Disusun Oleh
Arimbi (12110622017)
Delia Anggraini (12110624468)
Lenurhaliza (12110622382)
Putri Wulandari (12110621646)
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBASAN
ii
3.6 Permodalan Koperasi ...................................................................... 19
BAB IV PENUTUP
LAMPRAN ..................................................................................................... 25
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi dalam melaksanakan aktivitas usaha dan sebagai badan usaha sangat
ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan. Sebagai salah satu bidang
usaha koperasi memerlukan dana yang akan digunakan untuk menjalankan usahanya.
Pada umumnya koperasi dihadapkan permasalahan akan kebutuhan modal kerja yang
semakin besar untuk mengembangkan usahanya,disisi lain modal kerja yang tersedia
sangat terbatas.Oleh karena itu setiap koperasi dituntut untuk menghimpun modal kerja
baik dari anggota maupun bukan anggota.Dalam undang- undang nomor 25 tahun 1992,
disebukan bahwa sumber modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman.Modal sendiri dapat berupa:simpanan pokok,simpanan wajib, dana cadangan
dana hibah. sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lain atau
anggotanya, Bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya dan sumber-sumbar lain yang sah.
Dengan modal yang berasal dari beberapa sumber, koperasi diharapkn dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya,disamping memperoleh laba usaha
atau SHU pada setiap tahunnya.Sebagai salah satu badan usaha, koperasi harus
memperoleh laba atau SHU. Karena sebagian SHU akan diinvestasikan kembali dalam
koperasi untuk menambah modal,sehingga kopersi menjadi kuat permodalannya.
Penggunaan modal kerja harus benar-benar diperhitungkan sebelumnya agar dapat
memberikan laba maksimum bagi pihak koperasi. Maksudnya modal kerja yang
digunakan untuk macam- macam pengeluaran diharapkan dapat masuk kembali dalam
perusahaan dalam waktu pendek dengan memberikan laba maksimum sehingga efisiensi
penggunaan modal kerja dapat meningkat.
1
b. Bagaimana selisi hasil usaha (SHU) ?
c. Apasaja perinsip-perinsip SHU ?
d. Apasaja Jenis- jenis efesiensi koperasi ?
e. Bagaimana Efesiensi yang terintegerasi?
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lie Idianti, Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Koperasi, volume: 2, Nomor: 2, 2023.. hlm 86
2
Usman Moonti,Dasar-Dasar Koperasi, Interpena : Yogyakarta,2016,hlm 81
3
Lie Idianti Op.Cit, hlm 86
4
Usman Moonti Op.Cit. 76
3
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan yang harus dibayarkan oleh anggota
koperasi kepada koperasi. Simpanan wajib tidak dapat ditarik selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
c) Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang dikumpulkan dari sebagian hasil usaha
tetapi tidak dibagikan kepada anggota Tujuannya ialah untuk mengumpulkan
modal sendiri yang dapat digunakan kapan saja. apabila koperasi membutuhkan
modal secara tiba-tiba atau untuk mengganti kerugian usaha.
d) Hibah
Hibah ialah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tidak
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun, siapa pun yang memberikan hibah
kepada koperasi
2. Modal Pinjaman
Koperasi dapat menggunakan pinjaman, dengan memperhatikan kelayakan dan
kelangsungan usahanya. Model peminjaman bisa berasal dari5 :
a) Pinjaman anggota
Pinjama anggota yaitu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yang memenuhi persyaratan, dapat dianggap sebagai simpanan sukarela
anggota. Pada simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan
tergantung dari kerelaan anggota.
b) Pinjaman dari koperasi lain
Pinjaman dari koperasi lain pada dasarnya bermula dari koperasi yang dibentuk
oleh organisasi koperasi lain untuk saling membantu dalam kebutuhan modal.
Bentuk kerjasama yang diciptakan dapat mempunyai cakupan luas atau sempit
tergantung kebutuhan modal.
c) Bank dan lembaga keuangan lainya
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan bagi badan usaha koperasi
diprioritaskan dalam persyaratan. Prioritas koperasi ini sebenarnya merupakan
komitmen pemerintah negara-negara terkait untuk memperkuat kapasitas ekonomi
masyarakatnya. Khususnya usaha koperasi.
5
Usman Moonti Op.Cit., hlm 78
4
d) Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal, koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang
kepada masyarakat pemodal untuk mencari modal baru dari masyarakat di luar
anggota koperasi. Ketentuan penjualan obligasi dan surat utang diatur dengan
peraturan regulator pasar modal yang berlaku saat ini.
1) SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk :
a. Cadangan koperasi,
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan,
c. Dana pengurus,
d. Dana pegawai/karyawan,
6
Muhammad Nurul Hamd, ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI SELISIH HASIL
USAHA (SHU) SEBAGAI BAGI HASIL DARI MUSYARAKAH ANTAR ANGGOT, (Studi Pada Koperasi Serba
Usaha Syariah Ahmad Yani, Malang)
7
Ansharullah, Ekonomi Koprasi Untuk Pendudikan,(Pekan Baru : 2013 ), hlm. 80
5
e. Dana pendidikan koperasi,
f. Dana sosial,
g. Dana pembangunan daerah kerja.
1. SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan ” bukan anggota dibagi
untuk :
a. Cadangan koperasi,
b. Dana pengurus,
c. Dana pegawailkaryawan,
d. Dana pendidikan,
e. Dana sosial,
f. Dana pembangunan daerah kerja
Secara garis besar, pembagian SHU koperasi dilakukan secara adil menurut jasa
para anggotanya. Namun demikian, ada beberapa prinsip yang harus disertakan dalam
kegiatan pembagian SHU koperasi setiap tahunnya. Adapun empat macam prinsip
dalam pembagian SHU adalah sebagai berikut :
6
3. SHU bersifat transparan
Sebagai usaha kerakyatan, koperasi harus menyediakan data pembagian SHU
secara transparan. Penyajian data umumnya dilakukan dengan mengadakan Rapat
Anggota bagi anggota koperasi sebelum dilaksanakan pembagian SHU koperasi
secara resmi.
Secara umum, penghitungan SHU adalah selisih dari hasil keuntungan anggota
koperasi terhadap biaya operasional dan kewajiban pembayaran lainnya. Terdapat
beberapa perhitungan yang harus dilakukan sebelum menemukan jumlah SHU. Cara
menghitung SHU adalah: SHUA (Sisa Hasil Usaha Anggota) = JUA (Jasa Usaha
Anggota) + JMA (Jasa Modal Anggota). Berikut ini cara untuk mengetahui nilai dari
JUA dan JMA:
Terdapat dua jenis kontribusi yang bisa dilakukan oleh anggota koperasi yaitu jasa
pinjaman dan jasa penjualan. Anggota koperasi dapat melakukan pinjaman maupun
kegiatan pembelian dalam kegiatan koperasi sebagai cara meningkatkan sisa hasil
usaha. Namun, umumnya rumus penghitungan JUA yang ada mencantumkan nilai
penjualan daripada nilai pinjaman. Berikut rumus JUA adalah:
JUA = (Penjualan anggota : Total penjualan koperasi) x % Jasa Modal Anggota x SHU
7
Contoh Perhitungan Pajak SHU Koperasi
SHU adalah keuntungan bersih yang didapat dari hasil selisih pendapatan dan
biaya operasional serta kewajiban pajak lainnya. Oleh karena itu, ada pajak SHU
koperasi bagi setiap penerimaan SHU.
Perhitungan pajak SHU koperasi didasarkan pada UU Pasal 4 Ayat 1 tentang
Undang-Undang Pajak Penghasilan. Kemudian hal tersebut diatur secara detail oleh
PMK nomor 111/PMK.03/2010 yang berisi tentang cara pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan pajak penghasilan berdasarkan dividen. Singkatnya, perhitungan pajak SHU
adalah sebesar 10%. Adapun contoh perhitungan pajak SHU koperasi adalah sebagai
berikut. Seorang anggota koperasi mendapat SHU sebesar Rp 7.500.000,- untuk periode
2016-2017. Dividen yang dibebankan kepada anggota tersebut adalah 10% dari SHU
yang didapat. Oleh karena itu, anggota tersebut perlu membayar pajak sebesar Rp
750.000,-.Perlu diketahui bahwa pajak SHU tidak berlaku sejak pemberlakuan UU
Cipta Kerja di tahun 2020. Pengecualian SHU koperasi dari pembayaran pajak
penghasilan diatur oleh UU No. 11 Tahun 2020. Meskipun demikian, ada baiknya Anda
mengetahui contoh perhitungan pajak SHU koperasi agar mengenal lebih banyak
informasi tentang SHU koperasi.
8
Farokah Muzayinatun Niswan dan Dina Fitrisia Septiarini, Faktor yang mempengaruhi kenaian dan
penurunan susa hasil usaha (shu) koperasi. Vo. No 12,2017, hlm 940
8
Pada hakekatnya SHU yang dibagikan kepada para anggota berasal dari anggota
sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi anggota tidak
dibagikan kepada anggota tetapi menjadi dana.cadangan koperasi.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal maupun transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima anggota koperasi pada dasarnya merupakan tambahan
penghasilan dari dana yang diinvestasikan oleh anggota dan juga hasil transaksi
yang dilakukan oleh koperasi. Sehingga perlu ditentukannya proporsi SHU untuk
jasa modal dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada setiap.anggota.
Penentuan proporsi SHU.tersebut disepakati bersama dalam rapat anggota.
Proses penghitungan SHU tiap anggota dan jumlah SHU yang dibagikan harus
diumumkan secara transparan, sehingga terbangun rasa kebersamaan,
kepemilikan, dan demokrasi antar anggota dalam koperasi.
Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang
sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal. Pada
dasamya koperasi sebagai perusahaan tidak berbeda dengan bentuk badan usaha
9
lainnya, artinya, meskipun koperasi merupakan kumpulan orang, bukan berarti tidak
diharuskan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Pada koperasi, tingkat efisiensi
juga harus dilihat secara berimbang dengan tingkat efektifitasnya, sebab biaya
pelayanan yang tinggi bagi anggota diimbangi dengan keuntungann.9
9
Triyono, MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR EFISIENSI, ALUE ADDED, Vol.3,
No.1, September 2006 – Pebruari 2007
10
2.6 Efisiensi Koperasi yang Terintegrasi
Pada pasal 14 UU No. 25 Tahun 1992 memberi isyarat dua pertimbangan dalam
mengembangkan koperasi, yaitu kebutuhan dan efisiensi Pengurus koperasi harus
mengupayakan agar koperasi yang dipimpinnya tumbuh dan berkembang dalam
memenuhi kebutuhan anggotanya secara optimal. Dua jalur yang harus ditempuh untuk
mencapai kondisi tersebut adalah meleku pembaruan-pembaruan struktural atau melalu
perilaku orang-orang yang terlibat didalamnya. Oleh alasan itu pengurus perlu
menghayati struktur organisasi, selain memiliki keterampilan dalam mengendalikan
sumber daya manusia. Struktur organisasi yang tepat dan efisien mendorong tujuan
organisasi menjadi mudah dicapai
a) Economic of Scale
Peningkatan skala usaha karena adanya integrasi memungkinkan penghematan
biaya pemasaran masing-masing anggota penurunan harga beli dan biaya-biaya
pembelian sehingga biaya persatuan masing-masing anggota bisa menurun.
Namun perlu disadari bahwa manfaat skala ekonomi hanya dapat diraih jika
koperasi ditingkat atas (misalnya koperasi sekunder) mampu melakukan
tindakan yang lebih efisien dari pada jika dilakukan sendiri-sendiri oleh
anggotanya.Dengan kata lain penggabungan dapat dilakukan bila dengan
penggabungan tersebut terdapat efek sinergi artinya hasil yang diperoleh
11
setelah berintegrasi vertical harus lebih besar daripada penjumlahan hasil dari
masing-masing individu jika berusaha sendiri-sendiri.
b) Manfaat External Economies
Pada sasaran ini dijabarkan dalam bentuk penyediaan informasi harga, pusat
pengolahan bersama, atau penyediaan sarana produksi yang lebih mudah
diperoleh jika dilakukan bersama-sama dalam rangka meningkatkan
produktivitas anggota, konsultasi manajemen, dan lain-lain.
c) Manfaat Non Ekonomi
Misalnya peningkatan keterampilan peningkatan tanggung jawab social dan
lain-lain.
d) Reduksi Biaya Transaksi
Yaitu biaya-biaya lain yang timbul di luar biaya produksi yang berhubungan
dengan munculnya transaksi antarunit, seperti biaya informasi biaya
monitoring, biaya kontraksi dan lain-lain. Demikian juga koperasi akan
terhindar dari kerugian-kerugian yang timbul karena perilaku oportunistis rekan
berkontrak bila tanpa integrasi vertical.
e) Mengurangi Risiko Ketidakpastian
12
BAB III
HASIL OBSERVASI
Dari hasil observasi dan wawancara kami dengan salah satu karyawan atau staf yaitu :
Nama : SYAIFUL ADLI
Pada hari kamis tanggal 14 September 2023 kami mewawancarai bapak SYAIFUL
ADLI yang menjabat sebagai pengurus atau maneger, dalam wawancara ini saya tidak
bisa menemui ketua KUD Kampar karna tidak berada di tempat. Maka dari itu saya
memutuskan mewawancarai Bapak SYAIFUL ADLI selaku pengurus / maneger.
Dengan hasil sebagai berikut :
Visi
Terwujudnya koperasi mandiri dan amanah melalui konsolidasi
menuju kesejahteraan anggota.10
Misi
a. Menunjang tinggi keputusan RAT dan mewujudkan budaya musyawarah atau
mufakat serta menunjang tinggi prinsip berkoperasi menuju kesejahteraan anggota.
b. Mengembangkan disiplin ilmu dan mental interpreeneuship dengan mewujudkan
unit usaha otonomi diwilayah kerja koperasi.
c. Mengembangkan potensi sumber daya anggota untuk membangun jiwa wirausaha.
10
Sumber: Koperasi Unit Desa Kampar. tanggal. 14 Semtember 2023.
13
d. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi anggota dan
masyarakat disekitarnya.
3.2 Perkembangan
Koperasi unit desa Kampar dibangun dan dikembangkan oleh masyarakat desa
Kampar lama atau dikerial dengan kenegerian Kampar yang pada awal telah terbentuk
satu kelompok kerjasama (KKB) di desa Kampar dan kemudian diusulkan untuk
menjadi Koperasi Unit Desa (KUD), mulai tanggal 14 Februari tahun 1979 resmilah
kelompok kerjasama (KKB) menjadi Koperasi Unit Desa (KUD) dengan nama Koperasi
Unit Desa (KUD) Kampar dengan Badan Hukum BH : 752/BH/XIII/1979. Kegiatan
usaha yang dijalankan oleh Koperasi yaitu, Waserda, Saprotan, Simpan Pinjam dan
Jasa. Koperasi ini dirasakan banyak manfaatnya bagi anggota karena koperasi dibangun
dan kembangkan sesuai dengan nilai, prinsip dan dasar-dasar penumbuhan serta
pengembangan koperasi.
Nilai positif Koperasi kepada anggota antara lain : Koperasi mampu memenuhi
kebutuhan anggota melalui USP, Waserda dan Jasa. Interaksi antar anggota dan
berkembangnya solidaritas antar anggota. Sedangkan dampak terhadap lingkungannya
antara lain menjadikan koperasi yang bisa bermanfaat bagi anggotanya sendiri maupun
bagi masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan unit usaha baru. Profil koperasi
dijelaskan dengan bagaimana koperasi mengelola organisasi, usaha dan system yang
benar sesuai prinsip usaha. Koperasi Unit Desa Kampar mengalami beberapa kali
perubahan nomor badan hokum yang disebabkan oleh jenis usaha dan perubahan UU
Koperasi Indonesia yaitu dari BH:752/BW/XIY/1979 menjadi BH:752a/BH/XII/1982
kemudian BH:227/PAD/BH/KDK.4//XY/1999. Pengembangan koperasi dengan nilai
dan prinsip koperasi, berdampak terhadap kemajuan koperasi.
KUD Kampar juga mendapatkan piagam KUD Mandari dari menteri Koperasi
Indonesia dengan nomor 741/kep/M/ 1997. Koperasi Unit Desa Kampar telah banyak
mengalami pasang surut dalam melaksanakan kegiatan usaha, koperasi ini pernah
menjadi contoh bagi koperasi yang ada di Kabupaten Kampar serta Riau dengan diberi
nama KUD Model. Saat ini usaha KUD Kampar terdiri dari :
a. Unit Plasma Sawit
14
b. Unit Simpan Pinjam
c. Unit Transportasi
d. Unit Pupuk
Pegurusan Koperasi Unit Desa Kampar terdiri dari tiga orang dengan komposisi,
seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara dengan masa bakti
kepengurusan selama 3 tahun dan hanya bisa menjabat selama dua periode. Dalam
menjalankan Kegiatan pengelolahan bidang usaha pengurus mengangkat manejer dan
karyawan sesuai dengan kebutuhan yang bertanggung jawab kepada pengurus
mengangkat manejer dan karyawan sesuai dengan kebutuhan yang bertanggung jawab
kepada pengurus. Unit usaha yang dikelolah oleh koperasi Unit Desa Kampar meliputi
usaha Waserda, unit usaha transportasi, unit usaha simpan pinjam, unit usaha pupuk,
dan unit usaha listrik yang mana tiap–tiap unit dipinpin oleh seorang manager.
