Anda di halaman 1dari 24

PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN

Disusun Oleh :
Nama NPM
Vivi Andela 220301011
Pangestu Kauno 220301014
Amalia Vransiska 220301015

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah II

Dosen Pengampu : Fitria Fertha Agustina,S.Ak.,M.Acc

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL DAN BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2024/2025

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
SAW yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan hingga menuju masa
yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fitria Fertha Agustina,S.Ak.,M.Sc


selaku dosen pengampuh mata kuliah Pengantar Akuntansi Menengah II serta
teman-teman kami yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah
ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman kelompok 2 yang sudah bekerja
sama dalam pembuatan makalah ini yang berjudul dan menjelaskan tentang
“Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 06 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................1
C. Manfat Penulisan........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi....................................................................3
B. Proses Investasi..........................................................................4
C. Jenis-Jenis Investasi...................................................................4
D. Investasi Pada Saham.................................................................4
E. Investasi di Negaa Berkembang dan Permasalahannya.............6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan
Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan
yang kita jalani, apakah memperoleh labu atau menderita kerugian. Dengan
akuntansi kitapun dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk
pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern.

Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada
pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya
dengan seberapa banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan
perusahaan kita, karena pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam
setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan
atau earnings.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang


biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal

Diantara berbagai kebijakan perusahaan salah satu fungsi penting adalah


bagaimana pengakuan pendapatan dan beban pada perusahaan. Fungsi ini
dikatakan cukup penting karena sumber laba perusahaan berasal dari
pendapatan dan behan sehingga perlu diketahui pengakuan atas pendapatan
dan beban bagi perusahaan agar tidak terjadi kesalahan pencatatan, Untuk
perusahaan kecil dan memiliki jumlah penjualan terbatas, pengakuan atas
pendapatan dan beban bukanlah masalah rumit. Tetapi bagi perusahaan besar
dalam skala penjualan besar, pengakuan pendapatan dan beban telah menjadi
masalah rumit dan kompleks.

Secara umum, laba merupakan selisih antara kesejumlahan pendapatan dan


beban suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain,
pendapatan dan beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi

1
dalam laporan keuangan. Oleh sebab, itu diperlukan adanya pengakuan yang
tepat terhadap unsur pendapatan dan beban.

Pengakuan pendapatan dan beban dilakukan dengan mencatat dan


mencantumkan sesuai dengan nilai yang seharusnya. Bila pendapatan maupun
beban yang diakui tidak sama dengan yang seharusnya (terlalu besar atau
terlalu kecil), maka informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi
tidak tepat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis/sumber-sumber pendapatan?
3. Apa yang dimaksud pengakuan pendapatan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan
2. Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan Untuk mengetahui proses
pendapatan
3. Untuk mengetahui metode pengukuran pengakuan pendapatan

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendapatan


Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan,
semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap
laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat
lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan
tidak ada laba, tanpa laba, maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak
mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini
ada beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari pendapatan.
Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka
terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Berdasarkan konsep kesatuan usaha di atas, konsep tersebut mempunyai
konsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagai kenaikan
kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan
perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian
pendapatan dan biaya dengan memandangnya sebagai perubahan kekayaan, bukan
sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.”
Di samping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
Untuk menyatakan gambaran yang lebih lengkap mengenai pengertian
pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai
macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting
merumuskan pengertian pendapatan adalah:

3
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi
adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan,
pendapatan non operasi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan
utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi
tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam
penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan
mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya
tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan”
seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau
cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva di atas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
disebutkan dalam butir kedua.

2.3. Proses Pendapatan


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan
proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya


pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi
yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap
kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan
kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang
terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)

4
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan.
Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat
barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak
penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat
dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
· Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya.
· Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pengungkapan Pendapatan.


 Penilaian Pendapatan

Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat


digunakan untuk menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat
pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus
diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas
(atau setara kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang
diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.

2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara
kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang
diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara
aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal
(orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang
diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

 Pengukuran Pendapatan

5
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaitu
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu
bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai
pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan
antara perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut,
dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan”.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi
piutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang
sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang
diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang
akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan
diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan
maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku
barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang terjual baru akan
diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi.
2. Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada
masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal
perusahaan.

3. Harga dibawah harga pasar


Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.

6
4. Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya
penjualan, dan biaya penyerahan produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang merupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap
jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

 Pengakuan Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan


pendapatan yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan
diakui pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai
berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal
penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada
pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat
jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapatan bunga, dan royalty diakui
sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang
bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tanggal
penjualan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang
dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:

1. Pendapatan dihasilkan, dan

7
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan


pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa
jumlahnya, proses penentuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini
berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Eldon S
HEndriksen mengutip pernyataan American Accounting Association Committee
on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu:
“Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi
sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai
termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat
yang dapat diterima”.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada
berbagai saat, yaitu :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya


dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka
panjang. GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untuk pendapatan atas
kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode persentase penyelesaian adalah bentuk alternatif atas metode kontrak


selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat
kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk
tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan
beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana
pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran
keluaran.

 Pengukuran masukan (input measure)

8
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek
pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:
 Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian
ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan
estimasi biaya total yang diharapkan.
 Metode usaha yang diupayakan (effort expended method)
Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan
penyelesaian dengan menggunakan metode ini diperoleh dengan cara yang
sama seperti metode biaya ke biaya.
 Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran keluaran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan
dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan
dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai
dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)

Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%.
Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak
dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak
persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian
tidak dapat dipenuhi, atau
3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis
yang normal dan berulang.

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan digunakan
jika metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak
tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

9
Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk
produk dalam kriteria;
1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
2) Biaya pemasaran yang tidak besar,
3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaporan pendapatan pada waktu
penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian dimana harga jual
dan biaya tambahan dapat diestimasi.

Kriteria utama untuk menggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang
handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat
dipengaruhi produsen tertentu.

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar


yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
 Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
 Produk telah berada di luar perusahaan dan aktiva baru sudah
menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
 Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.

 Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau perolehan produk


dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.

Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan
merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab
transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva baru ke dalam perusahaan
yang berupa kas atau piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas

Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran


pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses operasional untuk meningkatkan
aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak
dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara
angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relatif
pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang

10
dari konsumen hampir bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya
dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk
jangka panjang di dalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan
maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam
suatu periode atas dasar penerimaan uang.

 Pengungkapan Pendapatan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai


pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk
metode yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode
tersebut termasuk pendapatan dari:
1) Penjualan barang
2) Penjualan Jasa
3) Bunga
4) Dividen, dan
5) Royalty.

 Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard


Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti
akan segera terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk
atau terhimpun.

 Metode Pencatatan Pendapatan

Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2) Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3) Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas

11
4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat
kecermatan yang memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai
berikut: metode berbasis kas (cash basis method) dan metode berbasis akrual
(accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan
tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan
kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-
orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat
sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima.
Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam
pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.

 Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya


sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas
penyelesaian penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu
periode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat
penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana
pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir
terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan
untuk kontrak jangka panjang.

4. Metode Penagihan

12
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketdakpastian
penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan
pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak
dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa
dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan produk.

2.5. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan


Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain
sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan Hasil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan
pendapatan merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan
yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya didukung oleh bukti-
bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya,

3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption


consept)
Konsep akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang
pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan
sendirinya merupakan asumsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi
yang tidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi
dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical

Konsep biaya historis merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif
untuk jasa yang baru diperoleh. Biaya historis ini menunjukkan harga pertukaran
pada saat terjadinya salah satu keunggulan biaya historis yang terjadi dari hasil
kesepakatan dua pihak yang independent.

2.6 Teori Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan

13
1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan (recognition) berarti proses pembentukan suatu pos yang


memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan yang sesuai dengan standar
akuntansi dalam laporan neraca dan laba rugi, yaitu Harahap (2011:96)
menyatakan:
a. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Belkaoui dalam Samsu (2013:569) menyatakan bahwa ada dua
metode pengakuan pendapatan dalam periode akuntansi, yaitu:

A. Accrual Basis

Accrual Basis adalah Suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan
peristiwa diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat
terjadinya transaksi tersebut tanpa memerhatikan waktu kas diterima atau
dibayar. Beban dan pendapatan secara hati-hati disamakan. Menyediakan
informasi yang lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu
perusahaan mengeluarkan uang atau menerima uang dalam setiap
bulannya. Pencatatan menggunakan metode ini mengakui beban pada saat
transaksi terjadi walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan
pendapatan. Pendapatan dicatat pada saat transaksi pendapatan terjadi
walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut baru diterima bulan
depan. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pencatatan
menggunakan accrual basis lebih mencerminkan keadaan perusahaan dan
lebih dapat mengukur kinerja perusahaan.

