Anda di halaman 1dari 30

Tugas Kelompok 3 Dosen Pengampu

Ekonomi Koperasi Naskah, S.Pd, M.Pd.E

PERMODALAN KOPERASI DAN EFESIENSI KOPERASI

Disusun Oleh

Arimbi (12110622017)
Delia Anggraini (12110624468)
Lenurhaliza (12110622382)
Putri Wulandari (12110621646)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
Subhannahu Wata'ala yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kesempatan dan
kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan artikel ini. Shalawat dan salam
panjatkan kepada penguasa dunia, Nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam,
karena melalui perjuangannya kita umat manusia dapat dibawa dari dunia kegelapan
menuju dunia yang penuh ilmu.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bpk. Naskah, S.Pd, M.Pd.E.
Selaku dosen Manejemen Koperasi yang membimbing kami dalam penulisan makalah
ini, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan sebagai sumber bimbingan,
referensi, dan bahan pembelajaran.
Akhir kata kami menyadari, bahwa dalam proses penyusunan makalah ini, masih
terdapat kesalahan bahasa, gaya penulisan, dan kalimat yang kurang tepat. Oleh karena
itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 18 September 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II PEMBASAN

2.1 Pengertian Permodalan Koperasi.................................................... 3

2.2 Jenis- Jenis modal koperasi ............................................................ 3

2.3 Selisih Hasil Usaha ......................................................................... 5

2.4 Prinsip-Prinsip Pembagian SHU .................................................... 8

2.5 Jenis dan Efisiensi Koperasi ........................................................... 9

2.6 Efisiensi Koperasi yang Terintegrasi .............................................. 11

BAB III HASIL OBSERVASI

3.1 Profil Koperasi ................................................................................ 13

3.2 Perkembangan ............................................................................... 14

3.3 Keberhasilan Koperasi.................................................................... 17

3.4 Kekurangan Koperasi .................................................................... 18

3.5 Peran KUD Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat .............. 18

ii
3.6 Permodalan Koperasi ...................................................................... 19

3.7 Selisi Hasil Usaha .......................................................................... 19

3.8 Prinsip- prinsip Pembagian SHU .................................................... 19

3.9 Jenis jenis Efesiensi Koperasi......................................................... 19

3.10 Efesiensi Koperasi Yang Terintegerasi ........................................ 20

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 21

4.2 Saran .............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

LAMPRAN ..................................................................................................... 25

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi dalam melaksanakan aktivitas usaha dan sebagai badan usaha sangat
ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan. Sebagai salah satu bidang
usaha koperasi memerlukan dana yang akan digunakan untuk menjalankan usahanya.
Pada umumnya koperasi dihadapkan permasalahan akan kebutuhan modal kerja yang
semakin besar untuk mengembangkan usahanya,disisi lain modal kerja yang tersedia
sangat terbatas.Oleh karena itu setiap koperasi dituntut untuk menghimpun modal kerja
baik dari anggota maupun bukan anggota.Dalam undang- undang nomor 25 tahun 1992,
disebukan bahwa sumber modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman.Modal sendiri dapat berupa:simpanan pokok,simpanan wajib, dana cadangan
dana hibah. sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lain atau
anggotanya, Bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya dan sumber-sumbar lain yang sah.
Dengan modal yang berasal dari beberapa sumber, koperasi diharapkn dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya,disamping memperoleh laba usaha
atau SHU pada setiap tahunnya.Sebagai salah satu badan usaha, koperasi harus
memperoleh laba atau SHU. Karena sebagian SHU akan diinvestasikan kembali dalam
koperasi untuk menambah modal,sehingga kopersi menjadi kuat permodalannya.
Penggunaan modal kerja harus benar-benar diperhitungkan sebelumnya agar dapat
memberikan laba maksimum bagi pihak koperasi. Maksudnya modal kerja yang
digunakan untuk macam- macam pengeluaran diharapkan dapat masuk kembali dalam
perusahaan dalam waktu pendek dengan memberikan laba maksimum sehingga efisiensi
penggunaan modal kerja dapat meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana permodalan koperasi ?

1
b. Bagaimana selisi hasil usaha (SHU) ?
c. Apasaja perinsip-perinsip SHU ?
d. Apasaja Jenis- jenis efesiensi koperasi ?
e. Bagaimana Efesiensi yang terintegerasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana permodalan koperasi


b. Untuk mengetahui bagaimana selisi hasil usaha (SHU)
c. Untuk mengetahui apasaja perinsip-perinsip SHU
d. Untuk mengetahui apasaja Jenis- jenis efesiensi koperasi
e. Untuk mengetahui bagaimana Efesiensi yang terintegerasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permodalan Koperasi


Modal koperasi merupakan kelebihan harta yang ada pada koperasi atau dengan
kata lain selisih positif antara harta dan kewajiban. Modal kerjasama dibentuk dan
dipelihara dari simpanan, pinjaman, sumber daya yang dialokasikan dari hasil usaha
usaha, termasuk cadangan dan sumber lainnya.1
Menurut Pasal 41 Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992, modal
koperasi meliputi modal sendiri dan modal pinjaman. Modal dapat berasal dari
simpanan primer, simpanan wajib, dana cadangan, hibah anggota atau masyarakat.
Sementara itu, modal pinjaman dapat berasal dari bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbit obligasi dan surat utang lainnya, serta dari sumber yang sah.2
Dalam konsep ekonomi Islam, modal mengacu pada seluruh aset yang
mempunyai nilai menurut hukum syariah, dimana aktivitas manusia ikut serta dalam
upaya produksi yang bertujuan untuk pembangunan. Uang adalah modal dan bahasa
produksi yang penting, namun bukan terpenting karena manusia menempati posisi di
atas modal, disusul sumber daya alam.3

2.2 Jenis- Jenis modal koperasi


1. Modal sendiri
Modal sendiri menurut pasal 1 ayat (2) UU. No. 25/ 1992 modal yang menanggung
resiko atau disebut dengan modal ekuit.4
a) Simpanan Pokok
Siimpannan pokok adalah sejumlah uang yang harus disetorkan anggota koperasi
ke dalam koperasi pada saat menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
ditarik selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
b) Simpanan Wajib

1
Lie Idianti, Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Koperasi, volume: 2, Nomor: 2, 2023.. hlm 86
2
Usman Moonti,Dasar-Dasar Koperasi, Interpena : Yogyakarta,2016,hlm 81
3
Lie Idianti Op.Cit, hlm 86
4
Usman Moonti Op.Cit. 76

3
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan yang harus dibayarkan oleh anggota
koperasi kepada koperasi. Simpanan wajib tidak dapat ditarik selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
c) Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang dikumpulkan dari sebagian hasil usaha
tetapi tidak dibagikan kepada anggota Tujuannya ialah untuk mengumpulkan
modal sendiri yang dapat digunakan kapan saja. apabila koperasi membutuhkan
modal secara tiba-tiba atau untuk mengganti kerugian usaha.
d) Hibah
Hibah ialah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tidak
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun, siapa pun yang memberikan hibah
kepada koperasi

2. Modal Pinjaman
Koperasi dapat menggunakan pinjaman, dengan memperhatikan kelayakan dan
kelangsungan usahanya. Model peminjaman bisa berasal dari5 :
a) Pinjaman anggota
Pinjama anggota yaitu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yang memenuhi persyaratan, dapat dianggap sebagai simpanan sukarela
anggota. Pada simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan
tergantung dari kerelaan anggota.
b) Pinjaman dari koperasi lain
Pinjaman dari koperasi lain pada dasarnya bermula dari koperasi yang dibentuk
oleh organisasi koperasi lain untuk saling membantu dalam kebutuhan modal.
Bentuk kerjasama yang diciptakan dapat mempunyai cakupan luas atau sempit
tergantung kebutuhan modal.
c) Bank dan lembaga keuangan lainya
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan bagi badan usaha koperasi
diprioritaskan dalam persyaratan. Prioritas koperasi ini sebenarnya merupakan
komitmen pemerintah negara-negara terkait untuk memperkuat kapasitas ekonomi
masyarakatnya. Khususnya usaha koperasi.

5
Usman Moonti Op.Cit., hlm 78

4
d) Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal, koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat pemodal untuk mencari modal baru dari masyarakat di luar
anggota koperasi. Ketentuan penjualan obligasi dan surat utang diatur dengan
peraturan regulator pasar modal yang berlaku saat ini.

2.3 Selisih Hasil Usaha


Sisa hasil usaha koperasi atau biasa dikenal dengan SHU adalah keuntungan
bersih yang diperoleh sebuah koperasi selama satu tahun. Laba bersih tersebut berasal
dari selisih hasil pendapatan koperasi terhadap penyusutan, biaya operasional, dan
pembayaran pajak lain. Pembagian sisa hasil usaha koperasi didasarkan pada UU No. 25
tahun 1992 pasal 5 ayat 1. Pada bagian C, disebutkan bahwa pembagian SHU koperasi
kepada anggotanya harus sebanding dengan jasa dari anggota tersebut.6
Singkatnya, SHU adalah alat untuk memberikan keuntungan secara adil bagi
anggota koperasi. Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka semakin
besar pula SHU yang bisa didapatkan. Maka dari itu, memberikan kontribusi besar
kepada koperasi bisa menjadi cara meningkatkan sisa hasil usaha yang bisa dilakukan
bagi para anggota koperasi.
a. Pembagian hasil koperasi

Didalam UU Koperasi No. 12 Tahun 1967 Pasal 34 diatas pembagian SHU


sebagai berikut7:

1) SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk :

a. Cadangan koperasi,
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan,
c. Dana pengurus,
d. Dana pegawai/karyawan,

6
Muhammad Nurul Hamd, ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI SELISIH HASIL
USAHA (SHU) SEBAGAI BAGI HASIL DARI MUSYARAKAH ANTAR ANGGOT, (Studi Pada Koperasi Serba
Usaha Syariah Ahmad Yani, Malang)
7
Ansharullah, Ekonomi Koprasi Untuk Pendudikan,(Pekan Baru : 2013 ), hlm. 80

5
e. Dana pendidikan koperasi,
f. Dana sosial,
g. Dana pembangunan daerah kerja.

1. SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan ” bukan anggota dibagi
untuk :
a. Cadangan koperasi,
b. Dana pengurus,
c. Dana pegawailkaryawan,
d. Dana pendidikan,
e. Dana sosial,
f. Dana pembangunan daerah kerja
Secara garis besar, pembagian SHU koperasi dilakukan secara adil menurut jasa
para anggotanya. Namun demikian, ada beberapa prinsip yang harus disertakan dalam
kegiatan pembagian SHU koperasi setiap tahunnya. Adapun empat macam prinsip
dalam pembagian SHU adalah sebagai berikut :

1. SHU berasal dari anggota


SHU adalah keuntungan bersih yang berasal dari hasil usaha anggota koperasi dan
bukan merupakan pendapatan dari usaha koperasi. Pembagian SHU koperasi
berlaku secara adil karena selisih dari keuntungan hasil usaha anggota dan biaya
lainnya dibagikan kembali kepada para anggotanya.

2. SHU berdasarkan imbal jasa


pembagian SHU adalah bentuk imbal jasa kepada anggota yang berkontribusi
dalam kegiatan koperasi. Umumnya penanaman modal dan bentuk transaksi
melalui koperasi merupakan bentuk jasa suatu anggota. Maka dari itu, aktif
melakukan transaksi dengan koperasi merupakan cara meningkatkan sisa hasil
usaha yang patut dicoba.

6
3. SHU bersifat transparan
Sebagai usaha kerakyatan, koperasi harus menyediakan data pembagian SHU
secara transparan. Penyajian data umumnya dilakukan dengan mengadakan Rapat
Anggota bagi anggota koperasi sebelum dilaksanakan pembagian SHU koperasi
secara resmi.

4. SHU secara tunai


Sebagai usaha kerakyatan, koperasi harus menyediakan data pembagian SHU
secara transparan. Penyajian data umumnya dilakukan dengan mengadakan
Rapat Anggota bagi anggota koperasi sebelum dilaksanakan pembagian SHU
koperasi secara resmi.

b. Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha

Secara umum, penghitungan SHU adalah selisih dari hasil keuntungan anggota
koperasi terhadap biaya operasional dan kewajiban pembayaran lainnya. Terdapat
beberapa perhitungan yang harus dilakukan sebelum menemukan jumlah SHU. Cara
menghitung SHU adalah: SHUA (Sisa Hasil Usaha Anggota) = JUA (Jasa Usaha
Anggota) + JMA (Jasa Modal Anggota). Berikut ini cara untuk mengetahui nilai dari
JUA dan JMA:

Rumus Penghitungan JMA

JMA = (Simpanan anggota : Total simpanan koperasi) x % jasa modal x SHU

Rumus Penghitungan JUA

Terdapat dua jenis kontribusi yang bisa dilakukan oleh anggota koperasi yaitu jasa
pinjaman dan jasa penjualan. Anggota koperasi dapat melakukan pinjaman maupun
kegiatan pembelian dalam kegiatan koperasi sebagai cara meningkatkan sisa hasil
usaha. Namun, umumnya rumus penghitungan JUA yang ada mencantumkan nilai
penjualan daripada nilai pinjaman. Berikut rumus JUA adalah:
JUA = (Penjualan anggota : Total penjualan koperasi) x % Jasa Modal Anggota x SHU

7
Contoh Perhitungan Pajak SHU Koperasi

SHU adalah keuntungan bersih yang didapat dari hasil selisih pendapatan dan
biaya operasional serta kewajiban pajak lainnya. Oleh karena itu, ada pajak SHU
koperasi bagi setiap penerimaan SHU.
Perhitungan pajak SHU koperasi didasarkan pada UU Pasal 4 Ayat 1 tentang
Undang-Undang Pajak Penghasilan. Kemudian hal tersebut diatur secara detail oleh
PMK nomor 111/PMK.03/2010 yang berisi tentang cara pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan pajak penghasilan berdasarkan dividen. Singkatnya, perhitungan pajak SHU
adalah sebesar 10%. Adapun contoh perhitungan pajak SHU koperasi adalah sebagai
berikut. Seorang anggota koperasi mendapat SHU sebesar Rp 7.500.000,- untuk periode
2016-2017. Dividen yang dibebankan kepada anggota tersebut adalah 10% dari SHU
yang didapat. Oleh karena itu, anggota tersebut perlu membayar pajak sebesar Rp
750.000,-.Perlu diketahui bahwa pajak SHU tidak berlaku sejak pemberlakuan UU
Cipta Kerja di tahun 2020. Pengecualian SHU koperasi dari pembayaran pajak
penghasilan diatur oleh UU No. 11 Tahun 2020. Meskipun demikian, ada baiknya Anda
mengetahui contoh perhitungan pajak SHU koperasi agar mengenal lebih banyak
informasi tentang SHU koperasi.

2.4 Prinsip-Prinsip Pembagian SHU

Besarnya SHU yang diperoleh suatu koperasi dapat mencerminkan bahwa


koperasi tersebut telah dikelola dengan baik dan professional. Sedangkan penetapan
besarnya pembagian SHU kepada para anggota tidaklah sama, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-
prinsip koperasi, terdapat prinsip-prinsip pembagian SHU.8

a. SHU yang dibagi adalah yang berasal dari anggota.

8
Farokah Muzayinatun Niswan dan Dina Fitrisia Septiarini, Faktor yang mempengaruhi kenaian dan
penurunan susa hasil usaha (shu) koperasi. Vo. No 12,2017, hlm 940

8
Pada hakekatnya SHU yang dibagikan kepada para anggota berasal dari anggota
sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi anggota tidak
dibagikan kepada anggota tetapi menjadi dana.cadangan koperasi.

b. SHU anggota adalah jasa dari modal maupun transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima anggota koperasi pada dasarnya merupakan tambahan
penghasilan dari dana yang diinvestasikan oleh anggota dan juga hasil transaksi
yang dilakukan oleh koperasi. Sehingga perlu ditentukannya proporsi SHU untuk
jasa modal dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada setiap.anggota.
Penentuan proporsi SHU.tersebut disepakati bersama dalam rapat anggota.

c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

Proses penghitungan SHU tiap anggota dan jumlah SHU yang dibagikan harus
diumumkan secara transparan, sehingga terbangun rasa kebersamaan,
kepemilikan, dan demokrasi antar anggota dalam koperasi.

d. SHU anggota dibayar secara tunai.


SHU yang dibagikan kepada anggota haruslah dalam bentuk tunai, sehingga
koperasi dapat membuktikan dirinya sebagai suatu usaha yang sehat kepada
anggota, masyarakat, dan mitra bisnisnya.

Dasar hukum koperasi Indonesia adalah pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.25


Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menyatakan bahwa pembagian SHU kepada
masing-amsing anggota dilakukan bukan hanya sesuai dengan porsi modal yang disetor,
tetapi juga berdasarkan jasa usaha anggota yang diberikan kepada koperasi.

2.5 Jenis dan Efisiensi Koperasi

Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang
sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal. Pada
dasamya koperasi sebagai perusahaan tidak berbeda dengan bentuk badan usaha

9
lainnya, artinya, meskipun koperasi merupakan kumpulan orang, bukan berarti tidak
diharuskan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Pada koperasi, tingkat efisiensi
juga harus dilihat secara berimbang dengan tingkat efektifitasnya, sebab biaya
pelayanan yang tinggi bagi anggota diimbangi dengan keuntungann.9

Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya.


Koperasi yang dapat menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak
memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan usahanya tidak efisian disamping
tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab dampak kooperatifnya tidak
dirasakan anggota

Menurut Thoby Mutis menunjukkan 5 lingkup efisiensi koperasi.

a) Efisiensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari excess cost


(akses biaya) dengan actual cost (biaya yang sebenamya).
b) Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber
daya dan sumber dana dari semua komponen koperasi tersebut Misalnya,
penyaluran tabungan anggota untuk pinjaman anggota, penyaluran simpanan
sukarela untuk investasi jangka panjang dan pendek. Hal ini biasanya dilihat
pada perbandingan pertumbuhan simpanan sukarela dan modal sendiri dengan
pertumbuhan pinjaman, silang pinjam atau investasi tahunan.
c) Efisiensi ekstern memujukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan
perseorangan diluar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi
di dalam koperasi.
d) Efisiensi dinamis adalah efisiensi yang biasa dikaitkan dengan tingkat optimasi
karena ada perubahan teknologi yang dipakai.
e) Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana
secara tepat. karena tidak menimbulkan biaya-biaya atau beban social.

