Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI

“JENIS-JENIS USAHA KOPERASI, JARINGAN PERUSAHAAN, DAN


SUMBER-SUMBER PENDANAAN KOPERASI”
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Mukmin Suryatni, MM.

Disusun Oleh :

1. Mardiatun Hasanah (A1B021031)


2. Astrid Larasati Soenaryo (A1B021077)
3. Adelia Isfisari Ayuwanjani (A1B021242)

PRODI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSTAS MATARAM

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan topik pembahasan mengenai
“Jenis-jenis usaha koprasi, Jaringan perusahaan, dan Sumber-sumber pendanaan koperasi”
tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Mukmin Suryatni, MM. selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Koperasi karena berkat tugas yang diberikan, kami
mendapatkan banyak sekali wawasan dan pengetahuan baru mengenai topik yang diberikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang sudah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadar bahwa dalam proses penyusunan dan penulisan ini masih banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan
adanya kritik dan saran untuk pegembangan hasil tulisan penulis untuk kedepannya.

Mataram, 06 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Jenis – jenis Usaha Koperasi...................................................................................... 3

2.2 Jaringan Perusahaan ................................................................................................... 7

2.3 Sumber-Sumber Dana Koperasi .............................................................................. 12

BAB III.................................................................................................................................... 16

PENUTUP............................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16

3.2 Saran ........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama pada perekonomian, kerjasama ini terjadi
lantaran adanya kecenderungan jenis kebutuhan hidup mereka. Mereka beserta sama
mengusahakan kebutuhan sehari hari, kebutuahan yg berhubungan dengan lembaga juga
tempat tinggal. Pada hakikatnya koperasi adlah organisasi ekonomiwarga yg berwatak sosial,
beranggotakan orang atau badan aturan yg menurut asas kekeluargaan. pada mana koperasi
adalah yg sinkron menggunakan semangat jiwa.

Suatu organisasi baik yang bersifat sosial, politik, maupun ekonomi tentunya tidak bisa
berjalan dengan cara sendiri-sendiri atau dengan kata lain perlu bantuan orang atau organisasi
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, ada kaitan kegiatan usaha maupun tidak
kaitannya dengan bidang usahanya.

Demikian sama halnya dengan organisasi koperasi yang merupakan kegiatan usaha
yang bergerak di bidang ekonomi, maka perlu kerja sama dengan organisasi lain, baik itu
sesame koperasi atau bukan. Kerja sama koperasi tersebut ada yang bersifat horizontal dan
vertikal, bahkan sebagai konsekuensi dalam melakukan kerja sama tersebut menghendaki
untuk dibentuknya wadah organisasi baru untuk mengembangkan kegiatan usahanya.

Kerjasama antar koperasi merupakan salah satu prinsip koperasi yang telah disepakati
oleh ICA (International Cooperative Alliance). Prinsip ini selanjutnya mendasari prinsip-
prinsip koperasi yang ditetapkan oleh negara-negara anggota ICA termasuk Indonesia. Pada
Undang-undang No.25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian, “kerjasama antar koperasi”
merupakan salah satu prinsip pengembangan koperasi bersama-sama dengan prinsip
pendidikan anggota koperasi. Tujuan dari kerja sama tentunya untuk menunjang tercapainya
tujuan koperasi. Jauhani Laurinkari, 1994 yang dimuat dalam “International Handbook of
Cooperative Organization“, agar dapat berkoperasi sebaik-baiknya untuk mencapai
kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya maka semua
organisasi koperasi harus secara aktif bekerja sama dengan koperasi-koperasi lainnya baik di
tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Dan juga koperasi merupakan badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya. Sehingga dengan demikian dapat

1
dikatakan bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian
nasional di Indonesia, yang secara tidak langsung juga telah membuat perekonomiaan di
Indonesia terus berkembang menjadi lebih baik di setiap tahunnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis usaha koperasi?


