Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EKONOMI MAKRO 1

MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro 1

DOSEN PENGAMPU : Dr. Nafik Umurul Hadi, S.E, M.Si

Disusun oleh :

1. Ansyari Rudianto (19187203001)

2. Mayke Zelin D.R (19187203043)

3. Aprilia Wulan Andini (19187203083)

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI 5A

UNIVERSITAS BHINEKA PGRI TULUNGAGUNG

Jl. Mayor Sujadi Timur Nomor. 7 Plosokandang Tulungagung Telp./fax : (0355)


321426 Kode Pos 662
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan,
serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang besar-besarnya kepada bapak Dr. Nafik Umurul Hadi,
S.E, M.Si. selaku dosen Ekonomi Makro 1 atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang
telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Tulungagung, 5 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2

BAB I............................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN........................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang........................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................4

C. Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................................................... 4

BAB II..............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 5

A. Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian.............................................................. 5

B. Pengukuran Produk Domestik Bruto.......................................................................................6

C. Komponen - Komponen Produk Domestik Bruto ( PDB )....................................................10

D. Komponen PDB Sejumlah Negara Asia............................................................................... 13

E. PDB Riil Versus PDB Nominal.............................................................................................13

F. PDB Dan Kesehatan Perekonomian...................................................................................... 16

G. Perbedaan Internasional Dalam Hal PDB Dan Kualitas Hidup............................................ 17

BAB III.......................................................................................................................................... 19

PENUTUP......................................................................................................................................19

A. Kesimpulan............................................................................................................................19

B. Saran...................................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan.Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak
dalam rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.Struktur pasar dan ekonomi
makro yang terkait dengan korporasi, produktivitas, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia
menjadi salah satu permasalahan yang menarik perhatian banyak pengamat ekonomi.
Karena kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh besar, perubahan kondisi
perekonomian dilaporkan secara meluas oleh media statistik tersebut kemungkinan mengukur
pendapatan total semua orang dalam perekonomian (Gross Domestik Products-GDP atau Produk
Domestik Bruto –PDB),tingkat kenaikan harga rata rata (inflasi),presentase tenaga kerja yang
kehilangan pekerjaan (pengangguran)semua staatistik ini tidak memberikan informasi kepada kita
tentang rumah tangga atau perusahaan tertentu ,tetapi tentang perekonomian secara keseluruhan .
Berbagai persoalan yang terjadi merupakan efek domino dari persoalan yang ada
sebelumnya. Hubungan dari ketiganya ini adalah, dengan adanya korporasi yang terjalin antara
Indonesia dengan negara-negara lainnya, diharapkan akan berimbas ke peningkatan produktivitas
nasional. Dengan meningkatnya produktivitas nasional, akan seiring sejalan dengan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Pada materi ini ,kami membahas sejumlah data yang digunakan oleh para ekonom dan
pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian secara keseluruhan, data ini
mencerminkan perubahan perekonomian yang coba dijelaskan oleh para ahli ilmu ekonomi.
Materi ini mengkaji PDB yang mengukur pendapatan total sebuah negara, PDB merupakan
statistik yang paling banyak dipantau karea dipandang sebagai satu satunya ukuran paling tepat
tentang kesehatan perekonomian suatu masyarakat.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengukur pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian?
2. Bagaimana cara mengukur Produk Domestik Bruto (PDB)?
3. Apa saja komponen - komponen Produk Domestik Bruto (PDB)?
4. Bagaimana komponen PDB sejumlah negara Asia?
5. Bagaimana penjelasan tentang PDB Riil dan PDB Nominal?
6. Bagaimana hubungan antara PDB dan Kesehatan Perekonomian?
7. Bagaimana perbedaan Internasional dalam hal PDB dan Kualitas hidup?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk mengetahui cara mengukur pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian.
2. Untuk mengetahuimengukur Produk Domestik Bruto (PDB).
3. Untuk mengetahui komponen - komponen Produk Domestik Bruto (PDB).
4. Untuk mengetahui komponen PDB sejumlah negara Asia.
5. Untuk mengetahui penjelasan tentang PDB Riil dan PDB Nominal.
6. Untuk mengetahui hubungan antara PDB dan Kesehatan Perekonomian.
7. Untuk mengetahui perbedaan Internasional dalam hal PDB dan Kualitas hidup.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendapatan Dan Pengeluaran Dalam Perekonomian.


Jika harus menilai bagaimana keadaan ekonomi seseorang, maka lihatlah
pendapatannya. Seseorang yang berpendapatan tinggi, biasanya mereka menikmati hidup
dengan fasilitas yang serba mewah.

Logika yang sama berlaku untuk keseluruhan perekonomian suatu negara. Ketika
menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk, maka yang dilihat
adalah total pendapatan yang diperoleh semua orang dalam perekonomian. Inilah tugas
dari PDB (produk domestik bruto).

PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan, yaitu total pendapatan semua orang
dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa dari
hasil perekonomian.alasan PDB dapat mengukur pendapatan total dan pengeluaran secara
bersamaan adalah kedua hal ini padsa dasarnya sama saja. Untuk perekonomian secara
keseluruhan, pendapatam total harus sama dengan pengeluaran total.

Pendapatan perekonomian sama dengan pengeluarannya karena setiap transaksi


melibatkan dua pihak: pembeli dan penjual. Setiap rupiah yang dibelanjakan oleh
pembeli adalah pendapatan bagi penjual. Misalnya, Andi membayar Budi sebesar Rp
10.000; untuk sepiring nasi, maka Budi adalah penjual dan Andi adalah pembelinya. Budi
memperoleh Rp 10.000; dan Andi mengeluarkan Rp 10.000;.

Jadi, transaksi tersebut memberi kontribusi yang sama terhadap pendapatan


perekonomian dan pengeluarannya. PDB meningkat sebesar Rp 10.000; baik ketika
diukur sebagai total pendapatan maupun pengeluaran.

Cara lain untuk melihat kesetaraan pendapatan dan pengeluaran adalah melalui
diagram arus lingkar pada Figur 1. Diagram ini menjelaskan semua transaksi antara
rumah tangga dan perusahaan dalam sebuah perekonomian sederhana.

5
Dalam perekonomian ini, rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan,
berarti pengeluaran ini mengalir melalui pasar barang dan jasa. Perusahaan kemudian
menggunakan uang yang mereka terima dari penjualannya untuk membayar upah pekerja,
sewa tanah dan sisanya menjadi keuntungan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, pendapatan ini mengalir melalui pasar faktor produksi. Jadi,
uang mengalir dari rumah tangga ke perusahaan dan kemudian kembali ke rumah tangga.

B. Pengukuran Produk Domestik Bruto.


Setelah membahas pengertian umum Produk Domestik Bruto (PDB) selanjutnya
akan dibahas mengenai Pengukuran statistik secara lebih terperinci. Berikut adalah
definisi Produk Domestik Bruto (PDB) :

 Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang
diproduksi di suatu negara pada periode tertentu. definisi ini mungkin terlihat cukup
sederhana namun sebenarnya banyak persoalan rumit yang muncul dalam
perhitungan PDB suatu perekonomian. oleh karena itu Mari kita kaji setiap frase
dalam definisi ini secara seksama.

6
 PDB adalah nilai pasar.

Mungkin pernah terdengar ungkapan " kita tidak bisa membandingkan


apel dengan jeruk ". Namun, itulah yang dilakukan oleh PDB. PDB
menjumlahkan berbagai jenis produk. menjadi satu ukuran nilai kegiatan ekonomi.
Untuk melakukan hal ini, PDB menggunakan harga pasar. Karena mengukur
jumlah yang bersedia dibayarkan oleh orang untuk membeli berbagai barang,
harga pasar mencerminkan nilai barang-barang tersebut. Jika harga sebuah apel
dua kali lebih mahal daripada harga jeruk maka sebuah apel berkontribusi
terhadap PDB dua kali lebih besar daripada sebuah jeruk.

 Dari Semua,

PDB dibuat agar komprehensif. PDB mencakup seluruh barang yang


diproduksi dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasar. PDB tidak hanya
mengukur nilai pasar apel dan jeruk, tetapi juga buah pir dan anggur, buku dan
film, model rambut dan layanan kesehatan, dan sebagainya.

PDB juga mencakup nilai pasar jasa perumahan yang disediakan oleh stop
Perusahaan dalam perekonomian. Untuk sewa rumah,nilainya dapat dihitung
dengan mudah-harga sewa sama dengan pengeluaran penyewa dan pendapatan
pemilik rumah. Namun, banyak orang memiliki sendiri rumah yang mereka huni
sehingga tidak membayar sewa. Pemerintah memasukkan Perumahan milik
sendiri ini dalam PDB dengan mengestimasi nilai sewanya. Artinya, PDB dibuat
berdasarkan asumsi bahwa pemilik rumah. Pada dasarnya, membayar sewa
kepada dirinya sendiri, sehingga biaya sewa tersebut termasuk baik ke dalam
pengeluaran maupun pendapatan.

Namun, ada sebagian produk yang tidak dimasukkan ke dalam PDB


karena sulit diukur. PDB tidak memasukkan sebagian besar barang yang
diproduksi dan dijual secara tidak sah, misalnya obat-obatan terlarang. PDB juga
tidak memasukkan sebagian besar barang yang diproduksi dan dikonsumsi di
rumah sehingga tidak pernah memasuki pasar. Sayuran yang dibeli di Minimarket

7
adalah bagian dari PDB, sedangkan sayuran yang ditanam sendiri di rumah bukan
bagian dari PDB.

Pengecualian beberapa barang dari PDB terkadang dapat memberikan


hasil yang bertolak belakang. Contohnya adalah apabila Ms. Tan membayar Mr.
Lee untuk memotong rumput di halaman, transaksi itu termasuk ke dalam PDB,
jika Ms. Tan akan menikah dengan Mr. Lee maka situasinya pun berubah.
Meskipun Mr. Lee tetap memotong rumput di halaman rumah Ms. Tan, nilai jasa
pemotongan rumput itu kini di kecualikan dari PDB karena jasa Mr. Lee tidak lagi
di jual di pasar. Dengan demikian, PDB mengalami penurunan.

 Akhir,

Apabila International paper memproduksi kertas yang kemudian


digunakan oleh Hallmark untuk membuat kartu ucapan maka kertas itu disebut
barang antara dan kartu ucapan itu disebut barang jadi. PDB hanya memasukkan
nilai barang jadi. Alasannya adalah nilai barang antara sudah termasuk kedalam
harga barang jadi. Menambahkan nilai pasar kertas ke dalam nilai pasar kartu
ucapan berarti perhitungan ganda. Artinya, nilai kertas akan dihitung (secara tidak
tepat) sebanyak 2 kali.

Pengecualian penting untuk prinsip ini ini timbul apabila suatu barang
antara diproduksi, bukan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam persediaan
barang perusahaan untuk digunakan atau dijual kemudian hari. Dalam kasus ini,
perang antara tersebut untuk sementara dianggap barang “jadi” , dan nilainya
sebagai investasi persediaan dimasukkan ke dalam PDB. Apabila persediaan
barang antara digunakan atau dijual pada kemudian hari maka investasi
persediaan perusahaan dan itu menjadi nol dan PDB pada periode tersebut
berkurang sesuai jumlah barang antara yang digunakan atau dijual tersebut.

 Barang dan Jasa

PDB mencakup, baik barang berwujud (makanan, pakaian, mobil)maupun


jasa tidak berwujud ( pangkas rambut, memebersihkan rumah, dan kunjungan

8
dokter). Ketika membeli CD band favorite anda, anda membeli barang dan harga
harga pembelian CD tersebut termasuk ke dalam PDB. Ketika anda membayar
tiket konser Band yang sama, anda membeli jasa dan harga tiket itu juga termasuk
ke dalam PDB.

 Yang Diproduksi

PDB mencakup barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB tidak
termasuk transaksi yang melibatkan barang barang yang diproduksi pada masa
lalu. Ketika Toyota memproduksi dan menjual sebuah mobil baru,nilai mobil itu
dimasukkan ke dalam PDB. Apabila seseorang menjual mobil bekas kepada orang
lain,nilai mobil bekas itu tidak dimasukkan ke dalam PDB.