9
Triyono, MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR EFISIENSI, ALUE ADDED, Vol.3,
No.1, September 2006 – Pebruari 2007

10
2.6 Efisiensi Koperasi yang Terintegrasi

Pada pasal 14 UU No. 25 Tahun 1992 memberi isyarat dua pertimbangan dalam
mengembangkan koperasi, yaitu kebutuhan dan efisiensi Pengurus koperasi harus
mengupayakan agar koperasi yang dipimpinnya tumbuh dan berkembang dalam
memenuhi kebutuhan anggotanya secara optimal. Dua jalur yang harus ditempuh untuk
mencapai kondisi tersebut adalah meleku pembaruan-pembaruan struktural atau melalu
perilaku orang-orang yang terlibat didalamnya. Oleh alasan itu pengurus perlu
menghayati struktur organisasi, selain memiliki keterampilan dalam mengendalikan
sumber daya manusia. Struktur organisasi yang tepat dan efisien mendorong tujuan
organisasi menjadi mudah dicapai

Secara struktural, koperasi sebagai organisasi ekonomi juga dituntut agar


berkembang secara efisien Pengertian struktur di sini adalah sesuatu yang
menggambarkan hubungan- hubungan yang relaif tetap di antara orang-orang yang
bergabung dalam suatu organisasi. Besar kecilnya suatu organisasi akan mempengaruhi
strukturnya

Struktur organisasi akan semakin kompleks apabila pengembangan koperasi


diarahkan pada integrasi vertical, artinya koperasi dapat memebentuk pemusatan dari
primer menjadi sekunder atau dari sekunder menjadi tersier. Tujuan utama berintegrasi
vertical adalah untuk meningkatkan efisiensi dengan wilayah yang lebih luas. Beberapa
manfaat yang dapat dipetik dari adanya integrasi vertical sebagai berikut :

a) Economic of Scale
Peningkatan skala usaha karena adanya integrasi memungkinkan penghematan
biaya pemasaran masing-masing anggota penurunan harga beli dan biaya-biaya
pembelian sehingga biaya persatuan masing-masing anggota bisa menurun.
Namun perlu disadari bahwa manfaat skala ekonomi hanya dapat diraih jika
koperasi ditingkat atas (misalnya koperasi sekunder) mampu melakukan
tindakan yang lebih efisien dari pada jika dilakukan sendiri-sendiri oleh
anggotanya.Dengan kata lain penggabungan dapat dilakukan bila dengan
penggabungan tersebut terdapat efek sinergi artinya hasil yang diperoleh

11
setelah berintegrasi vertical harus lebih besar daripada penjumlahan hasil dari
masing-masing individu jika berusaha sendiri-sendiri.
b) Manfaat External Economies
Pada sasaran ini dijabarkan dalam bentuk penyediaan informasi harga, pusat
pengolahan bersama, atau penyediaan sarana produksi yang lebih mudah
diperoleh jika dilakukan bersama-sama dalam rangka meningkatkan
produktivitas anggota, konsultasi manajemen, dan lain-lain.
c) Manfaat Non Ekonomi
Misalnya peningkatan keterampilan peningkatan tanggung jawab social dan
lain-lain.
d) Reduksi Biaya Transaksi
Yaitu biaya-biaya lain yang timbul di luar biaya produksi yang berhubungan
dengan munculnya transaksi antarunit, seperti biaya informasi biaya
monitoring, biaya kontraksi dan lain-lain. Demikian juga koperasi akan
terhindar dari kerugian-kerugian yang timbul karena perilaku oportunistis rekan
berkontrak bila tanpa integrasi vertical.
e) Mengurangi Risiko Ketidakpastian

Ketidakpastian muncul karena tidak ada hubungan kepemilikan antara pemilik


input dengan pengguna input tersebut. Akibatnya pemilik input masih belum
pasti dalam menyuplai input-nya, sebab penawaran input akan sangat
tergantung pada permintaan inpu tersebut. Ketidakpastian ini akan terkurangi
jika para pemilik input juga memiliki perusahaan pengguna (pemroses) input
tersebut malahu integrasi vertical

12
BAB III
HASIL OBSERVASI

Dari hasil observasi dan wawancara kami dengan salah satu karyawan atau staf yaitu :
Nama : SYAIFUL ADLI

Jabatan : Pengurus / Manager

Pendidikan terakhir : S.Pdl

Pada hari kamis tanggal 14 September 2023 kami mewawancarai bapak SYAIFUL
ADLI yang menjabat sebagai pengurus atau maneger, dalam wawancara ini saya tidak
bisa menemui ketua KUD Kampar karna tidak berada di tempat. Maka dari itu saya
memutuskan mewawancarai Bapak SYAIFUL ADLI selaku pengurus / maneger.
Dengan hasil sebagai berikut :

3.1 Profil Kopersi


Nama : Koperasi Unit Desa Kampar
Alamat : Jalan Pekanbaru – Bangkinang Km 48 Pasar Kampar
No. Badan Hukum : 227/PAD/BH/KDK.4/I/XI/1999.

Visi
Terwujudnya koperasi mandiri dan amanah melalui konsolidasi
menuju kesejahteraan anggota.10

Misi
a. Menunjang tinggi keputusan RAT dan mewujudkan budaya musyawarah atau
mufakat serta menunjang tinggi prinsip berkoperasi menuju kesejahteraan anggota.
b. Mengembangkan disiplin ilmu dan mental interpreeneuship dengan mewujudkan
unit usaha otonomi diwilayah kerja koperasi.
c. Mengembangkan potensi sumber daya anggota untuk membangun jiwa wirausaha.

10
Sumber: Koperasi Unit Desa Kampar. tanggal. 14 Semtember 2023.

13
d. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi anggota dan
masyarakat disekitarnya.

3.2 Perkembangan
Koperasi unit desa Kampar dibangun dan dikembangkan oleh masyarakat desa
Kampar lama atau dikerial dengan kenegerian Kampar yang pada awal telah terbentuk
satu kelompok kerjasama (KKB) di desa Kampar dan kemudian diusulkan untuk
menjadi Koperasi Unit Desa (KUD), mulai tanggal 14 Februari tahun 1979 resmilah
kelompok kerjasama (KKB) menjadi Koperasi Unit Desa (KUD) dengan nama Koperasi
Unit Desa (KUD) Kampar dengan Badan Hukum BH : 752/BH/XIII/1979. Kegiatan
usaha yang dijalankan oleh Koperasi yaitu, Waserda, Saprotan, Simpan Pinjam dan
Jasa. Koperasi ini dirasakan banyak manfaatnya bagi anggota karena koperasi dibangun
dan kembangkan sesuai dengan nilai, prinsip dan dasar-dasar penumbuhan serta
pengembangan koperasi.
Nilai positif Koperasi kepada anggota antara lain : Koperasi mampu memenuhi
kebutuhan anggota melalui USP, Waserda dan Jasa. Interaksi antar anggota dan
berkembangnya solidaritas antar anggota. Sedangkan dampak terhadap lingkungannya
antara lain menjadikan koperasi yang bisa bermanfaat bagi anggotanya sendiri maupun
bagi masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan unit usaha baru. Profil koperasi
dijelaskan dengan bagaimana koperasi mengelola organisasi, usaha dan system yang
benar sesuai prinsip usaha. Koperasi Unit Desa Kampar mengalami beberapa kali
perubahan nomor badan hokum yang disebabkan oleh jenis usaha dan perubahan UU
Koperasi Indonesia yaitu dari BH:752/BW/XIY/1979 menjadi BH:752a/BH/XII/1982
kemudian BH:227/PAD/BH/KDK.4//XY/1999. Pengembangan koperasi dengan nilai
dan prinsip koperasi, berdampak terhadap kemajuan koperasi.
KUD Kampar juga mendapatkan piagam KUD Mandari dari menteri Koperasi
Indonesia dengan nomor 741/kep/M/ 1997. Koperasi Unit Desa Kampar telah banyak
mengalami pasang surut dalam melaksanakan kegiatan usaha, koperasi ini pernah
menjadi contoh bagi koperasi yang ada di Kabupaten Kampar serta Riau dengan diberi
nama KUD Model. Saat ini usaha KUD Kampar terdiri dari :
a. Unit Plasma Sawit

14
b. Unit Simpan Pinjam
c. Unit Transportasi
d. Unit Pupuk
Pegurusan Koperasi Unit Desa Kampar terdiri dari tiga orang dengan komposisi,
seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara dengan masa bakti
kepengurusan selama 3 tahun dan hanya bisa menjabat selama dua periode. Dalam
menjalankan Kegiatan pengelolahan bidang usaha pengurus mengangkat manejer dan
karyawan sesuai dengan kebutuhan yang bertanggung jawab kepada pengurus
mengangkat manejer dan karyawan sesuai dengan kebutuhan yang bertanggung jawab
kepada pengurus. Unit usaha yang dikelolah oleh koperasi Unit Desa Kampar meliputi
usaha Waserda, unit usaha transportasi, unit usaha simpan pinjam, unit usaha pupuk,
dan unit usaha listrik yang mana tiap–tiap unit dipinpin oleh seorang manager.
Predikat yang dicapai oleh KUD Kampar dalam melakukan kegiatan usahanya
yang diapresiasi oleh pemerintah mulai dari :
a. Koperasi terbaik tingkat Kabupaten Kampar tahun 2011
b. Koperasi terbaik tingkat Provinsi Riau tahun 2012
c. Koperasi terbaik jenis Produsen Nasional tahun 2013
d. Koperasi sehat USP tingkat Kabupaten Kampar tahun 2016
e. Koperasi berprestasi tingkat POVINSI Riau Tahun 2019
Jumlah anggota KUD Kampar yang aktif sampai saat ini adalah : 731 orang . aset
koperasi saat ini Rp. 7.197.993.322,-.Dengan berdirinya koperasi unit desa Kampar para
petani yang berada dilingkungan Kec. Kampar timur merasa sangat rugi jika tidak
menjadi anggota KUD Kampar, karena koperasi banyak membantu dalam hal peberian
modal kecil kepada para petani tersebut. Sehingga modal yang dimiliki para petani
semakin bertambah atau ekonomi para petani semakin membaik dan mereka dapat
enghidupi keluarganya. Sebaliknya semakin banyak pinjaman dari KUD Kampar
semakin bertambah pula modal dan anggotanya. Sebab KUD kamoar memiliki produk
– produk antara lain.

15
a. Produk Simpanan

1. Simpanan berjangka ( SIMKA )

2. Simpanan sukarela anggota ( SIKUD )

3. Simoanan sadar manfaat koperasi ( SAFARI )

b. Produk Pinjaman

1. Pinajaman bulanan

2. Pinjaman musiman

3. Pinjaman mingguan

c. Unit Jasa Umum dan Kredit Non SP

1. Unit usaha jasa rekening listrik

2. Unit usaha kredit barang

3. Unit usaha kredit candak kulak ( KCK )

Struktur Organisasi dan Standar Operasi Pekerjaan (SOP) KUD Kampar


Dalam menetapkan struktur organisasi suatu perusahaan disesuaikan dengan
kondisi atau tipe dari garis wewenang yang tetapkan. Untuk mencapai tujuan secara
efektif dalam semua aktivitas harus ada pembagian tugas atau kerja kepada masing-
masing individu. Untuk lebih jelasnya tentang Struktur Organisasi Koperasi Unit Desa
Kampar, yang terdiri dari BPP KUD KAMPAR, PENGURUS KUD, BADAN
PENGAWAS, MENEJER, dan KARYAWAN

16
BAGAN ORGANISASI KUD KAMPAR

RAPAT ANGGOTA

BPP KUD KAMPAR PENGURUS KUD BADAN


PENGAWAS
KEPALA DESA KETUA KETUA
KAMPAR
INNA HAYATI.SE ZULKARNAEN
S.Pd
SEKERTARIS ANGGOTA

H. NURHASMAN Drs. RAMLIS

BENDAHARA ANGGOTA

H. ZAMHAR, S.Pdl HERMAN

MENEJER MANEJER MANAGER MANEJER MANEJER MANEJER


PUPUK ANGKUTA USP PLASMA PERBAHA PLASMA
ROSTINA N
SYAIFUL WIL KA
EKA PUTRI HERMANS SAMSUNIZ Hj.
NORMAFITRI ADLI S.Pdl SRIANDRIA YAH AR LASMANI
NI

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN THP II KARYAWAN


THP II
THP I KUD KOTO PERAMBAHAN THPII P.M
ROSIDA RAPIDA LISDAWATI LISDAWATI
YANTI

3.3 Keberhasilan Koperasi


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager,
tentang keberhasilan koperasi dengan pertanyaan, apasaja keberhasilan koperasi yang
telah dicapai pada tahun ini ? diperoleh jawaban sebagai berikut .11

11
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023

17
”Keberhasilan KUD Kampar yang dicapai yaitu mendapat predikat koperasi
produsen terbaik tingkat kabupaten kampar pada Bulan Agustus 2023, Koperasi
Terbaik tingkat Provinsi, Produsen terbaik tingkat nasional, Koperasi sehat USP tinkat
Kabuparen dan koperasi berperestasi tingkat provinsi

3.4 Kekurangan Koperasi


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager,
tentang kekurangan koperasi dengan pertanyaan, mengapa KUD memiliki kekurangan
dalam pemberian modal kepada anggota? diperoleh jawaban sebagai berikut.12 :

“Dimana kemampuan koperasi dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya


terkadang terkenda oleh modal yang dimiliki koperasi yang disebabkan kas yang
dimiliki oleh koperasi sedikit dan tidak memungkinkan terpenuhi jumlah pinjaman yang
diinginkan anggota”

3.5 Peran KUD Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager,
tentang peran KUD dengan pertanyaan, bagaimana peran KUD dalam meningkatkan
ekonomi para anggotanya? diperoleh jawaban sebagai berikut :

“ Koperasi memiliki peran untuk meningkatkan harga penjualan sawit,


memberikan pinjaman berupa (pinjaman moda, pinjaman untuk uang sekolah,
memberikan pinjaman pupu kepada anggota, memberikan bantuan keuangan kepada
anggota”

3.6 Permodalan Koperasi


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager,
tentang permodalan, tentanga pertanyaan, bagaimana cara koperasi mendapatkan sebuah
modal yang dibutuhkan oleh koperasi ? diperoleh jawaban sebagai berikut.13

12
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023

18
“Permodalan koperasi ini didapat dari aspek sistem permodalan meliputi modal dari
anggota, pihak ketiga berupa bank, dan bapak angkat (PT. Tasmapuja ) itulah permodalan
yang dapat menyanggah perputaran koperasi”

3.7 Selisi Hasil Usaha


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager,
tentang SHU, dengan pertanyaan bagaimana selisi hasil usaha pada koperasi kampar?
diperoleh jawaban sebagai berikut :
“Pembagian SHU harus dibagikan secara transparan, karna transparansi terkait
SHU dibutuhkan untuk mengetahui berapa total simpanan, maupun total belanja
anggota sehingga dapat diketahui kalkulasi perolehan SHU per anggotanya setiamp
tahunnya."

3.8 Prinsip- prinsip Pembagian SHU


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager, tentang
perinsip- perinsip, dengan pertanyaan, bagai mana perinsip pembagian SHU yang
diberikan koperasi kepada anggotanya? diperoleh jawaban sebagai berikut :

“ Untuk prinsip- perinsip pembagian SHUkoperasi membagi 40% untuk


cadangan KUD dan dibagikan kepada petani, 10% dibagikan kepada pengurus,
dan10% dibagikan kepada karyawan dan manejer “

3.9 Jenis jenis Efesiensi Koperasi


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager, tentang
efesiensi, dengan pertanyaan, bagaimana jenis efesiensi pada koperasi? diperoleh
jawaban sebagai berikut :
“ Jenis efesiensi pada koperasi Efisiensi pengelolaan usaha ini
digunakankoperasi untuk melihat tingkat keberhasilan koperasi dalam mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya terutama berkaitan dengan efisiensi ekonomis,

13
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023

19
kestabilan dalam bidang keuangan, maupun prestasi menejemen perusahaan koperasi
dalam rangka memberikan pelayanan dan manfaat nyata dalam memperbaiki
kehidupan ekonomi anggta, fisiensi yang berorientasi pada anggota Efisiensi ini
berkaitan dengan keberhasilan koperasi dalam usaha mempromosikan anggotanya.

3.10 Efesiensi Koperasi Yang Terintegerasi


Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Adli sebagai Pengurus / Manager, tentang
efesiensi, dengan pertanyaan, bagaimana efesiensi pada koperasi yang terintegeritas?
diperoleh jawaban sebagai berikut :

“Dimana pada koperasi ini masih banyaknya pembaruan-pembaruan sterukutur


atau melalui perilaku anggota yang terlibat didalamnya.”

20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Modal koperasi merupakan kelebihan harta yang ada pada koperasi atau dengan
kata lain selisih positif antara harta dan kewajiban. Modal kerjasama dibentuk dan
dipelihara dari simpanan, pinjaman, sumber daya yang dialokasikan dari hasil usaha
usaha, termasuk cadangan dan sumber lainnya.
SHU adalah keuntungan bersih yang diperoleh sebuah koperasi selama satu tahun.
Laba bersih tersebut berasal dari selisih hasil pendapatan koperasi terhadap penyusutan,
biaya operasional, dan pembayaran pajak lain.
Sedangkan penetapan besarnya pembagian SHU kepada para anggota tidaklah
sama, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan koperasi. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi,
transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya.
Koperasi yang dapat menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak
memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan usahanya tidak efisian disamping
tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab dampak kooperatifnya tidak
dirasakan anggota.

Struktur organisasi akan semakin kompleks apabila pengembangan koperasi


diarahkan pada integrasi vertical, artinya koperasi dapat memebentuk pemusatan dari
primer menjadi sekunder atau dari sekunder menjadi tersier. Tujuan utama berintegrasi
vertical adalah untuk meningkatkan efisiensi dengan wilayah yang lebih luas.

Koperasi unit desa Kampar dibangun dan dikembangkan oleh masyarakat desa
Kampar. Koperasi Unit Desa (KUD) Kampar dengan Badan Hukum BH :
752/BH/XIII/1979. Koperasi Unit Desa Kampar mengalami beberapa kali perubahan
nomor badan hokum yang disebabkan oleh jenis usaha dan perubahan UU Koperasi
Indonesia yaitu dari BH:752/BW/XIY/1979 menjadi BH:752a/BH/XII/1982 kemudian
BH:227/PAD/BH/KDK.4//XY/1999.

21
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca semoga dapat lebih memahami tentang materi
permodalan koperasi, dan diharapkan kepada koperasi agar permodalan dalam
memberikan pinjaman yang selanjutnya akan lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ansharullah. 2013. Ekonomi Koprasi Untuk Pendudikan. Pekan Baru


Farokah Muzayinatun Niswan dan Dina Fitrisia Septiarini. 2017. Faktor yang
mempengaruhi kenaian dan penurunan susa hasil usaha (shu) koperasi. Vo. No
12
Lie Idianti. 2023. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Koperasi. volume: 2,
Nomor: 2
Muhammad Nurul Hamd, ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN
AKUNTANSI SELISIH HASIL USAHA (SHU) SEBAGAI BAGI HASIL DARI
MUSYARAKAH ANTAR ANGGOT, (Studi Pada Koperasi Serba Usaha Syariah
Ahmad Yani, Malang)
Triyono. 2007. MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR
EFISIENSI. ALUE ADDED, Vol.3, No.1
Usman Moonti. 2016. Dasar-Dasar Koperasi. Interpena : Yogyakarta
Sumber: Koperasi Unit Desa Kampar. tanggal. 14 Semtember 2023.
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada
tanggan 14 September 2023

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai