akan
mampu
menjelaskan
Partisipasi Anggota
Konflik
antara
anggota
sebagai
pemilik
(principal)
dengan
Partisipasi
anggota
diharapkan
dapat
memecahkan
masalah
pemilik
dapat
diminimumkan
dengan
suatu
mekanisme
tidak dapat hanya diukur dari kinerja finansial, dan manfaat yang
diperoleh oleh anggota, tetapi yang terpenting adalah sampai sejauh
mana anggota koperasi berpartisipasi aktif terhadap koperasinya, baik
sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa. Partisipasi anggota
adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seorang anggota terhadap
koperasinya. Bentuk-bentuk partisipasi anggota koperasi menurut Ropke
(1987) terdiri dari:
(1) Berbicara dan bertindak atau disebut Voice;
(2) Memberikan hak suara pada proses pengambilan keputusan atau
disebut Vote; dan
(3) Menyatakan ke luar dari keanggotaan koperasi atau disebut exit.
Sedangkan bentuk-bentuk partisipasi anggota menurut A. Hannel
(1992) dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota yaitu :
(1) Sebagai pemilik, anggota harus turut serta mengambil keputusan,
evaluasi dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi
yang biasanya dilakukan pada waktu rapat anggota;
(2) Sebagai pemilik, anggota harus turut serta melakukan kontribusi
modal
melalui
berbagai
bentuk
simpanan
(simpanan
yang
pelayanan
koperasinya,
mengandung
makna
Profesionalisme
Profesionalisme
Manajemen Tinggi
Manajemen Rendah
Koperasi berkembang
Koperasi berkembang
pesat
lambat
(1)
(3)
berkembang
dengan selamat
(2)
(4)
Anggota
Partisipasi anggota
tinggi
Partisipasi anggota
rendah
anggota
rendah
maka
koperasi
tersebut
tidak
akan
profesionalisme
manajemen
rendah,
maka
koperasi
akan
Members
Members
Members
Members
Benefit
Satisfaction
Motivation
Participation
maupun
termotivasi
(members
kepuasan dari
terjadi
bila
sebagai
pengguna
motivation),
jasa,
karena
bila
anggota
anggota
tersebut
memperoleh
mampu
memberikan
manfaat
yang
lebih
dengan
program-program
pelayanan
koperasi
(dicerminkan dari unit-unit usaha yang ada) yang menjadi tugas utama
manajemen yang didukung dengan kemampuan dan profesionalitas.
Terakhir harus ada kesesuaian antara program (sebagai output
pelayanan) sebagai kegiatan usaha yang dipilih atau ditentukan oleh
manajemen seperti penyediaan sarana produksi, penjualan barang
konsumsi, serta penyediaan fasilitas perkreditan dengan kebutuhan
anggota yang terus berkembang. Dalam hal ini secara konsisten para
anggota harus
menggunakan
pelayanan
yang telah
diputuskan
bersama.
Di mana partisipasi yang efektif dapat mencapai hasil-hasil sebagai
berikut (Ropke, 2000;48):
Sumber-sumber daya
Partisipasi
Pengambilan keputusan
Manfaat
dimana
sekelompok
mengimplementasikan
orang
(anggota)
ide-ide/gagasan-gagasan
menemukan
koperasi.
dan
Dengan
daya
yang
tersedia
padanya
agar
dapat
memberi
turut
serta
secara
aktif
dalam
diskusi-diskusi
dan
www.lilissolehat.files.wordpress.com