Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN EKONOMI DAN POLITIK

Makalah

Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Politik Dan
Kelembagaan Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo

Oleh

Kelompok 4 EKS 5 C

1. Anggi Mansur (2104010069)


2. Muhammad Irhamdani (2104010071)
3. Naufaal Surya Dwimulya (2104010082)
4. Triya Devi Saputri (2104010087)
5. Wiwi Cahyati (2104010097)

Dosen Pengampu :
Umar,S.E.,M.SE.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.
Salawat serta salam mari kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke
zaman yang terang-benderang ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Ekonomi Politik Dan Kelembagaan dan
kepada semua pihak-pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
yang berjudul “Kebijakan Ekonomi Dan Politik”.
Kami mohon maaf karena masih banyak kesalahan dalam penulisan
makalah ini, dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kalompok kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Palopo, 18 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A. Kebijakan Ekonomi Dan Politik ............................................ 3
B. Kebijakan Fiskal ................................................................... 5
C. Kebijakan Moneter ............................................................... 6
D. Kebijakan Sosial ................................................................... 7
E. Studi Kasus ........................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................. 11
A. Kesimpulan........................................................................... 11
B. Saran .................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan ekonomi dan politik merupakan dua aspek penting dalam


pengaturan dan pengelolaan suatu negara. Kedua aspek ini memiliki peran dan
tujuan masing-masing, namun keduanya sering kali saling terkait dan memiliki
dampak satu sama lain.
Isu-isu global terkait ekonomi dan politik adalah permasalahan atau
tantangan yang memengaruhi banyak negara di seluruh dunia dan memiliki
dampak yang signifikan pada stabilitas politik dan kondisi ekonomi global. Isu-isu
ini sering kali kompleks, memerlukan kerja sama antarnegara, dan dapat
berdampak jangka panjang. Contohnya adalah Pandemi COVID-19 pada 2020
lalu. Krisis kesehatan global, seperti pandemi COVID-19, telah mengguncang
dunia dan memengaruhi ekonomi dan politik global. Isu-isu terkait vaksinasi,
penanganan kesehatan publik, dan kerja sama internasional dalam
penanggulangan pandemi menjadi fokus utama.
Kebijakan ekonomi dan politik saling terkait karena keputusan dalam satu
aspek sering kali memiliki dampak signifikan pada aspek lainnya. Sebagai contoh,
kebijakan fiskal seperti pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan juga menjadi isu politik dalam pemilihan umum. Demikian pula,
kebijakan politik yang mengatur peraturan bisnis dan hak-hak konsumen dapat
memengaruhi kondisi ekonomi.
Pentingnya koordinasi antara kebijakan ekonomi dan politik adalah untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan negara dan
masyarakatnya, serta memastikan stabilitas dan kesejahteraan negara secara
keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah
sebagai berikut :

1
1. Apa yang dimaksud Kebijakan ekonomi dan politik?
2. Apa yang dimaksud kebijakan fiskal?
3. Apa yang dimaksud kebijakan moneter?
4. Apa yang dimaksud kebijakan sosial?
5. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatur ekonomi dan politik?

C. Tujuan
Bersumber dalam perumusan permasalahan yang kami susun diatas,
hinga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Kebijakan ekonomi dan politik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kebijakan fiskal.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kebijakan moneter.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kebijakan sosial.
5. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam mengatur ekonomi
dan politik.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang sangat ingin dicapai dalam penyusunan
makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud Kebijakan ekonomi dan
politik..
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud kebijakan fiskal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud kebijakan moneter.
4. Mahasasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud kebijakan sosial.
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam
mengatur ekonomi dan politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Ekonomi Dan Politik


Dalam suatu negara kesejahteraan, negara mempunyai tugas politik
dalam semua sektor kehidupan, terutama dalam sektor perekonomian. Tugas
negara dalam menciptakan kesejahteraan tidak terbatas pada suatu golongan
tertentu dalam masyarakat, tetapi adalah untuk semua warganegara dan tidakpula
untuk suatuwaktu dalam kehidupan individu, dimulai dari dilahirkan sampai
meninggal. Negara harus memperhatikan kesejahteraan individu dan masyarakat
tersebut dan inilah yang dinamakan universalisme negarakesejahteraan. Seiring
dengan lahimya konsepsi negara kesejahteraan ini, timbul pula apa yang
dinamakan "konsepsi ekonomi kesejahteraan" yang memberikan dasar dasar
teoritis ekonomis kepada konsepsi negara kesejahteraan itu.1
Di Indonesia, keterlibatan negara bidang ekonomi bisa dilihat dari
politik"ekonomi terpimpin" yang dijalankan. Landasan konseptual bagi ekonomi
terpimpin initercantum dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 1,2,3, dan 4 yang
menyatakan bahwa"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan" (ayat 1). "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara" (ayat 2). "Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besanya kemakmuran rakyat" (ayat 3).
"Perekonoman nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, . kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional" (ayat 4). Dengan landasan konstitusional ini
pemerintah telah menyatakan bahwa berbagai cabang-cabang produksi sebagai
milik bersama rakyat.2