Predikat yang dicapai oleh KUD Kampar dalam melakukan kegiatan usahanya
yang diapresiasi oleh pemerintah mulai dari :
a. Koperasi terbaik tingkat Kabupaten Kampar tahun 2011
b. Koperasi terbaik tingkat Provinsi Riau tahun 2012
c. Koperasi terbaik jenis Produsen Nasional tahun 2013
d. Koperasi sehat USP tingkat Kabupaten Kampar tahun 2016
e. Koperasi berprestasi tingkat POVINSI Riau Tahun 2019
Jumlah anggota KUD Kampar yang aktif sampai saat ini adalah : 731 orang . aset
koperasi saat ini Rp. 7.197.993.322,-.Dengan berdirinya koperasi unit desa Kampar para
petani yang berada dilingkungan Kec. Kampar timur merasa sangat rugi jika tidak
menjadi anggota KUD Kampar, karena koperasi banyak membantu dalam hal peberian
modal kecil kepada para petani tersebut. Sehingga modal yang dimiliki para petani
semakin bertambah atau ekonomi para petani semakin membaik dan mereka dapat
enghidupi keluarganya. Sebaliknya semakin banyak pinjaman dari KUD Kampar
semakin bertambah pula modal dan anggotanya. Sebab KUD kamoar memiliki produk
– produk antara lain.
15
a. Produk Simpanan
b. Produk Pinjaman
1. Pinajaman bulanan
2. Pinjaman musiman
3. Pinjaman mingguan
16
BAGAN ORGANISASI KUD KAMPAR
RAPAT ANGGOTA
BENDAHARA ANGGOTA
11
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023
17
”Keberhasilan KUD Kampar yang dicapai yaitu mendapat predikat koperasi
produsen terbaik tingkat kabupaten kampar pada Bulan Agustus 2023, Koperasi
Terbaik tingkat Provinsi, Produsen terbaik tingkat nasional, Koperasi sehat USP tinkat
Kabuparen dan koperasi berperestasi tingkat provinsi
12
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023
18
“Permodalan koperasi ini didapat dari aspek sistem permodalan meliputi modal dari
anggota, pihak ketiga berupa bank, dan bapak angkat (PT. Tasmapuja ) itulah permodalan
yang dapat menyanggah perputaran koperasi”
13
Bapak Bapak Syaiful Adli, Pengurus / Manager, wawancara di dalam ruang, pada tanggan 14
September 2023
19
kestabilan dalam bidang keuangan, maupun prestasi menejemen perusahaan koperasi
dalam rangka memberikan pelayanan dan manfaat nyata dalam memperbaiki
kehidupan ekonomi anggta, fisiensi yang berorientasi pada anggota Efisiensi ini
berkaitan dengan keberhasilan koperasi dalam usaha mempromosikan anggotanya.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Modal koperasi merupakan kelebihan harta yang ada pada koperasi atau dengan
kata lain selisih positif antara harta dan kewajiban. Modal kerjasama dibentuk dan
dipelihara dari simpanan, pinjaman, sumber daya yang dialokasikan dari hasil usaha
usaha, termasuk cadangan dan sumber lainnya.
SHU adalah keuntungan bersih yang diperoleh sebuah koperasi selama satu tahun.
Laba bersih tersebut berasal dari selisih hasil pendapatan koperasi terhadap penyusutan,
biaya operasional, dan pembayaran pajak lain.
Sedangkan penetapan besarnya pembagian SHU kepada para anggota tidaklah
sama, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan koperasi. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi,
transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya.
Koperasi yang dapat menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak
memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan usahanya tidak efisian disamping
tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab dampak kooperatifnya tidak
dirasakan anggota.
Koperasi unit desa Kampar dibangun dan dikembangkan oleh masyarakat desa
Kampar. Koperasi Unit Desa (KUD) Kampar dengan Badan Hukum BH :
752/BH/XIII/1979. Koperasi Unit Desa Kampar mengalami beberapa kali perubahan
nomor badan hokum yang disebabkan oleh jenis usaha dan perubahan UU Koperasi
Indonesia yaitu dari BH:752/BW/XIY/1979 menjadi BH:752a/BH/XII/1982 kemudian
BH:227/PAD/BH/KDK.4//XY/1999.
21
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca semoga dapat lebih memahami tentang materi
permodalan koperasi, dan diharapkan kepada koperasi agar permodalan dalam
memberikan pinjaman yang selanjutnya akan lebih baik lagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
25