Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

(Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam)

“FUNGSI KONSUMSI AGREGAT DAN FUNGSI AGREGAT DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu:

Akmalul Rijal, SEI.

Disusun Oleh:

Achmad Syifa’ul Fuady (142210003)

Asyrof Misbahul Maruf (142210010)

Saniatus Salamah Kaaffah (142210024)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, nikmat
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Akmalul Rijal, SEI.Selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Makalah ini di susun untuk menyelesaikan tugas yang di berikan Bapak Akmalul Rijal,
SEI. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat saya butuhkan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Lamongan, 15 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian Konsumsi Agregat ................................................................ 3


B. Teori Konsumsi ..................................................................................... 5
C. Fungsi Konsumsi Agregat ...................................................................... 7
D. Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam .................................................. 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi merupakan kegiatan ekonomi yang penting, bahkan terkadang dianggap


paling penting. Dalam ekonomi konvensional, perilaku konsumsi bukan tanpa nilai tetapi
dikonstruk dan dituntun oleh dua nilai dasar, yaitu rasionalisme dan utilitarianisme.
Rasionalisme ekonomi mengandung makna bahwa setiap konsumen berkonsumsi sesuai
dengan sifatnya sebagai homo economicus, yaitu konsumen bertindak untuk memenuhi
kepentingan sendiri (self interset), dimana kalkulasi yang tepat dari setiap perilaku
ekonomi untuk meraih kesuksesan selalu diukur dengan capaian materialistis. Oleh
karenanya, rasionalisme bermakna sebuah usaha pemenuhan kepentingan diri yang selalu
diukur dengan berapa banyak uang atau bentuk kekayaan lain yang diperoleh. Dibanyakan
negara pengeluaran konsumsi sekitar 50-75% dari produk domestic Bruto (PDB) sehingga
konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan
ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya dimana konsumsi individu berbanding lurus
dengan pendapatannya. Di Indonesia, konsumsi juga memiliki peran yang sangat dominan
dalam perekonomian dimana konstribusi konsumsi terhadap perekonomian Indonesia
sangat besar dalam dominan yaitu antara 57,7% sampai dengan 73,9% dari produk
domestikbruto (PDB). Fluktuasi besaran konsumsi terjadi selama kurun waktu 1999-2008.
Pada tahun 2001 konstribusi konsumsi mengalami penurunan cukup signifika yaitu sebesar
16,2% dari PDB, tetapi pada tahun berikutnyaterus mengalami kecendurungan
peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia dimana kebutuhan
masyarakat atas barang dan jasa juga menunjukkan peningkatan. Pada tahuun 20008
konsumsi masayarakat Indonesia telah mencapai Rp. 3.019.459,4 milyar dan pada kurun
waktu 1999-2008 telah terjadi kenaikkan nilai konsumsi masyarakt mendekati 400%.
Konsumsi rumah tangga dalam perekonomian terjadi karena adanya pendapatan yang
diperoleh rumah tangga yang berasal darii penggunaan faktro-faktor produksi yang
dimilikinya. Keputusan konsumsi sangat penting untuk analisi jangka-panjang karena
perannya dalam pertumbuhan ekonomi dan menentukan permintaan agregat. Konsumsi
adalaj dua-pertiga daro GDP, sehingga fluktuasi dalam konsumsi adalah elemen penting
dan booming dan resesi ekonomi.

B. Rumusan masalah
1. Apa Fungsi Konsumsi Agregat?
2. Apa Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Fungsi Konsumsi Agregat
2. Mengetahui Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsumsi Agregat

Konsumai agregat merujuk pada jumlah total pengeluaran yang dihabiskan oleh
selururh masyarakat dalam suatu negara atau wilayah pada suatu periode waktu
tertentu. Ini mencakup pengeluaran untuk barang dan jasa konsumsi seperti makanan,
pakaian, perumahan, rekreasi, dan banyak lagi.

