berikut:
a) Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan
hasil efektif aktiva tersebut;
b) Royalty harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian
yang relevan; dan
c) Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui bila hak
pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Menurut Koeso, Weygandt dan Warfield (2018: 18-34), pengakuan pendapatan
yang sering dilakukan perusahaan terdiri dari :
1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
2) Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan
3) Pengakuan pendapatan setalah penyerahan;
4) Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus waralaba dan
konsinyasi

II. BIAYA
A. Definisi Biaya dan Beban
Pengertian Biaya (Cost)

Biaya merupakan suatu hal yang dikeluarkan atau dikorbankan dengan harapan
agar memperoleh keuntungan atau manfaat yang bernilai ekonomis di masa
mendatang. Misalnya seperti dalam pembelian aktiva tetap, transaksi ini
dalam rumus dasar akuntansi disebut dengan biaya pembelian aktiva

Page 10 of 23
Dalam pembelian aktiva ini maka akan mengeluarkan uang, hal ini akan terdapat
akun kas yang dikeluarkan atas pembelian aktiva tetap dengan harapan agar
memperoleh manfaat secara ekonomis atas aktiva tersebut di masa mendatang.

Biaya atau cost adalah keseluruhan jumlah atas belanja yang dicatat
sebagai harta kemungkinan akan menjadi sebagai pengeluaran apabila dihabiskan
di masa depan. Maka dalam hal ini perkiraan biaya merupakan perkiraan harta.

Arti lain dari biaya adalah suatu pengeluaran yang dapat mempengaruhi nilai
aktiva atau dengan arti lain yaitu biaya yang terletak dalam akun aktiva tersebut.
Definisi menurut ED PSAK 16 (revisi 2011) Biaya perolehan (cost) adalah jumlah
kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau kontruksi
atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama
kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Pengertian Beban (Expense)

Beban merupakan suatu penurunan nilai ekonomi yang berupa kas keluar atau
aktiva berkurang. Biasanya beban dianggap sebagai kewajiban yang dapat
menyebabkan nilai ekuitas menurun. Umumnya beban dianggap sebagai
pengorbanan atau kewajiban yang sebelumnya telah terjadi.

Definisi Beban adalah suatu yang dikeluarkan atau dikorbankan


dengan tujuan untuk dapat memperoleh pendapatan, misalnya akun-akun yang
terdapat dalam laporan laba rugi seperti beban listrik, beban penyusutan, beban
sewa, beban gaji, dan lain-lain.
Beban atau expense adalah pengurangan atas pendapatan yang akan
menghasilkan laba bersih sebelum adanya pajak dalam laporan laba-rugi. Maka
dalam hal ini beban diperkirakan berupa jenis yang paling banyak jumlahnya,

Page 11 of 23
dapat diklarifikasi secara sederhana menjadi beban operasional, beban perolehan
pendapatan, dan lain-lain.
Dapat diambil kesimpulan dalam istilah akuntansi bahwa Biaya perolehan
(cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu aset lain. Sedangkan Beban (expense) adalah jumlah kas atau
setara kas yang telah dikeluarkan dengan tujuan untuk memperoleh laporan laba
rugi

B. Perbedaan Biaya dan Beban

Dibawah ini merupakan perbedaan antara biaya dan beban dalam proses
akuntansi:

1. Letak posisi dalam Laporan Keuangan

Perbedaan biaya dan beban terletak pada penyusunan laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan posisi biaya akan terletak dalam penyusunan neraca,
biasanya berwujud biaya yang belum dihunakan dan diprediksi mampu
memberikan manfaat sehingga biaya ini dianggap sebagai aktiva.

Dalam laporan keuangan posisi beban akan terletak dalam penyusunan laporan
laba-rugi. Beban di dalam laporan laba-rugi berupa pengeluaran yang telah
digunakan, dan tidak memberikan manfaat di masa mendatang serta periodenya
hanya kurang dari satu tahun.

2. Periode Akuntansi

Perbedaan biaya dan beban dilihat dari periode dalam akuntansi.

Biaya umumnya memiliki periode lebih dari satu tahun hal ini dianggap
sebagai pengeluaran modal (capital expenditure).

