Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI MAKRO LANJUTAN (EKI214)

VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL


KESEIMBANGAN
Dosen Pengampu: Anak Agung Ketut Ayuningsasi, SE.,MSi.

KELAS B2

Disusun Oleh:

Debri Adriana Ndun 2107511023


Ni Komang Gayatri Primayogi 2107511045
Putu Okta Adi Putri 2107511054
Aldo Celvin Gabriel Pelawi 2107511055

PROGRAM STUDI EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper mengenai “Variabel Ekonomi
Makro dan Pendapatan Nasional Keseimbangan”. Paper ini bertujuan untuk
memenuhi penugasan kelompok dari mata kuliah Ekonomi Makro Lanjutan.
Dengan penulisan paper ini penulis berharap pembaca dapat memiliki rasa
ingin tahu yang lebih tinggi mengenai variabel ekonomi makro dan pendapatan
nasional keseimbangan melalui paper ini serta sumber lain yang tersedia baik di
buku, internet, maupun sumber lainnya.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyusun paper ini serta sumber-sumber pendidikan yang
memberikan andil besar dalam penyusunan paper ini. Kami menyadari bahwa
paper ini masih jauh dari kata sempurna. Maka penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan penulisan paper ini. Semoga paper ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua dalam dunia pendidikan

Bukit Jimbaran, 07 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan ...................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Variabel Ekonomi Makro ......................................................................... 3

2.2 Pendapatan Nasional keseimbangan ........................................................ 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17

3.2 Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi makro adalah studi mengenai perekonomian secara menyeluruh
yang meliputi analisis perilaku perekonomian secara agregat, seperti
perubahan pendapatan agregat, perubahan harga secara umum, dan tingkat
pengangguran tanpa terlalu menaruh banyak perhatian pada hal-hal yang
bersifat rinci. Perilaku agregat mengacu pada perilaku semua rumah tangga
dan perusahaan sekaligus.

Hubungan-hubungan kausal yang ingin dipelajari oleh ilmu ekonomi


makro pada pokoknya ialah hubungan-hubungan antara varabel-variabel
ekonomi agregatif. Diantara variabel-variabel ekonomi agregaif yang banyak
dipersoalkan dalam ekonomi makro antara lain tingkat pendapatan nasional,
tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving,
investasi nasional, jumlah uang yang beredar, tingkat harga, tigkat bunga,
neraca pembayaran internasional, hutang pemerintah (Soediyono, 1981: 2).

Indikator terjadinya alokasi secara efisien dari ekonomi makro adalah


adanya nilai pendapatan nasional yang dihasilkan dari sebuah perekonomian
pada suatu periode tertentu (Rahardja, 2008). Pendapatan nasional merupakan
gambaran mengenai seberapa efisein penggunaan sumber daya perekonomian,
sebagai acuan mengenai kemakmuran suatu negara, dan sebagai gambaran
mengenai permasalahan yang dihadapi suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan


permasalahan pada paper ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja variabel dari ekonomi makro?
2. Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional keseimbangan?

1
1.3 Tujuan

Tujuan yang penulis ingin capai dari penulisan paper ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui variabel ekonomi makro
2. Untuk mengetahui pendapatan nasional keseimbangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Variabel Ekonomi Makro


2.1.1 Variabel Agregrat (Debri Adriana Ndun: 2107511023)
Variabel agregat adalah variabel ekonomi makro yang termasuk
dalam perhitungan ekonomi makro secara agregat atau keseluruhan.
a. Tingkat Pendapatan Nasional
Menurut Ahmad Jamli (1996) Pendapatan Nasional (jika dilihat
dari sisi pendapatan) atau Produksi Nasional (jika dilihat dari sisi
produksi) merupakan suatu angka (dinyatakan dalam satuan mata
uang) yang mencerminkan nilai seluruh hasil kegiatan ekonomi di
suatu negara tertentu selama periode tertentu (biasanya selama satu
tahun).
Menurut Soediyono Prayitno (2000) penguukuran pendapatan
nasional dan produksi nasional menggunakan berbagai macam cara,
salah satunya adalah Produk Domestik Bruto. Dalam bukunya,
Mankiw (2010) menjelaskan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB)
atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai pasar dari semua
barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian
dalam periode waktu tertentu. PDB sendiri dibagi menjadi 2 yaitu;
PDB Nominal (harga berlaku) dan PDB Rill.
Ahmad Jamli (1996) menjelaskan bahwa PDB Nominal
mengukur nilai barang-barang dan jasa dalam suatu periode tertentu
menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut sedangkan
GDP Riil mengukur nilai semua barang dan jasa dalam suatu periode
tertentu.
b. Tingkat Kesempatan Kerja
Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang
mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat
diserap atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan perekonomian
(keynes:1986).

3
Tingkat Kesempatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah
penduduk yang bekerja dengan jumlah penduduk yang termasuk
angkatan kerja dan biasanya di nyatakan dengan persen.

c. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga


Rumah tangga merupakan konsumen atau pemakai barang dan
jasa sekaligus juga pemilik faktor-faktor produksi tenaga kerja, lahan,
modal dan kewirausahaan meliputi semua pengeluaran rumah-rumah
tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta
bukan perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

d. Tingkat Saving
Tabungan nasional (national savings) adalah total tabungan
sektor swasta dan tabungan sektor publik. Itu mewakili total dana
pinjaman (loanable funds) yang disediakan oleh perekonomian
domestik.
Dalam ekonomi makro, tabungan sama dengan investasi dalam
sebuah perekonomian tertutup. Tabungan mewakili sisi pasokan dana
pinjaman domestik. Sedangkan, investasi mewakili sisi permintaan.
Pasokan-permintaan dana bertemu di pasar keuangan.

e. Investasi
Investasi merupakan pembelian barang yang akan digunakan di
masa depan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Bagian
investasi adalah jumlah pembelian peralatan, bahan baku (inventaris),
dan struktur. Investasi dalam struktur termasuk dalam pengeluaran
untuk perumahan baru. Berkat kesepakatan umum, pembelian rumah
baru merupakan investasi, dan bukan termasuk konsumsi
f. Jumlah Uang Beredar
Menurut Mankiw (2010) Jumlah uang beredar adalah jumlah
uang yang dipegang oleh publik dan dikendalikan oleh Bank Sentral

4
sebagai otoritas moneter. Mengingat bahwa jumlah uang beredar
mencakup mata uang di tangan masyarakat dan simpanan di bank yang
dapat digunakan oleh rumah tangga untuk transaksi, seperti deposito
giro. Yaitu, dengan M menyatakan jumlah yang beredarberedar, mata
uang C, dan Sumpanan Giro D sehingga dapat ditulis

Uang Beredar= Mata Uang+Giro

g. Tingkat Harga
Kotler dan Armstrong (2012) mengemukakan, tingkat harga
adalah rate yaitu angka yang menunjukkan nilai, harga, kecepatan
perkembangan, dan produksi bedasarkan satuan ukur tertentu, biaya
premi, asuransi ataupunn beban biaya.

h. Tingkat Bunga
Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran
dan permintaan akan uang (ditentukan di pasar uang). Suku bunga
adalah harga dana yang dapat dipinjamkan besarnya ditentukan
oleh preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku ekonomi di
pasar.

i. Neraca Pembayaran Internasional


Menurut Balance of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan
IMF (1993) definisi neraca pembayaran internasional (Balance of
Payment) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang
jasa.

2.1.2 Variabel Strategis (Ni Komang Gayatri Primayogi: 2107511045)


1. Pertumbuhan Ekonomi

5
Pertumbuhan Ekonomi terjadi ketika terjadinya peningkatan
PDB di suatu negara. Faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi menurut Mankiw (2010) yaitu:
- Peningkatan Faktor Produksi
Faktor produksi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
(dalam asumsi tidak ada perubahan tekonologi), antara lain:
peningkatan modal, peningkatan tenaga kerja, dan peningkatan
modal & tenaga kerja.
- Perkembangan Teknologi
Dalam praktiknya, perkembangan teknologi telah membantu
meningkatkan faktor produksi.
2. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
Menurut Badan Pusat Statistik Tingkat Pengangguran Terbuka
adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan
kerja. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)
yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan
pengangguran. TPT Mengindikasikan besarnya persentase angkatan
kerja yang termasuk dalam pengangguran. Menunjukkan kemampuan
ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap
persediaan (supply) tenaga kerja yang ada.
Rumus TPT:
TPT = PPPAKx100%
TPT : Tingkat pengangguran terbuka (%)
PP : Jumlah pengangguran (orang)
PAK : Jumlah angkatan kerja (orang)

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan


Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin jauh rata- rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan.

6
4. Indeks Keparahan Kemiskinan
Indeks Keparahan Kemiskinan ( Proverty Severity Index -P2)
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara
penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk
5. Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan (GK) mencerminkan nilai rupiah
pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan, baik kebutuhan makanan
maupun non-makanan terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non- Makanan (GKNM).
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai
pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan yang disetarakan
dengan 2100 kilokalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan
dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-
buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) merupakan nilai
pengeluaran minimum untuk kebutuhan non-makanan berupa
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi
kebutuhan dasar non-makanan sementara orang-orang lainnya tidak
memiliki apa-apa. Dengan kata lain, Rasio Gini diupayakan agar
mendekati 0 untuk menunjukkan adanya pemerataan distribusi
pendapatan antar penduduk.

7
2.2 Pendapatan Nasional Keseimbangan
2.2.1 Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalyang didefinisikan oleh Lipsey dan Steiner adalah
pendapatan nasional sebagai nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh
seluruh pelaku ekonomi dalam suatu Negara dalam satu tahun. Dimana nilai
yan dimaksud dalam perhitungan pendapatan nasional adalah nilai jual,
dengan sendirinya termasuk pajak yang timbul atas transaksi penjualan
barang atau jasa tersebut. Pendapatan nasional atau produk nasional adalah
istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pendapatan nasional adalah
menggunakan PDB (Produk Domestik Bruto) dan menggunakan PNB (Produk
Nasional Bruto). Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan keseluruhan
produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara
maupun orang asing dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Sedangkan
Produk Nasional Bruto (PNB) merupakan keseluruhan produk yang dihasilkan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara dalam suatu tahun tertentu.
Dalam menghitung pendapatan nasional dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
1. Pendekatan Produksi

Pendapatan nasional yang dihitung menggunakan pendekatan


produksi berdasarkan perhitungan dari jumlah nilai akhir barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu perekonomian pada periode
tertentu. Nilai barang dan jasa yang dimaksud adalah nilai akhir barang dan
jasa atau nilai tambah (value added) barang. Pendekatan produksi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Y = (Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Q3 x P3) + … + (Qn x Pn)

Keterangan:

8
Y = pendapatan nasional

P1 = Harga barang ke-1 Q1 = jenis barang ke-1

Pn = Harga barang ke-n Qn = jenis barang ke-n

Contoh soal:

Jenis produsen Komoditas Nilai produksi Nilai tambah


Produsen 1 Kapas Rp. 15.000 Rp. 15.000
Produsen 2 Benang Rp. 20.000 Rp. 5.000
Produsen 3 Kain Rp. 25.000 Rp. 5.000
Produsen 4 Pakaian jadi Rp. 35.000 Rp. 10.000
Jumlah Rp. 35.000

Jadi, nilai pakaian jadi adalah Rp. 35.000, atau nilai yang tertera pada nilai
akhir produksi atau penjumlahan nilai tambah dari pakaian jadi yang diwujudkan
oleh keempat kegiatan tersebut.

2. Pendekatan Pendapatan

Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung


dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik
faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses produksi
meliputi upah/gaji, sewa, bunga, dan keuntungan. Pendekatan pendapatan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Y=w+r+i+p

Keterangan:

Y = pendapatan nasional

w = upah r = sewa

9
i = bunga p = keuntungan

Contoh soal :

Sewa Tanah Upah Bunga Keuntungan

400 3000 300 500

Pembahasan : Untuk menjawab soal tersebut dapat menggunakan rumus Y


= w + r + i + p.

Y = 3000 + 400 + 300 + 500

Y = 4200

Jadi, pendapatan nasional negara tersebut dengan menggunakan


pendekatan pendapatan adalah sebesar 4200 triliun rupiah.

3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran dapat dihitung dengan menjumlahkan


permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan
pemerintah) dalam suatu negara. Pendekatan pengeluaran dihitung
menggunakan rumus:

Y = C + I + G + (X-M)

Keterangan :

Y = pendapatan nasional

C = consumption (konsumsi rumah tangga) I = investment (investasi)

G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)

X = ekspor M = impor

Contoh soal :

10
Jenis Transaksi Jumlah (Triliun Rupiah)

Pengeluaran Konsumsi Rumah 200


Tangga

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 300

Tingkat Investasi 150

Ekspor 250

Impor 180

Pembahasan :

Untuk menjawab soal tersebut adalah dengan menggunakan rumus


Y = C + I + G + (X-M)

Y = 200 + 150 + 300 + (250-180)

Y = 720

Jadi, besarnya pendapatan nasional tersebut dengan menggunakan


pendekatan pengeluaran adalah sebesar 720 triliun rupiah.

2.2.2 Pendapatan Nasional Keseimbangan Dua Sektor

Pelaku kegiatan ekonomi secara umum dikelompokkan kepada


empat pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan (swasta), pemerintah dan
ekspor-impor. Untuk mempermudah dalam menganalisis pendapatan
nasional, maka pada tahap awal dilakukan analisis pendapatan nasional
dua sektor. Dalam pendekatan ini, perekonomian diasumsikan hanya
digerakkan oleh 2 (dua) orang pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah
tangga dan swasta (Sentosa, 2020). Arus melingkar dari pendapatan
nasional keseimbangan dua sektor adalah sebagai berikut.

11
Lingkaran pendapatan nasional keseimbangan tersebut hanya
melibatkan dua sektor ekonomi yaitu antara rumah tangga dan swasta.
Dimana rumah tangga menyediakan tanah, kapital, tenaga kerja, dan
entrepreneurship, sedangkan swasta memberikan upah sewa, bunga, gaji,
dan profit. Selanjutnya swasta menyediakan barang dan jasa kepada rumah
tangga dan rumah tangga melakukan pengeluaran untuk membeli barang
dan jasa.

Dalam berkonsumsi, rumah tangga tidak sepenuhnya


mengeluarkan penghasilannya untuk membeli barang dan jasa
tersebutmelainkan untuk ditabungkan. Maka arus melingkar dalam
perekonomian 2 sektor menjadi seperti berikut.

Tabungan rumah tangga dianggap sebagai kebocoran dalam arus


melingkar. Kebocoran maksudnya mengurangi kemampuan dari
pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti

12
konsumsi. Namun tabungan tidaklah disebut sebagai kebocoran apabila ia
digunakan untuk investasi. Tabungan yang semula mengurangi pendapatan
nasional, apabila digunakan untuk investasi Investasi disebut sebagai
injeksi, karena investasi dapat menambah pendapatan nasional (Sentosa,
2020).

Dalam menganalisis pendapatan nasional, kita memiliki beberapa


asumsi, antara lain:

1. Investasi adalah investasi yang autonomous, yaitu tidak


dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Konsumsi adalah fungsi linear dan positip dari tingkat
pendapatan disposable (Yd)
3. Tabungan juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat
pendapatan disposable (Yd)
4. Tidak ada pajak tidak langsung, maka pendapatan nasional (Y)
sama dengan agregat pendapatan disposable.

2.2.3 Pendapatan Nasional Keseimbangan Tiga Sektor

Pada bagian terdahulu, telah dibahas mengenai keseimbangan


pendapatan nasional 2 sektor dimana pelaku kegiatan ekonomi terdiri
rumah tangga dan swasta. Dalam dunia nyata, pelaku kegiatan ekonomi
bukan hanya mereka, namun ada pelaku lainnya yaitu pemerintah. Maka
dengan adanya peran pemerintah maka siklus aliran ekonomi menjadi tiga
sektor. Siklus aliran ekonomi tiga sektor dapat digambarkan sebagai
berikut.

13
Siklus aliran perekonomian 3 sektor memperlihatkan peranan
pemerintah dari adanya pemungutan pajak terhadap sektor rumah tangga
dan swasta. Penerimaan atas pajak ini oleh pemerintah dikeluarkan
kembali ke dalam bentuk pembiayaan pembangunan (G) yang dinikmati
oleh rumah tangga maupun swasta. Dalam analisis injeksi-kebocoran,
pemungutan pajak dikategorikan sebagai kebocoran sementara investasi
dimasukkan ke dalam golongan injeksi. Dalam analisis pendapatan
nasional 3 sektor, keseimbangan pendapatan nasional terjadi pada saat Y =
C + I + G. Keseimbangan pendapatan nasional juga terjadi pada saat S +
Tx = I + G.

2.2.4 Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Analisis pendapatan nasional 4 sektor sering juga disebut sebagai


analisis pendapatan nasional dengan perekonomian terbuka. Pada analisis
perekonomian dua sektor dan tiga sektor system perkenomian masih
tertutup karena tidak ada sektor luar negeri. Siklus aliran pendapatan
nasional keseimbangan empat sektor adalah sebagai berikut.

Dalam alur melingkar 4 sektor terlihat masing-masing pelaku


kegiatan ekonomi memeliki pendapatan dan pengeluaran. Rumah tangga

14
mendapatkan pendapatan dari perusahaan. Kemudian rumah tangga
mengeluarkannya dalam bentuk konsumsi (C). Sementara itu perusahaan
mendapatkan penghasilan dari menjual barang/jasa di pasar barang (good
market) dan memiliki pengeluaran dalam bentuk investasi maupun
pembayaran pajak. Perusahaan juga mendapatkan uang dari pasar
keuangan (financial market) guna meningkatkan kapasitas produksinya.
Pemerintah memperoleh pendapatan berupa pajak dari perusahaan maupun
rumah tangga. Lalu dikeluarkan dalam bentuk pengeluaran pemerintah
(G). Pemerintah juga dapat memperoleh dana pinjaman dari pasar
keuangan dalam bentuk penjualan obligasi ataupun dengan melakukan
pinjaman luar negeri. Sementara itu sektor luar negeri (rest of the world)
membeli barang dan jasa dari perusahaan baik dan kemudian menjualnya
ke luar negeri (X) dan juga mendatangkan barang dan jasa dari luar negeri
untuk dijual ke dalam negeri (impor =M).

Dalam analisis pendapatan nasional 4 sektor, keseimbangan


pendapatan nasional terjadi pada saat Y = C + I + G + X - M.
Keseimbangan pendapatan nasional juga terjadi pada saat S + T + M = I +
G + X.Dalam perhitungan keseimbangan pendapatan nasional ada
perbedaan. Apabila pajak pada perhitungan adalah lumpsum dan impor
adalah eksogen, maka akan berbeda dengan apabila pajak bersifat
proporsional dan impor adalah endogen. Fungsi impor endogen adalah
fungsi impor yang dipengaruhi oleh pendapatan.

Materi Pendapatan Nasional Keseimbangan dikerjakan oleh


Putu Okta Adi Putri (2107511054) dan Aldo Celvin Gabriel Pelawi
(2107511055)

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat


simpulkan:
1. Dalam ekonomi makro hubungan yang dipelajari adalah hubungan
kausial antara variabel-variabel agregatif. Selain itu ilmu ekonomi
makro juga mempelajari variabel strategis.
2. Pendapatan nasional atau produk nasional adalah istilah yang
menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Indikator yang
digunakan untuk mengukur pendapatan nasional adalah menggunakan
PDB (Produk Domestik Bruto) dan menggunakan PNB (Produk
Nasional Bruto).
3. Dalam menghitung pendapatan nasional dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
4. Terdapat 3 sektor aliran pendapatan keseimbangan dalam
perekonomian yaitu siklus aliran perekonomian dua setor, siklus aliran
perekonomia tiga sektor, dan siklus aliran perekonomian empat sektor.
3.2 Saran
1. Penulis berharap semoga kedepanya pemerintah Indonesia cepat
tanggap terhadap pendapatan nasional dinegara kita.
2. Di sarankan pemerintah Indonesia terus menerapkan kebijakan fiskal
yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, Farah. (2020). Analisis Pengaruh Variabel Mikro Dan Makro


Ekonomi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah Pada Bank Bni
Syariah. Diakses pada 5 Maret 2023. Diakses melalui ANALISIS
PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI
TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
BANK BNI SYARIAH SKRIPSI (123dok.com)

Oktaviani, Rina., Novianti, Tanti. Ekonomi Makro. Diakses pada 5 maret 2023.
Diakses melalui MODUL 1 (ut.ac.id)

Annaisabiru, Aulia. (2020). Tiga Metode Penghitungan Pendapatan Nasional|


Ekonomi Kelas. Diakses pada 5 Maret 2023. Diakses melalui Tiga Metode
Penghitungan Pendapatan Nasional | Ekonomi Kelas 11 (ruangguru.com)

Sentosa, Endri. 2020. Ekonomi Makro (Analisis Pendapatan Nasional). Diakses


pada 5 Maret 2023.

Mankiw, N. (2010) Macroeconomics 7th Edition. New York: worth Publishers.

Dornbusch, R.,&Fischer, S. (1977). Makroekonomik edisi keempat. Ciracas,


Jakarta: Erlangga.

Jamli, A. (2001). Teori Ekonomi Makro Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Reksoprayitno, S. (2000). Pengantar Ekonomi Makro Edisi 6. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Samuelson, P. A.. & Nordhaus, W. D. (n.d.). Economics. Boston: McGraw-Hill


Irwin.

17
18

Anda mungkin juga menyukai