Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, nikmat
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Akmalul Rijal, SEI.Selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Makalah ini di susun untuk menyelesaikan tugas yang di berikan Bapak Akmalul Rijal,
SEI. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat saya butuhkan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa Fungsi Konsumsi Agregat?
2. Apa Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Fungsi Konsumsi Agregat
2. Mengetahui Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsumai agregat merujuk pada jumlah total pengeluaran yang dihabiskan oleh
selururh masyarakat dalam suatu negara atau wilayah pada suatu periode waktu
tertentu. Ini mencakup pengeluaran untuk barang dan jasa konsumsi seperti makanan,
pakaian, perumahan, rekreasi, dan banyak lagi.
Konsumsi agregat adalah istilah dalam ekonomi makro yang merujuk pada total
pengeluaran konsumen dalam suatu perekonomian pada suatu periode waktu tertentu,
seperti dalam satu tahun. Konsumsi agregat melibatkan berbagai elemen yang
mencakup belanja individu, rumah tangga, dan organisasi non-profit, serta
menggabungkannya menjadi satu angka untuk menggambarkan sejauh mana
masyarakat menghabiskan pendapatan mereka pada barang dan jasa2.
1
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Depok: prenadamedia), 2008, h. 35
2
Imamudin Yuliadi, Teori Ekonomi Makro Islam, (Depok: PT RajaGrafindo), 2019, h. 267
3
N Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Makassar: Erlangga), 2003, h. 439
3
Private consumption expenditure atau pengeluaran konsumsi meliputi semua
pengeluaran rumah tangga, perseorangan dan lembaga swasta bukan perusahaan yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing. Pembelian barang yang tahan lama dan baru,
seperti misalnya Tv, mobil dan sebagainya selain bangunan rumah, termasuk sebagian
variable ekonomi pengeluaran konsumsi. Pembelian barang-barang yang sudah
dimiliki oleh konsumen yang satu, yaitu konsumen pembeli, diimbangi oleh
penerimaan konsumen penjual, sehingga besarnya neto sebesar nol. Bangunan rumah
tinggal pada umumnya dikategorikan sebagai pengeluaran investasi.
4
Konsumsi agregat juga merupakan bagian penting dalam teori
keseimbangan ekonomi, di mana tingkat konsumsi harus sebanding dengan tingkat
pendapatan nasional agar ekonomi beroprasi dengan baik.
B. Teori Konsumsi
1. Teori konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan anlisis statistic, dan juga membuat
dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi casual.
Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi
marginal (marginal propencity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalaam setiap
tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi
marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan
pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiscal, untuk mempengaruhi
perekonomian seperti yang ditunjukan oleh pengganda kebijakan fiscal muncul
dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propencity to
consume), turun ketika pendapatan naik.
Ketiga Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dalam tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.
Keynes menyatakan pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas
teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap
pengeluaran indvidu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relative tidak
penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis
sebagai
𝐶 = 𝐶 + 𝑐𝑌, 𝐶 > 0,0 < 𝐶 < 1
Keterangan:
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
5
C = kecendurungan mengkonsumsi marginal 4
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi
Keynes:
Variable nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan
hubungan antara pendapaatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang
keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. Pendapatan
yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan
nasional yang terjadi atau current national income, variable pendapatan nasional
dalam fungsi konsumsi Keynes merupakan nasional absolut, yang dapat
dilawankan dengan pendapatan relative, pendapatan permanen dan sebagainya. 5
Sehingga secara garis besar teori konsumsi Keynes menyatakan bahwa,
(besar-kecil) konsumsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan.
4
Ibid, h. 425-426
5
Soediyono Reksoprayitno, Pengantar Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE), 2000, h. 146
6
N Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Makassar: Erlangga), 2003, h. 443
7
Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari, Teori Ekonomi Makro, (Yogyakarta: STIE YKPN), 1998, h. 72
6
mengkonsumsi dari pendapatan sementara sama dengan nol, artinya jika
konsumen menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan
mempengaruhi konsumsi. Jika konsumen menerima pendapatan sementara
yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi.
Besarnya nilai MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika misalnya gaji
seseorang sebesar 50 juta rupiah, maka pendapatan yang digunakan sebagai konsumsi
pasti tidak akan sampai setengah dari pendapatannya. MPC mempunyai tanda positif,
hal itu berarti bertambahnya jumlah pendapatan akan mengakibatkan akan
bertambahanya jumlah konsumsi.
Angka MPC yang lebih kecil daripada satu, menunjukan bahwa tambahan
pendapatan yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi,
namun sebagian dari pendapatan yang mereka peroleh akan disisikan sebagai saving
(S). sedangkan angka MPC lebih besar daripada setengah menunjukan penggunaan
tambahan pendapatan sebagaian besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi.
Sementara sisanya, yaitu MPC yang jumlahnya lebih kecil merupakan tambahan untuk
saving (S). besar kecilnya konsumsi (C) dipengaruhi oleh:
1) Faktor internal
7
a) Besarnya pendapatan
b) Komposisi rumah tangga (jumlah dan usia)
c) Selera
d) Kebiasaan
2) Faktor eksternal
a) Harga barang
b) Lingkungan tempat tinggal
c) Kebijakan pemerintah
d) Budaya masyarakat
e) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
fungsi konsumsi agregat adalah konsep penting dalam ekonomi makro yang
merinci bagaimana tingkat pengeluaran konsumen dalam suatu perekonomian
bergantung pada berbagai factor. Fungsi konsumsi agregat sebagai berikut:8
8
Ibid, h. 273
8
4. Ekspetasi konsumen
Ekspetasi konsumen tentang masa depan juga memainkan peran penting
dalam fungsi konsumsi agregat. Jika konsumen optimist tentang ekonomi, mereka
mungkin lebih cenderung untuk mengkonsumsi lebih banyak. Sebaliknta, ekspetasi
negatif dapat mengurangi konsumsi.
5. Factor eksternal
Fungsi konsumsi agregat dapat dipengaruhi oleh factor eksternal seperti
tingkat suku bunga, kebijakan fiscal, dan factor-faktor lain yang memengaruhi daya
beli konsumen. Tingkat suku bunga yang lebih rendah, misalnya, dapat mendorong
pinjaman dan konsumsi lebih tinggi.
6. Peran dalam siklus ekonomi
Perubahan dalam tingkat konsumsi agregat dapat memengaruhi siklus
ekonomi. Selama periode resesi, konsumsi agregat cenderung menurun karena
konsumen memotong pengeluaran mereka. Sebaliknya, selama periode ekspansi
ekonmi, konsumsi agregat dapat meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi.
7. Perencanaan dan kebijakan
Fungsi konsumsi agregat adalah alat penting bagi pemerintah dan
pengambil kebijakan untuk merencanakan dan mengelola ekonomi. Dengan
memahami factor-faktor yang memengaruhi konsumsi agregat, mereka dapat
merancang kebijakan fiscal dan moneter yang sesuai untuk mencapai tujuan
ekonomi.
D. Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam
9
Ibid
9
bisnis yang bertentangan dengan nilai-nilai islam. Ini berarti bahwa konsumsi
dalam ekonomi islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan moral islam.
2. Pendapatan halal
Konsumsi agregat harus didasarkan pada pendapatan halal yang diperoleh
melalui cara-cara yang bertentangan dengan Syariah, seperti riba atau aktivitas
haram lainnya, dihindari dalam konsumsi.
3. Zakat dan sadaqah
Fungsi konsumsi agregat dalam islam mencakup pada zakat, yang
merupakan kewajiban agama bagi individu muslim untuk memberikan sebagian
pendapatan mereka kepada yang membutuhkan. Sadaqah (sumbangan suakela)
juga merupakan bagian dari konsumsi islam yang berorientasi sosial dan
kemanusiaan.
4. Keseimbangan dalam konsumsi
Islam mendorong umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi.
Keborosan dan pemborosan dihindari, sementara kesederhanaan dan hemat
dianjurksn. Kondrp “israf” (pemborosan) dilarang dalam islam.
5. Keadilan sosial
Konsumsi agregat dalam ekonomi islam diarahkan untuk menciptakan
keadilan sosial. Ini berarti bahwa konsumsi tidak bolej menciptakan kesenjangan
sosial yang besar, dan konsumsi yang berlebihan oleh segelintir individua tau
kelompok harus dihindari.
6. Pentingnya investasi
Dalam ekonomi islam, konsumsi tidak hanya tentang pengeluaran saat ini,
tetapi juga mengenai investasi dalam kegiatan produktif yang dapat memberikan
manfaat jangka Panjang bagi masyarakat. Investasi dalam sektor riil, pertanian, dan
bisnis yang halal dianjurkan.
7. Peran pemerintah dan regulasi
Pemerintah dalam ekonomi islam memiliki peran dalam pengatur konsumsi
aga sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Ini termasuk mengawasi prantik-praktik
bisnis yang tidak etis, memastikan keadilan dala distribusi kekayaan, dan
memberlakukan peraturan terkait zakat.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
6. Pentingnya investasi
7. Peran pemerintah dan regulasi
B. Saran
Makalah ini hanya mencakup beberapa inti saja, maka dari itu kami sebagai
pemakalah merekomendasikan kepada pembaca untuk mencari referensi dari
jurnal, buku atau berita yang up to date. Kami selaku pemakalah meminta maaf
apabila banyak kekurangan dalam makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari. 1998. Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta: STIE YKPN.
14