1
M. Dawam Rahardjo, "Peran Negara dalam ProsesDemokrasi Ekonomi"dalam jurnal Reformasi
Ekonomi,No 1 Januari-April 2001, hal. 19.
2
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,2002, Bandung: Citra Umbara

3
Kebijakan ekonomi merujuk pada serangkaian langkah dan keputusan
yang diambil oleh pemerintah atau otoritas ekonomi untuk mengatur dan
mengelola aktivitas ekonomi dalam suatu negara. Tujuan utama kebijakan
ekonomi adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang, stabilitas
makroekonomi, distribusi kekayaan yang adil, dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan ekonomi dapat mencakup:
1. Kebijakan fiskal
Pengaturan pengeluaran dan pendapatan pemerintah, termasuk
pengeluaran anggaran, pajak, dan transfer sosial.
2. Kebijakan moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan operasi
bank sentral untuk mencapai stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan..
3. Kebijakan sosial
Kebijakan sosial adalah serangkaian langkah dan tindakan yang diambil
oleh pemerintah atau otoritas terkait untuk memengaruhi atau mengatasi
masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Kebijakan politik merujuk pada keputusan dan langkah-langkah yang
diambil oleh pemerintah atau otoritas politik untuk mengatur tata kelola negara
dan masyarakat. Ini mencakup pengaturan struktur pemerintahan, proses
pemilihan, hukum, regulasi, dan kebijakan yang berkaitan dengan masalah politik.
Tujuan utama kebijakan politik adalah untuk menciptakan sistem pemerintahan
yang adil, stabil, dan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat.
Kebijakan politik dapat mencakup:
1. Kebijakan konstitusi
Hukum dan prinsip-prinsip dasar yang mengatur struktur pemerintahan
dan hak-hak dasar warga negara.
2. Kebijakan pemilihan
Aturan dan prosedur untuk pemilihan umum dan pemilihan pejabat
pemerintah.

4
3. Kebijakan keamanan nasional
Langkah-langkah untuk melindungi kedaulatan negara dan keamanan
warganya.
4. Kebijakan hak asasi manusia
Langkah-langkah untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak
individu dalam masyarakat.
Kebijakan ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan dalam pengelolaan
negara, karena keputusan di bidang ekonomi sering kali memiliki dampak politik
dan sebaliknya. Pemerintah biasanya bertanggung jawab atas pengambilan
kebijakan di kedua bidang ini untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan negara dan masyarakatnya.

B. Kebijakan Fiskal
Kata fiskal berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang pemegang
kuasa atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara harfiah berarti
keranjang atau tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris berarti perbendaharaan
atau pengaturan keluar masuknya uang dalam kerajaan.
Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan Negara atau
kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau
kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai pengeluaran dengan
program-program untuk menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional,
produksi dan perekonomian serta digunakan pula sebagai perangkat
keseimbangan dalam perekonomian. 3
Kebijakan fiskal merujuk pada sebuah kebijakan pemerintah yang
bertujuan untuk mempengaruhi jalannya sebuah perekonomian dan menjaga
keseimbangan ekonomi dalam jangka panjang dengan cara mengubah-ubah
penerimaan dan belanja negara. Kebijakan fiskal dapat bersifat ekspansif atau
kontraktif sesuai dengan keadaan perekonomian yang ingin dicapai. Kebijakan
fiskal dapat dilakukan dengan penambahan belanja negara, pembayaran transfer

3
Novia Widya Utami, “Pengertian, Tujuan, dan Macam-macam Kebijakan Fiskal”, Jurnal,
diakses dari https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-macam-macam-kebijakan
fiskal/

5
dan subsidi, serta pengurangan dalam pemotongan pajak (kebijakan fiskal
ekspansif), atau dengan mengurangi belanja negara, pengurangan pembayaran
transfer dan subsidi, serta peningkatan dalam pemotongan pajak (kebijakan fiskal
kontraktif).

C. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu misalnya menahan inflasi, mencapai
pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan
pengaturan standar bunga pinjaman, “margin requirement“, kapitalisasi untuk
bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui
persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Jika kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat digunakan untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang
kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga.
Mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan atau distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan
salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga,
giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir
bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

6
D. Kebijakan Sosial
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik.
Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon
isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak. Menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith
(2006:4):
In short, social policy refers to what governments do when they
attempt to improve the quality of people’s live by providing a range of income
support, community services and support programs
Artinya, kebijakan sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh
pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan dan
program-program tunjangan sosial lainnya.
Sebagai sebuah kebijakan publik, kebijakan sosial memiliki fungsi
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan pengempangan
(developmental). Kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif
untuk mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah
sosial (fungsi kuratif) dan mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan)
sebagai wujud kewajiban negara (state obligation) dalam memenuhi hak-hak
sosial warganya (Suharto, 2005).
Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori,
yakni perundang-undangan, program pelayanan sosial, dan sistem perpajakan
(lihat Midgley, 2000). Berdasarkan kategori ini, maka dapat dinyatakan bahwa
setiap perundang-undangan, hukum atau peraturan daerah yang menyangkut
masalah dan kehidupan sosial adalah wujud dari kebijakan sosial. Namun, tidak
semua kebijakan sosial berbentuk perundang-undangan
1. Peraturan dan perundang-undangan.
Pemerintah memiliki kewenangan membuat kebijakan publik yang
mengatur pengusaha, lembaga pendidikan, perusahaan swasta
agarmengadopsi ketetapan ketetapan yang berdampak langsung pada
kesejahteraan.

7
2. Program pelayanan sosial.
Sebagian besar kebijakan diwujudkan dan diaplikasikan dalam bentuk
pelayanan sosial yang berupa bantuan barang, tunjangan uang,
perluasan kesempatan, perlindungan sosial, dan bimbingan sosial
(konseling, advokasi, pendampingan).
3. Sistem perpajakan.
Dikenal sebagai kesejahteraan fiskal. Selain sebagai sumber utama
pendanaan kebijakan sosial, pajak juga sekaligus merupakan instrumen
kebijakan yang bertujuan langsung mencapai distribusi pendapatan yang
adil.
Kebijakan sosial seringkali melibatkan program-program bantuan yang
sulit diraba atau dilihat secara kasat mata (intangible aids). Karenanya,
masyarakat luas kadang-kadang sulit mengenali kebijakan sosial dan
membedakannya dengan Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam
tiga kategori, yakni perundang-undangan, program pelayanan sosial, dan sistem
perpajakan. kebijakan publik lainnya. Secara umum, kebijakan publik lebih luas
daripada kebijakan sosial. Kebijakan transportasi, jalan raya, air bersih,
pertahanan dan keamanan merupakan beberapa contoh kebijakan publik.
Sedangkan kebijakan mengenai jaminan sosial, seperti bantuan sosial dan asuransi
sosial yang umumnya diberikan bagi kelompok miskin atau rentan, adalah contoh
kebijakan sosial.

E. Studi Kasus
Pandemi Covid-19 atau penyebaran virus corona melanda hampir seluruh
negara di dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Melalui pernyataan Presiden Joko
Widodo, Indonesia mengonfirmasi adanya penyebaran virus corona sejak tanggal
2 Maret 2020. Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan pandemi Covid-19
sebagai bencana nasional, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
12 tahun 2020. Penyebaran virus corona yang meningkat dari waktu ke waktu
mendorong sejumlah negara di dunia melaksanakan kebijakan lockdown untuk
memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

8
Bagi negara berkembang, seperti Indonesia, opsi untuk melakukan
kebijakan lockdown akan berdampak besar bagi kehidupan ekonomi
masyarakatnya. Pemerintah Indonesia memilih untuk menerapkan himbauan
social distancing atau yang dapat diartikan dengan menjaga jarak antar
masyarakat hingga melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di
berbagai daerah. Melalui PSBB, pemerintah dapat membatasi aktivitas di tempat
umum, memberlakukan work from home, meliburkan tempat kerja, menutup
pusat pembelanjaan, dan sebagainya. Pilihan tersebut dirasa cukup sesuai dalam
memprioritaskan perlindungan program kesehatan demi memutus rantai
penyebaran virus corona, tetapi tidak menghentikan kegiatan usaha secara total.
Pemerintah Indonesia dihadapkan pilihan yang sulit mengingat dampak
ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tidak kalah serius jika
dibandingkan dengan dampak kesehatan yang dirasakan masyarakat. Pembatasan
sosial yang terjadi dalam masyarakat menghambat pertumbuhan ekonomi pada
hampir seluruh sektor usaha, termasuk sektor pariwisata dan manufaktur. Sektor
pariwisata terpukul dengan adanya larangan travelling dan himbauan pemerintah
untuk stay at home, sedangkan sektor manufaktur menghadapi kelangkaan bahan
baku dan penurunan permintaan barang dikarenakan lesunya ekonomi.
Pandemi Covid-19 memberikan tantangan bagi pelaku usaha untuk tetap
dapat bertahan dalam melanjutkan kegiatan usahanya di tengah ketidakpastian
akan akhir dari pandemi ini. Pelaku usaha berlomba sedemikian rupa untuk
melakukan efisiensi dengan menekan biaya operasional demi menutup kerugian
yang ditanggungnya. Efisiensi yang dilakukan dapat berupa pemangkasan biaya
gaji bahkan dalam kondisi terburuk pelaku usaha tidak memiliki pilihan lain
selain melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk sebagian pekerjanya. 4
Pemerintah Indonesia perlu mengambil tindakan untuk mengatasi resesi
ekonomi ini dan salah satu tindakan yang dapat diambil adalah melalui kebijakan
fiskal. Pemerintah Indonesia mengambil beberapa tindakan untuk mengatasi resesi
ekonomi akibat pandemi Covid-19. Salah satu tindakan yang diambil adalah