Page 12 of 23
Pengorbanan yang telah dikeluarkan ini bertujuan untuk memperoleh aktiva
tetap, demi meningkatkan keefesiensian atas operasional bisnis perusahaan dan
kapasitas produktif aktiva tetap, selain itu untuk memperpanjang masa manfaat
aktiva tetap.

Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satuan rupiah jauh lebih besar dibandingkan
dengan jumlah beban.

Sedangkan, beban umumnya memiliki periode kurang dari satu tahun hal ini
dianggap sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), yaitu memberi
manfaat hanya dalam periode berjalan saja.

Maka dari itu biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasikan sebagai
aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan dalam laporan laba-
rugi.

3. Manfaat yang Diperoleh

Manfaat yang diperoleh antara biaya dan beban juga berbeda. Untuk
klarifikasi biaya mengenai manfaat yang didapatkan adalah pendapatan,
sedangkan untuk klarifikasi beban mengenai manfaat yang didapatkan
adalah penggunaan sumber daya.

C. KARAKTERISTIK BIAYA

Karakteristik Utama Biaya

Ada 2 (dua) karakteristik biaya, yaitu:

1. Aliran keluar atau penurunan aset (outflow of assets, gross decreases in


assets, using up of assets).

Page 13 of 23
2. Akibat aktivitas yang membentuk operasi utama yang berkelanjutan/ terus
menerus.

Karakteristik Pendukung

1. Penurunan Aset

Biaya timbul karena terjadi transaksi yang menurunkan aset, atau


menimbulkan aliran keluar aset.
Aset dalam hal ini adalah semua aset perusahaan sebagai satu kesatuan,
bukan hanya aset tertentu misalnya persediaan bahan baku.

Dengan demikian konsumsi atau pemakaian aset diartikan bahwa manfaat


ekonomi aset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah
diserahkan dari entitas usaha.

Sehingga entitas usaha tidak menguasai lagi manfaat tersebut.


Pemakaian bahan baku untuk pembuatan produk tidak dapat disebut sebagai
biaya, jika produk tersebut belum terjual. Karena jika belum terjual
sebenarnya belum terjadi penurunan aset. Yang terjadi hanyalah perubahan
bentuk aset sebagai potensi jasa.

2. Operasi Utama yang Menurun

Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya. Agar menjadi
biaya, maka konsumsi tersebut harus berkaitan dengan transaksi utama
kesatuan usaha.

Page 14 of 23
Yang dimaksud dengan aktivitas utama adalah kegiatan penciptaan
pendapatan dan profit yang direpresentasikan dalam aktivitas produksi dan
pengiriman barang.

Atau bila jenis usaha jasa adalah menyerahkan atau melaksanakan jasa. Jadi,
sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk
aktivitas operasi yang merupakan elemen laporan arus kas, yaitu operasi,
investasi, dan pendanaan. Biaya adalah penurunan aset yang berkaitan
dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.

3. Kenaikan Kewajiban

Definisi biaya adalah tidak hanya dari sudut penurunan aset, tapi juga dari
kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk
mencakup pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.
Pendefinisian biaya adalah kenaikan kewajiban, bila barang dan jasa telah
dimanfaatkan oleh perusahaan, tapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai
aset sebelumnya. Atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain.

Perusahaan mempunyai keharusan untuk membayar atau melakukan


pengorbanan sumber ekonomi di masa datang sehingga kewajiban timbul.
Sebagai contoh adalah tarif (fee) pengiriman barang oleh perusahaan
ekspedisi yang belum dibayar perusahaan. Jasa pengiriman telah dikonsumsi
dan menimbulkan pendapatan, sehingga biaya harus timbul diikuti dengan
kenaikan kewajiban.

4. Penurunan Ekuitas

Page 15 of 23
Penurunan aset akan menurunkan ekuitas. Dengan dianutnya konsep
kesatuan usaha, penurunan aset atau kenaikan kewajiban akan membentuk
biaya. Dan penurunan ekuitas hanya merupakan konsekuensi logis. Walaupun
demikian, penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak
setiap penurunan aset mengakibatkan penurunan ekuitas.

Misalnya pembagian dividen kas adalah penurunan aset, tapi tidak dapat
disebut sebagai biaya. Jadi penurunan aktivitas hanya merupakan
karakterisitik pendukung pengertian biaya. Hal serupa dengan definisi terbaya
(payee) sebagai karakteristik pendukung pengertian kewajiban.

