Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI

“ Manajemen Keuangan Koperasi “

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Hj. Marhawati, M.Si

Disusun Oleh :

Rizky Aprilia 220903501216


Zhahra Nurazifa Mustafa 220903501217
Muh Fariski 220903502057
Rezky Atirah. T 220903502058

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2023

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. Latar Belakang........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
1. Konsep Dasar Dari Koperasi...............................................................................7
A. Definisi Koperasi..............................................................................................7
B. Tujuan Koperasi...............................................................................................8
C. Prinsip – Prinsip Koperasi...............................................................................9
D. Fungsi dan Peran Koperasi.............................................................................9
2. Konsep Dasar Dari Manajemen Keuangan......................................................10
A. Definisi Manajemen Keuangan.....................................................................10
B. Tujuan Manajemen Keuangan......................................................................11
C. Fungsi Manajemen Keuangan.......................................................................12
3. Penerapan Manajemen Keuangan Terhadap Koperasi......................................14
A. Konsep Dasar Manajemen Keuangan Koperasi..........................................14
B. Penerapan Manajemen Keuangan Dalam Koperasi....................................18
4. Dampak Positif Manajemen Keuangan Terhadap Koperasi..............................20
5. Contoh-Contoh Koperasi Yang Berdiri Dengan Menggunakan Manajemen
Keuangan................................................................................................................21
BAB III...........................................................................................................................24
PENUTUP.......................................................................................................................24
A. Kesimpulan.........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
GLOSARIUM................................................................................................................26
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan judul “Manajemen Keuangan Koperasi” pada mata kuliah “Manajemen
Koperasi”.

Dengan adanya makalah yang berjudul Koperasi Dalam Sistem Pasar ini
kami berharap dapat menjadi tambahan ilmu bagi kita semua terkhusus
mahasiswa ataupun mahasiswi dalam memahami materi Manajemen Koperasi.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak yang kami jadikan sebagai bahan referensi. Maka dari
itu kami menyampaikan banyak terimakasih dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam membantu penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari terselesaikannya makalah ini kami masih menyadari bahwa


masih terdapat banyak kekurangan terutama dalam penyajian materi. Maka dari
itu saran serta kritik pembaca kami terima dan menjadi acuan kami dalam
memperbaiki makalah ini.

Makassar, Jumat, 1 September 2023

Kelompok 8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini dan seiring dengan semakin berkembangnya
perekonomian di Indonesia kehidupan masyarakat baik itu di perkotaan hingga pedesaan
semakin meningkat sehingga menimbulkan berbagai macam alternatif dalam kegiatan
ekonomi. Salah satu kegiatan ekonomi yang berkembang di Indonesia yaitu koperasi.

Koperasi sebagai suatu unit bisnis perlu mempertahankan eksisitensi dan


mengembangkan usahanya. Namun dalam kenyataannnya masih ada koperasi yang belum
mampu mengelola usahanya dengan baik sehingga tak jarang menyebabkan kegagalan
dalam usahanya. Pengelolaan yang perlu diperhatikan adalah dalam hal pengelolaan
manajemen keuangan. Dengan manajemen keuangan yang baik menerapkan prinsip-
prinsip akuntansi, akuntabilitas, sistem perencanaan dan pengendalian. Manajemen
keuangan dan akuntabilitas dapat membantu memberikan informasi keuangan yang
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat. Manajemen keuangan adalah
bagian dari manajemen koperasi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan/ modal.

Koperasi di Indonesia pada zaman kebangkitan nasional digunakan sebagai alat


atau kendaraan politik, sehingga kegiatan koperasi mengalami stagnan. Pada awal orde
baru sampai tahun 1990an koperasi dijadikan kegiatan usaha yang bersifat sosial untuk
mensejahterakan masyarakat. Setelah tahun 1990an dan diterbitkannya UU nomor 25
tahun 1992 maka koperasi mempunyai tujuan untuk kesejahteraan anggota dan
masyarakat umum (Sitio & Tamba , 2001, hlm. 19) dan bukan hanya dijadikan kegiatan
usaha yang bersifat sosial saja tetapi juga mencari keuntungan sehingga kedudukan
koperasi sejajar dengan bentuk badan usaha lainnya. Bahkan koperasi lebih bebas untuk
berkembang setelah Inpres Nomor 18 tahun 1998 tentang Pengembangan Koperasi.
(Ekawarna, 2010, hlm. 6). Dalam hal ini manajemen keuangan Koperasi merupakan
bagian dari manajemen Koperasi, yang dalam prakteknya dijalankan oleh pengurus dan
diawasi oleh badan pengawas dan anggota. Pengawasan oleh anggota dipandang sebagai
pengawasan yang paling efektif, hal ini dikarenakan identitas ganda yang dimiliki oleh
anggota, yaitu sebagai pemilik Koperasi sekaligus juga sebagai pengguna jasa atau
layanan Koperasi. Intinya adalah penting sekali menerapkan manajemen keuangan
koperasi, agar cita-cita luhur koperasi selalu berkesinambungan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar dari koperasi?
2. Bagaimanakah Konsep dasar dari manajemen keuangan ?
3. Bagaimanakah penerapan manajemen keuangan terhadap koperasi?
4. Bagaimanakah dampak positif manajemen keuangan terhadap koperasi?
5. Bagaimanakah contoh-contoh koperasi yang berdiri dengan menggunakan
manajemen keuangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar dari koperasi
2. Mengetahui definisi dari manajemen keuangan.
3. Mengetahui penerapan manajemen keuangan terhadap koperasi.
4. Mengetahui dampak positif manajemen keuangan terhadap koperasi.
5. Mengetahui contoh-contoh koperasi yang berdiri dengan menggunakan
manajemen keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Dari Koperasi


A. Definisi Koperasi
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
menyatakan bahwa, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan (Budiwati & Suzanti, 2010).
Berdasarkan batasan koperasi menurut Undang-undang No. 25/1992
ini, koperasi Indonesia mengandung lima unsur berikut:
(a) koperasi adalah badan usaha (busines enterprise)
(b) koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
(c) koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip-
prinsip koperasi
(d) koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat, dan
(e) koperasi berdasar asas kekeluargaan
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative)
bersumber dari kata co-operation yang artinya “ kerja sama”. Koperasi
berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam
masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia
memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja social.
Arifinal Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001) mendefinisikan koperasi
sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang - orang atau badan
hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan
keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sehingga koperasi
memungkinkan beberapa orang atau badan dengan jalan bekerja sama atas
dasar sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki
kehidupan anggota - anggotanya.
Hanel (dalam Sukamdiyo, 1996) mengemukakan bahwa organisasi
koperasi merupakan suatu sistem sosioekonomi. Maka agar dapat dipenuhi
sebagai koperasi harus dipenuhi 4 kriteria berikut (definisi Nominalis):
a. Kelompok koperasi adalah kelompok individu yang sekurang – kurangnya
mempunyai kepentingan yang sama (tujuan yang sama).
b. Swadaya kelompok koperasi, kelompok individu yang mewujudkan
tujuannya melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama - sama.
c. Perusahaan koperasi dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk suatu
wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimilikidan dikelola secara Bersama
untuk mencapai tujuan yang sama.
d. Promosi anggota, perusahaan koperasi yang terdapat dalam organisasi
tersebut, mempunyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi.

B. Tujuan Koperasi
Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan
bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945.
Sitio dan Tamba (dalam Budiwati & Suzanti, 2010) berpendapat bahwa
untuk tujuan inilah orang berkata bahwa koperasi memajukan kesejahteraan
anggota perorangan dan masyarakat Secara umum. Pernyataan ini menyiratkan
bahwa, Peningkatan kesejahteraan anggota merupakan program utama koperasi
melalui layanan bisnis. Oleh karena itu, layanan keanggotaan menjadi prioritas
mutlak dibandingkan masyarakat umum.
Sedangkan Kartasapoetra, Bambang, Setiady (dalam Budiwati &
Suzanti, 2010) menyatakan bahwa tujuan koperasi itu bukan semata - mata
untuk mengejar keuntungan, tetapi yang utama ialah memberikan jasa - jasa agar
para anggotanya bersemangat dan bergairah kerja, sehingga tercapai peningkatan
pendapatannya.
Koperasi Indonesia mengandung lima unsur, yaitu:
a. koperasi adalah badan usaha (busines enterprise)
b. koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
c. koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi
d. koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat
e. koperasi berdasar asas kekeluargaan

C. Prinsip – Prinsip Koperasi


Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU No. 25 Tahun
1992, prinsip-prinsip koperasi adalah :
1. Keanggotaan bersifat sukarela
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan jasa
usaha masing-masing anggota.
4. Pembagian jasa yang terbatas pada modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi

D. Fungsi dan Peran Koperasi


Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 4, fungsi dan
peran koperasi sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
2. Konsep Dasar Dari Manajemen Keuangan
A. Definisi Manajemen Keuangan
Setiap perusahaan perlu menerapkan aturan yang jelas dalam setiap
pengambilan kebijakan, apalagi kalau keputusan yang diambil berkaitan dengan
finansial. Untuk aspek yang satu ini, setiap perusahaan bakal menerapkan
manajemen keuangan yang ketat. Pasalnya, kalau pengelolaan finansial tidak
dilaksanakan dengan baik, maka dapat berdampak pada performa perusahaan
secara keseluruhan (Rofianingsih, 2019).

Dalam pengertian yang sederhana, manajemen keuangan adalah upaya


merencanakan, mengelola, menyimpan, dan mengendalikan aset atau dana
perusahaan. Pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan cermat agar tidak
menimbulkan permasalahan di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan
memerlukan kehadiran tenaga dan perlengkapan pendukung yang mumpuni
(Rofianingsih, 2019).

Manajemen keuangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


pencarian sumber dana (raising of funds) dan pengelolaan aktiva dengan beberapa
tujuan menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pengambilan keputusan manajemen
keuangan dapat dibagi menjadi 3 area utama yaitu, keputusan investasi,
pendanaan, dan manajemen aktiva. Manajemen keuangan bisa diartikan sebagai
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Manajemen keuangan bisa diartikan
sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pela ksanaan dan
pengendalian fungsi-fungsi keuangan.

Manajemen Keuangan merupakan suatu proses dalam kegiatan keuangan


perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan
serta meminimalkan biaya perusahaan dan juga upaya pengelolaan keuangan
suatu badan usaha atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan keuangan yang
telah ditetapkan.

Menurut Musthafa (2017:3) dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Keuangan mengemukakan bahwa:


“Manajemen keuangan menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus
dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan
pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan”.

Pengertian manajemen keuangan menurut Farah Margaretha (2014:2)


adalah “Proses pengambilan keputusan tentang asset, pembiayaan dari asset
tersebut, dan pendistribusian dari seluruh cash flow yang potensial yang
dihasilkan dari asset tadi”

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2015:2), mengemukakan bahwa:


“Manajemen Keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang
membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer
keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari
dana, mengelola dana dan membagi dana dengan tujuan memberikan profit atau
kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha
bagi perusahaan.”

Teori tersebut menyatakan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu


kajian dan perencanaan analisis untuk mengetahui mengenai keadaan keuangan
yang terjadi pada perusahaan, baik itu mengenai keputusan inventasi, pendanaan
bahkan aktiva perusahaan dengan tujuan memberikan profit bagi para pemegang
saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.

B. Tujuan Manajemen Keuangan


Tujuan utama manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang
dimiliki oleh pemegang saham.
Fahmi (2015:4) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) tujuan manajemen
keuangan yaitu:
1. Memaksimumkan nilai perusahaan
2. Menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali
3. Memperkecil risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang.
Dari 3 (tiga) tujuan ini yang paling utama adalah yang pertama yaitu
memaksimumkan nilai perusahaan. Pemahaman memaksimumkan nilai
perusahaan adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan mampu
memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan tersebut masuk ke
pasar.
Menurut Musthafa (dalam Wasiaturrahma et al., 2020) tujuan manajemen
keuangan dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Keuntungan dan Risiko
a. Laba yang maksimum, artinya agar perusahaan memperoleh laba yang
besar sesuai dengan tujuan setiap perusahaan yang didirikan.
b. Risiko yang minimal, maksudnya adalah agar biaya operasional perusahaan
diusahakan sekecil mungkin dengan jalan efisiensi.
c. Untuk memperoleh laba yang maksimal dan risiko yang minimal,
maksudnya dengan melakukan pengawasan terhadap dana yang masuk
maupun dana yang keluar supaya perusahaan dapat merencanakan kegiatan
berikutnya disamping tidak terjadi penyimpangan dana.
d. Menjaga fleksibilitas usaha, artinya agar manajer keuangan selalu berusaha
menjaga maju mundurnya perusahaan.
2. Pendekatan Likuiditas Profitabilitas:
a. Menjaga likuiditas dan profitabilitas.
b. Likuiditas berarti manajer keuangan menjaga agar selalu tersedia uang kas
untuk memenuhi kewajiban finansialnya dengan segera.
c. Profitabilitas berarti manajer keuangan berusaha agar memperoleh laba
perusahaan terutama untuk jangka panjang.
Jadi, tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mendapatkan laba dan mengelolanya secara baik serta mengalokasikan dana
dengan resiko yang kecil guna perkembangan perusahaan yang dapat
meningkatkan nilai perusahaanya.

C. Fungsi Manajemen Keuangan


Fungsi manajemen Keuangan menurut Fahmi (2015:3) yaitu:
“Ilmu manajemen keuangan berfungsi sebagai pedoman bagi manajer
perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Artinya
seorang manajer keuangan boleh melakukan trobosan dan kreativitas berfikir,
akan tetapi semua itu tetap tidak mengensampingkan kaidah-kaidah yang
berlaku dalam ilmu manajemen keuangan”.
Menurut Agus Harjito dan Martono (2014:4), terdapat 3 (tiga) fungsi
utama dalam manajemen keuangan, yaitu:
“Tiga fungsi utama manajemen keuangan:
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan yang penting
dalam menunjang pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena
menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang efisien dan komposisi
aset yang harus dipertahankan atau dikurangi.
2. Keputusan Pendanaan (Pembayaran Dividen)
Kebijakan dividen perusahaan juga harus dipandang sebagai integral dari
keputusan pendanaan perusahaan. Pada prinsipnya fungsi manajemen
keuangan sebagai keputusan pendanaan menyangkut tentang keputusan
apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan harus dibagikan kepada
pemegang saham atau ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang.
3. Keputusan Manajemen Aset
Keputusan manajemen aset adalah fungsi manajemen keuangan yang
menyangkut tentang keputusan alokasi dana atau aset, komposisi sumber
dana yang harus dipertahankan dan penggunaan modal baik yang berasal
dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang baik bagi perusahaan.”

Fungsi manajemen keuangan menurut Musthafa (dalam Wasiaturrahma et


al., 2020) dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Pengendalian Ekuitas


a. Perencanaan aliran kas (forecasting cash flow) agar selalu tersedia uang
tunai atau uang kas untuk memenuhi pembayaran apabila setiap saat
diperlukan.
b. Pencarian Dana (raising of funds) dari luar atau dari dalam perusahaan:
agar diperoleh dana yang biayanya lebih murah dan tersedianya dana
apabila setiap saat diperlukan.
c. Menjaga hubungan baik dengan lembaga keuangan (perbankan): untuk
memenuhi kebutuhan dana apabila diperlukan oleh perusahaan pada saat-
saat tertentu.
2. Fungsi Pengendalian Laba
a. Pengendalian biaya (cost control), menghindari biaya yang tidak perlu
dikeluarkan atau pemborosan.
b. Penentuan harga (pricing), agar harga tidak terlalu mahal dibandingkan
dengan harga barang sejenis dari pesaing.
c. Perencanaan laba (profit planning), agar dapat diprediksi keuntungan
yang diperoleh pada periode yang bersangkutan sehingga dapat
merencanakan kegiatan yang lebih baik pada periode mendatang.
d. Pengukuran biaya kapital (cost of capital), dalam teori ini semua kapital
atau modal dari mana saja, termasuk modal dari pemilik perusahaan,
harus diperhitungkan juga biayanya karena modal tersebut apabila
digunakan pada kegiatan lain, tentu juga menghasilkan pendapatan.
3. Fungsi manajemen
a. Dalam pengendalian laba atau likuditas, manajer keuangan harus
bertindak sebagai manajer dan sebagai decision maker (pengambil
keputusan) sehingga manajer keuangan dapat mengambil langkah-
langkah keputusan yang menguntungkan bagi perusahaan.
b. Melakukan manajemen terhadap aktiva dan manajemen terhadap dana.

3. Penerapan Manajemen Keuangan Terhadap Koperasi


A. Konsep Dasar Manajemen Keuangan Koperasi
Manajemen keuangan koperasi adalah keseluruhan aktivitas perusahaan
koperasi yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana dan menggunakan
dana tersebut. Prinsip manajemen koperasi menuntut agar baik dalam memperoleh
maupun dalam penggunaan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi
dan efektivitas. Dalam pengertian manajemen keuangan koperasi di atas
mengandung beberapa hal penting, antara lain:

1. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, minimal fungsi perencanaan


(Planning), pengorganisasian (organizing), implemantasi (actuating), dan
fungsi pengendalian (controlling).
2. Kegiatan pencarian dana adalah merupakan aktivitas untuk memperoleh atau
mendapatkan dana/ modal, baik yang berasal dari dalam maupun luar
koperasi.
3. Kegiatan penggunaan dana adalah aktiviatas untk mengalokasikan atau
menginvestasikan modal, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi
aktiva tetap.
4. Prinsip ekonomi adalah suatu prinsip yang dijadikan dasar dalam berbagai
kegiatan ekonomi, yang terdiri dari:
a) Rasionalitas, yaitu suatu tindakan yang penuh dengan perhitungan
ekonomis sesuai dengan tujuan.
b) Efisiensi, yaitu suatu penghematan penggunaan sumber daya ekonomis.
c) Efektivitas, yaitu suatu pencapaian target dari output atau tujuan yang
akan dicapai.
d) Produktivitas, yaitu suatu pencapaian output atas input yang digunakan.
5. Prinsip koperasi dan aturan lainnya, yaitu suatu aturan main yang berlaku
dalam koperasi. Yang dimaksudkan di sini adalah prinsip--prinsip koperasi
sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya serta aturan-aturan lainnya
yang berlaku pada masing-masing koperasi.
“Managing a cooperative is, in many ways, more challenging than managing
a comparable investor-owned business. One feature that makes managing a
cooperative more difficult is that cooperative objectives may not be as clear-
cut as those in other forms of business. For cooperatives, profit maximiza-
tion is rarely, if ever, the only objective. The mem- bership wants to see their
cooperative survive and continue to serve their needs.”
Mengelola koperasi, dalam banyak hal lebih menantang daripada
mengelola bisnis milik investor yang sebanding. Salah satu hal yang
membuat mengelola koperasi lebih sulit adalah bahwa tujuan koperasi
mungkin tidak sejelas bentuk bisnis lain. Untuk koperasi, maksimisasi laba
jarang. Anggota ingin melihat koperasi mereka bertahan dan terus melayani
kebutuhan mereka.
Perlu diingat, bahwa dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan usaha
koperasi, masalah manajemen keuangan atau pembelanjaan merupakan fungsi
pokok yang harus mendapat perhatian. Dalam hal ini pihak pengurus atau
manajemen Koperasi harus mengarahkannya pada:
1) Terwujudnya stabilitas usaha dengan cara pengelolaan likuiditas dan
solvabiltas yang baik.
2) Terwujudnya pendayagunaan modal yang optimal.
3) Terwujudnya kemampuan membentuk modal sendiri.
Ketiga hal di atas merupakan bagian dari indikator kinerja keuangan dan
usaha koperasi. Suksesnya pengurus Koperasi mewujudkan ketiganya, berarti
pengurus telah mencapai kinerja keuangan yang baik. Ketiga masalah di atas
menjadi tugas para pengelola Koperasi (pengurus beserta manajer) untuk
dapat menciptakan ketiga kondisi yang menjadi arah dari perkembangan
manajemen keuangan koperasi. Dalam hal ini pengelola harus dapat
menciptakan kondisi optimal dalam koperasi yang antara lain dilakukan
melalui:
1. Optimalisasi skala usaha koperasi, melalui alokasi modal yang efisien,
produktif dan rasional.
2. Optimalisasi pemanfaatan kapasitas usaha dan modal koperasi.
3. Optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk usaha,
permodalam maupun manajemen koperasi secara umum.
4. Optimalisasi pemupukan modal sendiri, melalui simpanan-simpanan anggota
dan pembentukan dana cadangan.
Keberhasilan manajemen koperasi sangat tergantung pada
pelaksanaan fungsi:
1) Fungsi Perencanaan, adalah proses perumusan program beserta
anggarannya sebagai pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan dengan
mengacu pada visi dan misi koperasi, mempertimbangkan ketentuan internal
koperasi, kelemahan internal yang dimilikinya, kesempatan/ peluang bisnis,
hambatan/ kendala bisnis. langkahlangkah yang biasanya dijalankan pada
waktu membuat rencana adalah:
a) Menetapkan tujuan kerjasama yang hendak dicapai untuk memberikan arah
ke mana koperasi itu harus dipimpin.
b) Menentukan cara-cara untuk mencapai tujuannya.
c) Diputuskan alternatif yang akan diambil. Keputusan tersebut diambil
setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian berdasarkan pengalamannya
sendiri di masa lampau.
d) Menunjuk orang-orang yang diperlukan
e) Merinci tanggung jaawab dan kekuasaan dari masing-masing orang yang
ditunjuk. f) Mengecek apakah hasil koperasi suah cocok dengan apa yang
telah direncanakan. Kalau tidak maka haruslah diadakan tindakantindakan
untuk memperbaikinya.19
2) Pengorganisasian, adalah pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi
di antara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana-
rencana koperasi. Dalam Bab VI UU NO. 25/1992, bahwa tentang
perkoperasian, Perangkat organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas:
(a) rapat anggota
(b) pengurus
c) pengawas.
Hubungan kerja antara pengurus dan pengawas merupakan
hubungan konsultatif secara timbal balik. Hubungan pengawas dengan
manajer sifatnya koordinatif, sehingga pengawas tidak boleh langsung
memeriksa tugas manajer dan karyawan bawahannya, kecuali dengan
persetujuan pengurus.
3) Pelaksanaan, adalah proses penerapan rencana-rencana koperasi oleh
masing-masing fungsi atau unsur daalm organisasi koperasi.
4) Pengawasan, adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang lebih
tinggi , untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dengan hasul yang telah dicapai.
Dalam melaksanakan pengawasannya pengawas koperasi sedapat
mungkin menekankan kepada para pengurus serta Manajer Koperasi tentang
perlunya menerapkan prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan operasional
pengelolaan koperasi agar jangan sampai terjadi pemborosan bahan,waktu,
tenaga dan biaya.
Adapun peranan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas adalah
sebagai berikut :
a) Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan, kearah keahlian dan
keterampilan.
b) Mencegah pemborosan bahan,waktu tenaga dan biaya agar tercapai
efisiensi perusahaan koperasi.
c) Menilai hasil kerja dengan rencana yang sudah diterapkan d) Mencegah
terjadinya penyelewenangan
e) Menjaga tertib administrasi secara menyeluruh.
Sebagai Badan Usaha koperasi harus dikelola secara profesional,
salah satunya adalah dalam pengelolaan keuangan, sebagaimana dinyatakan
dalam Ayat 1 Pasal 30 UU No.25 Tahun 1992, tentang tugas pengurus antara
lain :
1) Mengelola koperasi dan usahanya
2) Mengajukan rencana kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan
belanja koperasi (RAPBK).
3) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
4) Menyelenggarakn pembukaan keuangan dan inventaris secara tertib.
Manajemen keuangan koperasi merupakan bagian dari manajemen koperasi,
yang dalam prakteknya dijalankan oleh pengurus dan diawasi oleh badan
pengawas dan anggota.
B. Penerapan Manajemen Keuangan Dalam Koperasi
Manajemen keuangan dalam konteks koperasi, beberapa langkah penting
akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Analisis Keuangan
Menganalisis laporan keuangan koperasi, termasuk neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas. Ini akan membantu saya memahami
kondisi keuangan saat ini, serta tren yang mungkin ada.
2) Penetapan Tujuan Keuangan
Berdasarkan analisis tersebut, bekerja sama dengan pengurus
koperasi untuk menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan ini dapat mencakup pertumbuhan, mengurangi utang, atau
meningkatkan keberlanjutan keuangan.
3) Rencana Anggaran
Rancangan anggaran membantu dalam menyusun rencana
anggaran tahunan yang mencakup pendapatan dan pengeluaran. Ini akan
membantu dalam pengelolaan kas, menghindari defisit, dan
mengalokasikan sumber daya secara efisien.
4) Pengendalian Biaya
Bekerja untuk mengidentifikasi area-area di mana koperasi dapat
mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produk. Ini
bisa melibatkan negosiasi kontrak dengan pemasok atau perbaikan proses
internal.
5) Manajemen Utang
Jika koperasi memiliki utang, membantu dalam merencanakan
pembayaran utang yang efisien dan mungkin mencari peluang untuk
mengonsolidasikan utang dengan suku bunga lebih rendah.
6) Investasi Dana Kelebihan Kas
Mengevaluasi opsi investasi yang aman dan menguntungkan untuk
dana kelebihan kas koperasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
penghasilan dan kestabilan keuangan jangka panjang.
7) Pemantauan dan Pelaporan
Secara teratur memantau kinerja keuangan koperasi dan
menyediakan laporan kepada pengurus dan anggota. Hal ini akan
membantu dalam mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
8) Pendidikan Keuangan
Memberikan pelatihan dan pendidikan keuangan kepada anggota
koperasi untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang manajemen
keuangan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada keberhasilan
keuangan koperasi.
9) Kepatuhan Hukum dan Pajak
Memastikan bahwa koperasi mematuhi semua peraturan keuangan,
hukum, dan perpajakan yang berlaku. Ini akan membantu menghindari
masalah hukum dan denda yang mungkin timbul.
10) Perencanaan Keberlanjutan
Membantu dalam merencanakan keberlanjutan jangka panjang
koperasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti perubahan pasar,
risiko ekonomi, dan strategi pengembangan.

4. Dampak Positif Manajemen Keuangan Terhadap Koperasi


Manajemen keuangan yang efektif dapat memberikan dampak positif
yang signifikan terhadap koperasi. Berikut ini beberapa dampak positif
manajemen keuangan terhadap koperasi:
1. Stabilitas Keuangan
Manajemen keuangan yang baik membantu koperasi menjaga stabilitas
keuangan. Ini melibatkan pemantauan yang cermat terhadap aliran kas,
pengeluaran, dan pendapatan. Dengan mengelola keuangan dengan baik,
koperasi dapat menghindari masalah keuangan yang serius, seperti defisit atau
utang yang berlebihan.
2. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Manajemen keuangan yang efektif menyediakan data dan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Koperasi dapat
menggunakan analisis keuangan untuk menentukan strategi jangka panjang dan
pendek, mengidentifikasi peluang investasi, dan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya.
3. Akses ke Sumber Daya Finansial
Koperasi yang memiliki manajemen keuangan yang baik lebih mungkin
mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan, seperti bank atau kreditur. Ini
bisa berarti akses lebih mudah ke pinjaman atau modal tambahan yang
diperlukan untuk pertumbuhan atau proyek spesifik.
4. Pertumbuhan dan Pengembangan
Dengan manajemen keuangan yang efisien, koperasi dapat mengumpulkan
keuntungan yang lebih besar dan mengalokasikan dana untuk investasi dalam
pertumbuhan dan pengembangan lebih lanjut. Ini dapat termasuk perluasan
operasi, peningkatan infrastruktur, atau diversifikasi produk dan layanan.
5. Keberlanjutan Jangka Panjang
Manajemen keuangan yang baik membantu koperasi merencanakan untuk
masa depan. Ini mencakup pembentukan cadangan keuangan untuk menghadapi
situasi darurat atau ketidakpastian ekonomi. Dengan merencanakan
keberlanjutan jangka panjang, koperasi dapat bertahan dalam jangka waktu yang
lebih lama dan terus memberikan manfaat bagi anggotanya.
6. Kepercayaan Anggota dan Pihak Eksternal
Ketika koperasi dapat menunjukkan transparansi dan akuntabilitas dalam
manajemen keuangannya, ini akan membangun kepercayaan anggota koperasi
dan pihak eksternal seperti pelanggan, mitra bisnis, dan pihak berkepentingan
lainnya. Kepercayaan ini bisa membantu dalam menjalin hubungan yang baik dan
berkelanjutan.
7. Efisiensi Operasional
Manajemen keuangan yang baik juga melibatkan pengendalian biaya dan
pengeluaran. Ini dapat meningkatkan efisiensi operasional koperasi dan
membantu dalam memaksimalkan keuntungan yang dapat diberikan kepada
anggota.

5. Contoh-Contoh Koperasi Yang Berdiri Dengan Menggunakan Manajemen


Keuangan.
Manajemen keuangan yang baik sangat penting bagi keberhasilan
koperasiterutama dalam mengelola sumber daya keuangan mereka. Berikut
beberapa contoh koperasi yang berdiri dengan menggunakan manajemen
keuangan yang efektif:
1) Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah jenis koperasi yang berfokus pada
penyediaan layanan keuangan seperti tabungan dan pemberian pinjaman
kepada anggotanya. Manajemen keuangan yang baik dalam hal ini mencakup
pengelolaan simpanan anggota, perhitungan bunga yang adil, serta
pengawasan terhadap penggunaan dana pinjaman untuk keperluan yang
produktif.
2) Koperasi Pertanian
Koperasi pertanian seringkali memerlukan manajemen keuangan yang
ketat untuk membeli peralatan pertanian, bahan pertanian, dan untuk
mendukung pemasaran hasil pertanian anggotanya. Manajemen keuangan
yang baik dapat membantu dalam pengelolaan modal kerja, perencanaan
musim tanam, dan investasi jangka panjang.
3) Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen dapat menggunakan manajemen keuangan untuk
mengelola pembelian bersama produk dan layanan untuk anggota mereka. Ini
dapat melibatkan perencanaan anggaran, pengelolaan inventaris, serta strategi
penetapan harga yang kompetitif untuk keuntungan bersama anggotanya.
4) Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang dimiliki oleh produsen atau
pekerja dalam industri tertentu. Manajemen keuangan dalam koperasi ini bisa
melibatkan perhitungan biaya produksi yang akurat, pengelolaan pendapatan
dari penjualan produk, serta pengelolaan investasi dalam teknologi atau
fasilitas produksi.
5) Koperasi Kredit
Koperasi kredit adalah lembaga keuangan yang dimiliki dan dioperasikan
oleh anggota untuk memberikan layanan perbankan, termasuk pinjaman,
tabungan, dan investasi. Manajemen keuangan yang baik dalam koperasi
kredit mencakup manajemen risiko kredit, pengelolaan likuiditas, serta
penyusunan laporan keuangan yang akurat.
6) Koperasi Pendidikan
Koperasi pendidikan adalah koperasi yang berfokus pada penyediaan
layanan pendidikan, seperti sekolah atau kursus pelatihan. Manajemen
keuangan di sini mencakup perencanaan anggaran pendidikan, pengelolaan
dana operasional, dan investasi dalam fasilitas dan sumber daya pendidikan.
Dalam semua jenis koperasi ini, manajemen keuangan yang baik
melibatkan pengelolaan dana dengan hati-hati, pemantauan penggunaan dana,
perencanaan keuangan jangka panjang, dan penerapan prinsip-prinsip
transparansi dan akuntabilitas kepada anggota. Kesuksesan koperasi seringkali
tergantung pada kemampuan mereka untuk mengelola keuangan dengan bijak
guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan mencapai tujuan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam era globalisasi yang terjadi saat ini, manajemen keuangan memiliki
dampak positif terhadap koperasi. Dengan adanya manajemen keuangan yang
baik, koperasi dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menghadapi
persaingan yang semakin terbuka . Konsep dasar dari koperasi adalah adanya
kerjasama antaranggota untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan konsep
dasar dari manajemen keuangan adalah pengelolaan keuangan dan modal .
Penerapan manajemen keuangan terhadap koperasi meliputi pengorganisasian,
pencarian dana, penggunaan dana, dan prinsip ekonomi .
Beberapa contoh koperasi yang menggunakan manajemen keuangan
adalah koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha, dan koperasi konsumen.
Manajemen keuangan juga memiliki beberapa kegiatan seperti pengendalian
biaya, manajemen utang, investasi dana kelebihan kas, dan pemantauan serta
pelaporan. Dengan menerapkan manajemen keuangan yang baik, koperasi dapat
mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usahanya.
DAFTAR PUSTAKA

Budiwati, N., & Suzanti, L. (2010). Hand Out Manajemen Keuangan Koperasi.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Rofianingsih, T. H. A. (2019). Manajemen Keuangan Koperasi Pegawai Negeri
Amaliyah Kantor Kementerian Agama Kota Palangka Raya [IAIN Palangka Raya].
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2545/
Wasiaturrahma, Sulisttyowati, C., Heryati, D., & Ajija, S. R. (2020). Peningkatan Kinerja
Koperasi Melalui Pendampingan Manajemen Keuangan pada Koperasi 64 Bahari
Surabaya. Jurnal Berdaya Mandiri, 2(1), 256–267.
GLOSARIUM

1. Manajemen keuangan: Pengelolaan keuangan dan modal dalam


suatu organisasi atau perusahaan
2. Koperasi: Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan berlandaskan prinsip koperasi dan
juga sebagai gerakan ekonomi koperasi serta sebagai gerakan
ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan
3. Literasi keuangan: Pengetahuan dan pemahaman konsep keuangan
serta kemampuan dalam mengatur keuangan dan mengambil
keputusan terkait keuangan.
4. Akuntansi: Proses yang sistematis dalam menghasilkan informasi
keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan.
5. Prinsip-prinsip koperasi: Keanggotaan bersifat sukarela,
pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil
usaha dilakukan secara adil, pembagian jasa terbatas pada modal,
kemandirian, pendidikan perkoperasian, dan kerjasama antar
koperasi.
6. Fungsi dan peran koperasi: Membangun dan mengembangkan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota, berperan serta dalam
meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat,
memperkokoh perekonomian rakyat, dan berusaha untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

Anda mungkin juga menyukai