Konsumsi agregat adalah salah satu komponen penting dalam pengukuran


produk domestic bruto (PDB) suatu negara, yang merupakan nilai total semua barang
dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu. Konsumsi agregat dapat
dipengaruhi oleh factor-faktor seperti pendapatan individu, tingkat suku bunga, inflasi,
dan kebijakan pemerintah. 1

Konsumsi agregat adalah istilah dalam ekonomi makro yang merujuk pada total
pengeluaran konsumen dalam suatu perekonomian pada suatu periode waktu tertentu,
seperti dalam satu tahun. Konsumsi agregat melibatkan berbagai elemen yang
mencakup belanja individu, rumah tangga, dan organisasi non-profit, serta
menggabungkannya menjadi satu angka untuk menggambarkan sejauh mana
masyarakat menghabiskan pendapatan mereka pada barang dan jasa2.

Konsumsi adalah suatu tindakan manusia untuk mengurangi atau


menghabiskan kegunaan suatu barang atau benda. Konsumsi terdapat dalam cakupan
makro dan mikro ekonomi, dalam cakupan makro ekonomi yang terjadi disebut dengan
konsumsi nasional, yang berfungsi menghubungkan antara laju pengeluaran dengan
laju pendapatan nasional. Namun tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak selalu
berarti tambahan pendapatan. Karena tidak semua pendapatan yang ada digunakan
untuk konsumsi saja namun sebagian lagi digunakan untuk tujuan investasi3.

1
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Depok: prenadamedia), 2008, h. 35
2
Imamudin Yuliadi, Teori Ekonomi Makro Islam, (Depok: PT RajaGrafindo), 2019, h. 267
3
N Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Makassar: Erlangga), 2003, h. 439

3
Private consumption expenditure atau pengeluaran konsumsi meliputi semua
pengeluaran rumah tangga, perseorangan dan lembaga swasta bukan perusahaan yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing. Pembelian barang yang tahan lama dan baru,
seperti misalnya Tv, mobil dan sebagainya selain bangunan rumah, termasuk sebagian
variable ekonomi pengeluaran konsumsi. Pembelian barang-barang yang sudah
dimiliki oleh konsumen yang satu, yaitu konsumen pembeli, diimbangi oleh
penerimaan konsumen penjual, sehingga besarnya neto sebesar nol. Bangunan rumah
tinggal pada umumnya dikategorikan sebagai pengeluaran investasi.

Berikut beberapa poin penting dalam konsumsi agregat:

1. Pentingnya konsumsi agregat


Konsumsi agregat adalah salah satu komponen penting dalam perhitungan
produk domestic bruto (PDB) suatu negara. Hal ini mencerminkan sejauh mana
masyarakat menghabiskan pendapatan mereka, dan oleh karena itu, memiliki
dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.
2. Komponen konsumsi agregat
Konsumsi agregat terdiri dari beberapa komponen, termasuk konsumsi
rumah tangga (pribadi), konsumsi pemerintah, dan konsumsi organisasi non-profit.
Namun, yang paling dominan adalah konsumsi rumah tangga.
3. Determinan konsumsi agregat
Factor-faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi aggregate termasuk
pendapatan masyarakat, ekspetasi konsumen, tingkat suku bunga, dan factor-faktor
lain yang memengaruhi keputusan konsumsi individu.
4. Pengaruh terhadap ekonomi
Tingkat konsumsi agregat yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi, sementara tingkat yang rendah dapat menghambatnya. Oleh karenaa itu,
perubahan dalam konsumsi agregat memiliki efek domino pada elemen lain dalam
ekonomi, seperti investasi, produksi, dan ketenagakerjaan.
5. Keseimbangan ekonomi

4
Konsumsi agregat juga merupakan bagian penting dalam teori
keseimbangan ekonomi, di mana tingkat konsumsi harus sebanding dengan tingkat
pendapatan nasional agar ekonomi beroprasi dengan baik.