Jurnal

14
Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pada saat
kas diterima pemilikan dari penjual ke pembeli
Piutang xxx Kas xxx
Penjualan xxx Piutang xxx

B. Cash Basis

Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika kas diterima sedangkan beban
diakui pada saat kas dibayarkan, artinya perusahaan mencatat beban didalam
transaksi jurnal entry ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan dan pendapatan
dicatat ketika kas masuk atau diterima. Cash Basis merupakan salah satu konsep
yang sangat penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas adalah teknik
pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau
dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
Jurnal
Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima
Kas xxx
Penjualan xxx

CONTOH SOAL LATIHAN

15
a. Pengukuran Pendapatan

Tanggal 1 Juli, PT Cempaka menjual kain kepada PT Delima senilai Rp 90 juta


dengan bayaran berupa wesel tanpa bunga jatuh tempo 4 tahun dengan nilai
nominal Rp 141.616.300. Nilai persediaan kain menurut catatan PT Cempaka
adalah Rp 59 juta
Berdasarkan kasus di atas, PT Cempaka harus mengakui pendapatan atas
penjualan kain sebesar Rp 90 juta

1 Juli
Wesel tagih Rp.90.000.000
Penjualan Rp.90.000.000

PT Cempaka kemudian mengestimasi dan menentukan suku bunga wesel sebesar


12%. PT Cempaka kemudian mencatat penerimaan bunga wesel sbb:

31 Des
Wesel tagih Rp.5.400.000
Pendapatan bunga Rp.5.400.000
(12% x 1\2 x Rp 90 juta)

Fakta Sansung Company memilik perjanjian dengan pelanggannya yang


menyatakan bahwa Perusahaan akan memberikan diskon volume sebesar 3%

16
kepada para pelanggannya jika mereka mambell paling sedikit €2 juta produknya
selama satu tahun. Pada tanggal 31.1 Maret 2011, Sansung melakukan penjualan
senilai 700.000 kepada Artic plc. Dua tahun sebelumnya, Sansung menjual lebih
dari €3.000.000 kepada Artic dalam periode 1 April hingga 31 Desember.
Pirtanyaan: Berapa banyak pendapatan yang diakul e oleh Sansu 20117 pada tiga
bulan pertama tahun 2011?

Jawaban: Dalam kasus ini, Sansung harus mengurangi pendapatan sebesar


€21.000 (€700.000 x 3%) karena terdapat kemungkinan bahwa Sansung akan
memberikan potongan harga. Oleh karena itu, kendapatan harus dilaporkan
sebesar €679.000 (€700.000 - €21.000). Jika Sansung tidak mengakui dekon
volume maka pendapatan Sansung akan tercatat terlalu tinggi pada tiga bulan
pertama tahun 2011

Jika pelanggan Sansung mampu memenuhi batas diskon, Sansung mencatat ayat
jurnal sebagai berikut.

Kas Rp. 700.000


Plutang Usaha Rp. 679.000
Diskon Penjualan yang Hangus Rp. 21.000

b. Pengakuan Pendapatan

17
PT Abada memiliki kesepakatan dengan PT Belia untuk memberikan diskon 2%
jika PT Belia melakukan pembelian selama 1 periode melebihi Rp 200 juta.
Tanggal 1 April periode tersebut, PT Belia melakukan pembelian sebanyak 100
juta, dan berdasarkan riwayat 2 periode sebelumnya, PT Belia selalu melakukan
pembelian lebih dari 200 juta selama periode April – Desember.

Berdasarkan kasus di atas, PT Abada harus mengurangi pendapatannya sebesar


2% x 100jt 2 juta, dan melakukan pencatatan sbb:

1 April
Piutang Rp. 98.000.000
Kas Rp. 98.000.000

Jika PT Belia ternyata gagal memenuhi batas minimum diskon selama periode
tersebut, maka PT Abada mencatat jurnal sbb:

31 Des
Piutang Rp. 2.000.000
Penghapusan diskon Rp. 2.000.000

BAB III
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya kepada sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil berupa
uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor
produksi. Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui
pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan
kas atau klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat
dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.
Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa
yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang
diberikan pendapatan. Sebagian besar perusahaan didirikan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga keangsungan
hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan
pendapatan atas beban.

19
DAFTAR PUSTAKA

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip


Akuntansi (terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16,
Jakarta: Erlangga.
Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I
(terjemahan), Jilid I, Edisi 3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.
Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa :
Wimliyono, Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Yogyakarta:
Liberty.
Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Soemarsono. SR, (2000). Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT.
Rineka Cipta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.
------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku
I, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Interaksara.

20
Pembagian tugas

Vivi Andela 220301011 (Bab 2+Materi)


Pangestu Kauno 220301014 (Bab 3)
Amalia Vransiska 220301015 (Materi+Ppt)

21

Anda mungkin juga menyukai