5. Aliran Fisik atau Moneter

Menurut FASB definisi biaya adalah aliran keluar aset atau pemanfaatan aset
tiidak secara tegas membatasi apakah aliran tersebut bersifat fisik atau
moneter. FASB memisahkan antara pengertian biaya dan pengukuran biaya.

Pengertian biaya sebagai aliran fisik dimaknai bahwa biaya timbul dari
penyerahan/ produksi barang atau dari pelaksanaan jasa. Secara semantik,
definisi biaya adalah perubahan atau penurunan nilai, sehingga timbulnya
biaya merupakan kejadian moneter.

6. Rugi

Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang pada pengertian rugi
adalah:

a. Penurunan ekuitas (aset bersih)


b. Transaksi periferal atau insidental

Page 16 of 23
c. Selain apa yang didefinisikan sebagai biaya atau selain distribusi ke
pemilik.
Seperti untung, dari tiga karakterisitk di atas yang paling membedakan rugi dengan
biaya adalah karakteristik #2. Karakteristik #1 sebenarnya juga karakteristik biaya,
tapi dipandang dari sudut pengaruh akhir yaitu menurunkan ekuitas.

Seperti keuntungan (profit) rugi bisa merupakan jumlah kotor atau jumlah bersih.
Karakteristik #3 juga merupakan karakteristik biaya karena biaya harus berkaitan
dengan operasi dalam arti luas dan bukan dengan aktivitas pendanaan. Karena
secara konseptual dan esensial karakteristik biaya tidak berbeda dengan rugi.

Rugi perlu didefinisi sebagai elemen dan dibedakan dengan biaya karena sifat
terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik #2 di atas. Untuk disebut rugi,
kejadian yang menimbulkan harus periferal atau insidental atau di luar kendali
manajemen. Seperti keuntungan (profit), empat sumber rugi yang diidentifikasi
adalah:

 Periferal dan insidental. Misalnya penjualan investasi dalam surat-surat


berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh
tempo.
 Transfer non timbal balik dengan pihak lain. Misalnya pencurian dan
pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum.
 Penahanan aset. Misalnya, penurunan harga sekuritas investasi, penurunan
nilai tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan persediaan.
 Faktor lingkungan. Misalnya, ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih
rendah dari biaya aset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset
yang tidak diasuransi akibat kebakaran.

Page 17 of 23
D. PENGAKUAN BIAYA

Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan


mengikuti masalah kriteria pengakuan, yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya biaya atau rugi dapat diakui.
Dan masalah saat pengakuan adalah peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa kriteria pengakuan telah terpenuhi.
Tidak seperti pendapatan atau keuntungan, biaya dan kerugian tidak
mengalami masalah pembentukan dan realisasi.Oleh karena itu, kriteria
pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah
pengakuan biaya dan rugi adalah kapan penurunan nilai aset dapat dikatakan telah
terjadi. Atau kapan biaya dan rugi telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya dan
rugi dapat diakui.

A. Kriteria Pengakuan Biaya


Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
ini:

Kriteria #1: Konsumsi manfaat (consumption of benefit)


Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomi yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam:

 pengiriman atau pembuatan barang,


 penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau
 kegiatan lain yang merepresentasikankan operasi utama atau sentral entitas
tersebut.
Kriteria #2: Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang.

Page 18 of 23
Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan
telah berkurang manfaat ekonominya atau tidak lagi mempunyai manfaat
ekonomi.

#1: Konsumsi Manfaat

Konsumsi manfaat ekonomi selama satu periode dapat diakui langsung pada saat
terjadinya pengakuan pendapatan yang berkaitan. Berbagai jenis pos biaya
menghendaki cara pengakuan yang berbeda, yaitu:

 Beberapa pos biaya, seperti barang terjual, ditandingkan dengan pendapatan


yang terkait. Biaya dan pendapatan diakui pada saat atau periode yang sama
dengan pengakuan pendapatan yang dihasilkan langsung dari transaksi yang
sama.
 Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administrasi diakui selama
pada saat kas dibayarkan. Atau ketika kewajiban terjadi untuk barang dan jasa
yang dimanfaatkan bersamaan dengan perolehan.
 Beberapa pos biaya, seperti penyusutan dan asuransi diakui dengan prosedur
sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat aset
yang bersangkutan.

#2: Lenyapnya/ Berkurangnya Manfaat Masa Datang

Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas manfaat ekonomi masa
datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap. Atau
kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.

Page 19 of 23
B. Kaidah Pengakuan Biaya
Ada 3 kaidah pengakuan biaya yang disebut sebagai prinsip pengakuan biaya
pervasif atau luas, yaitu:

Kaidah #1: Mengasosiasi sebab akibat.

Beberapa cost diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan
pendapatan tertentu.

Kaidah #2: Alokasi sistematik dan rasional.

Alokasi sistematik dan rasional adalah proses penandingan dengan periode


sebagai penakar pendapatan dan biaya.

Proses ini sering disebut penandingan periode (period matching).


Bila tidak ada cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat,
beberapa cost diasosiasikan dengan periode sebagai biaya atas dasar usaha
(attemp).
Untuk mengalokasikan cost secara sistematik dan rasional ke beberapa periode
yang diperkirakan menikmati manfaat.
Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat dari potensi
jasa adalah periode bukannya produk.

Dasar penandingan ini sebenarnya adalah alternatif dasar sebab-akibat, karena


tidak selalu mudah mengidentifikasikan hubungan sebab-akibat antara
pendapatan dengan biaya.

Page 20 of 23
Basis ini menghubungkan biaya dan pendapatan secara tidak langsung melalui
periode terjadinya pendapatan sehingga keduanya sering disebut penandingan
tak langsung (indirect matching).
Namun demikian, dalam banya hal penandingan ini mendekati penandingan
sebab-akibat.

Dasar ini cukup beralasan untuk beberapa jenis-jenis biaya yang erat kaitannya
dengan waktu, seperti depresiasi atau penyusutan, bunga, sewa asuransi dan
semacamnya. Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa proses alokasi
menimbulkan banyak metode alokasi. Karena kesulitan penentuan pola
penggunaan atau konsumsi manfaat ekonomi yang sebenarnya, metode alokasi
yang dipilih sering tidak sejalan dengan pola penyerapan tersebut.

Sebenarnya adanya berbagai metode alokasi menunjukkan bahwa untuk


menyelaraskan pola penyerapan cost yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan
potensi jasa, sehingga konsep penandingan yang tepat dapat dicapai. Contoh
permasalahan ini adalah depresiasi atau penyusutan aset tetap.

Kaidah #3: Pengakuan segera

Beberapa cost diasosiasikan denga periode berjalan sebagai biaya karena:

 Cost yang terjadi dalam periode berjalan tidak memberi manfaat masa datang
yang cukup nyata.
 Cost yang dicatat sebagai aset dalam periode-periode sebelumnya tidak lagi
mempunyai manfaat ekonomi yang cukup nyata.
 Mengalokasikan berbagai cost baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan
atau atas dasar periode akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang
berarti.

Page 21 of 23
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan merupakan
bagian dari penghasilan. Menurut PSAK, pendapatan meliputi penjualan barang,
jasa dan pendapatan bunga, royalty dan dividen. Pengakuan pendapatan diakui
saat penyerahan dilakukan.
Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu aset lain. Sedangkan Beban (expense) adalah
jumlah kas atau setara kas yang telah dikeluarkan dengan tujuan untuk
memperoleh laporan laba rugi.
Pendapatan dan biaya merupakan komponen dari laporan keuangan laba rugi,
dimana tujuan dari perusahaan pastinya untuk memperoleh laba perusahaan.

Page 22 of 23
DAFTAR PUSTAKA

PSAK 23 (Revisi th 2014)., Ikatan Akuntan Indonesia., Dewan Standar Akuntansi


Keuangan., Agustus 2014.
Fifi Alfiah, Rulinty., Ismail Badollahi., Analisis Laporan Pendapatan dan Biaya
Dalam menunjang Peningkatan Laba., Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Volume 1 nomor 2 tahun 2019
http://repository.unair.ac.id/98866/4/4.BAB 01PENDAHULUAN.pdf
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/perbedaan-biaya-dan-beban-
dalam-akuntansi-lengkap/
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-biaya-adalah/

Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai