Anda di halaman 1dari 30

EKONOMI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (EKI 314 B3)

“PERMINTAAN DAN PENAWARAN KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT”

Dosen Pengampu:
Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 1

Ni Luh Putu Padmayanti (2007511016/01)


Kristian Adiputra Jelamu (2007511249/02)
Ni Kadek Della (2107511003/03)
Ni Luh Komang Ayu Herlina Sistadewi (2107511015/04)
I Gusti Ayu Inten Pratiwi (2107511030/05)

PROGRAM STUDI EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Permintaan dan
Penawaran Kesejahteraan Masyarakat” dapat diselesaikan dengan yang
direncanakan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.
I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si. pada mata kuliah ekonomi pembangunan
berkelanjutan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca khususnya masyarakat yang masih belum mengetahui secara
mendalam mengenai ekonomi pembangunan berkelanjutan dan juga bagi penulis
tentang kesejahteraan masyarakat terkait dengan SDA, modal pasar, dan
pengukuran kesejahteraan.
Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada.
1. Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si. selaku dosen pada mata kuliah
Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni.
2. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung
jawab terhadap semua isi makalah. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 5 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 3
2.1 Konsep Kesejahteraan Masyarakat .................................... 3
2.1.1 Pengertian Kesejahteraan ............................................. 3
2.1.2 Indikator Kesejahteraan Masyarakat ............................. 3
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Masyarakat ............................................................................. 4
2.1.4 Hakikat dan Makna Lingkungan
Bagi Manusia ......................................................................... 5
2.1.5 Kualitas Lingkungan dan Penduduk
Terhadap Kesejahteraan ......................................................... 6
2.2 Model Pasar ........................................................................... 8
2.2.1 Permintaan .................................................................... 10
2.2.2 Penawaran ..................................................................... 14
2.2.3 Keseimbangan Pasar ..................................................... 16
2.3 Pengukuran Kesejahteraan dengan Pendekatan
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen ............................... 18
2.3.1 Surplus Konsumen ........................................................ 18
2.3.2 Surplus Produsen .......................................................... 21
BAB III PENUTUP ..................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 25
DAFTAR RUJUKAN ................................................................. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara yang terletak pada posisi strategis di garis katulistiwa,
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, besar dan tersebar di seluruh
wilayah nusantara, tidak hanya didaratan, tetapi juga di lautan. Penggunaan sumber
daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup.
Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan
harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa
suatu kebijakan nasional perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.
Kekayaan alam yang terkandung didalam perut bumi merupakan sumberdaya alam
yang tak terbarukan. Oleh karena itu, pengelolaanya perlu dilakukan seoptimal
mungkin dengan mengedepankan prinsip efisiensi, transparan, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan, serta berkeadilan. Setiap pelaksanaan pembangunan, akan
selalu bersinggungan dengan persoalan eksploitasi sumberdaya alam. Eksploitasi
yang tidak tepat, kerap kali menimbulkan perusakan terhadap sumberdaya alam.
Perusakan sumberdaya alam diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam
secara tidak bijaksana, sehingga sumberdaya alam tersebut baik kualitas maupun
kuantitasnya menjadi berkurang dan akhirnya akan habis
Dalam ilmu ekonomi kita perlu mempelajari tentang permintaan (demand)
dan penawaran (supply). Melalui aktivitas ekonomi berupa produksi, distribusi, dan
konsumsi maka sumberdaya yang ada di dunia ini dapat diolah dan dimanfaatkan
oleh setiap manusia melaui wujud barang dan jasa melalui aktivitas atau mekanisme
pasar. Semuanya akan terjadi melalui tarik ulur pada mekanisme pasar dalam segala
proses aktivitas ekonomi sehingga semuanya akan berjalan sendiri menuju
keseimbangan pasar, yang mencerminkan kesejahteraan dan keadilan. Tarik-
menarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the
invisible hand”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan dan
kesejahteraan merupakan tujuan akhir dalam sebuah kegiatan ekonomi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang dapat dikemukakan dalam paper ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kesejahteraan masyarakat terkait dengan sumber daya alam
dan lingkungan?
2) Bagaimanakah modal pasar pada permintaan dan penawaran kesejahteraan
masyarakat?
3) Bagaimanakah pengukuran kesejahteraan dengan pendekatan surplus
konsumen dan surplus produsen?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka yang menjadi
tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui tentang kesejahteraan masyarakatterkait dengan sumber daya
alam dan lingkungan.
2) Mengetahui tentang model pasar pada permintaan dan penawaran
kesejahteraan masyarakat.
3) Mengetahui tentang pengukuran kesejahteraan dengan pendekatan surplus
konsumen dan surplus produsen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kesejahteraan Masyarakat


2.1.1 Pengertian Kesejahteraan
Pengertian Kesejateraan Masyarakat. Istilah “kesejahteraan masyarakat”
terdiri dari dua kata, yaitu “kesejateraan” dan “masyarakat”. Kesejahteraan berasal
dari kata dasar “sejahtera” yang berarti suatu keadaan yang menunjuk pada kondisi
yang baik, yaitu suatu kondisi di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur,
dalam keadaan sehat dan damai. Sedangkan masyarakat dapat berarti sekelompok
manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan
hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.
Berdasarkan hal tersebut, kesejahteraan masyarakat dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang memperlihatkan suatu keadaan kehidupan masyarakat yang
dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Michael P. Todaro dan Stephen C.
Smith, dalam “Pembangunan Ekonomi”, menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan
dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan akan sandang
(pakaian) dan pangan (makanan), pendidikan, dan kesehatan. Atau dapat juga
dikatakan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah keadaan di mana seseorang
mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan
kondisi di mana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani. Kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam paradigma
pembangunan ekonomi, di mana pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika
tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
2.1.2 Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Indikator merupakan suatu hal yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan. Indikator kesejahteraan masyarakat merupakan suatu ukuran
ketercapaian masyarakat di mana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak.
Secara umum, beberapa hal yang dapat digunakan sebagai indikator dalam
menentukan kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut
1. Pendapatan Masyarakat

3
Masyarakat dikatakan sejahtera apabila jumlah pendapatan yang diterima
mampu memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, dan
kebutuhan lainnya. Terjadi pemerataan pendapatan di masyarakat sehingga
tidak ada kecemburuan sosial.
2. Pendidikan
Terpenuhinya kebutuhan akan pendidikan dengan didukung oleh fasilitas
pendidikan yang memadai dan terjangkau akan memudahkan masyarakat
dalam mendapatkan taraf kesejahteraan hidup yang baik
3. Kesehatan
Terjaminnya kualitas kesehatan yang baik dengan dukungan fasilitas dan
pelayanan kesehatan yang memadai akan dapat meningkatkan taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat. Secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Faktor Intern
Faktor intern yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,
diantaranya adalah sebagai berikut
1) Jumlah Anggota Keluarga
Besar kecilnya jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi
kesejahteraan, hal tersebut berkaitan dengan tercukupinya kebutuhan
primer, sekunder, dan kebutuhan lainnya.
2) Tempat Tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan
penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan
menggembirakan serta menyejukkan hati.
3) Keadaan Sosial Keluarga
Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis,
bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan
hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.

4
4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang
dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga. Semakin banyak
sumber-sumber keuangan atau pendapatan yang diterima, maka akan
meningkatkan taraf hidup keluarga.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,
diantaranya adalah
1) Manusia, meliputi: rasa iri hati, fitnah, ancaman fisik, dan pelanggaran
norma.
2) Alam, meliputi: bahaya (bencana) yang ditimbulkan oleh alam,
kerusuhan, dan berbagai macam virus penyakit.
3) Ekonomi negara, meliputi: pendapatan tiap penduduk atau income
perkapita rendah, inflasi, dan lain sebagainya.
4) Nilai hidup, yaitu sesuatu yang dianggap paling penting dalam hidupnya.
Nilai hidup merupakan “konsepsi”, artinya gambaran mental yang
membedakan individual atau kelompok dalam rangka mencapai sesuatu
yang diinginkan, yang meliputi: faktor tujuan hidup yaitu sesuatu yang
akan dicapai atau sesuatu yang diperjuangkan agar nilai yang merupakan
patokan dapat tercapai dengan demikian tujuan hidup tidak terlepas dari
nilai hidup, dan faktor standar hidup yaitu tingkatan hidup yang
merupakan suatu patokan yang ingin dicapai dalam memenuhi
kebutuhan.
2.1.4 Hakikat dan Makna Lingkungan Bagi Manusia
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan.
Dari sinilah lahir peradaban – istlah Toynbee- sebagai akibat dan kemampuan
manusia mengatasi lingkunganagar lingkungan mendukung kehidupannya.
Misalnya menciptakan jembatan agar bias melewati sungai yang membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makluk hidup tinggal, mencari, dan

5
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal-balik
dengan keberadaan makhiuk hidup yang menempatinya, terutama manusia
yangmemiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Ely M. Setiad. 2006).
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan peniakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dan ekosistem atau
system ekologi. Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu
komunitas makhluk hidup (dan berbagai jenis) dengan berbagai benda mati yang
membentuk suatusistem. Lingkungan hidup pada dasarnya adaiah suatu sistem
kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
ligkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan amkhluk hidup lainnya. Arti penting
lingkungan bagi manusia adalah
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang
mendiaminya
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan
untuk kebutuhan dan kebahagian hidup.
2.1.5 Kualitas Lingkungan dan Penduduk Terhadap Kesejahteraan
1. Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
erat antara lingkungan dengan manusia. Lingkungan memberikan
makna atau arti penting bagi manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat memberikan sumber
kehidupan agar manusiadapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup
menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan
mampu memberikan kesejahteraan dalam kelangsungan hidup

6
manusia. Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan
yangmaju dan teknologi modem dapat mengatasi keterbatasan
lingkungan tenutama yang bersifat fisik atau lingkungan alam. Berkat
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. maka telah dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan
hidup yang mendukugnya. Manusia mengusahakan agar lingkungan
mempunyai daya dukung lingkungan hidupdan daya tampung
lingkungan hidup secara baik, yaitu kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup dan
komponen lainnya.
Untuk menciptakan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, diperlukan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup, yang
mencakup upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup dan yang meniadi hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh
manusia adalah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar
kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga
semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan
memberikan manfaat bagi manusia yaitu meningkatkan kesejahteraan.
Pengelolaan lingkungan yang berhasil akan memberi mantaat atau
nilai bagi manusia, sepenti;
a. Nilai ekonomi, yaitu menambah penghasilan dari hasil alam,
menambah devisa, memperluas lapangan kerja.
b. Nilai mental spiritual, yaitu lingkungan bisa menambah
rasaestetika, rasa keagungan dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
c. Nilai ilmiah, yaitu lingkungan bisa dijadikan obyek
penelitian,pengembangan sains, botani, budi daya tanaman, dan
penelitianekologi
d. Nilai budaya yaitu, bahwa lingkungan yang khas akan memberi
kebanggaan tersendiri bagi warganya. Misalnya, kita bangga
Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa

7
2. Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Sejak awal, manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam
perjalanan hidupnya guna mendapatkan kesejahteraan. Manusia
membuat. menciptakan, mengerjakan, dan memperbaiki berbagai hal
yang ditujukan untuk kepentingan hidupya. Penduduk pada dasarnya
adalah orang yang tinggal di suatu tempat yang secara bersama sama
menyelanggarakan kehidupannya. Kualitas penduduk merupakan
aspek yang penting bagi kesejahteraan hidup. Kesejahteraan hidup
penduduk sangat ditentukan oleh kualitas penduduk yang
bersangkutan. Kualitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan
sumber daya manusia yang dimiliki negaranya. Sedangkan kualitas
sumber daya tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain tingkat
Pendidikan, keterampilan, Kesehatan, etos kerja, dan
karakter/kepribadian.
2.2 Model Pasar
Dalam analisis ekonomi, pasar diberi arti yang lebih luas dibandingkan
dengan pengertian sehari-hari. Secara tegas, satu pasar diartikan sebagai pertemuan
antara konsumen (pembeli) dan produsen (penjual) untuk tujuan jual beli satu
barang/jasa tertentu. Definisi ini bersifat sangat umum dan abstrak, sebab satu pasar
dalam arti ekonomi dimaksudkan untuk menunjukkan proses pertukaran dan
kondisi yang menjadi dasar terjadinya pertukaran barang/jasa secara umum dalam
aktivitas ekonomi. Sebagai contoh, definisi yang luas ini mencakup pembelian dan
penjualan tenaga kerja di pasar faktor, sama halnya dengan jual beli barang di
sebuah toko swalayan. Seperti yang akan dibicarakan pada bab-bab mendatang,
bahkan pasar ini juga berlaku pada analisis pengawasan polusi pada pasar "karbon
dioksida." Jadi salah satu tindakan yang penting dalam analisis ekonomi adalah
merumuskan pasar barang atau jasa yang sedang dianalisis.
Setelah diputuskan untuk mempelajari pasar satu barang tertentu (misalnya
teh botol Sosro atau air botol mineral), model pasar tersebut beserta
karakteristiknya harus ditentukan. Hubungan kualitatif sederhana antara berbagai
variabel ekonomi dapat dibuatkan model dalam satu grafik. Untuk menunjukkan
hubungan kuantitatif, model dapat dibuat dalam bentuk persamaan atau fungsi.

8
Pengujian formal dikerjakan melalui analisis empiris terhadap hubungan teoritis ini
dengan menggunakan data lapangan.
Memodel pertukaran satu barang membutuhkan spesifikasi dan perspektif
penjual atau produsen dan pembeli atau konsumen. Keputusan penjual atau
produsen dibuatkan model melalui fungsi penawaran, sedangkan keputusan
konsumen melalui fungsi permintaan. Masing-masing pihak dimotivasi oleh tujuan
yang berbeda, dan masing-masing pihak dipengaruhi dan menghadapi kendala yang
berbeda. Apabila digabungkan, hasilnya menjadi model penawaran dan permintaan
yang menentukan keseimbangan (ekuilibrium) jumlah produk dan harga.
Tujuan utama dari model penawaran dan permintaan adalah untuk
memudahkan analisis pasar dan perubahan harga. Adanya perubahan harga dapat
menunjukkan adanya kekurangan atau kelebihan, adanya mis-alokasi sumber daya,
dan implikasi ekonomis gagasan kebijakan pemerintah. Dengan mempelajari
perubahan yang terjadi di pasar, misalnya perubahan harga teh Sosro atau air
minum dalam botol, ahli ekonomi dapat menentukan bagaimana pola konsumsi
dipengaruhi, bagaimana beban pajak dibagi di antara konsumen dan produsen, dan
bagaimana pengaruhnya terhadap distribusi pendapatan.
Model satu pasar terdiri dari model untuk permintaan dan model untuk
penawaran satu jenis barang tertentu. Untuk membuat satu model pasar diperlukan
beberapa asumsi. Pertama, bahwa barang yang diperdagangkan adalah barang
privat. Kedua, adanya pasar persaingan baik untuk faktor produksi maupun untuk
satu barang tertentu. Pada pasar persaingan diumpamakan sebagai berikut
(1) terdapat sejumlah besar pembeli dan penjual sehingga tak seorang pun
mampu mengontrol harga,
(2) barang yang diperdagangkan terstandarisasi atau homogen,
(3) tidak terdapat hambatan masuk industri,
(4) adanya informasi yang sempurna, dan
(5) adanya mobilitas faktor produksi secara sempurna.
Barang privat dilawankan dengan barang publik dan diartikan sebagai
barang yang mempunyai dua sifat. Sifat pertama adalah bersaing (rivalry) yang
berarti bahwa dalam mengonsumsi barang tersebut oleh seseorang tidak mungkin
juga dikonsumsi oleh orang lain dalam waktu yang sama. Sifat kedua adalah

9
penolakan (esxcludability) yang berarti bahwa manfaat dari mengonsumsi barang
tersebut hanya dinikmati oleh orang tersebut, bukan juga oleh orang lain.
2.2.1 Permintaan
Permintaan menunjukkan reaksi konsumen dengan menyesuaikan
keputusannya untuk membeli barang/jasa dengan tujuan memaksimumkan
kepuasan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Namun
oleh karena tujuan utama dari analisis pasar adalah penentuan harga, maka fungsi
permintaan dinyatakan sebagai hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh
konsumen dan harga, dengan menganggap semua faktor lain tetap tidak berubah.
Bahasa Latinnya adalah “ceteris paribus” disingkat dengan c.p. yang berarti semua
faktor lainnya tetap tidak berubah. Permintaan didefinisikan sebagai jumlah barang
yang diminta di mana konsumen bersedia (willing) dan mampu (able)
membayarnya pada berbagai tingkat harga, c.p. “Kemampuan membayar” (ability
to pay) dari para konsumen merupakan kendala penghasilan dalam konsumen
menentukan pilihannya. Kesediaan untuk membayar (willingness to pay)
menunjukkan nilai atau manfaat yang diterima konsumen dari barang yang
dibelinya. Dalam kenyataannya, kesediaan membayar atau harga permintaan
dianggap sebagai ukuran manfaat marjinal (marginal benefit = MB)
mengonsumsikan satu barang. Secara konseptual kita bisa memperoleh permintaan
pasar terhadap satu barang tertentu melalui tahapan berikut ini:
Tahap pertama, kita mencari hubungan antara jumlah barang yang diminta
dengan harga untuk seorang individu. Sebagai contoh Tabel 2.1 menyajikan data
hipotetis untuk permintaan individu terhadap air mineral botol dalam satu bulan,
yakni untuk individu 1 dan individu 2. Pada setiap harga jumlah yang diminta oleh
kedua individu adalah penjumlahan horizontal dari jumlah yang diminta masing-
masing individu.

10
Tabel 2.1 Data Permintaan Air Mineral Botol dalam satu bulan dari Dua
Konsumen
Harga Jumlah yang diminta (botol) Jumlah Individu
(Rp000) Individu 1 Individu 2 1+2 (botol)
0,50 18 9 27
1,00 16 8 24
1,50 14 7 21
2,00 12 6 18
2,50 10 5 15
3,00 8 4 12
3,50 6 3 9
4,00 4 2 6
4,50 2 1 3
5,00 0 0 0

Angka dalam tabel di atas menunjukkan keputusan jumlah air mineral botol
yang diminta oleh individu 1 dan individu 2 dalam satu bulan yang
memaksimumkan kepuasannya pada berbagai harga yang bergerak dari Rp0,50
sampai Rp 5.00. Dari tabel di atas ternyata bahwa ada hubungan terbalik antara
harga dan jumlah yang diminta. Meskipun data di atas hanya untuk beberapa pasang
harga-jumlah saja, kita dapat membuat hubungan harga jumlah untuk semua pasang
dalam bentuk persamaan aljabar, yakni sebagai berikut
Permintaan Individu i: 𝑞𝑑1 = -4P + 20
+ Permintaan Individu 2: 𝑞𝑑2 = -2P + 10
Permintaan Individu 1+2 𝑞𝑑1+2 = -6P + 30

Dalam hal ini, fungsi permintaan mempunyai hubungan linear sederhana, di


mana qd menunjukkan jumlah yang diminta oleh seorang individu dan P adalah
harga air mineral botol yang dinyatakan dalam Rp (000). Jika nilai P diambil dari
Tabel 2.1 kemudian dimasukkan dalam persamaan di atas maka akan diperoleh nilai
untuk "qd". Bila P = 3 maka qd1 adalah -4(3) +20=8 dan 𝑞𝑑2 adalah -2(3) + 10 = 4,
seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2.1 di atas.

11
Tahap kedua, kita mencari keputusan kolektif dari semua konsumen yang
memakai air mineral botol. Keputusan kolektif ini adalah permintaan pasar terhadap
barang tersebut yang menunjukkan semua individu (konsumen) yang ingin dan
mampu membeli air mineral botol pada berbagai harga. Ini diperoleh dengan cara
menjumlahkan data permintaan untuk semua individu. Untuk barang privat,
penjumlahan ini dilaksanakan untuk seluruh jumlah yang diminta pada tingkat
harga tertentu dan ini disebut sebagai penjumlahan horizontal. (Catatan: tidak
demikian halnya untuk barang publik yang akan dibicarakan pada bab mendatang).
Walaupun harganya sama, untuk semua individu, keputusan mengenai jumlah yang
diminta bervariasi karena perbedaan faktor lain seperti penghasilan, kekayaan,
kebiasaan dan ekspektasi harga.
Masih tetap dalam pasar persaingan, marilah kita umpamakan bahwa di
pasar ada 100 orang konsumen air mineral botol. Data hipotetis disajikan pada
Tabel 2.2. Pada setiap harga, jumlah barang yang diminta oleh individu 1 dan 2
disajikan pada kolom 2, jumlah barang yang diminta oleh 98 konsumen pada kolom
3, sehingga jumlah barang yang diminta oleh pasar, Qd = Σ 𝑞𝑑1 , disajikan pada
kolom 4.
Tabel 2.2 Data Permintaan Pasar terhadap Air Mineral Botol
Jumlah yang diminta (botol) Jumlah
Harga
Individu 3 ... permintaan
(Rp000) Individu 1 + 2
100 pasar (botol)
0,50 27 1073 1100
1,00 24 1056 1050
1,50 21 979 1000
2,00 18 932 950
2,50 15 885 900
3,00 12 838 850
3,50 9 791 800
4,00 6 744 750
4,50 3 697 700
5,00 0 650 650

12
Data yang termuat pada tabel di atas ini disebut skejul permintaan individu
dan pasar.

Persamaan aljabarnya adalah sebagai berikut:

Permintaan konsumen 𝑞𝑑(1+2 = -6P + 30


1+2:
Permintaan konsumen 𝑞𝑑3…10 = -94P + 1120
+ 3….100:
Permintaan pasar 𝑄𝑑 = -100P + 1150

Tahap ketiga. Data mengenai permintaan pasar kemudian disajikan dalam


bentuk grafis sehingga diperoleh kurva permintaan pasar. Kebiasaan dalam ilmu
ekonomi dalam menyajikan kurva permintaan pasar adalah memakai sumbu
vertikal untuk harga dan sumbu horizontal untuk jumlah barang yang diminta. Atau
dengan kata lain kurva permintaan pasar tidak lain dari bentuk kebalikan dari fungsi
permintaan pasar, sehingga diperoleh P=-0,01Qd + 11,50. Grafis permintaan pasar
disajikan pada Peraga 2.1.

Dari Peraga 2.1 dapat dikatakan bahwa permintaan pasar adalah jumlah
barang di mana konsumen bersedia dan mampu membayar pada berbagai tingkat
harga untuk kurun waktu tertentu, c.p. Variabel ekonomi utama yang diumpamakan
tetap tidak berubah dalam hal permintaan adalah kekayaan dan penghasilan
konsumen, harga barang lainnya (yakni barang substitusi dan barang

13
komplementer), preferensi konsumen, dan harapan akan harga. Perubahan salah
satu dari variabel ini akan mengubah hubungan harga dan jumlah barang yang
diminta, yang berarti terjadi perubahan permintaan. Hal ini berbeda dari pengaruh
perubahan harga terhadap konsumsi, yang hanya menyebabkan perubahan jumlah
yang diminta. Sebagai contoh: para konsumen biasanya membeli jumlah barang
yang lebih banyak pada harga obral. Ini hanyalah perubahan dalam jumlah barang
yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga. Di lain pihak, jika misalnya,
terjadi perubahan kesukaan konsumen sehingga mereka lebih menyukai satu jenis
barang pada semua tingkat harga, akibat dari perubahan kesukaan ini adalah
pergeseran kurva permintaan. Satu kasus penting dalam hal ini adalah perubahan
preferensi konsumen ke barang 'ramah lingkungan pada setiap harga. Dalam
keadaan biasa, hubungan kualitatif antara jumlah barang yang diminta dengan harga
merupakan hubungan terbalik. Jadi, satu kenaikan harga akan diikuti oleh
penurunan jumlah barang yangdiminta. Hubungan ini dikenal dengan hukum
permintaan, yang menyatakan ada hubungan terbalik antara harga dan jumlah
barang yang diminta. Ini adalah teori yang amat intuitif, oleh karena sangat masuk
akal kalau seorang konsumen menganggap harga satu barang sebagai kendala yang
membatasi konsumsinya pada tingkat penghasilan tertentu.
2.2.2 Penawaran
Sisi lain dari pasar adalah penawaran. Hubungan harga dengan jumlah yang
ditawarkan didasarkan pada keputusan produsen yang dimotivasi oleh laba. Model
penawaran untuk setiap produsen dibuat sebagai fungsi harga, meskipun
sesungguhnya keputusan produsen dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penawaran
diartikan sebagai jumlah sejenis barang dimana produsen bersedia dan mampu
membawanya kepasar pada berbagai tingkat harga untuk kurun waktu tertentu, c.p.
Seperti halnya dengan permintaan, perubahan tingkat harga hanya menyebabkan
perubahan jumlah yang ditawarkan pada kurva penawaran yang sama. Sedangkan
kalau terjadi perubahan pada variabel yang diumpamakan tetap tidak berubah (c.p)
ini akan menyebabkan pergeseran kurva penawaran.
Hubungan antara jumlah yang ditawarkan dengan harga adalah positif dan
disebut sebagai hukum penawaran, yang menyatakan bahwa kenaikan harga diikuti
oleh kenaikan jumlah yang ditawarkan dan sebaliknya. Ini sangat logis bagi

14
produsen yang memaksimumkan laba bahwa harga yang lebih tinggi merupakan
insentif untuk membawa lebih banyak produknya kepasar. Atau dapat juga
dikatakan bahwa ketika produsen memproduksikan lebih banyak barang (Q), biaya
total (TC) meningkat dengan kecepatan yang lebih tinggi. Ini berarti rasio
perubahan TC atau ∆C dengan perubahan jumlah ∆𝑄 meningkat. Rasio ini disebut
biaya marginal (MC) yakni biaya tambahan untuk memproduksi satu unit tambahan
produk. Jadi selama MC meningkat dengan meningkatnya Q. Produsen akan
memasang harga yang lebih tinggi untuk setiap unit tambahan produksinya.
Sepadan dengan cara memperoleh permintaan pasar terhadap satu barang tertentu,
secara konseptual cara memperoleh penawaran pasar melalui tahapan berikut
Tahap pertama, mencari hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan
dengan harga untuk seorang produsen dan kemudian untuk semua produsen dipasar.
Data hipotesis tentang penawaran satu orang produsen individu bersama-sama
dengan produsen lainnya di pasar terhadap air mineral botol dalam satu bulan
disajikan pada tabel 2.3, kolom kedua pada tabel dibawah ini menunjukkan
keputusan satu perusahaan pemaksimuman laba pada berbagai harga dari Rp. 0,50
sampai Rp. 5.00. Selanjutnya dipasar air mineral botol diumpamakan hanya ada 25
perusahaan, dan oleh karna sifat pasarannya yang persaingan maka ke 24
perusahaan tersebut identik dengan perusahaan 1. Oleh karena itu, persamaan linear
dari perusahaan 2 sampai 25 adalah 24 kali persamaan yang berlaku untuk
perusahaan 1, yakni qs(2.25) = 384p-96. Data yang sesuai dengan persamaan linear
ini untuk P dari Rp. 0,50 sampai Rp. 5.00 ditunjukkan pada kolom 3. Kolom 4
menunjukkan jumlah penawaran pasar untuk semua perusahaan air botol mineral
(25 perusahaan).

15
Fungsi penawaran oleh satu perusahaan dan fungsi penawaran pasar
adalah

Tahap kedua, skejul penawaran air mineral botol oleh satu perusahaan dan
juga oleh semua perusahaan seperti disajikan dalam tabel 2.3 diatas kemudian
disajikan dalam bentuk grafis sehingga diperoleh kurva penawaran. Kebiasaan
menggambarkan harga pada sumbu vertikal dan jumlah pada sumbu horizontal
mengakibatkan kita melukiskan kurva penawaran satu perusahaan menjadi P =
0,0625 qs + 0,25. Kurva penawaran ini mempunyai koefisien arah yang positif.
Kurva penawaran pasar (S) air mineral botol diperoleh dengan penjumlahan
semua kurva penawaran individual perusahaan (s) secara horizontal (=∑ 𝑀𝐶).
Fungsi penawaran pasar seperti ditulis diatas adalah Q1 =400P-100. Kebalikannya
adalah P = 0,0025 QS + 0,25. Kurva pasar dilukiskan pada

2.2.3 Keseimbangan Pasar


Harga ditentuksn secara simultan oleh penawaran dan permintaan adalah
teori ekonomi yang sangat penting. Kekuatan permintaan dan penawaran
menentukan harga keseimbangan 9Pe pada titik mana sistem pasar tidak mempunyai
tedensi untuk berubah. Harga keseimbangan didefinisikan sebagai satu tingkat
harga dimana jumlah yang diminta oleh konsumen (Qd) = jumlah yang ditawarkan
oleh produsen (Qs). Hanya pada tingkat harga Pe akan terjadi jumlah keseimbangan
(Qe)t yang akan memberikan keuntungan maksimum kepada perusahaan dan
kepuasan maksimum kepada konsumen.

16
Data hipotesis kita mengenai penawaran dan permintaan pasar disajikan
pada tabel 2.4 yang memuat data hipotesis penawaran dan permintaan pasar
terhadap barang privat berupa air mineral botol

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga keseimbangan pada pasar ini
adalah Rp. 2,50, satu-satunya harga dimana jumlah yang ditawarkan (Qs) persis
sama dengan jumlah yang diminta (Qp) oleh seluruh konsumen di pasar, yakni 900
unit. Hasil yang sama juga diperoleh dengan menyelesaikan persamaan untuk
penawaran dan permintaan secara serentak yang hasilnya secara grafis disajikan
pada peraga 2.3

Harga keseimbangan terjadi (Pe) terjadi pada saat terjadi keseimbangan


antara jumlah yang ditawarkan oleh produsen (Qs) dan jumlah yang diminta oleh
konsumen (QD) yakni pada harga Rp. 2,50 dan jumlah 900 unit.

17
Apabila harga pasar berada pada satu tingkat yang berbeda dengan harga
keseimbangan maka pasar dikatakan berada dalam keadaan disequilibrium, dimana
Qs ≠ Qd. tabel 2.4 menunjukkan bahwa pada harga diatas harga equilibrium Rp. 250
jumlah penawaran (Qs) lebih besar dari jumlah permintaan (QD). Dalam keadaan
yang demikian ini dikatakan bahwa pasar dalam keadaan surplus (kelebihan)
penawaran. Perusahaan tidak mampu menjual semua produksinya pada tingkat
harga berlaku.
Dengan adanya surplus ini, (Qs>Qd), perusahaan terdorong untuk
menurunkan harga untuk menghilangkan surplus tersebut. Penurunan harga ini
terus berlanjut sampai semua barang yang tak terjual dibeli oleh konsumen, yang
akan terjadi pada harga keseimbangan (Pe).
Kalau harga ada dibawah harga keseimbangan (<Rp. 2,50) tabel 2.4
menunjukkan adanya kekurangan (shortage) barang di pasar. Jumlah barang yang
diminta (Qp) lebih besar dari jumlah barang yang ditawarkan (Qs). kekurangan pada
pasar persaingan air mineral botol, contoh kita terjadi pada setiap harga dibawah
harga keseimbangan. Sebagai reaksi terhadap masalah ini, para produsen bersedia
menaikkan jumlah yang ditawarkan, terjadi pergerakan ke atas pada kurva
penawaran pasar dan kenaikan harga. Proses ini akan berlanjut sampai tidak ada
insentif lagi untuk menambah jumlah yang ditawarkan dan ini akan terjadi ketika
harga mencapai titik keseimbangan lagi. Demikianlah proses penyesuaian pasar
terjadi kalau pasar berada dalam keadaan shortage maupun surplus, sehingga
akhirnya kembali ke keadaan ekuilibrium. Perlu diingat bahwa sepanjang asumsi
yang mendasari model pasar persaingan dipenuhi (dan ini merupakan hal yang
penting), tidak diperlukan campur tangan pemerintah atau perantara pihak ketiga
untuk mengembalikan ke keadaan seimbang. Dalam hal ini harga memberikan
sinyal yang sangat efektif menuju ke keseimbangan pasar. Ada dua implikasi
penting dari reaksi keputusan produsen dan konsumen dalam pasar persaingan yang
menuju pada keseimbangan harga dan jumlah. Dua hal tersebut adalah efisiensi dan
kesejahteraan masyarakat, yang merupakan subyek dari sisa dari bab ini.
2.3 Pengukuran Kesejahteraan dengan Pendekatan Surplus Konsumen dan
Surplus Produsen
2.3.1 Surplus Konsumen

18
Surplus konsumen merupakan nilai kerelaan seseorang untuk membayar
suatu barang dikurangi nilai yang sebenarnya dibayarkan olehnya. Surplus
konsumen merupakan ukuran manfaat (benefit), baik dalam arti uang (monetary
gain) ataupun kesejahteraan (welfare), atau kepuasan (satisfaction), yang diperoleh
seorang sebagai hasil dari membeli dan mengkonsumsi barang atau pelayanan.

Surplus konsumen digunakan sebagai alat untuk mengukur kepuasan dan


kesejahteraan konsumen. Surplus konsumen mengacu pada perbedaan antara
jumlah maksimum yang bersedia dibayar seseorang untuk barang atau jasa dengan
jumlah yang sebenarnya dibayarkan. Tujuan kita mengembangkan konsep surplus
konsumen adalah untuk membuat penilaian normatif berapa besar diinginkannya
hasil-hasil yang terjadi di pasar. Surplus konsumen mengukur seberapa besar
keuntungan yang diterima oleh pembeli suatu barang dari sudut pandang pembeli.
Oleh karena itu, surplus konsumen merupakan ukuran yang baik untuk mengukur
kesejahteraan ekonomi jika pembuat keputusan ingin menghargai pilihan-pilihan
konsumen. Dengan kata lain, konsumen adalah orang-orang terbaik dalam
menentukan berapa banyak keuntungan yang mereka terima dari barang-barang
yang mereka beli.
Sebagai ilustrasi misalnya di Bogor terdapat Kebun Raya Bogor yang
merupakan tempat pariwisata sekaligus tempat penelitian yang berkaitan dengan
tanaman. Ketika diadakan survei mengenai harga tiket masuk terhadap beberapa
pengunjung (A, B, C, dan D) Kebun Raya Bogor, mereka memiliki batas tertinggi
harga yang mereka rela bayarkan (Tabel 2.5). Harga tertinggi yang rela dibayarkan
masing-masing pengunjung disebut “kerelaan untuk membayar” (willingness to
pay) dan menjadi ukuran seberapa besar si calon pengunjung Kebun Raya Bogor
menghargai barang tersebut (Kebun Raya Bogor).
Tabel 2.5 Kerelaan Membayar dari Ketiga Calon Pnegunjung Kebun Raya
Bogor
Calon Pengunjung Kerelaan Membayar (Rp)
A 10.000
B 8.000
C 7.000

19
D 5.000

Apabila ternyata harga tiket masuk Kebun Raya Bogor ditetapkan Rp8.000,00
maka dapat dikatakan bahwa C dan D tidak dapat mendapatkan tiket masuk ke
Kebun Raya Bogor karena kerelaan harga membayar keduanya berada di bawah
harga yang ditetapkan. Apa keuntungan A dari penetapan harga tiket sebesar
Rp8.000,00 tersebut? A telah mendapatkan tawaran yang menguntungkan. Ia rela
membayar Rp10.000,00 untuk harga tiket masuk Kebun Raya Bogor, tetapi A
hanya perlu membayar sebesar Rp8.000. Maka surplus konsumen (A) adalah Rp
2.000 (Rp10.000,00 – Rp8.000,00), yaitu nilai kerelaan seseorang (A) untuk
membayar suatu barang dikurangi nilai yang sebenarnya dibayarkan oleh orang
itu (A). Surplus konsumen merupakan suatu ukuran keuntungan pembeli
(konsumen) yang berpartisipasi dalam suatu pasar. Pada contoh di atas A
menerima keuntungan senilai Rp2.000,00 dengan berpartisipasi dalam menikmati
Kebun Raya Bogor. Sementara B, C, dan D tidak mendapatkan surplus konsumen
karena mereka tidak dapat berpartisipasi dalam menikmati Kebun Raya Bogor dan
tidak membayar apa-apa. Surplus konsumen berkaitan erat dengan kurva
permintaan suatu barang yang dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.6 Skedul Permintaan

Karena kurva permintaan mencerminkan kerelaan untuk membayar pembeli, kita


dapat menggunakannya untuk mengukur surplus konsumen. Luas daerah di
bawah kurva permintaan dan di atas garis harga merupakan ukuran surplus
konsumen dalam suatu pasar. Karena pembeli selalu ingin membayar lebih rendah
untuk barang-barang yang mereka beli, harga yang lebih rendah tentunya akan
lebih menyejahterakan mereka.
Gambar 2.4 menunjukkan bagaimana harga memengaruhi surplus konsumen. Jika
harga yang terjadi di P1 maka surplus konsumen sebesar segitiga ABC. Jika harga
kemudian turun menjadi P2, maka surplus konsumennya adalah luas segitiga

20
ADF. Peningkatan surplus konsumenterkait dengan menurunnya harga adalah
luas daerah BCFD. Peningkatan surplus konsumen terdiri dari dua bagian.
Pertama, para pembeli yang telah membeli sebanyak Q1 pada harga P1 menjadi
lebih sejahtera, karena sekarang mereka membayar jadi lebih sedikit. Peningkatan
surplus konsumen dari pembeli-pembeli lama ini berasal dari berkurangnya
jumlah yang mereka bayarkan, besarnya sama dengan luas daerah BCED. Kedua,
beberapa pembeli baru masuk ke pasar karena sekarang mereka rela membayar
barang tersebut ada harga yang lebih rendah. Hasilnya, jumlah permintaan
meningkat dari Q1 ke Q2. Surplus konsumen dari pendatang baru ini adalah luas

segitiga CEF.
Gambar 2.4
Bagaimana Harga Mempengaruhi Surplus Konsumen
2.3.2 Surplus Produsen
Surplus produsen dapat didefinisikan sebagai ukuran perbedaan antara
jumlah penerimaan total yang sesungguhnya diperoleh produsen dari
memproduksi/menjual barang atau pelayanan di pasar, dan jumlah manfaat atau
keuntungan minimal yang produsen masih bersedia menerima (willing to accept)
dengan memproduksi atau menjual barang tersebut. Kesediaan untuk menerima
keuntungan minimal (willingness to accept) dengan menjual barang atau pelayanan
identik dengan kesediaan untuk menjual/ memproduksi (willingness to sell).
Konsep kesediaan untuk menjual pada produsen (ditunjukkan oleh kurva
suplai/kurva penyediaan) dapat dibandingkan dengan konsep kesediaan membayar

21
(willingness to pay) pada konsumen (ditunjukkan oleh kurva permintaan/demand).
Kesediaan produsen untuk menerima keuntungan minimal (willingness to accept)
identik dengan kesediaannya untuk menjual/memproduksi (willingness to sell).
Kesediaannya untuk menjual ditentukan oleh biaya produksi. Makin tinggi biaya
produksi barang, makin kecil kesediaannya memproduksi/menjual barang karena
makin kecil surplus produsen. Jelas bahwa penjual/produsen bersedia
menjual/memproduksi barang dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya
produksi. Sebaliknya, makin tinggi harga, makin besar surplus produsen, makin
besar kesediaan penjual/produsen untuk menjual/ memproduksi. Tetapi harga pasar
tentu saja dibatasi oleh kesediaan konsumen untuk membayar (willingness to pay).
Dengan kata lain, surplus produsen dibatasi oleh harga pasar. Dengan kata lain,
surplus produsen (producer surplus) adalah harga yang dibayarkan kepada penjual
dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh penjual. Biaya adalah nilai segala sesuatu
yang harus dikorbankan oleh penjual untuk memproduksi suatu barang. Surplus
produsen ini mengukur seberapa besar keuntungan yang diterima penjual dari
partisipasinya dalam suatu pasar.
Sebagai ilustrasi misalnya saja, Pemerintah Kota Bogor merencanakan akan
membuat taman kota. Ada empat peserta tender pembuatan taman kota tersebut,
yaitu A, B, C, dan D dengan biaya masing-masing yang diajukan sebagai berikut.
Tabel 2.5 Biaya-biaya Keempat Peserta Tender Pembuatan Taman Kota
Peserta Biaya (juta)
A 9
B 8
C 6
D 5
Karena biaya pembuatan taman kota seorang konsultan adalah harga
terendah yang mau diterimanya untuk melakukan pekerjaannya, biaya adalah
ukuran seberapa rela ia menjual jasanya. Setiap konsultan akan dengansenang hati
menjual jasanya pada harga yang lebih tinggi dari biayanya dan tidak akan mau
menjual jasanya pada harga yang lebih rendah dari biaya yang harus
dikeluarkannya. Istilah biaya haruslah diinterpretasikan sebagai biaya kesempatan
para konsultan peserta tender termasuk pengeluaran-pengeluaran (tanaman,

22
desain/gambar, tenaga kerja, dan lainnya) dan juga termasuk nilai yang diberikan
terhadap waktu kerjanya.
Ketika pihak Pemda mengumpulkan penawaran harga dari setiap peserta
tender, harga awalnya bisa saja sangat tinggi, tetapi akan turun dengan sendirinya
bersamaan dengan persaingan dari peserta tender untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Apabila ternyata dari pemerintah kota menyebutkan bahwa biaya yang
dianggarkan dan disetujui untuk pembuatan taman kota adalah Rp6 juta, apa yang
terjadi dengan keempat konsultan peserta tender tersebut? Hanya D yang
memperoleh keuntungan (surplus produsen) karena dengan bayaran yang
didapatkan sebesar Rp6 juta, biaya yang dikeluarkan masih lebih kecil, yaitu
sebesar Rp5 juta. Dengan kata lain, D memperoleh surplus produsen senilai Rp1
juta.
Sebagaimana surplus konsumen berkaitan erat dengan kurva permintaan,
demikian halnya dengan surplus produsen berkaitan erat dengan kurva penawaran,
untuk menunjukkannya dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Skedul Penawaran

Berdasarkan Tabel 2.6 terlihat bahwa apabila harga yang disetujui untuk
pembuatan taman kota sebesar Rp5 juta, tidak ada seorang peserta tender pun yang
mau mengerjakan pekerjaan tersebut sehingga jumlah penawarannya nol. Tetapi
apabila harga yang disetujui berada antara Rp5 juta – Rp6 juta, hanya D yang rela
melakukan pekerjaan tersebut sehingga penawarannya adalah satu. Apabila
harganya berada antara Rp6 juta – Rp8 juta, C dan D rela melakukan pekerjaan
tersebut sehingga penawarannya adalah dua, demikian seterusnya. Dengan
demikian, skedul peran dapat dibentuk dari biaya-biaya keempat peserta tender
tersebut
Karena kurva penawaran mencerminkan biaya-biaya dari penjual, hal ini
dapat digunakan untuk mengukur surplus produsen. Dengan kata lain, tinggi kurva
penawaran merupakan biaya penjual dan perbedaan antara harga dengan biaya

23
produksi adalah surplus produsen dari penjual. Maka jumlah luas daerah adalah
jumlah surplus produsen seluruh penjual. Luas daerah di bawah harga dan di atas
kurva penawaran mengukur besarnya surplus produsen dalam suatu pasar. Seberapa
besar kesejahteraan penjual meningkat ketika harga barang yang dijualnya naik?

Gambar 2.5
Bagaimana Harga Mempengaruhi Surplus Produsen
Apabila harga yang berlaku di pasar sebesar P1 maka suplus produsen yang
terjadi sebesar segitiga ABC. Namun jika kemudian harga meningkat menjadi P2,
surplus produsen pun kemudian berubah meningkat menjadi ADF. Peningkatan
surplus produsen ini terdiri dari dua bagian. Pertama, para penjual yang telah
menjual sebanyak Q1 pada harga P1 menjadi lebih sejahtera karena sekarang mereka
mendapat lebih banyak barang yang mereka jual. Peningkatan surplus produsen dari
penjual-penjual lama ini besarnya sama dengan luas daerah BCED. Kedua,
beberapa penjual baru masuk ke pasar karena sekarang mereka rela menjual barang
tersebut pada harga yang lebih tinggi. Hasilnya, jumlah penawaran meningkat dari
Q1 menjadi Q2. Surplus produsen dari para pendatang baru ini adalah luas segitiga
CEF.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan beberapa hal sebagai berikut, yaitu
1. Kesejahteraan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
memperlihatkan suatu keadaan kehidupan masyarakat yang dapat
dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Indikator dalam menentukan
kesejahteraan masyarakat ada 3 yaitu pendapatan masyarakat,
Pendidikan, Kesehatan. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang erat antara lingkungan dengan manusia.
Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Pasar adalah pertemuan produsen dan konsumen untuk jual beli satu
barang tertentu. Model pasar persaingan ditandai oleh sejumlah besar
pembeli dan penjual independen yang tidak dapat mempengaruhi harga,
produksi yang diperjualbelikan bersifat homogen, tidak ada hambatan
masuk industri, adanya informasi yang sempurna, dan adanya mobilitas
sumber yang sempurna. Barang privat adalah satu jenis barang yang
mempunyai dua sifat, yakni bersaing (rivalry) dan menolak
(excludability) dalam konsumsi. Permintaan adalah hubungan antara
jumlah barang yang diminta (Q,) dan harga (P), dengan
mengumpamakan semua faktor lain yang mungkin mempengaruhi
keputusan, seperti kekayaan, penghasilan, harga barang ain, preferensi
konsumen, dan harapan harga, tetap tidak berubah. Hukum permintaan
menunjukkan hubungan terbalik antara jumlah yang diminta dan harga,
c.p. Permintaan pasar untuk satu barang privat diperoleh dengan
menjumlahkan permintaan individu secara horizontal. Penawaran
adalah hubungan antara jumlah yang ditawarkan (Q) dengan harga (P)
dengan mengumpamakan semua faktor yang mempengaruhi
penawaran, seperti teknologi, harga masukan, pajak dan subsidi, dan
harga harapan, tetap tidak berubah. Hukum penawaran menyatakan ada

25
hubungan langsung antara jumlah yang ditawarkan dengan harga, c.p.
Penawaran pasar untuk barang privat diperoleh dengan penjumlahan
horizontal penawaran individu. Harga keseimbangan (PJadalah harga di
mana Q, Q Apabila harga di atas (di bawah) tingkat harga
keseimbangan, terjadi surplus (kekurangan) jumlah barang, yang
memberikan tekanan pada harga untuk turun (naik) menuju tingkat
harga keseimbangan.
3. Surplus konsumen digunakan sebagai alat untuk mengukur kepuasan
dan kesejahteraan konsumen. Surplus konsumen mengacu pada
perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar seseorang
untuk barang atau jasa dengan jumlah yang sebenarnya
dibayarkan. Surplus produsen (producer surplus) merupakan manfaat
yang diterima produsen/penjual pada saat harga pasar lebih tinggi
dibandingkan dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk
ditawarkan. Karena para produsen mempunyai tingkat efisiensi yang
tidak sama dalam memasok barang, maka besarnya biaya yang dipikul
pun berbeda-beda. Surplus yang dialami oleh konsumen dan produsen
dapat digunakan sebagai indicator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan. Surplus Konsumen mengukur kesejahteraan ekonomi
dari sisi pembeli, sedangkan Surplus Produsen mengukur kesejahteraan
dari sisi penjual.

26
DAFTAR RUJUKAN

Tanti Novianti, S. P. Pengukuran Manfaat dan Biaya (Measurement Cost Benefit


Analysis).
Umanailo, M. C. B., & Chairul, M. (2014). Buku Ajar Ilmu Sosial Budaya
Dasar. Universitas Iqra Buru
Nehen, I. K. (2017). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Denpasar:
Udayana University Press.

27

Anda mungkin juga menyukai