 Dalam suatu Negara

PDB mengukur nilai produksi di dalam batas - batas wilayah geografis


suatu negara. Apabila seorang warga Malaysia bekerja untuk sementara waktu di
Indonesia, produksi yang dihasilkan menjadi bagian dari PDB Indonesia. Apabila
seorang warga Singapura memiliki sebuah pabrik di Filipina, produksi pabriknya
bukan merupakan bagian dari PDB Singapura. Dengan demikian barang-barang
dimasukkan ke dalam PDB suatu negara jika diproduksi secara domestik tanpa
memandang kewarganegaraan produsennya.

 Pada suatu Periode

PDB mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu


tertentu. Rentang waktu tersebut biasanya selama 1 tahun atau satu triwulan ( 3
bulan ). PDB mengukur arus pendapatan dan pengeluaran perekonomian selama
rentang waktu tersebut.

Ketika melaporkan PDB untuk satu triwulan,pemerintah biasanya


menyajikan PDB “pada tingkat tahunan”. Ini berarti bahwa angka PDB triwulan
yang dilaporkan adalah pendapatan total dan pengeluaran selama satu triwulan
dikali 4. Pemerintah menggunakan Konvensi ini agar angka PDB triwulanan dan
tahunan dapat dibandingkan dengan mudah.

9
Selain itu, ketika melaporkan PDB triwulanan,pemerintah menyajikan
data yang telah dimodifikasi melalui suatu prosedur statistik yang disebut sebagai
penyesuaian musiman. Data yang belum disesuaikan memperlihatkan dengan
jelas bahwa perekonomian memproduksi lebih banyak barang dan jasa selama
waktu tertentu pada tahun berjalan daripada waktu lainnya. (Seperti dapat anda
duga, musim belanja hari raya Imlek di sebagian negara Asia merupakan titik
puncak). Ketika memonitor kondisi perekonomian,para ekonom dan pembuat
kebijakan sering ingin melihat lebih dari sekedar perubahan musiman rutin ini.
Oleh karena itu, Badan Statistik negara menyesuaikan data triwulanan dengan
siklus musiman.data PDB Yang dilaporkan oleh berita biasanya adalah data yang
telah disesuaikan.

Mari kita lihat kembali definisi PDB

 Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi
yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu.

Jelas bahwa PDB merupakan pengukuran yang canggih terhadap nilai kegiatan
ekonomi. Dalam perkuliahan ekonomi makro tingkat lanjut, anda akan mempelajari
seluk-beluk perhitungan PDB secara lebih mendalam. Namun, sekarang pun anda dapat
melihat bahwa masing-masing frase dalam definisi PDB syarat terhadap makna.

C. Komponen - Komponen Produk Domestik Bruto ( PDB ).


Pembelanjaan dalam perekonomia bervariasi bentuknya. Saat ini keluarga Lee
mungkin tengah bersantap siang di sebuah restoran sushi;Hyundai mungkin sedang
membangun sebuah pabrik mobil. Angkatan laut AS mungkin sedang membeli sebuah
kapal selam dan AIR ASIA mungkin sedang membeli sebuah pesawat terbang dari
Boeing. PDB memasukkan semua bentuk pembelajaran ini ke dalam barang dan jasa
yang di produksi secara domestik.

Untuk memahami bagaimana ekonomi memanfaatkan sumber daya langka, para


ekonom sering tertarik untuk mempelajari komposiisi PDB dari berbagai jenis
pembelanjaan. Untuk melakukannya, PDB (yang dilambangkan dengan Y) dibagi

10
menjadi empat komponen , yaitu konsumsi (C), Belanja pemerintah(G), dan Ekspor
neto(NX):

Y=C+I+G+NX

Persamaan ini merupakan persamaan identitas-persamaan yang kebenaranya


ditentukan oleh definisi variabel variabel di dalamnya. Dalam kasus ini karena setiap unit
pengeluaran yang dimasukkan ke dalam PDB merupakan satu dari empat komponen PDB
maka jumlah keempat komponen tersebut harus sama dengan PDB. Mari kita pelajari
masing masing keempat komponen tersebut secara lebih mendalam.

