Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN UKM

“Badan Usaha Berbentuk Koperasi

(the coorperative for of enterprise)”

Oleh :

Kelompok 6

A. Putri Maharani Ramadhania (A021191119)

Agnes Mayevachrisnita Maryoso (A021191042)

Aqilah Nur Falihah (A021191012)

A.Asriana Tenriawaru                     (A021191037)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

     Alhamdulillah dan segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah manajemen
koperasi dan ukm dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini merupakan salah
tugas yang diberikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Global oleh dosen
pengampu Prof. Dr. Cepi Pahlevi,SE,MSi. Makalah ini kami buat berdasarkan referensi dari
Buku Ekonomi Koperasi Prof. Dr. Jochen Ropke.

     Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas antusiasnya dalam makalah
ini terutama kepada kelompok enam. Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat dalam materi ini khususnya bagi kami sendiri. Kami menyadari bahwa makalah ini
memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari teman
serta Bapak dosen Prof. Dr. Cepi Pahlevi,SE,MSi. yang dapat memberikan motivasi kepada kami
guna perbaikan makalah ini di masa mendatang.

Wassalamualaikum wr.wb

                                 Makassar, 22 Agustus 2021

                                

                                      Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………..i

DAFTAR ISI………………………………………………...…………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Indentitas Koperasi………………………………………………………………….3
B. Berbagai Hubungan dalam Koperasi…………………………………………………4
C. Masalah Bisnis dengan Non- Anggota……………………………………………......7
D. Alasan Menjadi Anggota Koperasi…………………………………………………..8
E. Prasyarat keunggulan Koperasi……………….……………………………………..9
F. Koperasi dalam Segitiga Strategis…………………………………………………...12

BAB 3 KESIMPULAN

A. Kesimpulan………..………………………………………………………………..13
B. Saran………………..………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Upaya
dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih
memahami koperasi. Ciri utama dari koperasi yang membedakannya dengan badan usaha
lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian disebutkan  bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi.
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-semata
hanya  pada orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat . Karena itu, dalam
banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebgai tujuan
perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Untuk koperasi
diindonesia, tujuan badan usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini
dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat
angggota tahunan. Koperasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pembentukan produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha,
serta peningkatan dan pemerataan pendapatan.
Sebuah Koperasi dikatakan berhasil atau sukses jika mampu meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Koperasi dapat mensejahterahkan anggotanya, karena ia
menciptakan nilai tambah dari usaha mereka. Dalam hal ini, semakin baik kinerja
Koperasi, maka semakin besar kemampuan Koperasi mensejahterakan anggotanya.
Semakin besar peran Koperasi memperbaiki kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi
partisipasi mereka dalam kegiatan Koperasi. Jadi, hubungan antara kinerja Koperasi,
partisipasi anggota dan kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Anggota Koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi
pengembangan Koperasi, anggota dapat berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pengguna jasa sebagai karakteristik utama Koperasi yang tidak dimiliki oleh bentuk
perusahaan lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan topik Perkuliahan yang ke 2, yaitu Bab II Buku Ekonomi Koperasi Prof.
Dr. Jochen Ropke, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian tugas akhir ini
adalah:
1. Apa Indentitas Koperasi?
2. Jelaskan Berbagai Hubungan dalam Koperasi?
3. Apa Masalah Bisnis dengan Non- Anggota?
4. Apa Alasan Menjadi Anggota Koperasi?
5. Apa Prasyarat keunggulan Koperasi?
6. Jelaskan Koperasi dalam Segitiga Strategis?

C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui indentitas Koperasi


2. Untuk mengetahui Berbagai Hubungan dalam Koperasi
3. Untuk mengetahui Masalah Bisnis dengan Non- Anggota
4. Untuk mengetahui Alasan Menjadi Anggota Koperasi
5. Untuk mengetahui Prasyarat keunggulan Koperasi
6. Untuk mengetahui Koperasi dalam Segitiga Strategis.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Identitas Koperasi

Pada UU No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip – prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar
atas kekeluargaan”.

Menurut beberapa ahli koperasi (akademisi), karakteristik fungsional dasar dari


koperasi, disebut “kriteria identitas” (“identity suplier, pegawai/karyawan, tergantung pada
jenis koperasinya) yang membedakan koperasi dari organisasi usaha lainnya. (Ropke 2003,
12). Pelaku-pelaku ekonomi (agen ekonomi) yang pada saat bersamaan, bertindak sebagai
pemilik maupun pelanggan atau pemasok (pemasok) dari unit usaha, disebut anggota
masyarakat koperasi (Koperasi).  Kelompok tersebut terdiri dari: anggota koperasi
(cooperators) dan badan usaha koperasi, yang bersama-sama membentuk masyarakat
koperasi.  Karakteristik kemudian disebut "Prinsip identitas".  (Benecke, 1982 hal. 71).  

Adapun pengertian koperasi menurut Richard Kohl dan Abrahamson (dalam Ropke,
2003:13) adalah sebagai berikut: “Koperasi adalah badan usaha dengan kepmilikan dan
pamakai jasa merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan
usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha
itu.”

Sejalan dengan pendapat Ropke, Muenkner (1989, h.40) memberikan definisi


koperasi sebagai organisasi ekonomi yang mempunyai ciri – ciri khusus sebagai berikut :

a) Adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antara sesamanya atas dasar
sekurang – kurangnya satu kepentingan yang sama (kelompok koperasi),
b) Adanya dorongan (motivasi) untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok guna
memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usahan bersama atas dasar swadaya dan saling
tolong menolong (motivasi swadaya),
c) Adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama – sama (perusahaan
koperasi), dan
d) Tugas perusahaan tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada para anggotanya
(promosi anggota).

B. Berbagai Hubungan dalam Koperasi


Berdasarkan konsep koperasi yang dijelaskan di atas, perlu digarisbawahi 3 hubungan
yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan, hubungan pelayanan
dan hubungan pasar.
1. Hubungan Kepemilikan
Hubungan kepemilikan menunjukkan besarnya peranan dalam koperasi, artinya
anggota adalah pemilik perusahaan koperasi. Sebagai pemilik anggota mempunyai
kewajiban – kewajiban dan hak – hak tertentu terhadap koperasinya, baik kewajiban dan
hak individual maupun kewajiban dan hak keuangan (finansial).

Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang berhubungan
dengan keikutsertaan keuangan para anggota dalam harta kekayaan dan dana koprasi.

Kewajiban secara individu yang utama adalah :

 Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna mencapai tujuan Bersama
 Kewajiban untuk setia kepada koperasi, yakni meliputi:
a. Turut serta secara aktif dalam kehidupan koperasi, misalnya melakukan pemilihan
pengurus.
b. Memanfaatkan fasilitas koperasi
c. Mengambil tindakan yang diperlukan agar kerugian koperasi dapat dihindarkan.
d. Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi.
e. Tidak melakukan persaingan dengan badan usaha koperasi
f. Kewajiban untuk memenuhi keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
g. Kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar
h. Kewajiban untuk memberikan semua keterangan yang perlu kepada koperasi.
i. Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi.
Keikutsertaan para anggota dalam koperasi menjadi alasan yang dipersoalkan. Oleh
karena itu tindakan anggota seharusnya adalah :

1) Menimbulkan suatu perubahan dalam hal pengelolaan badan usaha koperasi


2) Mengubah tujuan koperasi sampai dengan koperasi mampu memenuhi kebutuhan
ekonomis riil anggotanya.
3) Mengundurkan diri dari koperasi karena tidak menguntungkan
4) Membubarkan koperasi mereka
5) Mempersatukan koperasi dengan koperasi lain supaya membentuk unit ekonomi yang
dapat hidup terus guna kemajuan anggotanya.

Berdasarkan kewajiban individual tersebut maka setiap anggota mempunyai hak


individual sebagai berikut :

1. Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul


2. Hak untuk memberi suara
3. Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus
4. Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi
5. Hak untuk diberi tahu mengenai suatu hal yang berhubungan dengan koperasi
6. Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan.
7. Hak untuk melindungi kelompok minoritas.

a. Kewajiban keuangan yang utama dari anggota meliputi tiga hal pokok, yaitu :
a) Kewajiban untuk membayar konstribusi kuangan yang ditentukan dalam anggaran dasar.
b) Kewajiban bertanggung jawab atas utang koperasi
c) Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha tertentu, misalnya fasilitas simpan
pinjam.
Berdasarkan kewajiban tersebut maka hak keuangan anggota adalah sebagai
berikut :

1. Hak untuk menggunakan dan menarik keuntungan dari fasilitas badan usaha koperasi
2. Hak untuk menerima kembali uang keanggotaan, keuntungan, bonus dan bunga atas
modal saham yang disetor.
3. Hak untuk menuntut pembayaran kembali konstribusi dana koperasi yang disetorkan
karena mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.
4. Hak untuk menerima kembali dana yang disetorkan karena koperasi dilikuidasi.
2. Hubungan Pelayanan
Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota di samping sebagai
pemilik juga sebagai pelanggan utama koperasi. Bentuk hubungan pelayanan koperasi
terhadap anggota dapat dilakukan melalui bisnis antara usaha anggota dengan badan
usaha koperasi. Hubungan bisnsis ini dapat dikaji secara mikro, dimana anggota dapat
berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga berfungsi sebagai konsumen (pemakai).
Demikian juga koperasi, ia dapat berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga dapat
berfungsi sebagai konsumen atau pedagang.

3. Hubungan Pasar
Dalam teori ekonomi, pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu pasar barang,
pasar tenaga kerja, pasar uang, pasar modal dan pasar luar negeri. Kelima jenis pasar ini
dapat dimanfaatkan koperasi sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi pertumbuhan
koperasi.

a) Pasar Barang
Pasar barang menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan
barang. Koperasi dapat bergerak di pasar barang dengan menawarkan barang hasil
produksi koperasi atau anggota dan dapat Pula melakukan permintaanakan produk
yang dibutuhkan oleh koperasi atau anggota.
b) Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran
tenaga kerja.Lemahnya pemberian insentif dan sifat koperasi yang service oriented
dan non provit motive memungkinkan koperasi koperasi kurang mampu memberikan
kesempatan kepada karyawan dalam pengembangan karir. Hal ini dapat menyebabkan
karyawan tersebut berpindah ke tempat lain yang mampu memberikan insentif dan
kesempatan berkarier yang lebih baik.
c) Pasar Uang
Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang.
Sebagai konsekuensi koperasi bergerak dipasar uang, koperasi harus bersaing dengan
lembaga-lembaga keuangan lain yang ada dimasyarakat. Dalam hal ini memberikan
kredit kepada anggotanya, koperasi akan bersaing dengan lembaga keuangan lain
yang memberikan kredit kepada anggota tersebut termasuk juga para rentenir.
d) Pasar Modal
Pasar modal lebih memfokuskan pada penggunaan dana jangka panjang.Satu hal
yang perlu dicermati adalah bahwa koperasi tidak dapat menjual saham di pasar
modal bila saham yang dikeluarkan identik dengan saham perusahaan perseroan,
sebab jika hal itu dilakukan konsep koperasi akan berubah dari kumpulan orang-orang
menjadi kumpulan modal. Oleh karena itu untuk dapat memasuki pasar modal
diperlukan ketentuan-ketentank husus untuk saham koperasi.
e) Pasar Luar Negeri
Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara permintaan dalam negeri akan
produk impor dan penawaran dalam negeri akan produk ekspor. Dalam rangka
pengembangan koperasi, pemerintah sangat menganjurkan koperasi untuk bergerak di
pasar luar negeri, artinya melaksanakan kegiatan ekspor impor. Beberapa koperasi
telah mengadakan kegiatan ekspor, terutama koperasi-koperasi yang bergerak dalam
industri kerajinan.

C. Masalah Bisnis dengan Non- Anggota

Dalam suatu korporasi murni, pemilik perusahaan tak lain adalah kapasitas murni (para
pemegang saham). Mereka menginvestasikan modal ke dalam perusahaan untuk memperoleh
keuntungan berupa dividen dan jenis keuntungan lainnya, tetapi mereka tidak memanfaatkan
servis yang diberikan oleh organisasi itu.

Bila terdapat dua buah kutub pada suatu as yang digunakan untuk mengukur
banyaknya / besarnya kegiatan nonanggota dari suatu organisasi ekonomi (dalam persen).
Pada kutub kiri dijumpai koperasi murni (saham dari non anggota 0 persen), sedangkan pada
kutub kanan terlihat korporasi murni (saham nonanggota 100 persen). Diantara dua kutub itu
dijumpai kasus – kasus realitas organisasi campuran yang condong ke koperasi atau lebih
condong ke korporasi.

Logika yang sama berlaku terhadap koperasi, semakin banyak ia terlibat dalam
melakukan bisnis dengan nonanggota, semakin besar kehilangan karakteristik koperasi dan
secara berangsur – angsur berubah menjadi suatu organisai dari para pemegang saham (para
investor yang dominan).

Suatu korporasi dari para pemegang saham (menurut UUD) secara ekonomi bisa sebagai
koperasi bila para pemegang saham adalah pemakai satu – satunya atau pemakai utama dari
servis – servis atau para pemegang saham terdir atas bukan saja para pekerja perusahaan
semua pekerja adalah juga pemegang saham (koperasi produsen). Melalui kriteria identitas,
sesungguhnya dapat memberikan / mengidentifikasi apakah koperasi dalam kenyataanya
telah bekerja sesuai dengan kriteria identitas atau belum, dan dapat juga diketahui apakah
korporasi justru telah bekerja sesuai dengan kriteria identitas yang sebenarnya merupakan
cara kerja koperasi. Beberapa perusahaan yang berskala besar mendirikan perusahaan cabang
yang bergerak di bidang perbankan. Tugas perusahaan cabang tersebut adalah menghimpun
dana dari masyarakat untuk kemudian dana tersebut dianamakan dalam perusahaan induk
atau perusahaan lain yang ada dalam grupnya. Hubungan transaksi antarperusahaan dalam
satu grup tersebut, pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilandasi dengan kriteria
identitas.

D. Alasan Menjadi Anggota Koperasi

individu – individu akan menjadi atau meneruskan tetap tinggal menjadi anggota dalam
sebuah koperasi bila mereka mengharapkan ”manfaat” yang dapat mereka peroleh dari suatu
koperasi lebih besar dibandingkan manfaat yang mereka peroleh jika tidak menjadi anggota
koperasi.

Manfaat diartikan sebagai nilai subyektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seorang.
Bila seseorang lebih menyukai satu jeruk daripada tiga apel, maka satu jeruk itu mempunyai
nilai manfaat yang lebih besar bagi orang itu daripada tiga apel. Dalam hal ini ”value” atau
nilai mempertunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan
kebutuhan manusia. Kebutuhan ini dapat dipandang dari sudut ekonomi dan nonekonomi.
Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan oleh Maslow dalam Five Hierarchi of
needs, yaitu :

 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan akan tanaman
 Kebutuhan sosial / kebutuhan cinta kasih
 Kebutuhan akan penghargaan
 Aktualisasi diri

E. Prasyarat keunggulan Koperasi

Koperasi bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal anggota, modal,


pelanggan, dan lain-lain. Bilamana mereka ingin menarik anggota, mereka harus
menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan-
perusahaan lain yang nonkoperasi adalah cukup besar mengingat koperasi mempunyai
kelebihan dalam hal:
1. Economies of Scale
Economies of scale merupakan faktor yang memungkinkin perusahaan
memproduksi output lebih banyak dengan biaya rata-rata lebih rendah. Skala ekonomis
ini dapat diperolch karena,
a) Aktivitas nyata, seperti spesialisasi, administrasi personalia yang lebih baik, dan
ketidakpastian,
b) Faktor-faktor precuniary, misaInya harga input yang lebih besar karena pembelian
dan jumlah banyak, kemampuan meningkatkan modal dengan biaya rendah, dan
menurunkan biaya transport.
c) Efek biaya tetap yang timbul karena produksi masa dalam jumlah besar sehingga
menghasilkan biaya tetap rata-rata yang semakin rendah dengan semakin besarnya
output yang dihasilkan.
Dalam praktek upaya mencapai kondisi economies of scale sehingga koperasi
menghasilkan keunggulan komparatif atas pesaingnya tidaklah mudah. Ada 3 (tiga)
faktor yang perlu diperhatikan jika koperasi ingin merealisasikan keunggulan Skala
ekonomis, yaitu :
a) Koperasi harus memperlihatkan kemampuan yang sama dalam memproduksi dan
mendistribusikan produk kepada anggotanya dibandingkan dengan perusahaan lain
yang menjadi pesaingnya.
b) Manajer perlu diberi kesempatan yang luas untuk meminimalkan biaya produksi.
c) Koperasi harus mampu memanfaatkan laju perkembangan teknologi yang paling
tidak sama dengan kemampuan pesaingnya dalam memanfaatkan laju perkembangan
teknologi yang sama.

2. Competition
Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena koperasi mempunyai
potensi dalam menciptakan economies of scale sehingga mampu menetapkan harga dan
jumlah yang bersaing di pasar.
keuntungan tambahan bagi para anggota yang memasuki pasar juga akan sulit
peroleh. Untuk itu sebuah koperasi harus :
a) Memiliki kemampuan inovasi yang lebih tinggi dari pada kemampuan yang dimiliki
sekarang agar dapat memberikan keuntungan khusus yang dihasilkan dari teknologi
baru, metoda organisasi yang lebih baik, atau produk  yang meningkat kualitasnya.
b) Koperasi harus mampu  menurunkan biaya transaksi lebih rendah dari pada biaya
yang ada, atau atau memiliki keunggulan komparatif.
Walaupun demikian dua hal di atas ternyata menjadi dilema dalam koperasi,
karena:
a) Jika Maya masuk rciidali, koperasi dapat memasuki pasar tanpa memberikan
keuntungan tambahan bagi anggotanya,
b) Jika biaya masuk tinggi, koperasi tidak dapat memasuki pasar dan tidak ada
keuntungan khusus yang dapat direalisasikan. (Ropke, 1992).
3. Inter Linkage Alarket
Inter linkage market adalah keterkaitan pasar yang terjadi karena adanya
huhungan antara pembelian dan penjualan. Koperasi kredit memberikan pinjaman
kepada koperasi produksi dan produsen menjual produknya melalui koperasi penjualan.
Dalam hal inter linkage market ini, koperasi mempunyai keunggulan dibanding dengan
perusahaan non koperasi karena koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir.

4. Participation
Dengan prinsip anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan ini
seorang anggota sudah semestinya membiayai koperasi miliknya dengan memberikan
kontribusi keuangan dalam bentuk simpanan pokok, simpan wajib, simpanan sukarela
dan bila perlu melalui usaha pribadinya.
2. Transaction Cost
Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi pada koperasi adalah
rendahnya biaya transaksi (transaction cost). Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang
ada di luar biaya produksi atau biaya yang timbul alas pengenaan penukaran suatu
produk. Biaya ini timbul ketika suatu organisasi perusahaan mengadakan pembelian
input dan penjualan output.
3. Reduksi Terhadap, Risiko Ketidakpastian (Uncertainty)
Masalah ketidakpastian (uncertainty) timbul karena faktor eksternal. Koperasi
maupun badan usaha yang lain mempunyai ketidakpastian dalam hal harga barang,
permintaan dan penawaran, modal, tingkat bunga, dan lain-lain.
Seperti yang dikemukakan terdahulu, tugas utama perusahaan koperasi
menunjang kegiatan perusahaan koperasai dan rumah tangga anggotanya dalam rangka
meningkatkan kekuatan ekonominya melalui penyediaan barang dan jasa yang
dibutuhkan, yang mungkin :
a) Sama sekali tidak tersedia di pasar, atau
b) Ditawarkan dengan harga, mutu dan syarat-syarat yang lebih menguntungkan,
daripada yang ditawarkan di pasar atau oleh badan-badan resmi.
Anggota koperasi itu harus berhasil untuk berpartisipasi
dalam advantages (keunggulan-keunggulan) yang diberikan oleh koperasi itu (uji
partisipasi).
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari
perusahaan-perusahaan lain yang non koperasi adalah cukup besar mengingat dalam
kondisi tertentu koperasi mempunyai potensi kelebihan dalam hal, economies of scale,
competition, interlinkage market, participation, transaction cost, dan reduksi terhadap
resiko ketidakpastian.

F. Koperasi dalam Segitiga Strategis

Untuk menganalisis keunggulan dari suatu koperasi harus ada tiga pemain yang
diperhitungkan.Ketiga pemain itu adalah :

1. koperasi itu sendiri (cooperative),


2. Para anggota atau anggota potensial (member atau potensial members) dan
3. Pesaing (competitor). Masing-masing dari komponen strategis tersebut sering disebut
“The third’s C strategic”.

Yuyun wirasasmita mengatakan bahwa kebanyakan koperasi saat ini masih


menunjukan hal-hal sebagai berikut :

1. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan oleh anggota
2. Struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan sukar dimengerti dan dikonrol,
struktur organisasi dan sudut pandang anggota dianggap terlalu rumit.
3. Tujuan koperasi dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau sempit.
4. Perusahaan koperasi dengan para manajernya sangat tanggap terhadap arahan pengurus.

Kemungkinan suatu koperasi memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan


lain yang non koperasi adalah cukup besar mengingat dalam kondisi tertentu koperasi
mempunyai potensi kelebihan, seperti economies of scale, competition interlinkkage market,
partisicipation, transaction cost dan resiko terhadap resiko ketidakpastian.

Untuk dapat mempertahankan loyalitas-partisipasi anggota, kiranya kita dapat


memperhatikan beberapa pendapat dari para ahli koperasi, pengamat, maupun para praktisi,
sebagai referensi atau bahan renungan kita. Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus
ada tiga pemain yang di perhitungkan. Ketiga pemain itu adalah koperasi itu sendiri
(cooperative), para anggota atau anggota potensial (member atau potential members) dan
persaingan (competitor). Masing-masing dari komponen strategis tersebut sering disebut
“The Third’s C Strategic” (customer/members, Cooperative dan Competitor) Untuk
beroperasi secara berhasil dalam segi tiga strategis itu, koperasi harus tahu menggunakan
berhubungan antara segi tiga C itu dengan baik.

Manfaat ekonomi skala luas (economic of large scale) dengan dicapainya biaya
pelayanan yang minimum. Perbaikan kedudukan pasar yang disebabkan oleh agregasi atau
akumulasi permintaan dan/atau penawaran anggota akan barang/jasa yang diselenggarakan
oleh koperasi. Peningkatan fungsi komunikasi dan kelancaran arus informasi dari perusahaan
koperasi kepada para anggota dan sebaliknya. Pelaksanaan berbagai inovasi sebagai upaya
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan pasar yang berubah. Dalam melaksanakan
fungsinya tersebut, maka perusahaan koperasi bertujuan antara lain:

 Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar barang dan atau jasa yang dihasilkan
 Menurunkan biaya produksi sehingga mencapai tingkat efisiensi ekonomi relatif dan
meningkatkan daya saing.
 Mempertahankan nilai aktiva riilnya secara kualitatif.
 Mengamankan likuiditasnya.
 Menciptakan inovasi.
 Pencapaian tujuan diatas menuntut diikutinya serangkaian sub tujuan, antara lain:
 Mempertahankan investasi yang mengarah pada penurunan biaya produksi.
 Melakukan investasi yang ditujukan bagi pertumbuhan perusahaan koperasi.
 Menciptakan modal dasar (sendiri) yang kuat.
 Membentuk cadangan.
 Memberikan imbalan bagi modal (penyertaan) anggota yang berorientasi pada kondisi
pasar.
 Membangun hubungan-hubungan pasar yang lebih efisien dibandingkan dengan para
pesaingnya.
Menyediakan barang dan atau jasa yang berorientasi pada kebutuhan anggota secara
lebih efisien, yakni harga, mutu, dan syarat-syarat penyerahan yang lebih baik sebanding
dengan yang ditawarkan oleh para pesaingnya.
BAB 3

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan.  inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan
para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi
bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.   
   
B. Saran
Kita harus meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk
meningkatkan koperasi di Indonesia, dengan cara:
1. Meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara memberikan training atau pelatihan
kepada anggota koperasi,
2. Memodifikasi produk yang ada, dengan memodifikasi produk-produk yang ada
dikoperasi untuk meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk
mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga memperbaiki koperasi secara
menyeluruh.
3. Menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai koperasi yang baik dan marilah
kita memberi perubahan yang ada untuk lebih mensejahterkan koperasi Indonesia agar
menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ropke Jochen. (2000). Ekonomi Koperasi: teori dan manajemen. Edisi pertama. Diterjemahkan
oleh : Sri Djatnika S. Arifin. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai