Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MERINGKAS ISI BAB 1 SAMPAI DENGAN BAB 3

Disusun oleh :
Nama : Bunga Nadifah
Nim : 2019-66-055
Matkul : Bidang Studi Manajemen Umkm Dan Koperasi

UNIVERSITAS PAPUA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PAPUA BARAT
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Materi Ringkasan
Bab 1 Sampai 3 ini tepat pada waktunya.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang saya buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada Bidang Studi Manajemen Umkm Dan Koperasi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya
dan juga bagi penulis khususnya.

Manokwari, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1. Organisasi Koperasi Dan Ekonoomi Koperasi....................................................... 3
A. Penyebaran Organisasi Koperasi Modern ................................................................ 3
B. Kebutuhan Konsep Teoritis dan Analisis Koperasi ................................................... 4
C. Arti Penting Ekonomi Koperasi ................................................................................. 5
2.2. Identitas, Hubungan Dalam Koperasi Dan Prasyarat Keunggulan Koperasi ......... 6
2.2.1. Identitas Koperasi .............................................................................................. 6
2.2.2. Berbagai Hubungan Dalam Koperasi ................................................................. 7
A. Hubungan Kepemilikan ............................................................................................. 7
B. Hubungan Pelayanan ............................................................................................. 10
C. Hubungan Pasar ..................................................................................................... 10
1. Pasar Barang .......................................................................................................... 11
2. Pasar Tenaga Kerja ................................................................................................ 12
3. Pasar Uang ............................................................................................................. 12
4. Pasar Modal............................................................................................................ 12
5. Pasar Luar Negeri................................................................................................... 13
2.3. Masalah Bisnis dengan Non Anggota.................................................................. 13
2.4. Alasan Menjadi Anggota Koperasi ...................................................................... 14
2.5. Prasyarat Keunggulan Koperasi .......................................................................... 15
2.6. Koperasi dalam Segitiga Strategis ...................................................................... 18
3. Bentuk Dan Jenis Serta Proses Pendirian Koperasi ............................................... 18
3.1. Bentuk Koperasi Dalam UU Koperasi.................................................................. 18
3.2. Jenis Koperasi Berdasakan UU Koperasi............................................................ 20
3.3. Tata Cara Dan Syarat Pendirian Koperasi Berdasarkan UU Koperasi ................ 22
4. Tahapan Pendirian Koperasi .................................................................................. 23
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………………….26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat merupakan salah satu lembaga yang
menjadi pilar ekonomi dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif
homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi sebagai
badan usaha yang cukup strategis dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang
berdampak pada masyarakat secara luas.
Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok dengan spirit
masyarakatnya, yaitu azas kekeluargaan. Kekeluargaan adalah azas yang memang
sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan telah berurat akar dalam
jiwa bangsa Indonesia (Hadhikusuma ; 2000).
Pengertian UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sendiri merupakan hal
yang baru dalam kegiatan atau aktivitas perniagaan. UMKM ini bergerak dalam hal
perdagangan dimana dalam hal ini menyangkut pada aktivitas atau kegiatan
berwirausaha.
UMKM merupakan suatu usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan
atau juga badan usaha yang dalam hal ini termasuk juga sebagai kriteria usaha dalam
lingkup kecil atau juga mikro. Peraturan mengenai UMKM sudah dibahas di dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah mencari materi yan terdapat pada mata kuliah
manajemen UMKM dan Koperasi yang dimulai dari BAB 1 sampai dengan BAB 3.

1
1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang didapat dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai manajemen materi yang terdapat
dalam mata kuliah manajemen UMKM dan koperasi.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi Pembaca
b. Menambah Pengetahuan tentang Manajemen UMKM dan Koperasi.
c. Manfaat bagi penulis
d. Sebagai sarana untuk menambah wawasan berfikir mengenai manajemen
UMKM dan Koperasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Organisasi Koperasi Dan Ekonoomi Koperasi

A. Penyebaran Organisasi Koperasi Modern

Koperasi modern didirikan pada akhir abad ke-18 terutama sebagai


jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revolusi
Industri. Pelopor-pelopor organisasi koperasi dari Rochdale misalnya, telah
memberikan andil yang cukup besar dalam perkembangan koperasi. Aturan-
aturan yang mulanya disusun hanya sekedar petunjuk tentang bagaimana
seharusnya suatu pokok koperasi konsumen yang baik di organisasi dan
dijalankan oleh para anggotanya sendiri kemudian menjadi Prinsip -prinsip
Koperasi Rochdale yang kemudian dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai koperasi
didunia.
Di negara - negara jajahan penyebaran organisasi modern telah dilakukan
terutama karena nilai-nilai koperasi sesuai dengan kebutuhan saat itu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat atau untuk di jadikan alat penguasa kolonial dalam
mengumpulkan hasil kekayaan pribumi. Berbagai prakarsa untuk mengembangkan
organisasi koperasi khususnya koperasi pertanian telah dilakukan beberapa negara
jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Pemerintah kolonial seringkali menghindari
perkembangan-perkembangan organisasi koperasi modern yang di prakarsai oleh
penduduk setempat, kecuali di daerah-daerah dimana tinggal para petani Eropa, yang
membentuk koperasi di kalangan tersendiri dan juga di daerah-daerah dimana terdapat
hubungan antara koperasi dan pergerakan kemerdekaan (misalnya di Indonesia dan di
Kenya). Ini dilakukan terutama karena para penjajah khawatir koperasi dijadikan ajang
politik penduduk pribumi untuk menentang kolonialisme.