B. Teori Konsumsi
1. Teori konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan anlisis statistic, dan juga membuat
dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi casual.
Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi
marginal (marginal propencity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalaam setiap
tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi
marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan
pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiscal, untuk mempengaruhi
perekonomian seperti yang ditunjukan oleh pengganda kebijakan fiscal muncul
dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propencity to
consume), turun ketika pendapatan naik.
Ketiga Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dalam tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.
Keynes menyatakan pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas
teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap
pengeluaran indvidu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relative tidak
penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis
sebagai
𝐶 = 𝐶 + 𝑐𝑌, 𝐶 > 0,0 < 𝐶 < 1
Keterangan:
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta

5
C = kecendurungan mengkonsumsi marginal 4
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi
Keynes:
Variable nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan
hubungan antara pendapaatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang
keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. Pendapatan
yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan
nasional yang terjadi atau current national income, variable pendapatan nasional
dalam fungsi konsumsi Keynes merupakan nasional absolut, yang dapat
dilawankan dengan pendapatan relative, pendapatan permanen dan sebagainya. 5
Sehingga secara garis besar teori konsumsi Keynes menyatakan bahwa,
(besar-kecil) konsumsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan.

2. Teori konsumsi Milton Friedman

Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi


2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara
(transitory income) dengan definisi sebagai berikut:

a. Pendapatan permanen ialah pendapatan yang orang harapkan untuk


terus bertahan di masa depan. 6
b. Pendapatan sementara ialah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan
sebelumnya.7

Selain itu, Friedman juga membagi pengeluaran konsumsi menjadi 2 yaitu:

a. Pengeluaran konsumsi permanen (konsumsi yang direncanakan)


b. Pengeluaran konsumsi sementara (konsumsi yang tidak direncanakan)

Friedman beranggapan bahwa tidak terdapat koleksi antara pendapatan/


konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Kecendurungan

4
Ibid, h. 425-426
5
Soediyono Reksoprayitno, Pengantar Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE), 2000, h. 146
6
N Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Makassar: Erlangga), 2003, h. 443
7
Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari, Teori Ekonomi Makro, (Yogyakarta: STIE YKPN), 1998, h. 72

6
mengkonsumsi dari pendapatan sementara sama dengan nol, artinya jika
konsumen menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan
mempengaruhi konsumsi. Jika konsumen menerima pendapatan sementara
yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi.

C. Fungsi Konsumsi Agregat


Fungsi konsumsi menunjukan hubungan antara tingkat konsumsi dengan tingkat
pendapatan. Fungsi konsumsi pada pemerintah dibedakan menjadi dua macam
pengeluaran konsumsi, yaitu yang pertama pengeluaran konsumsi rumah tangga yang
dalam literatur ekonomi diberi symbol C (Consumption expenditure), dan yang kedua
pengeluaran konsumsi pemerintah yang diberi symbol G (Government expenditure).
Pada umumnya, fungsi konsumsi yang berbentuk garis lurus mempunyai persamaan:
C = a + by
Dalam makro ekonomi a berarti besarnya konsumsi pada pendapatan nasional
sebesar nol, sedangkan b berati besarnya marginal propencity to consume (MPC), MPC
adalah angka perbandingan antara besarnya konsumsi dengan besarnya perubahan
pendapatan nasional yang menyebabakan adanya perubahan konsumsi. Dalam bentuk
persamaan adalah sebagai berikut:
∆𝐶
𝑀𝑃𝐶 = ∆𝑌

Besarnya nilai MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika misalnya gaji
seseorang sebesar 50 juta rupiah, maka pendapatan yang digunakan sebagai konsumsi
pasti tidak akan sampai setengah dari pendapatannya. MPC mempunyai tanda positif,
hal itu berarti bertambahnya jumlah pendapatan akan mengakibatkan akan
bertambahanya jumlah konsumsi.
Angka MPC yang lebih kecil daripada satu, menunjukan bahwa tambahan
pendapatan yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi,
namun sebagian dari pendapatan yang mereka peroleh akan disisikan sebagai saving
(S). sedangkan angka MPC lebih besar daripada setengah menunjukan penggunaan
tambahan pendapatan sebagaian besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi.
Sementara sisanya, yaitu MPC yang jumlahnya lebih kecil merupakan tambahan untuk
saving (S). besar kecilnya konsumsi (C) dipengaruhi oleh:
1) Faktor internal
7
a) Besarnya pendapatan
b) Komposisi rumah tangga (jumlah dan usia)
c) Selera
d) Kebiasaan
2) Faktor eksternal
a) Harga barang
b) Lingkungan tempat tinggal
c) Kebijakan pemerintah
d) Budaya masyarakat
e) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

fungsi konsumsi agregat adalah konsep penting dalam ekonomi makro yang
merinci bagaimana tingkat pengeluaran konsumen dalam suatu perekonomian
bergantung pada berbagai factor. Fungsi konsumsi agregat sebagai berikut:8

1. Konsumsi sebagai fungsi pendapatan


Fungsi konsumsi agregat menunjukkan bahwa tingkat konsumsi dalam
suatu perekonomian dipenagruhi oleh tingkat perndapatan rumah tangga. Ini dapat
diungkapkan dalam rumus sederhana sebagai C = f(Y), di mana C adalah Konsumsi
agregat, Y adalah pendapatan nasional, dan f adalah fungsi konsumsi yang
menentukan hubungan antara keduanya.
2. Kemiringan marginal fungsi konsumsi
Fungsi konsumsi agregat juga mencakup konsep kemiringan marginal
konsumsi (MPC). MPC adalah presentase perubahan dalam konsumsi yang terjadi
sebagai respons terhadap perubhan pendapatan. Dalam kebanykan kasusm MPC
positif, yang berarti ketika pendapatan meningkat, konsumsi juga meningkat, tetapi
dalam proporsi yang lebih kecil
3. Pendapatan disposable
Fungsi konsumsi agregat mengasumsikan bahwa konsumen membuat
keputusan berdasarkan pendapatan yang tersedia setelah pajak dan transfer
pemerintah. Pendapatan yang tersedia ini disebut sebagai pendapatan disposable.

8
Ibid, h. 273

8
4. Ekspetasi konsumen
Ekspetasi konsumen tentang masa depan juga memainkan peran penting
dalam fungsi konsumsi agregat. Jika konsumen optimist tentang ekonomi, mereka
mungkin lebih cenderung untuk mengkonsumsi lebih banyak. Sebaliknta, ekspetasi
negatif dapat mengurangi konsumsi.
5. Factor eksternal
Fungsi konsumsi agregat dapat dipengaruhi oleh factor eksternal seperti
tingkat suku bunga, kebijakan fiscal, dan factor-faktor lain yang memengaruhi daya
beli konsumen. Tingkat suku bunga yang lebih rendah, misalnya, dapat mendorong
pinjaman dan konsumsi lebih tinggi.
6. Peran dalam siklus ekonomi
Perubahan dalam tingkat konsumsi agregat dapat memengaruhi siklus
ekonomi. Selama periode resesi, konsumsi agregat cenderung menurun karena
konsumen memotong pengeluaran mereka. Sebaliknya, selama periode ekspansi
ekonmi, konsumsi agregat dapat meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi.
7. Perencanaan dan kebijakan
Fungsi konsumsi agregat adalah alat penting bagi pemerintah dan
pengambil kebijakan untuk merencanakan dan mengelola ekonomi. Dengan
memahami factor-faktor yang memengaruhi konsumsi agregat, mereka dapat
merancang kebijakan fiscal dan moneter yang sesuai untuk mencapai tujuan
ekonomi.
D. Fungsi Konsumsi Agregat dalam Islam

Dalam perspektif ekonomi islam, fungsi konsumsi agrega memiliki beberapa


prinsip dan asas yang berbeda dibandingkan dengan konsep konsumsi agregat dalam
ekonomi konvensional. Berikut fungs konsmsi agregat dalam islam:9

1. Prinsip kepatuhan Syariah


Fungsi konsumsi agregat dalam islam harus mematuhi prinsip-prinsip
Syariah, seperti larangan riba (bunga), spekulasi, perjuadian, dan investasi dalam

9
Ibid

9
bisnis yang bertentangan dengan nilai-nilai islam. Ini berarti bahwa konsumsi
dalam ekonomi islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan moral islam.
2. Pendapatan halal
Konsumsi agregat harus didasarkan pada pendapatan halal yang diperoleh
melalui cara-cara yang bertentangan dengan Syariah, seperti riba atau aktivitas
haram lainnya, dihindari dalam konsumsi.
3. Zakat dan sadaqah
Fungsi konsumsi agregat dalam islam mencakup pada zakat, yang
merupakan kewajiban agama bagi individu muslim untuk memberikan sebagian
pendapatan mereka kepada yang membutuhkan. Sadaqah (sumbangan suakela)
juga merupakan bagian dari konsumsi islam yang berorientasi sosial dan
kemanusiaan.
4. Keseimbangan dalam konsumsi
Islam mendorong umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi.
Keborosan dan pemborosan dihindari, sementara kesederhanaan dan hemat
dianjurksn. Kondrp “israf” (pemborosan) dilarang dalam islam.
5. Keadilan sosial
Konsumsi agregat dalam ekonomi islam diarahkan untuk menciptakan
keadilan sosial. Ini berarti bahwa konsumsi tidak bolej menciptakan kesenjangan
sosial yang besar, dan konsumsi yang berlebihan oleh segelintir individua tau
kelompok harus dihindari.
6. Pentingnya investasi
Dalam ekonomi islam, konsumsi tidak hanya tentang pengeluaran saat ini,
tetapi juga mengenai investasi dalam kegiatan produktif yang dapat memberikan
manfaat jangka Panjang bagi masyarakat. Investasi dalam sektor riil, pertanian, dan
bisnis yang halal dianjurkan.
7. Peran pemerintah dan regulasi
Pemerintah dalam ekonomi islam memiliki peran dalam pengatur konsumsi
aga sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Ini termasuk mengawasi prantik-praktik
bisnis yang tidak etis, memastikan keadilan dala distribusi kekayaan, dan
memberlakukan peraturan terkait zakat.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsumsi agregat adalah istilah dalam ekonomi makro yang merujuk


pada total pengeluaran konsumen dalam suatu perekonomian pada suatu periode
waktu tertentu, seperti dalam satu tahun. Konsumsi agregat melibatkan berbagai
elemen yang mencakup belanja individu, rumah tangga, dan organisasi non-
profit, serta menggabungkannya menjadi satu angka untuk menggambarkan
sejauh mana masyarakat menghabiskan pendapatan mereka pada barang dan jasa

fungsi konsumsi agregat adalah konsep penting dalam ekonomi makro


yang merinci bagaimana tingkat pengeluaran konsumen dalam suatu
perekonomian bergantung pada berbagai factor. Fungsi konsumsi agregat
sebagai berikut

1. Konsumsi sebagai fungsi pendapatan


2. Kemiringan marginal fungsi konsumsi
3. Pendapatan disposable
4. Ekspetasi konsumen
5. Factor eksternal
6. Peran dalam siklus ekonomi
7. Perencanaan dan kebijakan

Dalam perspektif ekonomi islam, fungsi konsumsi agrega memiliki


beberapa prinsip dan asas yang berbeda dibandingkan dengan konsep konsumsi
agregat dalam ekonomi konvensional. Berikut fungs konsmsi agregat dalam
islam

1. Prinsip kepatuhan Syariah


2. Pendapatan halal
3. Zakat dan sadaqah
4. Keseimbangan dalam konsumsi
5. Keadilan sosial

12
6. Pentingnya investasi
7. Peran pemerintah dan regulasi

B. Saran
Makalah ini hanya mencakup beberapa inti saja, maka dari itu kami sebagai
pemakalah merekomendasikan kepada pembaca untuk mencari referensi dari
jurnal, buku atau berita yang up to date. Kami selaku pemakalah meminta maaf
apabila banyak kekurangan dalam makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Huda. 2008. Ekonomi Makro Islam. Depok: prenadamedia.

Imamudin Yuliadi. 2019. Teori Ekonomi Makro Islam. Depok: PT RajaGrafindo

N Gregory Mankiw. 2003. Pengantar Ekonomi. Makassar: Erlangga.

Soediyono Reksoprayitno. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari. 1998. Teori Ekonomi Makro. Yogyakarta: STIE YKPN.

14

Anda mungkin juga menyukai