1. Konsumsi

Konsumsi (comsumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk


barang dan jasa. ”Barang” meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang
awet, seperti mobil dan alat rumah tangga dan barang tidak awet seperti makanan
dan pakaian. ”Jasa” meliputi barang barang tidak kasat maata seperti potong
rambut dan layanan kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga untuk pendidikan
juga termasuk ke dalam konsumsi jasa (meskipun kita dapat berpendapat bahwa
pembelanjaan untuk pendidikan lebih cocok di kelompokkan ke dalam komponen
berikutnya).

2. Investasi

Investasi(Investment) adalah pembelian barang yang akan di gunakan


padamasa depan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak.
Investasi adalah jumlah pembelian peralatan modal, persediaan dan bangunan
atau struktur. Investasi pada bangunan meliputi pengeluaran untuk rumah baru
sesuai kesepakatan bersama, pembelian rumah baru adalah satu bentuk
pembelanjaan rumah tangga yang dikategorikan sebagai investasi, bukan
konsumsi .

3. Belanja Pemerintah

11
Belanja pemerintah (government purchases) meliputi pengeluaran untuk
barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup
upah pegawai negri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum.

Arti “belanja pemerintah” yaitu apabila pemerintah membayar upah


seoraang jenderal.upah tersebut merupakan bagian dari belanja pemerintah.
Namun bagaimana jika pemerintah membayar uang pensiun bagi warga lanjut
usia?. Pengeluaran pemerintah seperti itu disebur dengan pembayaran transfer
karena tidak untuk ditukar dengan barang atau jasa yang diproduksi pada saat itu.
Pembayaran transfer memengaruhi pendapatan rumah tangga,namun tidak
mencerminkan produksi ekonomi. (Dari sudut pandang ekonomi makro
pembayaran transfer samma seperti pajak negatif ). Karena PDB bertujuan untuk
mengukur pendapatan dan pengeluaran untuk produksi barang dan jasa,
pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.

4. Ekspor Neto

Ekspor Neto (net ekports) sama dengan pembelian barang produksi


domestik oleh warga asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian barang asing
oleh warga domestik (impor). Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
domestik kepada pembeli luar negeri seperti penjualan boeing kepada Air Asiaa

Kata neto dalam istilah “eksspor neto “ berarti bahwa impor dikurangi dari
ekspor. Pengurangan ini dilakukaan karena impor barang dan jasa termasuk ke
dalam komponen PDB lainnyaa. Sebagai contoh, anggap bahwa sebuah rumah
tanggaa membeli mobil dari HYUNDAI (produksi mobil korea) transaksi tersebut
meningkatkan konsumsi dalam jumlaah tertentu karena mobil tersebut merupakan
barang impor.

Dengan kata lain ekspor neto mencakup barang dan jasa yang di produksi
di luar negeri karena barang dan jasa ini termasuk ke dalam konsumsi, investasi,
dan belanja pemerintah. Dengan demikian apabila rumah tangga perusahaan atau
pemerintah membeli barang dan jasa dari luar negeri pembelian tersebut

12
mengurangi ekspor namun karena meningkatkaan konsumsi, investasi, belanja
pemerintah, pembelian itu tidak memengaruhi PDB.

Tabel 1.

D. Komponen PDB Sejumlah Negara Asia.


Tabel 1 memperlihatkan komposisi PDB beberapa negara Asia pada tahun 2005.
pada tahun tersebut PDB Singapura misalnya US$118 Miliar. Apabila dibagi dengan
populasi Singapura pada tahun 2005 sebanyak 4,3 juta jiwa jumlah ini menghasilkan
PDB per orang ( terkadang disebut PDB per kapita ). dapat dilihat bahwa pada tahun
2005 pendapatan warga Singapura adalah sebesar US$27.301.

Konsumsi berjumlah sekitar 2/5 dari PDB atau US$11.193 per orang. Investasi
berjumlah sebesar US$4.914 per orang. Belanja pemerintah sebesar US$3.003 per orang.
Ekspor neto sebesar US$8.190 per orang. Jumlah ini positif karena penjualan kepada
warga asing lebih besar daripada pengeluaran untuk barang dari luar negeri.

E. PDB Riil Versus PDB Nominal.


Jika jumlah pembelanjaaan meningkat dari tahun ke tahun, salah satu dari 2
kemungkinan yang bernilai benar yatitu : perekonomian memproduksi barang dan jasa
dalam jumlah lebih banyak atau barang dan jasa dijual dengan harga lebih tinggi. Untuk
13
melakukan hal tersebut para ekonom menggunkan ukuran yang disebut dengan PDB riil.
PDB riil menjawab 1 pertanyaan hipotesis yaitu berapa nilai barang dan jasa dengan
harga yang berlaku pada tahun tertentu pada masa lampau.

 Contoh Numerik

Produksi barang dan jasa yang dinilai pada harga terkini disebut dengan
PDB Nominal ( nominal GDP ). untuk mengetahui ukuran jumlah produksi yang
tidak dipngaruhi oleh perubahan harga, maka yang digunakan adalah PDB riil
( real GDP), yaitu produksi barang dan jasa yang dinilai pada harga tetap.
Penghitungan PDB riil yaitu pertama - tama memilih suatu tahun awbagai tahun
basis. Kemudian menggunakan harga pada tahun basis menjadi dasar
perbandingan kuantitas pata tahun yang beda.

PDB nominal menggunakan harga saat ini untuk menilai produksi barang
dan jasa dalam perekonomian. Sedangkan, PDB riil menggunakan harga tahun
basis untuk menilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Karena PDB
riil tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, perubahan PDB riil hanya
mencerminkan perubahan jumlah yang diproduksi. Oleh karena itu, PDB riil
merupakan ukuran produksi barang dan jasa dalam perekonomian.

Tujuan menghitung PDB adalah untuk mengukur jalnnya perekonomian


secara keseluruhan. Karena PDB riil mengukur prduksi barang dan jasa dalam
perekonomian, PDB riil mencerminkan kemampuan perekonomianuntuk
memenuhi kebutuhan dan hasrat orang sehingga PDB riil menjadi ukuran
kesehatan ekonomi yang lebih baik daripada PDB nominal. Apabila para ekonom
membicarakan PDB suatu perekonomian, yang dimaksud biasanya dalah PDB riil,
bukan PDB Nominal. Apabila yang dibicarakan pertumbuhan ekonomi,
pengukuran pertumbuhan tersebut sebgai presentase PDB riil dari satu periode ke
periode lainnya.

14
 Deflator PDB.

PDB nominal mencerminkan, baik harga barang dan jasa maupun jumlah
barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Sebaliknya, dengan
menetapkan harga pada tingkat tahun basis, PDB riil hanya mencerminkan jumlah
yang diproduksi. Dari kedua statistik ini, dapat dihitung statistik ke 3 yang disebut
deflator PDB yang mencerminkan harga barang dan jasa namun bukan jumlah
yang diproduksi.

Deflator PDB ( deflator GDP ) dihitung sebagai berikut :

PDBNo min al
Deflator PDB = x 100
PDBRiil

Diproduksi di Singapura mengalami pertumbuhan rata - rata sebesar 7


persen per tahun sejak tahun 1975. pertumbuhan pesat PDB riil menyebabkan
sebagian besar warga Singapura dapat menikmati kesejahteraan ekonomi yang
lebih tinggi dari nenek moyangnya.

Karakteristik ke 2 dari data PDB adalah pertumbuhan itu tidak konstan.


Peningkatan PDB riil terkadang diselingi oleh periode penurunan PDB yang
disebut resesi. Figur 2 memperlihatkan resesi dengan batang vertikal yang diarsir.

15
Tidak ada aturan mutlak untuk mengetahui terjadinya resesi, namun aturan yang
cukup tepat adalah penurunan PDB riil selama 2 triwulan secara berturut. Resesi
tidak hanay dikaitkan dengan merosotnya pendapatan, tetapi juga dengan bentuk
kesulitan ekonomi lainnya, yaitu maraknya pengangguran, merosotnya
keuntungan, dan maraknya kebangkrutan.

F. PDB Dan Kesehatan Perekonomian.


PDB mengukur pendapatan total dalam perekonomian ataupun pengeluaran total
barang dan jasa dalam perekonomian. Oleh karena itu, PDB per kapita memberikan
informasi tentang pendapatan dan pengeluran warga rata - rata dalam perekonomian.
Karena sebagian besar akan lebih memilih untuk memperoleh pendapatan lebih besar dan
menikmati pengeluaran lebih banyak. PDB per kapita menjadi ukuran alamiah untuk
mengetahui kesehatan perekonomian waraga rata - rata.

PDB tinggi memang membantu dalam menjalani kehidupan yang baik. PDB tidak
mengukur kesehatan anak, namun negara dengan PDB lebih tinggi dapat menyediakan
layanan kesehatan lebih baik bagi anak - anak. PDB tidak mengukur mutu pendidikan,
namun negara dengan PDB lebih tinggi dapat menyediakan sistem pendidikan yang lebih
baik. PDB tidak mengukur keindahan puisi kita, namun negara dengan PDB lebih tinggi
dpat mampu mengajarkan warga untuk membaca dan menikmati puisi. PDB tidak
memperhitungkan kecerdasan, integritas, keberanian, kebijaksanaan, atau bakti kepada
negara, namun seluruh atribut terpuji ini lebih mudah ditanamkan bila orang tidak begitu
khawatir bila tidak dapat menikmati kebutuhan material. Singkatnya, PDB tidak secara
langsung mengukur hal - hal yang membuat hidup berarti, namun PDB mengukur
kemampuan untuk memperoleh sarana yang membuat hidup berarti.

Namun, PDB bukan merupakan ukuran sempurna untuk kesejahteraan. Sebagian


hal yang menentukan hidup yang baik tidak diperhitungkan oleh PDB. Salah satunya
adalah waktu luang. Misalnya, semua orang dalam perekonomian tiba - tiba mulai
bekerja setiap hari selama seminggu, dan tidak menikmati waktu luang diakir pekan.
Barang dan jasa yang diproduksi semakin banyak dan PDB mengalami kenaikan.
Meskipun PDB mengalami kenaikan, tidak dapat disimpulkan bahwa semua orang kan

16
memperoleh keuntungan. Kerugian akibat kekurangan waktu luang akan menghapuskan
keuntungan dari produksi dan konsumsi barang dan jasa dalam jumlah yang besar.

Karena menggunakan harga pasar untuk menilai barang dan jasa, PDB
mengecualikan hampir semua kegiatan yang dilakukan duluar pasar. Secara spesifik,
PDB mengabaikan nilai barang dan jasa yang diproduksi dirumah dan di sektor pertanian
di negara miskin bila mkanan diproduksi untuk kebutuhan rumah tangga ( pertanian
substensi ) atau didistribusikan untuk keluarga dan kerabat, namun tidak dijual dipasar
konvensional.

Hal lain yang dikecualikan PDB adalah mutu lingkungan. Bayangkan apabila
pemerintah menghapuskan semua peraturan tentang lingkungan. Perusahaan pun dapat
memproduksi barang dan jasa tanpa memperhitungkan polusi yang ditimbulkan dan PDB
dapat mengalami kenaikan. Namun, kesejahteraan besar kemungkinan tidak akan tercapai.
Penurunan mutu udara dan air akan lebih dari sekadar menghapuskan keuntungan dari
produksi yang lebih besar.

PDB juga mengabaikan distribusi pendapatan. Suatu masyarakat yang keseratus


orang penduduk memiliki penghasilan tahunan sebesar $50.000 memiliki PDB sebesar $5
juta dan tidak mengeherankan apabila PDB per kapitanya sebesar $50.000. begitu pula
masyarakat yang ke 10 orang penduduknya berpenghasilan $500.000, sedangkan ke 90
orang penduduk lainnya sama sekali tidak berpenghasilan. Hanya segelintir orang yang
melihat kedua situasi tersebut dan menganggapnya sama. PDB perkapita memberikan
informasi tentang kondisi warga rata - rata, namun dibalik kondisi rata - rata tersebut
terdapat keanekaragaman pengalaman personal.

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa PDB merupaka ukuran yang baik untuk
kesejahteraan ekonomi sebagian besar, namun tidak semua tujuan. Penting untuk
diperhatikan apa yang termasuk kedalam PDB dan apa yang dikecualikan dari PDB.

G. Perbedaan Internasional Dalam Hal PDB Dan Kualitas Hidup.


Salah satu cara untuk mengukur kegunaan PDB sebagai kesejahteraan ekonomi
adalah dengan mengkaji data Internasional. Negarakaya dan miskin memiliki tingkat

17
PDB per kapita yang sangat berbeda. Jika PDB tinggi menyebabkan standar hidup yang
lebih tinggi maka seharusnya dapat diketahui bahwa PDB sangat berkorelasi dengan
ukuran kualitas hidup.

Negara - negara dengan PDB per kapita rendah cenderung memiliki bayi dengan
berat rendah, tingkat kematian bayi yang tinggi, tingkat kematian kaum ibu yang lebih
tinggi, tingkat malnutrisi anak - anak lebih tinggi, dan kurangnya akses bersama terhadap
air yang aman diminum. Di negara dengan PDB perkapita rendah, jumlah anak usia
sekolah yang bersekolah sangat sedikit dan mereka yang bersekolah harus belajar dengan
jumlah guru per siswa yang sedikit. Negara ini cenderung memiliki lebih sedikit televisi,
lebih sedikit telepon, lebih sedikit jalan yang diaspal, dan lebih sedikit rumah tangga
yang memiliki listrik. Data internasioanl menunjukkan bahwa PDB suatu negara terkait
erat dengan standar hidup penduduknya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karena setiap transaksi melibatkan penjual dan pembeli, pengeluaran total dalam
suatu perekonomian harus sama degngan pendapatan totalnya. Produk Domestik Bruto
(PDB) mengukur pengeluaran total barang dan jasa yang baru diproduksi dalam suatu
perekonomian dan pendapatan total yang diperoleh dari produksi barang dan jasa tersebut.
Lebih spesifik lagi, PDB adalah nilai pasar dari seluruh barang dan jasa jadi yang
diproduksi didalam negeri pada periode tertentu. PDB terdiri dari empat komponen
pengeluaran, yaitu konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Konsusmsi
meliputi pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga dengan pengecualian
pembeliaan rumah baru. Investasi meliputi pembelanjaan peralatan dan struktur baru,
termasuk pembelian rumah baru oleh rumah tangga. Belanja pemerintah meliputi
pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Ekspor neto sama dengan nilai barang
dan jasa yang diprodukdi didalam negeri dan dijual di luar negeri (ekspor) dikurangi
dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi diluar negeri dan dijual didalam negeri
( impor ).

PDB nominal menggunakan harga saat ini untuk menilai produksi barang dan jasa
dalam perekonomian. PDB menggunakan haraga konstan tahun basis untuk menilai
produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Deflator PDB yang dihitung dengan
menggunakan rasio PDB nominal dan PDB riil mengukur tingkat harga dalam
perekonomian. PDB merupakan ukuran kesejahteraan yang tepat karena orang lebih
memilih pendapatan tinggi daripada pendapatan rendah. Namun, PDB bukan ukuran
sempurna untuk kesejahteraan. Contohnya, PDB mengecualikan nilai waktu luang dan
nilai lingkungan yang bersih.

19
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun dengan harapan makalah yang kami buat bisa
menjadi sumber pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan baik kata, bahasa, maupun tulisan dalam makalah ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa tiada yang sempurna didunia ini kecuali Allah SWT. Dalam
pembuatan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran Bapak / Ibu sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

N.Gregory Mankiw,Euston Qush,Peter Wilson.2014.Pengantar Ekonomi Makro Edisi


Asia.Jakarta:Salemba Empat.

https://www.situsekonomi.com/2019/03/pendapatan-dan-pengeluaran-dalam_4.html?m=1

https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html

https://studiekonomi.com/ekonomi/makro/pdb-riil-dan-pdb-nominal-pengertian-cara-
menghitung-dan-perbedaannya/

Mankiw, N. G. (2009).Principles of ECONOMICS Pengantar Ekonomi Makro.(R.


Widyaningrum, Ed.) (ketiga.). Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2014).PENGANTAR EKONOMI MAKRO. (L.
Febriana, Ed.) (Edisi Asia.). Jakarta: Salemba Empat.

Rahardja, P., & Manurung, M. (2008).Teori Ekonomi Makro suatu pengantar (keempat.). Jakarta:
Lembaga Penerit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai