Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KONSEP KOPERASI DAN BANK SYARIAH

Dosen Pengampu : Selly Puspita Sari, S.Pd., M.AK.

Disusun Oleh :
1. BAGAS ANDRIANTO 220301002
2. EISNA GANDI 220301005

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL DAN BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pengantar Ekonomi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep
koperasi dan bank syariah, bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Selly Puspita Sari, selaku dosen pada mata
kuliah Pengantar Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan untuk kami. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada reka-rekan yang telah berkonstribusi untuk menyelesaikan
tugas makalah ini..Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna.. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gadingrejo,7 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4


A. Latar Belakang .......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................... 6
1. Tujuan umum ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT ...................................................... 7


A. Konsep koperasi ........................................................................ 7
a) Pengertian koperasi........................................................ 7
b) Fungsi dan Peranan Koperasi......................................... 10
c) Prinsip Koperasi.............................................................13
d) Azas Koperasi................................................................14
e) Tujuan Koperasi.............................................................16
B. Bank Syariah..............................................................................17
a) Pengertian Bank Syariah................................................17
b) Dasar Hukum dan Prinsip Bank Syariah.......................17
c) Karakteristik Bank Syariah............................................18
d) Produk Bank Syariah.....................................................19
e) Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah...................27
f) `Contoh-Contoh Bank Syariah.......................................28

BAB III PENUTUP .............................................................................. 30


A. Kesimpulan ............................................................................... 30

3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 31

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilihat dari era globalisasi sekarang masyarakat berusaha untuk terus
meningkatkan kemampuannya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak
dicapai, dengan menggunakan waktu yang seefektif dan seefisien mungkin
dan dengan biaya yang relatif murah.Koperasi merupakan badan usaha
dalam rangka membangun ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Di lihat dari sejarah, koperasi dilahirkan sebagai usaha yang berperan
dalam memajukan kepentingan perekonomian anggota koperasi tersebut.
Dalam koperasi anggota sebagai pemilik dan pelanggan mempunyai posisi
kekuasaan yang tertinggi, mereka mendirikan dan mengembangkan
perusahaan koperasi untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya.

Pertumbuhan koperasi relatif mengalami kemunduran yang mana salah


satu penyebabnya adalah konsep pengembangan strategi dalam koperasi
untuk dapat merespon persaingan dan pasar yang terus berkembang
dengan cepat. Perkembangan yang cenderung liberalisme membuat
koperasi semakin sulit untuk tumbuh lebih maju dalam persaingannya.
Permasalahannya yang penting adalah dimana koperasi yang didirikan
benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan pelayanan kepada para
anggota dan masyarakat sekitar, dan menjadikan hidup anggota menjadi
lebih baik. Dengan demikian dalam memajukan koperasi, diperlukannya
kerja sama atas semua unsur-unsur koperasi dengan sesuai fungsi-fungsi
dari unsur-unsur tersebut.
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan sistem syariah (hukum islam).Usaha
pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk

5
memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba
dan investasi untuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-usaha lain yang tidak islami,yang hal
tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat
Indonesia. Berdiri tahun1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun
90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB
kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode
1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur
dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.Adanya Perbankan syariah di
Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara Indonesia
yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Koperasi ?

b) Apa saja fungsi dan Peranan Koperasi ?


c) Sebutkan prinsip-Prinsip Koperasi ?
d) Sebutkan azas- Azas Koperasi ?
e) Apa yang dimaksud Bank Syariah?
f) Bagaimana dasar hukum dan prinsip Bank Syariah?
g) Bagaimana karakteristik Bank Syariah?
h) Apa saja produk Bank Syariah?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
a) Memahami Tentang Pengertian, Fungsi dan peranan koperasi

6
b) Mengetahui prinsip dan azaz-azaz koperasi

c) .Memahami pengertian bank syariah, hukum dan prinsip bank syariah.


d) Mengetahui karakteristik dan produk Bank Syariah
e) Mengetahui kelemahan dan keunggulan serta contoh-contoh Bank Syariah

7
BAB II
KONSEP KOPERASI DAN BANK SYARIAH

A. KONSEP KOPERSI
1.1 PENGERTIAN KOPERASI

Koperasi merupakan perkumpulan otonomi dari orang-orang yang


bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi
ekonomi, sosial serta budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang
dimiliki dan diawasi secara demokratis. Koperasi melakukan nilai-nilai
menolong diri sendiri, bertanggungjawab kepada diri sendiri, demokratis,
persamaan, keadilan dan solidaritas.

Pembangunan ekonomi bertujuan meningkatkan pendapatan


perkapita, yaitu sebagai cermin timbulnya perbaikan kesejahteraan hidup
masyarakat. Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional
disamping Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta,
diharapkan akan turut serta dalam mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat, yang selanjutnya turut meratakan tingkat kesejahteraan
masyarakat pada berbagai lapisan.

Istilah Koperasi sudah dipopulerkan sejak zaman pra kemerdekaan


di Indonesia, bahkan telah dicantumkan secara gamblang dalam penjelasan
pasal 33 UUD 1945, meskipun begitu pemahamannya secara jernih tidak
begitu mudah. Untuk menjernihkan perumusan istilah Koperasi, maka
menurut Ramudi Ariffin (1997:18), dapat didekatkan melalui tiga
pendekatan, sebagai berikut:

1. Definisi legal, yaitu rumusan pengertian Koperasi yang tercantum


dalam Undang- Undang. Dalam hal ini hanya negara-negara yang
mempunyai Undang-Undang perKoperasian saja yang memakai
definisi legal.Karena Undang-Undang dirumuskan sesuai dengan

8
kondisi masing-masing negara, maka definisi legal ini cenderung
berbeda-beda.

2. Definisi esensial, yaitu Koperasi adalah organisasi ekonomi yang


beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki
kemampuan ekonomi terbatas dan mereka secara suka rela
menyatukan dirinya didalam koperasi sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka.

3. Definisi nominal, yaitu pengertian Koperasi yang dirumuskan untuk


kepentingan analisis, untuk membedakan dari badan usaha lain non-
Koperasi.

Indonesia salahsatu negara yang mempunyai Undang-Undang


perkoperasian, yaitu UU Kop. No. 25/1992, Pasal 1, menyebutkan :

“ Koperasi adalah salah satu badan usaha yang beranggotakan


orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.”

Istilah “Organisasi Koperasi” mulai dikenal dilingkungan ekonomi


dan sosiologi. Berdasarkan hal itu maka menurut Hans H. Muenkner
pengertian organisasi Koperasi dapat dibedakan dalam arti ekonomi
dan arti sosiologi, sebagai berikut:

1. Dalam arti ekonomi, Koperasi adalah organisasi ekonomi yang


anggotanya memiliki sekurang-kurangnya satu kepentingan
ekonomi yang sama, bermotivasi swadaya dalam perusahaan yang
dibiayai dan diawasi bersama dengan sasaran meningkatkan
kemajuan perusahaan rumah tangga anggota (promosi anggota).
(1989:39-40, diringkas).

9
2. Dalam arti sosiologi
Organisasi Koperasi adalah perkumpulan orang yang sepakat
bekerjasama selama satu periode tertentu atas dasar persamaan dan
dibawah suatu kepemimpinan yang diawasi secara demokratis,
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi bersama. (1989:42).

Organisasi Koperasi sebagai sistem sosio-ekonomi


masyarakat, mempunyai ciri-ciri umum seperti yang dikemukakan
oleh Hanel (1989:29), menyatakan:

1. Sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok atas


dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang
sama (KELOMPOK KOPERASI).
2. Anggota-anggota kelompok Koperasi secara individual
bertekad mewujudkan tujuannya, yaitu memperbaiki situasi
ekonomi dan sosial mereka, melalui usaha-usaha (aksi-aksi)
bersama dan saling membantu (SWADAYA DARI
KELOMPOK KOPERASI).
3. Sebagai intrumen (wahana) untuk mewujudkannya adalah
suatu perusahaan yang dimiliki dan dibina secara bersama
(PERUSAHAAN KOPERASI).
4. Perusahaan Koperasi itu ditugaskan untuk menunjang
kepentingan para anggota kelompok Koperasi itu, dengan cara
menyediakan/menawarkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh para anggota dalam kegiatan ekonominya, yaitu dalam
perusahaan/usaha dan/atau rumah tangga masing-masing
(TUJUAN/TUGAS ATAU PRINSIP PROMOSI ANGGOTA).

1.2 FUNGSI DAN PERANAN KOPERASI


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992,
fungsi dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini.

10
1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi dan
kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif
kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang
kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat
membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi
akan memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya dan
anggota koperasi pada khususnya.

2) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas


kehidupan manusia dan masyarakat Selain diharapkan untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi
juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja
sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas
kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat
mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta
masyarakat disekitarnya.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya
bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan
sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan
peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian
rakyat.Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar
memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya

11
dengan caraitulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian


nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu pelaku
ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian
nasional bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari
sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati
kedudukan yang sangat penting dalam sistem perekonomian
Indonesia. Dengan demikian koperasi harus mempunyai
kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh,
sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat
dengan baik.

Manfaat Koperasi

Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat


dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan
manfaat koperasi di bidang sosial.

 Manfaat Koperasi di Bidang Ekonomi

Berikut ini beberapa manfaat koperasi di bidang ekonomi :

a) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil


usaha yang diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para
anggotanya sesuai dengan jasa dan aktivitasnya.

12
b) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah
dari yang ditawarkan di toko-toko.Hal ini bertujuan agar
barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang
kurang mampu.
c) Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan.
Kegiatan koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan
tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.
d) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan
koperasi. Setiap anggota berhak menjadi pengurus koperasi dan
berhak mengetahui laporan keuangan koperasi.
e) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara
lebih efektif dan membiasakan untuk hidup hemat.

 Manfaat Koperasi di Bidang Sosial

Di bidang sosial, koperasi mempunyai beberapa manfaat berikut ini


:

a) Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan


tenteram.
b) Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang
dibangun tidak di atas hubungan-hubungan kebendaan
tetapi di atas rasa kekeluargaan
Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan semangat
kekeluargaan.
1.3 PRINSIP KOPERASI
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide ide abstrak yang
merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan
lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International
Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional)

13
adalah keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela, pengelolaan yang
demokratis, partisipasi anggota dalam (ekonomi), kebebasan dan otonomi,
serta pengembangan pendidikan, pelatihan dan informasi.

Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut UU No.25 tahun 1992


yang berlaku di Indonesia adalah :

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Keanggotaan bersifat sukarela adalah dalam menjadi


anggota atau keluar dari Koperasi tidak boleh dipaksakan
siapapun.Keanggotaan bersifat terbuka adalah dalam keanggotaan
tidak ada pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Pengelolaan Koperasi dilakukan atas kehendak dan


keputusan para anggota.Anggota menjadi pemegang dan pelaksana
tertinggi dalam Koperasi.

c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan


besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak


semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
Koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha atau
partisipasi anggota terhadap Koperasi.

d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk


kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari
keuntungan.

14
e) Kemandirian.

Koperasi dan anggota harus mampu berdiri sendiri, tanpa tergantung pada pihak
lain. Koperasi juga melaksanakan dua prinsip Koperasi yang lain yaitu pendidikan
perkoperasian dan kerjasama antar koperasi
1.4 AZAS KOPERASI
Azas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong-
royongan. Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5
disebutkan bahwa Azas atau Prinsip koperasi, yaitu:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa
d. usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam
koperasi)
e. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
f. Kemandirian
g. Pendidikan perkoprasian
h. kerjasama antar koperasi

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan.Hal ini secara


jelas tertuang di dalam ketentuan Bab II, bagian pertama, Pasal (2)
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.Asas
kekeluargaan ini adalah asas yang memang sesuai dengan jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia dan telah berurat-berakar dalam jiwa
bangsa Indonesia.

15
Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa Indonesia, koperasi
Indonesia harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian
sebagai pencerminan kehidupan yang dipengaruhi oleh keadaan,
tempat, lingkungan waktu, dengan suatu ciri khas adanya unsur ke-
Tuhanan yang Maha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja sama,
saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.

Koperasi sebagai suatu usaha bersama, harus mencerminkan


ketentuan-ketentuan seperti lazimnya dalam suatu kehidupan
keluarga.Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ini bisanya
disebut dengan istilah gotong-royong, yang mencerminkan semangat
bersama.

Gotong royong dalam pengertian kerja sama pada koperasi


mempunyai pengertian luas, yaitu:

1. Gotong royong dalam ruang lingkup organisasi;


2. Bersifat terus menerus dan dinamis;
3. Dalam bidang atau hubungan ekonomi;
4. Dilaksanakan dengan terencana dan berkesinambungan.

Dengan perkataan lain, koperasi dalam menjalankan


kegiatan usaha melibatkan seluruh anggota yang ada secara
gotong-royong seperti lazimnya dalam kegiatan suatu keluarga,
sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Semangat
kebersamaan ini tidak saja dalam bentuk gotong royong sama-sama
ikut bertanggung jawab atas kegiatan usaha koperasi.Tetapi juga
dalam bentuk ikut memiliki modal bersama.

1.6 TUJUAN KOPERASI

16
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar tahun 1945

1) Untuk mencapai maksud dan tujuan koperasi tersebut, maka


koperasi menyelenggarakan usaha:

a. Mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada


koperasi secara teratur.
b. Memberikan pinjaman kepada para anggota untuk keperluan
yang bermanfaat (belum menyesuaikan dengan PP 9/95)
c. Pengadaan dan penyaluran barang-barang kebutuhan sembilan
bahahn pokok (Sembako) untuk kepentingan para anggota.
d. Menyelenggarakan usaha dibidang perdagangan umum dan
supplier.
e. Mengadakan kerjasama dengan BUMN, BUMS dan Koperasi
lainnya dalam rangka pengembangan usaha koperasi.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi
koperasi

B. BANK SYARIAH
1.1. PENGERTIAN BANK SYARIAH

Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,
meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali
bila dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal – hal yang dilarang

17
syariah. Dalam praktik perbankan konvesional yang dikenal saat ini, fungsi
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak
serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank
konvnsionaldapat digolonglan sebagai transaksi ribawi.
1.2. DASAR HUKUM DAN PRINSIP BANK SYARIAH
a. Dasar Hukum Bank Syariah
Perbankan syariah menurut undang-undang Nomor 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkuttentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Pembiayaan Rakyat
Syariah.

b. Prinsip Bank Syariah

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam


antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai
dengan syariah.
Beberapa Prinsip atau hukum yang dianut oleh system perbankan
syariah antara lain:
 Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari
nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak
diperbolehkan
 Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai
akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana
 Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”.
Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas
karena tidak memiliki nilai intrinsic

18
 Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan.
Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan
mereka peroleh dari sebuah transaksi Investasi hanya boleh
diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan pada Islam.
Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan
syariah.
1.3. Karakteristik Bank Syariah
 Berdasarkan prinsip syariah
 Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri:
 pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
 Tidak mengenal konsep “time-value of money”
 Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.
 Beroperasi atas dasar bagi hasil
 Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
 Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
 Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
 Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat
melakukan transaksi 2 sektor riil.

1.4. Produk Bank Syariah


1.4.1. Produk Penyaluran Dan
a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Transaksi jual beli dibedakan berdasarakan bentuk pembayarannya


dan waktu penyerahan barang, seperti:
 Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut
jumlahkeuntungannya.Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli.Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan.Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran.Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan

19
(bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,
sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
 Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada. Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada
bank, maka bank akan menjualnya kepada nasabah itu sendiri secara tunai
atau secara angsuran. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam penbiayaan
barang yang belum ada, seperti pembelian komoditi dijual kembali secara
tunai atau secara cicilan.
 Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Ketentuan
umum Istishna sebagai berikut :
Spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran,
mutu, dan jumlah. Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam
akad Istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi
perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan
tetap ditanggung nasabah.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)


Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun
perbedaanya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah
jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal
dengan ijarah muntahiya nittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

20
c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola
untuk melakukan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil
antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil


adalah:
 Musyarakah
Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau
lebih dimana secara bersama – sama memadukan seluruh bentuk sumber
daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari
pihaki yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading
asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), keahlian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak paten
atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang –
barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh
kombinasi dari bentu kontribusi masing – masing pihak dengan atau tanpa
batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.

 Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal mempercayakan seju7mlah modal kepada pengelola
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari pemilik modal dan keahlian
dari pengelola. Beberapa ketentuan umum mudharabah adalah;
- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola
modal harus diserahkan tunai;

21
- Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat
diperhitungkan dengan dua cara: perhitungan dari pendapatan
proyek (revenue sharing) dan perhitungan dari keuntungan proyek
(profit loss sharing).
- Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad pada
setiap bulan atau waktu yang disepakati.
- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun
tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.
d. Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan
pembayaran. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam
akad pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta pengganti biaya – biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya
ini sekadar untuk menutupi biaya yang benar – benar timbul.

 Hiwalah ( Alih Utang Piutang)


Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik
perbankan syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk melanjutkan suplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

 Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali
kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan
wajib memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Milik nasabah sendiri,
- Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil
pasar,
- Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

22
Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang
digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan merusak barang yang
digadaikan. Apabila barang yang digadaikan rusak atau cacat, maka nasabah
harus bertanggungjawab.
 Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya
dalam empat hal yaitu:
- Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon haji
diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran
biaya perjalanan haji.
- Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit
syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang
tunai melalui8 bank (ATM). Nasabah akan mengembalikannya
sesuai waktu yang ditentukan.
- Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut
perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberikan
pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau bagi hasil.
- Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan
fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus
bank. Pengurus bank akan mengembalikannya secara angsur melalui
potongan gajinya.

 Wakalah (Perwakilan )
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan
kuasa pada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu,
seperti pembukuan L/C (Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus
cakap hukum. Khusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak
cukup, maka penyelesaian L/C (settlement L/C) dapat dilakukan dengan
pembiayaan murabahah, salam, ijarah, mudharabah, atau musyarakah.

23
 Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk mrnjamin suatu
kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk
menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahnb. Bank
dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank
mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.

1.4.2 Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan


deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah
a. Prinsip Wadi’ah (simpanan)
Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan,
merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikain kapan saja bila
si penitip menghendaki.

Ketentuan umum dari produk ini adalah :


 Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau
ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan
tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberi bonus
kapada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk menarik dana
masyarakat namun tidak boleh diperjanjikan di muka.
 Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup
izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang
disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Khusus
bagi pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet
giro, dan debit card.
 Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti
biaya administrasi untuk sekadar menutupi biaya yang benar – benar
terjadi.

24
 Ketentuan – ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan
tabungan berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Yang termasuk dalam produk Bank Syariah dalam menghimpun dana yaitu
:
1. Giro Syariah
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek/ bilyet giro, atau dengan cara
pemindahbukuan.
2. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek/bilyet giro.
3. Deposito Syariah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan
bank.

b. Prinsip Mudharabah
Mudharabahadalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak
pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Apabila rugi maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian
diakibatkankelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung
jawab.

Jenis-Jenis Mudharabah
 Mudharabah Mutlaqah

25
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito
sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan
mudharaba dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada
pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.
 Mudharabah Muqayyadah
Adalah jenis mudharabah yang pada akadnya dicantumkan persyaratan-
persyaratan tertentu misalnya hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu,
di kota tertentu, dan dalam waktu tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad
mudharabah menjadi terikat dan sempit sehingga disebut mudharabah
muqayyadah (restricted mudharabah). Mudharabah Muqayyah terbagi 2
yaitu :

 Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet


Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted
investment) di mana pemilik dana dapat menetapkan syarat – syarat
tertentu yang harus dipenuhi bank. Misalnya disyaratkan digunakan
untuk bisnis tertentu, disyaratkan digunakan deangan akad tertentu,
atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.
 Mudharabah Muqayyadah off Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah
langsung kepada usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara
(arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan
pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat – syarat
tertentu yang harus dipenuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha
yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya.
1.4.3 Produk Jasa Perbankan

a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)


Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan
prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tudak sejenis ini

26
penyerahannya harus dilaksanakan pada waktu yang sama (spot).
Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b. Ijarah (sewa)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan
(safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen
(custodian). Bank dapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

1.5. Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah


a. Keunggulan Bank Syariah
Bank syariah memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut :
1. Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan
pemerintah.
2. Terhindar dari praktik moneu laundring.
3. Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi
hasilnya.
4. Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter.
5. Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi,
keadilan dan kebersmaan.

b. Kelemahan Bank Syariah


Bank syariah memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai
berikut :
1. Jaringan kantor bank syariah belum luas.
2. SDM bank syariah masih sedikit.
3. Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang.
4. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada
bank konvensional.

1.6. Contoh-Contoh Bank Syariah


1. PT Bank Syariah Mandiri

27
2. PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
3. PT Bank Syariah BNI
4. PT Bank Syariah BRI
5. PT Bank Syariah Mega Indonesia
6. PT Bank Jabar dan Banten
7. PT Bank Panin Syariah
8. PT Bank Syariah Bukopin
9. PT Bank Victoria Syariah
10. PT BCA Syariah
11. PT Maybank Indonesia Syaria

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdsarkan prinsip
koperasi. Landasan Koperasi diantaranya terdiri atas landasan idiil,
landasan stuktural, dan landasan mental, sedangkan Azas koperasi
berdasarkan kekeluargaan dan kegotong- royongan . Adapun tujuan dari
koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya,serta ikut membangun perekonomian nasional.

Dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari


landasan dan prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan
islam adalah untuk menyempurnakan dari sistem sosialis dan
konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga
bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral
dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah
kegiatan perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari Riba, Gharar,
Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan ekonomi,
kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan
menghilangkan paradigma dzalim.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ign. Sukamdiyo, 1996. Manajemen koperasi. Jakarta : Erlangga,

Partomo Tiktik Sartika. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia: 2009

Rahayuningsih Eni Sri. Pengembangan Koperasi Wanita, Jawa Timur:


Universitas Negeri Malang: 2012
Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali
Pers. Jakarta.2013.
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. Lembaga Keuangan.
Rineka Cipta, Jakarta 2005
Machmud Amir & Rukmana. 2010. Bank Syariah, Jakarta. Erlangga

30

Anda mungkin juga menyukai