2. Apa saja jaringan Perusahaan yang ada di koperasi?
3. Dimana saja sumber-sumber pendanaan koperasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis koperasi


2. Untuk mengetahui jaringan Perusahaan yang ada di koperasi
3. Untuk mengetahui sumber-sumber pendanaan koperasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang
demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat untuk banyak orang.

2.1 Jenis – jenis Usaha Koperasi

Usaha koperasi dapat dilihat dari jenis usaha yang dilakukan oleh koperasi. Penjenisan
koperasi sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian dikenal lima jenis koperasi, yaitu:

1. Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya-anggotanya adalah paran


produsen. Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan pengguna pelayanan (user),
dimana dalam kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen mengolah
bahan baku/input menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan barang yang
dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan
memanfaatkan kesempatan pasar yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah
keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang ada.

Koperasi produsen berperan dalam pengadaan bahan baku, input, atau sarana
produksi yang menunjang ekonomi anggota sehingga anggota merasakan manfaat
keberadaan koperasi karena mampu meningkatkan produktivitas usaha anggota dan
pendapatannya. Koperasi ini menjalankan beberapa fungsi, di antarannya :

a. Pembelian ataupun pengadaan input yang diperlukan anggota


b. Pemasaran hasil produksi (output) yang dihasilkan dari usaha anggota
c. Proses produksi bersama atau pemanfaatan sarana produksi secara Bersama
d. Menanggung resiko bersama atau menyediakan kantor pemasaran Bersama

Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik :

- Melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi

3
- Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pengambilan Keputusan
- Berpartisipasi dalam kontribusi modal dan pemupukan modal keuangan
koperasi, dan ikut menanggung resiko usaha

Partisipasi Anggota Sebagai Pengguna: Memanfaatkan barang-barang yang ada


dikoperasi.

Keterangan : Koperasi yang mengelola Waserba

2. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi anggota


dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota. Koperasi konsumen
berperan dalam mempertinggi daya beli sehingga pendapatan riil anggota meningkat. Pada
koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai pelanggan
(customer).

Dalam kedudukan anggota sebagai konsumen, kegiatan mengkonsumsi (termasuk


konsumsi oleh produsen) adalah penggunaan mengkonsumsi barang/jasa yang disediakan
oleh pasar. Adapun fungsi pokok koperasi konsumen adalah menyelenggarakan:

a. Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota yang dilakukan secara


efisien, seperti membeli dalam jumlah yang lebih besar.
b. Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga yang lebih rendah,
diantaranya pemanfaatan dana bergulir, pembelian dengan diskon, pembelian
dengan kredit.

Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik :

- Melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi


- Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pengambilan Keputusan
- Berpartisipasi dalam kontribusi modal dan pemupukan modal keuangan
koperasi, dan ikut menanggung resiko usaha

Partisipasi Anggota Sebagai Pengguna: Memanfaatkan layanan koperasi yang


melaksanakan kegiatan bagi anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang
dibutuhkan anggota.

4
Keterangan : Membiayai anggotanya untuk melakukan produksi dan mengelola semua
produksi termasuk pemasaran.

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi ini sering kali juga disejajarkan dengan nama koperasi kredit, koperasi ini
menyelenggarakan layanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya.
Layanan-layanan ini menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan
pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi ini
anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah
(customers). Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota melaksanakan kegiatan menabung
dan meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang
menabung dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber
modal bagi koperasi.

Penghimpunan dana dari anggota itu menjadi modal yang selanjutnya oleh koperasi
disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara
pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah
koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk
kredit kepada anggota yang membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh
koperasi dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.

Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik :

- Melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi


- Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pengambilan Keputusan
- Berpartisipasi dalam kontribusi modal dan pemupukan modal keuangan
koperasi, dan ikut menanggung resiko usaha

Partisipasi Anggota Sebagai Pengguna: Memanfaatkan jasa simpanan dan


kredit/pinjaman koperasi

Keterangan : Koperasi simpan pinjam. Menerima simpanan dan memberikan pinjaman


uang kepada anggotanya

5
4. Koperasi Pemasaran

Koperasi pemasaran seringkali disebut koperasi penjualan. Identitas anggota sebagai


pemilik (owner) dan penjual (seller) atau pemasar. Koperasi pemasaran mempunyai fungsi
menampung produk barang maupun jasa yang dihasilkan anggota untuk selanjutnya
memasarkannya kepada konsumen. Anggota berkedudukan sebagai pemasok barang atau jasa
kepada koperasinya. Dengan demikian bagi anggota, koperasi merupakan bagian terdepan
dalam pemasaran barang ataupun jasa anggota produsen. Sukses fungsi pemasaran ini
mendukung tingkat kepasatian usaha bagi anggota untuk tetap dapat berproduksi.

Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik :

- Melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi


- Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pengambilan Keputusan
- Berpartisipasi dalam kontribusi modal dan pemupukan modal keuangan
koperasi, dan ikut menanggung resiko usaha

Partisipasi Anggota Sebagai Pengguna: Memanfaatkan untuk menjual barang hasil


produksi, barang dan jasa yang dihasilkan oleh anggota koperasi

Keterangan : Koperasi simpan pinjam. Menerima simpanan dan memberikan pinjaman


uang kepada anggotanya

5. Koperasi Jasa

Adalah koperasi dimana identitas anggota sebagai pemilik dan nasabah konsumen
jasa dan atau produsen jasa. Dalam status anggota sebagai konsumen jasa, maka koperasi yang
didirikan adalah koperasi pengadaan jasa. Sedangkan dalam status anggota sebagai produsen
jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi produsen jasa atau koperasi pemasaran jasa.
Sebagai koperasi pemasaran, bilamana koperasi melaksanakan fungsi memasarkan jasa hasil
produksi angota.

Dalam praktek dikenal pula penjenisan koperasi atas dasar cakupan pengelolaan
bisnis (usaha), yaitu jenis koperasi Single Purpose (satu usaha) dan Multi Purpose (banyak
usaha). Koperasi dengan satu kegiatan usaha, misalnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Koperasi Produsen Susu, Koperasi tahu tempe (Primkopti), Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
dan sebagainya. Koperasi dengan lebih dari satu kegiatan usaha, sering disebut sebagai

6
koperasi serba usaha. Jenis koperasi ini misalnya Koperasi Pemasaran, dimana koperasi
melaksanakan pemasaran produk barang dan jasa.

Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik :

- Melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi


- Berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pengambilan Keputusan
- Berpartisipasi dalam kontribusi modal dan pemupukan modal keuangan
koperasi, dan ikut menanggung resiko usaha

Partisipasi Anggota Sebagai Pengguna: Memanfaatkan layanan koperasi yang


melaksanakan kegiatan bagi anggota dalam rangka penyediaan jasa yang dibutuhkan
anggota. Contohnya : koperasi jasa angkutan atau koperasi jasa asuransi.

Keterangan : Menyediakan jasa yang dibutuhkan anggota. Contohnya : koperasi jasa


angkutan atau koperasi jasa asuransi.

2.2 Jaringan Perusahaan

Jaringan Perusahaan atau jaringan kerjasama koperasi adalah suatu pola kerjasama
usaha koperasi dengan tujuan untuk mencapai kesatuan dan kekuatan bersama. Macam-macam
jaringan kerjasama koperasi antara lain :

- Vertikal adalah kerjasama antara koperasi-koperasi primer dengan koperasi-koperasi


sekunder yang sejenis.
- Horizontal adalah kerjasama antara koperasi primer dengan koperasi primer dan
koperasi sekunder dengan koperasi sekunder.
- Diagonal adalah kerjasama antara koperasi primer dengan koperasi sekunder yang tidak
sejenis, dan antara koperasi dengan non koperasi.
- Internasional adalah kerjasama koperasi di dalam negeri dengan koperasi di luar negeri