3
B. Kebutuhan Konsep Teoritis dan Analisis Koperasi

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui
pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis.Jadi, dalam koperasi
selalu ada unsur sosial dan unsur ekonomi. Dikatakan memiliki unsur ekonomi karena
sebagai sebuah badan koperasi harus beroperasi sebagaimana layaknya perusahaan
komersial. Karena itu, setiap koperasi harus memiliki produk untuk dijual kepada masyarakat
sebagai sumber penghasilannya, sementara biaya untuk memperoleh dan menjual produk
tersebut harus dikelola secara efisien. Dikatakan memiliki unsur sosial karena sebagai
perkumpulan orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah suatu
badan usaha yang lebih memiliki dasar azas kekeluargaan. Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas
kekeluargaan. Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian
mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka.
2.Bentuk kerjasama dalam koperasi bersifat sukarela.
3.Masing-masing anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama.
4.Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi
jalannya usaha koperasi.
5.Risiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.Karena itu,
berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, koperasi memiliki karakteristik
tersendiri seperti disajikan berikut ini :
1.Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya satu kepentingan
ekonomi yang sama.
2.Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya dari untuk
menolong serta bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan,

4
dan demokrasi. Selain itu para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran,
keterbukaan, tanggungjawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain.
3.Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta dimanfaatkan sendiri oleh
anggota.

4.Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya
dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota. 5.Jika terdapat kelebihan kemampuan
pelayanan koperasi pada anggotanya, maka kelebihan tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatyang bukan anggota koperasi

C. Arti Penting Ekonomi Koperasi

Ekonomi secara umum diartikan sebagai usaha manusia dalam memenuhi


kebutuhan hidup, sedang koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggota sebagai
pemilik sekaligus sebagai pelanggan.
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehinga setiap
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia rasional akan berprinsip pada “Prinsip
Ekonomi”, yaitu menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia Kemajuan dalam pembangunan
koperasi dapat ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota, kekayaan koperasi, dan
banyaknya usaha. Secara umum, koperasi di Indonesia mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Namun masih terdapat beberapa kendala untuk pengembangannya
sebagai badan usaha. Peran koperasi di Indonesia sangatlah penting, dari pembuka
pintu gerbang usaha kecil dan menengah, menciptakan masyarakat yang mandiri,
penggerak perekonomian dan menciptakan pasar baru. Pemanfaatan koperasi secara
maksimal dan optimal diharapkan akan menciptakan perekonomian nasional yang
selaras dengan pertumbuhan koperasi tersebut. Mengurangi tingkat pengangguran yang
tinggi, menaikan pendapatan rumah tangga dan juga memperkecil tingkat kemiskinan
masyarakat. Koperasi pada saat ini mengalami kurang perhatiannya dari pemerintah
pusat. Dikarenakan banyak penyelewengan dana atau modal koperasi itu sendiri. Inilah

5
yang menghambat tumbuh dan kembangnya perkoperasian di Indonesia. Tanpa
disadari, koperasi telah membuka lapangan kerja tersendiri dikalangan anggota. Dan
juga menjaga kestabilan harga yang menguntungkan anggota koperasi.
Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada
anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya anggota akan
bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya, jika koperasi mempunyai keunggulan
dalam menawarkan alternative investasi kepada investor, maka investor akan
menanamkan dananya keadalam koperasi. Dengan demikian, anggota masyarakat
dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu
dapat ditarik oleh unit-unit usaha dalam rangka hubungan bisnis.
Keunggulan bersaing antara unit-unit usaha akan berbeda pada setiap kasus. Pada
koperasi barangkali keunggulan itu dapat diperoleh melalui pinjaman berbunga rendah
kepada anggota atau penjualan barang dengan harga lebih rendah kepada anggota.
Pada kasus lain koperasi tidak mempunyai keunggulan bersaing dalam memberikan
keunggulan bunga tabungan dibanding dengan bank atau lembaga keuangan lainnya.
Dengan demikian koperasi hanya dapat bersaing dalam situasi yang sangat khusus.
Dalam situasi khusus tersebut koperasi dapat memberikan pelayanan kepada anggota
yang lebih baik daripada organisai ekonomi lain.
Menurut saya peran ekonomi koperasi sangat penting karna dengan adanya
koperasi kita dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

2.2. Identitas, Hubungan Dalam Koperasi Dan Prasyarat Keunggulan Koperasi

2.2.1. Identitas Koperasi

Identitas suatu koperasi akan merupakan dalil/ prisip identitas yang membedakan unit
usaha koperasi dari unit usaha yang lainnya. ”Sejalan dengan pendapat Ropke,
Muenkner (1989, h.40) memberikan definisi koperasi sebagai organisasi ekonomi yang
mempunyai ciri – ciri khusus sebagai berikut :
a) Adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antara sesamanya atas dasar
sekurang – kurangnya satu kepentingan yang sama (kelompok koperasi),

6
b) Adanya dorongan (motivasi) untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok guna
memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usahan bersama atas dasar swadaya dan
saling tolong menolong (motivasi swadaya),
c) Adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama – sama
(perusahaan koperasi), dan
d) Tugas perusahaan tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada para
anggotanya (promosi anggota).

2.2.2. Berbagai Hubungan Dalam Koperasi

Berdasarkan konsep koperasi yang dijelaskan di atas, perlu digarisbawahi 3 hubungan


yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan, hubungan
pelayanan dan hubungan pasar.

A. Hubungan Kepemilikan

Hubungan kepemilikan menunjukkan besarnya peranan dalam koperasi, artinya


anggota adalah pemilik perusahaan koperasi. Sebagai pemilik anggota mempunyai
kewajiban – kewajiban dan hak – hak tertentu terhadap koperasinya, baik kewajiban dan
hak individual maupun kewajiban dan hak keuangan (finansial). Kewajiban dan hak
pribadi adalah kewajiban dan hak dalam kehidupan kegiatan koprasi. Kewajiban dan hak
ini sama bagi semua anggota dan tidak dapat dihilangkan dari seorang anggota selama
menjadi anggota koperasi. Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang
berhubungan dengan keikutsertaan keuangan para anggota dalam harta kekayaan dan
dana koprasi. Kewajiban dan hak keuangan hanya timbul antara anggota dan koperasi,
tidak antara sesama anggota, atau antara anggota dengan para kreditor koperasi.
Kewajiban secara individu yang utama adalah :

1. Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna mencapai tujuan
bersama
2. Kewajiban untuk setia kepada koperasi, yakni meliputi :
a. Turut serta secara aktif dalam kehidupan koperasi, misalnya melakukan
pemilihan pengurus.
b. Memanfaatkan fasilitas koperasi.

7
c. Mengambil tindakan yang diperlukan agar kerugian koperasi dapat
dihindarkan.
d. Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi.
e. Tidak melakukan persaingan dengan badan usaha koperasi
f. Kewajiban untuk memenuhi keputusan yang diambil dengan suara
terbanyak
g. Kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar
h. Kewajiban untuk memberikan semua keterangan yang perlu kepada
koperasi.
i. Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi.
Umumnya setiap anggota mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan
fasilitas yang diadakan koperasi, sebab fasilitas ini dibentuk terutama
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Tapi dalam hal di mana
pemanfaatan fasilitas koperasi secara reguler tidak memberikan hasil
dalam memajukan kepentingan ekonomis para anggotanya, maka
keikutsertaan para anggota dalam koperasi menjadi alasan yang
dipersoalkan. Oleh karena itu tindakan anggota seharusnya adalah :
1) Menimbulkan suatu perubahan dalam hal pengelolaan badan usaha
koperasi
2) Mengubah tujuan koperasi sampai dengan koperasi mampu
memenuhi kebutuhan ekonomis riil anggotanya.
3) Mengundurkan diri dari koperasi karena tidak menguntungkan.
4) Membubarkan koperasi mereka.
5) Mempersatukan koperasi dengan koperasi lain supaya membentuk
unit ekonomi yang dapat hidup terus guna kemajuan anggotanya.
Berdasarkan kewajiban individual tersebut maka setiap anggota
mempunyai hak individual sebagai berikut :
a. Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul
b. Hak untuk memberi suara
c. Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus
d. Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi

8
e. Hak untuk diberi tahu mengenai suatu hal yang berhubungan
dengan koperasi
f. Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan.
g. Hak untuk melindungi kelompok minoritas.
Kewajiban keuangan yang utama dari anggota meliputi tiga hal
pokok, yaitu :
a) Kewajiban untuk membayar konstribusi kuangan yang
ditentukan dalam anggaran dasar, misalnya simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela dan dana – dana pribadi
yang diinvestasikan dalam koperasi. Bagi anggota sendiri,
konstribusi ini merupakan keputusan investasi di mana mereka
mengharapkan tingkat pengembalian investasi (return on
investment) tertentu yang dapat menunjang tingkat
kehidupannya. Keuntungan itu bisa meluas tidak hanya pada
besarnya proporsi dari SHU, tetapi besarnya manfaat langsung
yang diterima, yakni berupa harga pelayanan. Manfaat
langsung inilah yang sebenarnya sangat diharapkan anggota.
b) Kewajiban bertanggung jawab atas utang koperasi. Tanggung
jawab koperasi terhadap kreditor hanya sebatas harta kekayaan
koperasi itu sendiri dan kreditor tidak dapat menuntut
pembayaran langsung dari para anggotanya. Tanggung jawab
anggota terhadap utang tertentu dibatasi hingga jumlah tertentu
sesuai dengan anggaran dasar.
c) Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha tertentu,
misalnya fasilitas simpan pinjam. Berdasarkan kewajiban
tersebut maka hak keuangan anggota adalah sebagai berikut :
1) Hak untuk menggunakan dan menarik keuntungan dari
fasilitas badan usaha koperasi
2) Hak untuk menerima kembali uang keanggotaan,
keuntungan, bonus dan bunga atas modal saham yang
disetor.

9
3) Hak untuk menuntut pembayaran kembali konstribusi dana
koperasi yang disetorkan karena mengundurkan diri dari
keanggotaan koperasi.
4) Hak untuk menerima kembali dana yang disetorkan karena
koperasi dilikuidasi.

B. Hubungan Pelayanan

Hubungan pelayanan muncul karena fakta bahwa anggota di samping sebagai


pemilik juga sebagai pelanggan utama koperasi. Bentuk hubungan pelayanan koperasi
terhadap anggota dapat dilakukan melalui bisnis antara usaha anggota dengan badan
usaha koperasi. Hubungan bisnsis ini dapat dikaji secara mikro, dimana anggota dapat
berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga berfungsi sebagai konsumen (pemakai).
Demikian juga koperasi, ia dapat berfungsi sebagai produsen (penjual) tetapi juga dapat
berfungsi sebagai konsumen atau pedagang. Berbeda dengan perusahaan individu yang
berorientasi pada maksimal profit, perusahaan koperasi mempunyai dua misi utama yaitu
pelayanan terhadap anggotanya dan meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi
itu sendiri. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggotanya, koperasi dapat
mejadikan anggota sebagai segmen pasar yang potensial bagi peningkatan pelayanan
tersebut. Tetapi jika ingin meningkatkan pertumbuhan badan usaha koperasi,
manajemen harus berorientasi ke luar anggota. Tentu saja proporsi transaksi dengan
anggota harus lebih banyak dibandingkan dengan proporsi transaksi dengan
nonanggota, sebab bagaimanapun, misi pelayanan terhadap anggota harus lebih
diutamakan daripada misi pertumbuhan badan usaha koperasi.

C. Hubungan Pasar

Pada prinsipnya, pasar adalah pertemuan antara penjual dan pembeli. Tetapi konsep
pasar sebenarnya bukanlah sesuatu yang konkret, melainkan sesuatu yang abstrak. Ahli
ekonomi bahkan lebih menekankan pada pertemua antara permintaan dan penawaran.
Permintaan menggambarkan rencana jumlah produk yang diminta pada periode waktu
tertentu, sedangkan penawaran menggambarkan rencana produk yang akan dijual

10
(ditawarkan) pada periode tertentu. Jika permintaan bertemu dengan penawaran, maka
akan muncul konsep baru berupa harga dan jumlah produk yang ditransaksikan.
Dalam teori ekonomi, pasar dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu pasar barang, pasar
tenaga kerja, pasar uang, pasar modal dan pasar luar negeri. Kelima jenis pasar ini dapat
dimanfaatkan koperasi sebagai sumber daya yang bermanfaat bagi pertumbuhan
koperasi.

1. Pasar Barang

Pasar barang menggambarkan pertemua antara permintaan dan penawaran akan


barang. Koperasi dapat bergerak di pasar dengan menawarkan barang hasil produksi
koperasi atau anggota dan dapat pula melakukan permintaan akan produk yang
dibutuhkan oleh koperasi atau anggota. Koperasi yang bertugas menghimpun hasil –
hasil usaha anggotanya tentu saja harus melakukan penjualan ke pasar eksternal (dalam
hal ini pasar barang).
Koperasi yang terdiri atas para pekerja dan menghasilkan produk masa, ia juga harus
bergerak di pasar barang. Sebaliknya, koperasi – koperasi produksi yang memproses
bahan baku menjadi barang jadi, mereka juga akan melakukan pembelian di pasar
barang (dalam hal ini pasar barang dianggap sama dengan pasar komoditas). Demikian
juga untuk koperasi – koperasi yang tugasnya sebagai perantara pemenuhan kebutuhan
anggotanya, ia harus bergerak di pasar barang dalam pengadaan barang atau bahan
kebutuhan anggotanya.
Di pasar barang, produk–produk yang dijual koperasi akan bersaing dengan produk–
produk lain dari pesaingnya. Tugas manajemen koperasi dalam hal ini adalah
memenangkan persaingan itu. Paling tidak ada dua hal yang diperlukan guna
memenangkan persaingan itu, yaitu :
a) Koperasi harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh
pesaingnya.
b) Manajemen harus mampu memotivasi anggotanya agar dapat berpartisipasi aktif
dalam koperasi.

11
2. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan
tenaga kerja. Pertemuan ini akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan. Biasanya yang melakukan permintaan adalah badan usaha
(perusahaan), lembaga – lembaga, instansi – instansi atau dapat juga perseorangan,
sedang yang melakukan penawaran tenaga kerja adalah jumlah angkatan kerja yang
tersedia di pasar kerja. Koperasi sebagai badan usaha juga membutuhkan tenaga kerja
untuk kegiatan operasionalnya, artinya tenaga kerja yang terlepas dari keanggotaan
koperasi. Untuk itu tugas utama pengurus di pasar tenaga kerja ini adalah merekrut
tenaga kerja dan menempatkannya sesuai dengan keahliannya, serta memberikan
insentif yang layak bagi tenaga kerja tersebut. Di samping itu, pengurus koperasi harus
mempertahankan tenaga kerja yang ada denga jalan memberikan kesempatan untuk
berkembang. Koperasi harus sedapat mungkin menurunkan tingkat perputaran tenaga
kerja untuk meningkatkan efisiensi kerja. Di pasar tenaga kerja koperasi juga akan
bersaing dengan pesaingnya dalam rangka merekrut tenaga kerja yang berkualitas.
Untuk itu paling tidak koperasi harus :
a) Memberikan insentif yang relatif lebih baik dibanding dengan pesaingnya
b) Memberikan kesempatan pengembangan karier yang relatif lebih baik dibanding
dengan pesaingnya.

3. Pasar Uang

Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang. Dalam
pasar uang yang ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang untuk jangka
waktu tertentu. Jadi di pasar uang akan terjadi pinjam meminjam dana, yang selanjutnya
menimbilkan hubungan utang piutang.

4. Pasar Modal

Dalam arti sempit, pasar modal identik dengan bursa efek. Tetapi dalam arti yang
luas pasar modal adalah pertemuan antara mereka yang mempunyai dana dengan
mereka yang membutuhkan dana untuk modal. Jika pasar uang lebih menfokuskan pada
penggunaan dana jangka pendek, maka pasar modal lebih menfokuskan pada
penggunaan dana jangka panjang. Bagi koperasi sendiri, memasuki pasar modal adalah

12
suatu fenomena yang jarang dilakukan, sebab koperasi bukan kumpulan modal tetapi
kumpulan orang – orang atau badan hukum koperasi. Dalam konteks ini bukan berarti
koperasi bukan tidak boleh memasuki pasar modal, bisa saja koperasi membeli surat –
surat berharga di pasar modal jika memang ada dana menganggur dan untuk sementara
tidak dapat diinvestasikan ke dalam proses produksi di unit usaha koperasi atau unit
usaha anggota dan keputusan pembelian saham itu disetujui oleh anggota. Surat – surat
berharga semacam ini dimasukkan ke dalam aset lancar dan sewaktu – waktu dapat
dijual kembali jika koperasi membutuhkan. Keuntungan yang diperoleh atas kepemilikan
surat – surat berharga semacam ini dimasukkan ke dalam aset lancar yang sewaktu –
waktu dapat dijual kembali jika koperasi membutuhkan. Keutungan yang diperoleh atas
kepemilikan surat berharga baik berupa dividen atau capital gain dapat dimasukkan ke
dalam koperasi sebagai konstribusi modal dari nonanggota yang berguna bagi
pembentukan dana cadangan.

5. Pasar Luar Negeri

Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara permintaan dalam negeri akan
produk impor dan penawaran dalam negeri akan produk ekspor. Dalam rangka
pengembangan koperasi, pemerintah sangat menganjurkan koperasi untuk bergerak di
pasar luar negeri, artinya melaksanakan kegiatan ekspor impor. Beberapa koperasi telah
mengadakan kegiatan ekspor, terutama koperasi – koperasi yang bergerak dalam
industri kerajinan.

2.3. Masalah Bisnis dengan Non Anggota

Dalam suatu korporasi murni, pemilik perusahaan tak lain adalah kapasitas murni
(para pemegang saham). Mereka menginvestasikan modal ke dalam perusahaan untuk
memperoleh keuntungan berupa dividen dan jenis keuntungan lainnya, tetapi mereka
tidak memanfaatkan servis yang diberikan oleh organisasi itu. Logika yang sama berlaku
terhadap koperasi, semakin banyak ia terlibat dalam melakukan bisnis dengan
nonanggota, semakin besar kehilangan karakteristik koperasi dan secara berangsur –
angsur berubah menjadi suatu organisai dari para pemegang saham ( para investor
yang dominan).

13
Bila terdapat dua buah kutub pada suatu as yang digunakan untuk mengukur
banyaknya / besarnya kegiatan nonanggota dari suatu organisasi ekonomi ( dalam
persen). Pada kutub kiri dijumpai koperasi murni ( saham dari non anggota 0 persen),
sedangkan pada kutub kanan terlihat korporasi murni ( saham nonanggota 100 persen).
Diantara dua kutub itu dijumpai kasus – kasus realitas organisasi campuran yang
condong ke koperasi atau lebih condong ke korporasi.
Suatu korporasi dari para pemegang saham (menurut UUD) secara ekonomi bisa
sebagai koperasi bila para pemegang saham adalah pemakai satu – satunya atau
pemakai utama dari servis – servis atau para pemegang saham terdir atas bukan saja
para pekerja perusahaan semua pekerja adalah juga pemegang saham (koperasi
produsen). Melalui kriteria identitas, sesungguhnya dapat memberikan / mengidentifikasi
apakah koperasi dalam kenyataanya telah bekerja sesuai dengan kriteria identitas atau
belum, dan dapat juga diketahui apakah korporasi justru telah bekerja sesuai dengan
kriteria identitas yang sebenarnya merupakan cara kerja koperasi. Beberapa
perusahaan yang berskala besar mendirikan perusahaan cabang yang bergerak di
bidang perbankan. Tugas perusahaan cabang tersebut adalah menghimpun dana dari
masyarakat untuk kemudian dana tersebut dianamakan dalam perusahaan induk atau
perusahaan lain yang ada dalam grupnya. Hubungan transaksi antarperusahaan dalam
satu grup tersebut, pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilandasi dengan kriteria
identitas.

2.4. Alasan Menjadi Anggota Koperasi

Jawaban yang paling umum yang dapat diberikan terhadap pertanyaan tersebut
adalah bahwa indibidu – individu akan menjadi atau meneruskan tetap tinggal menjadi
anggota dalam sebuah koperasi bila mereka mengharapkan ”manfaat” atau faedah yang
dapat mereka peroleh dari suatu koperasi lebih besar daripada faedah yang mereka
dapat memperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi
nonkoperasi atau koperasi saingannya.
Manfaat di sini diartikan sebagai nilai subyektif dari suatu alternatif yang terbuka
bagi seorang. Bila seseorang lebih menyukai satu jeruk daripada tiga apel, maka satu
jeruk itu mempunyai nilai manfaat yang lebih besar bagi orang itu daripada tiga apel.
Dalm hal ini ”value” atau nilai mempertunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau
14
aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia. Kebutuhan ini dapat dipandang dari sudut
ekonomi dan nonekonomi. Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan oleh
Maslow dalam Five Hierarchi of needs, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan tanaman
c. Kebutuhan sosial / kebutuhan cinta kasih
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Aktualisasi diri

2.5. Prasyarat Keunggulan Koperasi

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi – organisasi lain dalam hal anggota,
modal, pelanggan, dan lain – lain. Bila mereka ingin menarik anggota, mereka harus
menawarkan keunggulan khusus yang tidak dapat diberikan oleh organisasi lainnya.
Dengan kata lain keunggulan khusus tidak akan dijumpai pada organisasi lain dan hanya
dapat direalisasikan oleh individu – individu jika mereka menjadi anggota satu koperasi.
Dalam pengertian yang lebih jauh, keunggulan itu akan diperoleh jika mereka menjadi
pemilik dan pada waktu yang bersamaan juga menjadi pemakai dari servis – servis yang
diberikan koperasi tersebut.
Hubungan Badan Usaha Dengan Pihak Lain Bila suatu subyek ekonomi memasuki
suatu hubungan dengan perusahaan, ia dapat memanfaatkan atau menawarkan
kelebihan sebagai kreditor, pemilik, pembeli, pemasok, pelanggan, pekerja, dan lain –
lain. Itu adalah keunggulan yang secara prinsip dapat dimanfaatkan oleh berbagai
macam perusahaan. Oleh karena ada hubungan identitas dalam koperasi, maka
dibawah konsisi – kondisi tertentu (internal dan eksternal) manajemen dapat
memberikan pelayanan – pelayanan yang lebih baik kepada para anggota daripada yang
diberikan oleh manajemen perusahaan nonkoperasi. Tetapi dalam kenyataannya sulit
diperoleh kondisi seperti tersebut, sebab koperasi hanya mempunyai keunggulan
komparatif yang dapat memberikan kelebihan khusus bagi para anggotanya hanyalah
dalam situasi khusus. Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif
dari perusahaan – perusahaan lain yang nonkoperasi adalah cukup besar mengingat
koperasi mempunyai kelebihan dalam hal :
a. Economies of scale,
15
Economies of scale Economies berarti penghematan ongkos produksi atau
kenaikkan produktivitas (Boediono, 1986). Penambahan input bahan mentah,
buruh dan sebagainya akan menaikkan volume produksi. Semakin meningkat
penambahan input (karena semakin banyak anggota) akan menurunkan biaya
rata – rata atau biaya per unit. Dengan kata lain tingkat produktivitasnya akan
semakin tinggi. Semakin banyak anggota semakin besar kemungkinan untuk
mengadakan pembagian kerja (division of labour) dari dalam perusahaan yang
berakibat kenaikan produktivitas atau penurunan ongkos per unit.
b. Competition,
Kemampuan koperasi dalam kompetisi terutama karena koperasi mempunyai
potensi dalam menciptakan economies of scale sehingga mampu menentapkan
harga dan jumlah yang bersaing di pasar. Di samping itu juga karena koperasi
mampu menciptakan bergaining position di pasar melalui kekuatan dan
penawaran barang. Bila seluruh produsen produk tertentu menjadi anggota
koperasi, maka pada daerah tertentu koperasi akan menjadi salah satu kekuatan
dalam mengendalikan pasar. Kemungkinan ini dapat diraih karena koperasi dapat
fleksibel berintegrasi vertikal ke indukstri hulu dan hilir. Dengan kata lain koperasi
dapat menjadi perusahaan monopoli pada luas pasar tertentu dan menjadi
kekuatan utama dalam mengendalikan pasar.
c. Inter linkage market,
Inter-Linkage Market adalah keterkaitan pasar yang terjadi karena adanya
hubungan antara pembelian dan penjualan. Koperasi produsen terkait dengan
koperasi penjualan, koperasi pembelian dan koperasi kredit. Koperasi
memberikan pinjaman kepada koperasi produksi dan produsen penjual
produknya melalui koperasi penjualan. Dari hasil penjualan koperasi dapat
berhubungan dengan pembeli (koperasi pembelian) dalam hal pengadaan input
dan membayar utan kepada koperasi kredit. Dalam hal inter – inkage market ini,
koperasi mempunyai keunggulan dibanding dengan perusahaan non koperasi
karena koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Bila dihubungkan itu
terjadi antarpedagang atau koperasi dengan pedagang, maka profit motive
menjadi tujuan utama. Tetapi jika koperasi dengan koperasi, profit motive bukan

16
merupakan tujuan utama. Hal ini memungkinkan bagi koperasi untuk
melaksanakan transaksi antarkoperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah.
d. Participation,
Keunggulan koperasi dalam hal partisipasi terutama karena prinsip anggota
sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Dengan prinsip ini seorang
anggota sudah semestinya membiayai koperasi miliknya dengan memberikan
konstribusi keuangan dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela dan bila perlu malalui usaha pribadinya.
e. Transaction cost,
Faktor lain yang dapat menurunkan biaya koperasi adalah rendahnya biaya
transaksi (Transaction cost). Biaya transaksi adalah biaya – biaya yang ada di
luar biaya – biaya produksi atau biaya yang timbul atas pengenaan penukaran
suatu produk. Biaya ini timbul ketika suatu organisasi perusahaan mengadakan
pembelian input dan penjualan output. Pada saat pembelian input biaya yang
perlu dikeluarkan adalah biaya mencari informasi tentang input, biaya penelitian
input. Biaya kontak, baiya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak
dilanggar. Sedangkan pada saat penjualan output biaya yang perlu dikeluarkan
adalah biaya pencarian informasi pasar, biaya penelitian pasar, biaya kontrak
penjualan, biaya monitoring kontrak dan biaya legal jika kontrak dilanggar.
f. Reduksi terhadap risiko terhadap ketidakpastian (uncertainly). Masalah
ketidakpastian (uncertainty) timbul karena faktor eksternal. Koperasi maupun
badan usaha yang lain mempunyai ketidakpastian dalam hal harga barang,
permintaan dan penawaran, modal, tingkat bunga, dan lain – lain. Makin tinggi
tingkat ketidakpastian, makin tinggi risiko yang dihadapi, dan makin besar biaya
transaksi yang harus dikeluarkan. Ketidakpastian dapat dikurangi dengan
mengadakan perjanjian (misalnya perjanjian sub-contracting) atau dengan
mangasumsikan. Pada koperasi ketidakpastian itu dapat dikurangi tanpa
mengorbankan kebebasan anggota sebagai produsen atau konsumen barang.
Hal ini karena anggota dapat membeli atau menjual barang kepada koperasi
melalui pasar internal (internalize market). Internalize market akan menurunkan
uncertainly sehingga tingkat risiko yang harus ditanggung menjadi sangat rendah.

17
Jika terjadi resiko uncertainty dalam koperasi sebagai akibat melaksanakan
transaksi di pasar eksternal, maka kerugian yang ditimbulkan tidak akan
ditanggung sendiri – sendiri tetapi ditanggung secara bersama – sama (shock
obsorber). Hal ini berarti biaya risiko per anggota menjadi lebih rendah.

2.6. Koperasi dalam Segitiga Strategis

Untuk menganalisis keunggulan koperasi harus ada tiga pemain yang


diperhitungkan. Ketiga pemian itu adalah koperasi itu sendiri (cooperative), para anggota
atau anggota potensial (member atau potential members) dan pesaing (competitor).
Masing – masing dari komponen strategis tersebut sering disebut ”The Third’s C
Strategic” (customer / members, cooperative dan competitor).
Segi tiga Strategis Untuk beroperasi secara berhasil dalam segi tiga strategis itu,
komperasi harus tahu menggunakan hubungan antara segi tiga C itu dengan baik.
Namun seperti yang telah dilansir oleh Yuyun Wirasasmita (1991), pada kebanyakan
koperasi saat ini masih menunjukkan hal – hal sebagai berikut :
a. Fungsi dan tujuan koperasi tidak seperti yang diinginkan oleh anggota
b. Struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan sukar dimengerti dan
dikontrol, struktur organisasi dari sudut pandang anggota dianggap terlalu rumit.
c. Tujuan koperasi dari sudut pandang anggota sering dianggap terlalu luas atau
terlalu sempit.
d. Perusahaan koperasi dengan para manajernya sangat dianggap terhadap arahan
pengurus dan atau pemerintah tetapi tidak tanggap terhadap arahan anggota.
e. Fasilitas koperasi terbuka juga bagi non anggota sehingga tidak adak perbedaan
manfaat yang diperoleh anggota dan nona anggota.

3. Bentuk Dan Jenis Serta Proses Pendirian Koperasi

3.1. Bentuk Koperasi Dalam UU Koperasi

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”


Sebagaimana dalam pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan
bahwa “koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.” Dalam
penjelasan pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 disebutkan bahwa “pengertian koperasi

18
sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi
primer dan atau koperasi sekunder, berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan
efisiensi, baik koperasi sejenis maupun berbeda jenis atau tingkatan. Koperasi sekunder
dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer
maupun sekunder.Koperasi sekunder didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam
menjalankan peran dan fungsinya.”
Dalam pasal 24 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa “hak suara dalam
koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan
jumlah anggota dan jasa usaha koperasi anggota secara seimbang.”
Bentuk-bentuk koperasi adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari tingkatannya, bentuk koperasi terdiri dari koperasi primer dan
koperasi sekunder.
• Koperasi primer adalah koperasi yang pendiriannya oleh perseorangan atau
kelompok.
• Koperasi sekunder adalah koperasi didirikan oleh badan hukum koperasi.
2. Berdasarkan Jenis Usahanya, bentuk koperasi adalah sebagai berikut :
• Koperasi Konsumen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan
usaha pelayanan pada bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan
nonanggota.
• Koperasi Produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan
usaha pelayanan pada bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran
produksi yang menghasilkan anggota kepada anggota dan non anggota.
• Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
bagi pelayanan jasa nonsimpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan
nonanggota.
• Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan
pinjam yang hanya melayani anggota yang meliputi kegiatan seperti
menghimpun dana anggota, memberikan pinjaman kepada anggota, dan
menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekundernya.

19
Ketentuan penjenisan koperasi sesuai UU No. 12/1967.
“Penjenisan koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan
dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau kepentingan
ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. Untuk maksud
efisiensi dan ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di
tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.”
Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi
memiliki tujuan untuk kepentingan anggotanya antara lain meningkatkan kesejahteraan,
menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian, bahwa “Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip koperasi.

3.2. Jenis Koperasi Berdasakan UU Koperasi

1. Ditinjau dari UU NO 12 Tahun 1967 mengenai jenis – jenis koperasi yang


tercantum di dalam pasal 17 bagian 6 yang isinya memuat :
a. Jenis – Jenis Koperasi Berdasarkan Lapangan Usahanya
1) Koperasi Konsumsi
Koperasi yang menyediakan barang – barang yang di butuhkan para
anggotanya, baik barang keperluan sehari – hari maupun barang – barang
kebutuhan sekunder yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para
anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya.

2) Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi yang bertujuan untuk mencegah para anggotanya terjerat oleh
kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang atau
barang untuk keperluan hidupnya, dengan cara menggiatkan tabungan dan
mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang
serendah – rendahnya.
3) Koperasi Produksi

20
Koperasi yang kegiatannya untuk menggiatkan para anggotanya dalam
menghasilkan produk tertentu yang biasanya diproduksi serta sekaligus
mengkoordinir pemasarannya, dengan demikian para produsen akan
memperoleh kesamaan harga yang wajar atau layak dan mudah
memasarkannya.

4) Koperasi Serba Usaha


Koperasi yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang
sesuai dengan kepentingan para anggotanya.
b. Jenis – jenis koperasi berdasarkan golongan masyarakat yang mendirikannya.
1) Koperasi Pegawai Negeri
Koperasi yang anggotanya terdiri dari para pegawai negeri dalam suatu
daerah kerja.
2) Koperasi Di Lingkungan Angkatan Bersenjata (PRIMKOPAD, PRIMKOPAL,
PRIKOPARADA, PRIMKOPOL)
Koperasi yang merupakan wadah penampungan kegiatan – kegiatan
kekaryaan anggota angkatan untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggota beserta keluarganya.
3) Koperasi Wanita, Koperasi Guru, Koperasi Kaum Veteran, Koperasi Kaum
Pensiun dan sebagainya
Koperasi yang berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggotanyadalam golongan masing – masing.

2. Jenis Koperasi Menurut UU No 25 Tahun 1992


Di tinjau dari UU NO 25 Tahun 1992 mengenai jenis – jenis koperasi yang tercantum
pada :
• Pasal 15, yang berbunyi :
“Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder”
• Pasal 16, yang berbunyi :

21
“Jenis Koperasi di dasarkan pada kesamaan dan kepentingan ekonomi
anggotanya”
• Pasal 7, yang berbunyi :
Ayat (1) : “Koperasi Primer didirikan paling sedikit oleh 20 orang perseorangan
dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal
awal koperasi”
Ayat (2) : “Koperasi Sekunder didirikan paling sedikit oleh tiga koperasi primer”

3. Jenis Koperasi Menurut UU No 17 Tahun 2012


Di tinjau dari UU NO 17 Tahun 2012 mengenai jenis – jenis koperasi yang tercantum
pada :
• Pasal 83, yang berbunyi :
“Jenis Koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 terdiri dari Koperasi
Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Jasa dan Koperasi Simpan Pinjam”
• Pasal 84, yang berbunyi :
Ayat (1) : “Koperasi Konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di
bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non- anggota”
Ayat (2) : “Koperasi Produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di
bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan
anggota kepada anggota dan non-anggota”
Ayat (3) : “Koperasi Jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-
simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non- anggota”
Ayat (4) : “Koperasi Simpan Pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-
satunya usaha yang melayani anggota”

3.3. Tata Cara Dan Syarat Pendirian Koperasi Berdasarkan UU Koperasi

Untuk mendirikan koperasi terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Berikut
persyaratannya:
a. Koperasi primer harus didirikan oleh minimal 20 orang yang punya kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Sedangkan pendiri koperasi sekunder minimal 3
badan hukum Koperasi

22
b. Para Pendiri atau kuasa pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta
pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri
Koperasi dan UKM
c. Pengajuan pengesahan akta pendirian koperasi perlu melampirkan: 2 rangkap akta
pendirian koperasi dan satu di antaranya bermaterai;
d. berita acara Rapat Pendirian Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan; surat bukti penyetoran modal yang paling
sedikit sebesar simpanan pokok; dan rencana awal kegiatan usaha Koperasi. Berita
acara Rapat Pendirian Koperasi harus dilengkapi: daftar hadir rapat pendirian; foto
copy KTP pendiri sesuai daftar hadir; surat kuasa pendiri; surat rekomendasi instansi
terkait dengan bidang usaha yang akan dijalani
e. Untuk koperasi sekunder harus ditambahkan dokumen: Hasil berita acara rapat
pendirian koperasi dan surat kuasa koperasi primer dan/atau koperasi sekunder
untuk pendirian koperasi sekunder; Keputusan pengesahan badan hukum koperasi
primer dan/atau sekunder calon anggota; Koperasi primer dan/ atau sekunder calon
anggota melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif
f. Ada syarat tambahan untuk pendirian koperasi simpan pinjam dan koperasi simpan
pinjam syariah (bisa dilihat di pasal 10 ayat 5 dan 6 Permen Koperasi dan UKM
9/2018).

4. Tahapan Pendirian Koperasi

Mengenai tahapan dan tata cara pendirian koperasi sesuai diatur Permen
Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 adalah:
1. Perencanaan Pendirian Koperasi Ada minimal 20 anggota (koperasi primer)
Menentukan tempat kedudukan koperasi Punya modal sendiri (minimal dari
simpanan pokok, bisa ditambah simpanan wajib, hibah) Tentukan nama
koperasi (paling sedikit 3 kata setelah frasa koperasi) Buat rencana awal usaha
Ada calon pengurus dan pengawas
2. Penyampaian rencana dan konsultasi ke dinas (daerah) atau pusat
(Kementerian)
3. Rapat Pendirian Koperasi Dihadiri calon pendiri, minimal 20 orang (untuk
koperasi primer) Dihadiri pejabat penyuluh dari dinas atau kementerian Dapat
23
dihadiri notaris Rapat pendirian koperasi dipimpin oleh pimpinan dan sekretaris
yang ditunjuk para pendiri Rapat memilih pengurus dan pengawas serta
menentukan masa bhaktinya Rapat pendirian koperasi membahas rancangan
anggaran dasar Hasil rapat dibuat dalam notulen rapat dan/atau Berita Acara
Rapat Notulen rapat atau berita acara rapat dituangkan dalam rancangan
Anggaran Dasar Koperasi Notaris mencatat kesepakatan tentang pokok-pokok
hasil pembahasan dalam rapat pendirian Pokok-pokok hasil pembahasan
dirumuskan dalam Akta Pendirian Koperasi
4. Verifikasi Nama Koperasi Notaris mengonfirmasi penetapan nama koperasi
pada Sistem Administrasi Layanan Badan Hukum Koperasi (Sisminbhkop)
Koperasi yang telah memperoleh persetujuan nama wajib mengajukan
permohonan Akta Pendirian di dalam waktu paling lama 30 hari
5. Pengajuan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi Untuk mendapatkan
pengesahan akta pendirian Koperasi, pendiri atau kuasa para pendiri
mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada menteri melalui
Sisminbhkop Permintaan pengesahan diajukan dengan melampirkan: 2 rangkap
akta pendirian Koperasi, dan satu di antaranya bermaterai cukup; Berita acara
rapat pendirian Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permohonan pengesahan apabila ada; bukti penyetoran modal minimal sebesar
simpanan pokok; dan rencana awal kegiatan usaha Koperasi
6. Verifikasi Dokumen Permohonan Lampiran permohonan Pengesahan Akta
Pendirian Koperasi yang diajukan oleh pemohon dilengkapi persyaratan dan
berkas dokumen pendukung (untuk memenuhi syarat pendirian koperasi)
Dokumen diserahkan pemohon untuk diperiksa dan diteliti oleh pejabat
berwenang melalui Sisminbhkop Pejabat yang berwenang menerbitkan tanda
terima kepada pemohon, setelah dokumen dinyatakan lengkap dan memenuhi
persyaratan Berkas dokumen dan surat tanda terima disimpan oleh Notaris
7. Mekanisme di Sisminbhkop Permohonan pengesahan Akta Pendirian Koperasi
dilakukan secara tertulis dengan mengisi Form Isian Akta Pendirian Koperasi
sebagaimana tersedia pada Sisminbhkop Permohonan pengesahan Akta
Pendirian Koperasi diajukan pemohon dengan cara memindai dan mengunggah

24
dokumen Administrator Sisminbhkop memeriksa format isian dan dokumen dari
pemohon Apabila format isian tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pejabat berwenang memberitahukan alasan penolakan
kepada pemohon secara elektronik Penolakan dapat dikoreksi atau diperbaiki
pemohon dan selanjutnya disampaikan kembali melalui Sisminbhkop
8. Pengesahan Pendirian Koperasi Menteri menerbitkan keputusan pengesahan
Akta Pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 7 hari terhitung sejak
pengisian format isian akta pendirian dan dokumen yang diunggah dinyatakan
telah dipenuhi secara lengkap dan benar Keputusan Menteri disampaikan
kepada Pemohon secara elektronik. Notaris bisa langsung mencetak Surat
Keputusan Menteri tentang pengesahan Akta Pendirian Koperasi Keputusan
pengesahan Akta Pendirian Koperasi dihimpun Kementerian Koperasi dan UKM
dan dicatat dalam Buku Daftar Umum Koperasi dan dapat dibuat secara
elektronik Kementerian Koperasi dan UKM wajib menyampaikan salinan
keputusan pengesahan Akta Pendirian Koperasi kepada Dinas
(provinsi/kabupaten/kota) di lokasi kedudukan koperasi.

25
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas


kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota
dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat
serta membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat,
koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali.

Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan


bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan
terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen

Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utama nya bukan mencari
keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan meningkatkan perekonomian
rakyat. Koperasi menyediakan kebutuhan setiap anggotanya dengan harga terjangkau.
Masyarakat ikut serta menjadi anggota koperasi di dalamnya. Modal koperasi di dapatkan
dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Oleh karena itu, dengan adanya koperasi,
kesejahteraan rakyat akan meningkat.

SARAN

Kita harus meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk
meningkatkan koperasi di Indonesia, dengan cara meningkatkan kinerja anggota
koperasi dengan cara memberikan training atau pelatihan kepada anggota koperasi, kita
juga bisa memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk yang ada
dikoperasi untuk meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk
mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga memperbaiki koperasi secara
menyeluruh.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

http://dunsarwere.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-koperasi-menurut-para-ahli.html

https://www.enjang.com/landasan-asas-dan-tujuan-koperasi/

http://www.koperasi.net/2008/06/bagaimana-memulai-sebuah-koperasi.html

https://ahmadsayutinurreza.wordpress.com/2013/11/19/modal-koperasi/

27

Anda mungkin juga menyukai