4
Angeline Wijayanti, Ngadiman, PERAN KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH INDONESIA
DALAM MENGHADAPI RESESI EKONOMI AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19,
Jurnal Kontemporer Akuntansi Vol. 3, No. 1,Universitas Tarumanagara Jakarta, (2020) hal 1-10

9
meningkatkan belanja negara dan memberikan insentif pajak untuk mendorong
perekonomian dari resesi ekonomi. Selain itu, pemerintah juga dapat mengambil
tindakan lain seperti menurunkan suku bunga, memberikan stimulus fiskal dan
moneter, serta melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing
ekonomi.
Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam meningkatkan
belanja negara dan memberikan insentif pajak dalam mendorong perekonomian
dari resesi ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19. Selain itu, pengalaman
kebijakan fiskal pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi pada
masa lampau dapat diadopsi menjadi strategi dalam menghadapi resesi ekonomi
akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil tindakan
yang tepat dan efektif dalam mengatasi resesi ekonomi ini dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi dan kebijakan yang diambil.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu negara kesejahteraan, negara memiliki tanggung jawab
politik untuk menciptakan kesejahteraan bagi semua warganegara, dari lahir
hingga meninggal. Konsep ini dikenal sebagai universalisme negara
kesejahteraan, yang berarti bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Di Indonesia, konsep ini tercermin dalam UUD 1945 Pasal 33 yang
mengatur bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan, serta mengatur pengelolaan sumber daya alam untuk kemakmuran
rakyat. Konsep ini juga mendorong politik "ekonomi terpimpin" yang
mengutamakan kepemilikan bersama atas cabang-cabang produksi penting.
Kebijakan ekonomi melibatkan pengaturan fiskal (anggaran, pajak,
transfer sosial) dan kebijakan moneter (suku bunga, pengaturan jumlah uang
beredar) untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan stabilitas
makroekonomi.
Kebijakan politik mencakup pengaturan struktur pemerintahan, proses
pemilihan umum, kebijakan konstitusi, keamanan nasional, dan hak asasi manusia
untuk menciptakan sistem pemerintahan yang adil dan stabil.
Kebijakan sosial adalah upaya pemerintah untuk mengatasi masalah sosial
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program seperti
kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, dan bantuan sosial.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu sebaiknya pembaca mencari dan
membaca lebih banyak referensi dan tidak hanya menjadikan makalah ini sebagai
satu-satunya bahan rujukan karena, penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna.

11
DAFTAR PUSTAKA

Angeline Wijayanti, Ngadiman, PERAN KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH


INDONESIA DALAM MENGHADAPI RESESI EKONOMI
AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19, Jurnal Kontemporer
Akuntansi Vol. 3, No. 1,Universitas Tarumanagara Jakarta, (2020)

Bessant, Judith, Rob Watts, Tony Dalton dan Paul Smith


(2006), Talking Policy: How Social Policy in Made,
Crows Nest: Allen and Unwin

Edi Suharto, Kebijakan Sosial (2006)

M. Dawam Rahardjo, "Peran Negara dalam ProsesDemokrasi Ekonomi"dalam


jurnal Reformasi Ekonomi,No 1 Januari-April 2001

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,2002, Bandung: Citra


Umbara

Yulia Hafizah, KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA DITINJAU DARI


KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM (2016)

https://www.gramedia.com/literasi/kebijakan
moneter/#Pengertian_Kebijakan_Moneter

12

Anda mungkin juga menyukai