• Cara Penjenjangan Koperasi

Penjenjangan Jaringan Perusahaan atau Kerja sama koperasi dapat dibagi tiga, yaitu
sebagai berikut:

1. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi

7
Kerjasama antar koperasi sebenarnya sudah diamanatkan oleh ICA dalam
kongresnya yang ke-23 di Viena pada tahun 1966. Yang memasukkan kerjasama antar
koperasi sebagai salah satu asas yang harus dipatuhi oleh semua jenis koperasi. Pola
kerjasama antar koperasi dan antara pengusaha dan koperasi yang baik sebenarnya harus
mengacu pada pemberian keuntungan kedua belah pihak. Kemitraan strategis seperti
itulah yang berpotensi untuk membuat kemitraan yang kuat dan stabil.

Sesungguhnya sudah banyak koperasi-koperasi di Indonesia yang mengadakan


kerjasama baik dengan sesama koperasi maupun dengan badan usaha lain yang bukan
koperasi. Kerjasama dibidang usaha antar koperasi dapat dilakukan dalam dua cara
yaitu sebagai berikut:

- Dengan membentuk organisasi baru yang bebadan hukum.

Kerjasama antar koperasi dengan membentuk wadah baru, dan berbadan


hukum sendiri, ini umumnya banyak dilakukan oleh koperasi tingkat skunder,
seperti yang dilakukan dalam pendirian Bank Bukopin, Koperasi Asuransi
Indonesia, Koperasi Pembiayaan Indonesia, dan lain sebagainya.

- Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi baru
yang berbadan hukum.

Kerjasama antar koperasi, selain dilakukan dengan pembentukan wadah baru


yang berbadan hukum sendiri, juga dapat dilakukan tanpa diikuti dengan
pembentukan wadah baru, seperti dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha. Cara
kerja sama seperti ini sudah dilakukan oleh beberapa koperasi Tingkat sekunder.
Sebagai contoh kerjasama IKPN dengan GKPN D.I. Yogyakarta dalam proyek
pembangunan perumahan sehat bagi pegawai negeri di D.I. Yogyakarta.

Dalam hal ini biasanya salah satu pihak bertindak sebagai pelaksana sedangkan
yang lain bertindak sebagai pengawas. Kerjasama tersebut biasanya dituangkan dalam
surat perjanjian kerjasama yang saling mengikat kedua belah pihak dan atas dasar prinsip
saling menguntungkan.

Disamping itu, juga banyak kerjasama antara koperasi dilakukan oleh koperasi-
koperasi primer dalam segala bentuk. Sebagai salah satu contoh adalah kerjasama antara
koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bhina Raharja” dengan Koperasi Serba Usaha (KSU)

8
“Kelapa Dua Wetan” didaerah Jakarta Timur untuk membuka “Warung Serba Ada”
(WASERBA). Dalam kerjasama tersebut KSP “Bhina Raharja” meminjamkan Gedung
KSP dan memberikan bantuan untuk pembukaan dan pengembangan Waserba KSU
“Kelapa Dua Wetan”.

Contoh kerjasama antar koperasi diatas merupakan salah satu contoh dari sekian
banyak kerjasama antar koperasi dibidang usaha secara horizontal sudah banyak
dilakukan oleh koperasi, mulai dari bentuk pendidikan dan pelatihan bersama, sampai
pada bentuk yang optimal, yaitu pembentukan usaha Bersama.

2. Kerjasama Di Bidang Usaha Antar Koperasi Dan Bukan Koperasi

Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain diluar koperasi. Tentu
saja kerjasama ini harus didasarkan prinsip usaha yang saling menguntungkan.
Kerjasama antar koperasi dengan bukan koperasi dapat dilakukan dengan dua carai, yaitu
sebagai berikut:

- Membentuk wadah baru yang berbadan hukum.

Kerjasama ini banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi sekunder, khususnya


tingkat induk, seperti IKPN dan beberapa induk koperasi lain yang dengan mitra
usahanya masingmasing membentuk bank dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada anggota-anggotanya, khususnya dalam pemberian kredit maupun
membantu menunjang kebutuhan hidup anggota-anggotanya.

- Tanpa membentuk wadah baru yang berbadan hukum

Biasanya kerjasama itu dalam bentuk kemitraan usaha. Kemitraan antara


koperasi dengan perusahaan-perusahaan besar lebih merupakan tanggung jawab
sosial dalam rangka “membantu dan membina koperasi”.

Kerjasama ini umumnya dilakukan oleh koperasi-koperasi sekunder, khususnya


ditingkat induknya, seperti induk koperasi pegawai negeri, dan beberapa induk koperasi
lainnya dengan mitra usahanya mendirikan Bank, SPBU, dan lain sebagainya.

Kerjasama antara koperasi dengan badan usaha bukan koperasi juga dilakukan
oleh koperasi-koperasi primer dalam bentuk kemitraan usaha. Tetapi sifat kemitraan

9
usaha antar perusahaan besar dengan koperasi-koperasi primer / pengusaha kecil tanpa
membentuk wadah baru yang berbadan hukum.

Hal ini mempunyai dasar pertimbangan yang berbeda dengan kemitraan usaha
antara induk-induk dengan perusahaan swasta dan BUMN / BUMD yang disertai dengan
pembentukan wadah baru berbadan hukum. Dalam kemitraan tersebut bagi perusahaan-
perusahaan besar dipandang sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang
didalamnya terkandung unsur untuk “membantu dan membina” koperasi dan usaha kecil.

Sedangkan kemitraan induk-induk koperasi dengan perusahaan-perusahaan


besar disadarkan pada pertimbangan ekonomis dan masing-masing pihak berada dalam
posisi yang setingkat.

3. Kerjasama Antar Koperasi Bukan Di Bidang Usaha

Koperasi di Indonesia mengenal empat tingkatan organisasi koperasi yang


didasarkan atas tingkat daerah administrasi pemerintahan, yaitu koperasi primer, pusat
koperasi, gabungan koperasi, dan induk koperasi. Dimana masing-masing jenis koperasi
dapat menggalang persatuan dan kerjasama dibidang usaha maupun non usaha diantara
sesama mereka dan bahwa keberadaan induk tersebut dapat mewakili kepentingan
masing-masing jenis koperasi pada tingkat nasional.

Pada dasarnya kerjasama koperasi bukan di bidang usaha ini merupakan jalinan
kerja sama antara koperasi-koperasi yaang ada di Indonesia yang bertujuan untuk
memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia. Tujuan tersebut
diantaranya:

- Memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia.


- Menyebarkan, melihara dan mempertahankan cita-cita koperasi.
- Memperhatikan dan membantu pelaksanaan kepentingan perkumpulan koperasi
dengan nyata.
- Membela hak hidup dan berkembang secara bebas bagi perkumpulan koperasi
terhadap segala usaha yang merintanginya, bilamana perlu dengan kerjasama,
terutama dengan seluruh gerakan koperasi, serta memandangnya dari sudut
perkembangan Ekonomi Nasional.

10
Berikut merupakan contoh kerjasama antara koperasi di bidang bukan usaha
seperti terbentuknya SOKRI. Jika dalam berfederasi pada tingkatan nasional, masing-
masing jenis koperasi umumnya memiliki induk, di mana masing-masing jenis koperasi
tersebut dapat menggalang persatuan dan kerja sama di antara sesama mereka, di bidang
usaha dan bahwa keberadaan indukinduk tersebut dapat mewakili kepentingan masing-
masing jenis koperasi pada tingkat nasional, maka pada tingkatan nasional terdapat suatu
organisasi koperasi bersifat non-usaha yang didirikan oleh gerakan koperasi dengan
bertujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di Indonesia.

• Cara Penyusunan Jaringan Kerjasama Koperasi

Cara menyusun jaringan kerjasama itu adalah sebagai berikut:

1. Ditingkat Pusat

Induk-induk koperasi dan koperasi-koperasi tingkat nasional membentuk badan


kerjasama usaha koperasi dibawah koordinasi DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia).
Tugas badan ini meneliti dan merencanakan kerjasama dengan menyusun skala prioritas
proyek-proyek yang harus ditangani secara bersama, baik secara vertikal, horizontal,
diagonal dan eksternal.

2. Ditingkat provinsi

Pusat-pusat koperasi, dan koperasi-koperasi primer tingkat provinsi membentuk


badan kerjasama usaha koperasi dibawah koordinasi DEKOPIN (Dewan Koperasi
Indonesia) wilayah dengan Tugas badan ini meneliti dan merencanakan kerjasama
dengan menyusun skala prioritas proyek-proyek yang harus ditangani secara bersama,
baik secara vertikal, horizontal, diagonal dan eksternal.

3. Ditingkat Kabupaten

Koperasi-koperasi membentuk badan kerjasama usaha koperasi dibawah


koordinasi DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia) daerah dengan Tugas badan ini
meneliti dan merencanakan kerjasama dengan menyusun skala prioritas proyek-proyek
yang harus ditangani secara bersama, baik secara vertikal, horizontal, diagonal dan
eksternal.

11
• Cara Menyusun Jaringan Kerja Sama Koperasi

Koperasi di tanah air masih nampak belum berarti, hal ini oleh kurangnya keterpaduan
diantara koperasi-koperasi di Indonesia oleh karena itu perlu adanya dorongan dan motivasi
untuk segera membentuk jaringan kerja sama sehingga dapat menjangkau usaha berskala besar.
Adapun cara menyusun jaringan kerjasama antara lain :

1. Ditingkat pusat Tugas

Badan ini meneliti dan merancanakan kerja sama dengan menyusun skala
prioritas proyek-proyek yang harus ditangani secara bersama, baik secara Vertikal,
Horizontal, dan Diagonal.

2. Ditingkat propinsi

Pusat-pusat koperasi dan koperasi-koperasi primer membentuk kerja sama


usaha koperasi dibawah koordinasi DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia).

3. Ditingkat kabupaten/kota

Koperasi-koperasi yang berada di wilayahnya membentuk badan kerja sama


usaha koperasi dibawah koordinasi DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia).

2.3 Sumber-Sumber Dana Koperasi

Pendirian sebuah koperasi membutuhkan modal baik berupa dana, sumber daya
manusia atau barang untuk kegiatan koperasi. Sumber dana internal koperasi adalah dana yang
berasal dari anggota koperasi atau hasil usaha koperasi.

• Sumber dana internal

Sumber dana internal koperasi adalah dana yang berasal dari anggota koperasi atau
hasil usaha koperasi. Sumber dana internal koperasi meliputi:

1. Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh setiap anggota
saat mendaftar sebagai anggota koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama masih menjadi anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok ditentukan oleh
anggaran dasar koperasi.

12
2. Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh setiap anggota
koperasi dalam periode tertentu, misalnya setiap bulan atau setiap tahun. Simpanan
wajib dapat diambil kembali jika anggota keluar dari koperasi. Besarnya simpanan
wajib ditentukan oleh rapat anggota koperasi.

3. Simpanan sukarela

Simpanan sukarela adalah sejumlah uang yang disimpan oleh anggota koperasi
sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Simpanan sukarela dapat diambil
kembali kapan saja oleh anggota koperasi. Besarnya simpanan sukarela tidak
ditentukan oleh koperasi, tetapi oleh anggota sendiri.

4. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sebagian dari sisa hasil usaha koperasi yang disisihkan
untuk menghadapi risiko atau keperluan mendadak. Dana cadangan tidak dapat
dibagikan kepada anggota koperasi, tetapi menjadi aset koperasi. Besarnya dana
cadangan ditentukan oleh rapat anggota koperasi.

5. Hibah

Hibah adalah pemberian dana atau aset dari pihak lain kepada koperasi tanpa
ada kewajiban untuk mengembalikannya. Hibah dapat berasal dari individu, kelompok,
lembaga, atau pemerintah yang mendukung kegiatan koperasi. Besarnya hibah tidak
ditentukan oleh koperasi, tetapi oleh pemberi hibah.

Bagi koperasi dana internal merupakan sumber dana yang utama, hal tersebut karna
alasan sebagai berikut :

- Alasan Kepemilikan

Dana yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota
koperasi terhadap koperasi beserta usahanya. Anggota yang memodali usaha koperasi
akan lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan koperasi.

13
- Alasan Ekonomi

Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan
murah, karna tidak disertain dengan beban bunga.

- Alasan Resiko

Bila usaha-usaha dibiayai dengan modal sendiri, maka resiko yang ditanggung
koperasi juga akan lebih kecil, khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.

• Sumber dana eksternal

Sumber dana eksternal koperasi adalah dana yang berasal dari luar koperasi, baik dari
lembaga keuangan maupun dari badan usaha lain. Sumber dana eksternal koperasi meliputi:

1. Pinjaman dari anggota

Pinjaman dari anggota adalah dana yang dipinjamkan oleh anggota koperasi
kepada koperasi dengan syarat dan jangka waktu tertentu. Pinjaman dari anggota harus
dibayar kembali oleh koperasi beserta bunganya. Besarnya pinjaman dari anggota
ditentukan oleh kesepakatan antara anggota dan koperasi.

2. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain

Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain adalah dana yang dipinjamkan
oleh bank atau lembaga keuangan lain kepada koperasi dengan syarat dan jangka waktu
tertentu. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain harus dibayar kembali oleh
koperasi beserta bunganya. Besarnya pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain
ditentukan oleh kesepakatan antara koperasi dan pemberi pinjaman.

3. Pinjaman dari badan usaha lain

Pinjaman dari badan usaha lain adalah dana yang dipinjamkan oleh badan usaha
lain, seperti perusahaan, koperasi, atau organisasi, kepada koperasi dengan syarat dan
jangka waktu tertentu. Pinjaman dari badan usaha lain harus dibayar kembali oleh
koperasi beserta bunganya. Besarnya pinjaman dari badan usaha lain ditentukan oleh
kesepakatan antara koperasi dan pemberi pinjaman.

14
4. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh koperasi kepada masyarakat
dengan nilai nominal, bunga, dan jatuh tempo tertentu. Obligasi harus dibayar kembali
oleh koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Besarnya obligasi ditentukan oleh
koperasi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang
demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat untuk banyak orang.

Kerjasama dalam koperasi sangat dibutuhkan untuk kelangsungan koperasi agar


koperasi dapat berkembang serta mempunyai wilayah kekuasaan atau ruang lingkup yang luas
sehingga hal ini dapat meningkatkan kemakmuran para anggota koperasi tersebut.

Keberhasilan koperasi didalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat


tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanam modalnya dengan
pemupukan berbagai sumber keuntungan dan banyaknya jumlah anggota. Sumber dana
koperasi berasal dari anggota koperasi atau hasil usaha koperasi, serta dapat pula bersumber
dari luar koperasi seperti pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

3.2 Saran

Dengan pembahasan materi ini, diharapkan mahasiswa dan masyarakat dapat


memahami jenis-jenis usaha koperasi, jaringan perusahaan koperasi, dan sumber-sumber
pendanaan koperasi. Selain itu, pembahasan ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai koperasi secara umum.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://an-nur.ac.id/blog/sumber-dana-koperasi-internal-dan-eksternal.html

https://osf.io/75bje/download#:~:text=Jaringan%20kerjasama%20koperasi%20adalah%20sua
tu,mencapai%20kesatuan%20dan%20kekuatan%20bersama.

https://dinkopukm.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2023/06/Jenis-Koperasi.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai