Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EKONOMI MAKRO
“Teori Konsumsi”
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Dr. Dian Anggraeni, S.P., M.P.

Disusun Oleh :
Kelompok: 2

1. Parti (4441180048)
2. Ismail Alif.F. (44411800)
3. Mega Utami (4441180062)
4. Ahmad Syahrudin (44411800)
5. Ajeng Miftah.U.S. (4441180064)
6. Fanni Juwita (4441180077)
7. Yudhistira Dhias Putra (4441180078)
8. Muhamad Nahki Ana Jili (4441180079)
9. Ananda Biagi (44411800)
10. Aan Mahbubah.K. (4441180093)

Kelas/Semester : D/III

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala berkah,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga Penyusun
dapat menyelesaikan Makalah ini.
Hal-hal yang dibahas dalam Makalah ini adalah Teori Konsumsi.
Penyusun dalam menyusun Makalah ini banyak mendapat saran, serta
keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat
dan kerendahan hati perkenankanlah Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Dian Anggraeni, S.P., M.P. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ekonomi Makro yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada
mahasiswa dan mahasiswi untuk menyusun makalah terkait teori konsumsi.
2. Serta semua pihak yang telah memberi banyak informasi yang berhubungan
dengan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman Penyusun, Penyusun
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikian Penyusun ucapkan, semoga makalah ini dapat digunakan dan
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.

Serang, 25 November 2019

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Konsumsi ................................................................................ 4

2.2 Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan........................................ 4

2.4 Teori Perilaku Konsumen ....................................................................... 12

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi ...................................................... 15

BAB III ................................................................................................................. 18

PENUTUP ............................................................................................................ 18

3.1 Simpulan ...................................................................................................... 18

3.2 Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

Michael James, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Ghalia,


2001 ....................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi oleh
perekonomian dalam mencapai tujuannya tersebut. Dalam makroekonomi pada
hakikatnya menerangkan bagaimana perekonomian berfungsi dan menjalankan
kegiatannya secara keseluruhan. Analisis makroekonomi berusaha mencari
jawaban mengenai keadaan-keadaan yang menciptakan masalah-masalah dalam
pencapaian tujuan perekonomian dan juga menjelaskan mengenai langkah-
langkah yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Analisis
mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai oleh suatu perekonomian
merupakan bagian penting dari analisis makroekonomi. Analisis tersebut
menunjukkan bagaimana pengeluaran agregat atau permintaan agregat (agregate
demand) dan penawaran agregat (agregate supply) akan menentukan tingkat
keseimbangan kegiatan suatu perekonomian.
Dalam suatu perekonomian modern, komponen dari pengeluaran agregat
dibedakan atas empat golongan yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga,
investasi perusahaan-perusahaan, pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah
serta ekspor bersih. Salah satu komponen penting untuk menilai perkembangan
tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah pola pengeluaran konsumsi
masyarakat. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan pembelanjaan yang
dilakukan oleh rumah tangga terhadap barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan barang-barang
kebutuhan lainnya serta berbagai jenis pelayanan. Barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya merupakan
barang-barang konsumsi. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua
orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran
konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.
Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi keseluruhan perilaku
perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka

1
pendek fluktuasi konsumsi memiliki pengaruh signifikan terhadap fluktuasi
ekonomi dan dalam jangka panjang keputusan konsumsi rumah tangga akan
berpengaruh pada variabel-variabel makroekonomi lainnya.
Di Indonesia, konsumsi juga memiliki peran yang sangat dominan dalam
perekonomian dimana kontribusi konsumsi terhadap perekonomian Indonesia
sangat besar dan dominan yaitu antara 57,7% sampai dengan 73,9% dari Produk
Domestik Bruto (PDB).
Konsumsi rumah tangga dalam perekonomian terjadi karena adanya
pendapatan yang diperoleh rumah tangga yang berasal dari penggunaan faktor-
faktor produksi yang dimilikinya yang dibedakan menjadi 4 golongan yaitu tanah,
tenaga kerja, modal dan keahlian kewirausahaan. Apabila faktor-faktor produksi
tersebut digunakan oleh sektor perusahaan dan pemerintah maka akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga berupa gaji dan upah,
sewa, bunga dan keuntungan.
Pengeluaran konsumsi masyarakat tidak semata-mata ditentukan oleh
besarnya pendapatan yang diperoleh, tetapi ada faktor yang mempengaruhi
konsumsi diantaranya yaitu distribusi penghasilan, tingkat penghasilan tinggi,
penghasilan yang mungkin akan diterima, jumlah penduduk, barang-barang yang
tahan lama di masyarakat, kebijaksanaan finansiil dan marketing dari perusahaan,
serta sikap masyarakat terhadap kehematan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terbentuklah
sebuah rumusan masalah yang nantinya akan dijawab pada halaman selanjutnya.
Adapun rumusan masalah tersebut adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan konsumsi?
2. Bagaimana hubungan konsumsi dengan pendapatan?
3. Apa yang dimaksud dari teori konsumsi?
4. Bagaimana perilaku teori konsumen?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen?
6. Apa saja faktor yang yang mempengaruhi konsumsi?

2
1.3.Tujuan Penelitian
Secara substansial, tujuan Penyusunan merupakan jawaban atas masalah-
masalah yang dirumuskan. Maka itu tujuan Penyusunan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian konsumsi
2. Mengetahui hubungan antara konsumsi dengan pendapatan
3. Mengetahui serta memahami tentang teori konsumsi
4. Mengetahui perilaku teori konsumen
5. Mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen
6. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsumsi


Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang
digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain. Besarnya
konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan, apabila
pendapatan meningkat maka konsumsi akan meningkat. Sebaliknya, apabila
pendapatan turun maka konsumsi akan turun (Partadireja, 1990).
Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Khusus untuk
pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling penting menentukan
diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga (Sayuti, 1989).
Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari pendapatan untuk
membeli sesuatu disebut pengeluaran konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi dari
pendapatan siap pakai (disposable income). Dengan kata lain, fungsi konsumsi
menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat
pendapatan yang siap dibelanjakan (Prasetyo, 2011).
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan jasa
yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang
dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang
dan jasa dalam proses produksi ini digunakan untuk memproduksi barang lain
(Michael James, 2001).

2.2 Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan

Keynes menekankan bahwa bagi suatu perekonomian tingkat pengeluaran


konsumsi oleh rumah tangga bervariasi secara langsung dengan tingkat
pendapatan disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan antara konsumsi
dan pendapatan ini dikenal dengan fungsi konsumsi dan secara umum ditulis
dengan persamaan sebagai berikut (Nanga, 2011).

4
Y = a + b Yd (a > 0, 0 < b < 1)……………………..1.1
C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi
dan pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi
otonom yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi di
pengaruhi oleh faktor-faktor diluar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari
konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang
diharapkan. Sementara parameter b menggambarkan kecenderungan
mengkonsumsi marjinal, yang merupakan perbandingan antara perubahan
dalam konsumsi dengan perubahan dalam pendapatan atau b = MPC = ∆C/∆Yd,
serta memiliki nilai antara 0 dan 1.
Persamaan 1.1. menyiratkan bahwa pada tingkat pendapatan yang rendah,
konsumsi akan melebihi pendapatan, sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi,
konsumsi lebih kecil dari pada pendapatan. Hal ini sejalan dengan hukum
psikologis yang mendasar tentang konsumsi dari Keynes yang mengatakan bahwa
apabila pendapatan naik, maka konsumsi juga akan naik tapi dengan jumlah yang
kecil.
Fungsi konsumsi yang berbentuk linier seperti ditunjukkan oleh persamaan
1.1. diatas dan memiliki implikasi sebagai berikut :
1. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama
rentan tingkat pendapatan relevan.
2. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) adalah lebih besar
daripada kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC).
3. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) aakan semakinkecil kalau
tingkat pendapatan mengalami kenaikan.
Fungsi konsumsi dikenal sebagai kecenderungan mengkonsumsi rata- rata
(Average Propensity to Consume atau APC) yaitu perbandingan antara besarnya
konsumsi total dengan pendapatan (C/Yd), atau dari persamaan 1.1. besarnya,
APC = C/Yd = a/ Yd+b atau APC = a/ Yd + MPC.

5
Fungsi konsumsi pada persamaan 1.1. dapat dijelaskan dengan gambar:
Gambar 1. Fungsi Konsumsi

Konsumsi (C)

C = a + bYd

C1

o
45

Sumber: Nanga, 2001

Pada gambar 2-1. keseimbangan terjadi pada saat fungsi C memotong garis
45o yaitu di titik Eo. Dengan kata lain, pada titik E1 tersebut besarnya C=
Y(C1=Y1).
Fungsi konsumsi adalah satu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (disposabel income)perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat
dinyatakan dalam persamaan: C = a + bY
Dimana :
C = Tingkat konsumsi
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah
0b = Kecenderungan konsumsi marginal
Y = Tingkat pendapatan nasional
Dari rumusan yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa besarnya
konsumsi sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Namun yang perlu

6
digaris bawahi adalah perubahan (peningkatan) konsumsi yang disebabkan oleh
perubahan (peningkatan) pendapatan tidak bersifat proporsional. Oleh karena itu,
tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, maka semakin
tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin tinggi pada tingkat tabungannya.
Kelebihan dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dapat disisihkan
untuk tabungan.
2.3 Pengertian Teori Konsumsi
Teori yang dikemukakan oleh Keynes mengenai konsumsi dengan pendapatan
banyak dikembangkan oleh para ahli ekonomi. Teori-teori konsumsi tersebut
meliputi (Suparmoko, 1991):
1. Hipotesis Pendapatan Absolut
Hipotesis ini menentukan konsumsi dengan tingkat pendapatan absolut,
sehingga hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan fungsi
konsumsi jangka pendek. Oleh karena itu kurvanya selalu memotong sumbu
vertikal. Berdasarkan pengalaman fungsi konsumsi jangka pendek bergeser ke
atas sepanjang waktu sehingga menghaasilkan fungsi jangka panjang.
Gambar 2. Fungsi Konsumsi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Sumber : Suparmoko, 1991

Pada gambar 2. Fungsi konsumsi jangka pendek, C = a + bYd dan fungsi


jangka panjang C =bY dimana fungsi jangka panjang selalu melalui titik asal
(titik O). Kurva jangka pendek yang linier APC semakin kecil apabila
pendapatan naik dan MPCnya konstan. Kurva yang melalui titik O yaitu kurva
konsumsi jangka panjang, lerengnya lebih tajam atau lebih tegak dari pada

7
lereng konsumsi jangka pendek. MPC dan APC fungsi konsumsi jangka
panjang selalu sama besar dan konstan, misalnya pada pendapatan nasional
setinggi OYo, maka APC = AYo / OYo dan juga MPC = AYo/ OYo pada
pendapatan nasional OY1, maka APC = BY1/OY1 dan MPC = BY1/OY1.
Jadi APC konstan bila fungsi konsumsi melalui titik asal. Oleh karena itu,
fungsi konsumsi jangka panjang APC dan MPC konstan dan MPC = APC.
Pergeseran fungsi konsumsi dari jangka pendek ke jangka panjang banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a) Adanya migrasi penduduk dari desa ke kota, dan penduduk mengetahui
bahwa penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi desa.
Jadi migrasi cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak ada
peningkatan pendapatan.
b) Adanya barang produksi baru dalam perekonomian. Pendapatan konsumen
tetap, namun bila ada barang baru maka konsumen akan terangsang untuk
meningkatkan konsumsinya.
c) Adanya peningkatan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan ini
dapat dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang
tunai, deposito di bank serta tabungan.
Hipotesis Pendapatan absolut fungsi konsumsi yang menjadi dasar adalah
fungsi konsumsi jangka pendek, kemudian fungsi jangka panjang dapat
ditemukan karena adanya pergeseran keatas dari fungsi konsumsi jangka
pendek.
2. Hipotesis Pendapatan Relatif
Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan saat ini relatif dalam
perbandingannya dengan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai
sebelumnya. Konsumsi tetangga sekitarnya juga akan mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Akibatnya apabila tingkat pendaapatan individu itu
bertambah tinggi maka konsumsi akan meningkat secara proposional terhadap
peningkatan pendapatan tersebut. Sedangkan apabila tingkat pendapatan turun,
konsumsi tidak akan turun secara proposional mengikuti konsumsi jangka
panjang, melainkan mengikuti fungsi jangka pendek. Jadi fungsi hipotesis
dasar dari hipotesis pendapatan relatif adalah fungsi konsumsi jangka panjang.

8
Pada konsumsi jangka pendek diperoleh dengan gerakan atau perubahan
pendapatan dalam jangka pendek.
Gambar 3. Hipotesis Pendapatan Relatif dan Fungsi Konsumsi

Pendapatan mula-mula dalam adalah Y0, sehingga konsumsi setinggi C0.


Pendapatan turun dari Y0 menjadi Y1, konsumsi tidak turun dari C0 menjadi
C1 tetapi turun dalam perbandingan yang lebih lebih kecil yaitu menjadi C1’.
Hal ini terjadi karena orang biasanya ingin mempertahankan tingkat konsumsi
semula. Jadi apabila pendapatan seseorang turun maka orang itu tidak akan
menurunkan konsumsinya secara drastis tetapi selalu berusaha
mempertahankan tingkaat konsumsi yang lama sehingga turunya tidak
langsung dari C0 ke C1, tetapi C0 ke C1’ yang ditunjukkan oleh kurva
konsumsi jangka pendek.
Pada jangka panjang, akhirnya tingkat konsumsi kembali ke C1, jadi mula-
mula pindah dari C0 C1’ baru kemudian C1. Apabila pendapatannya turun lagi
dari Y1 ke Y2 akan ada kurva jangka pendek lagi dan konsumsi turun dari C1
ke C2’ mengikuti kurva konsumsi jangka pendek itu, baru kemudian ke C2
yang terletak pada fungsi konsumsi jangka panjang.
3. Hipotesis Pendapatan Relatif
Hipotesis Pendapatan permanen mengemukakan bahwa konsumsi saat ini
tergantung pada pendapatan saat ini dan pendapatan yang dapat diperkirakan
pada masa yang akan datang. Alasannya ialah bahwa sesungguhnya
pendapatan aktual itu dapat diperinci menjadi pendapatan permanen dan

9
pendapatan sementara, demikian juga dengan konsumsi yaitu konsumsi
permanen dan konsumsi sementara dan dapat ditulis sebagai berikut :
Y = Yp + Yt
C = Cp + Ct
Keterangan : Y = Pendapatan aktual
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan Sementara
C = Konsumsi aktual
Cp = Konsumsi Permanen Ct = Konsumsi Sementara
Pendapatan permanen adalah pendapatan rumah tangga yang dapat
dikonsumsikan jika tingkat kekayaan tetap. Pendapatan ini merupakan suatu
rata-rata tertimbang dari pendapatan saat ini, dan pendapatan sementara
merupakan pendapatan yang sudah diperkirakan, yang nilainya dapat positif
atau negatif.
Friedman menganggap bahwa konsumsi permanen (Cp) merupakan
proporsi yang konstan dari pendapatan permanen (Yp), atau dalam persamaan
dapat dituliskan sebagai berikut :
Cp = nYp (O < n <1)
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan
sementara dan pendapatan permanen, serta antara konsumsi sementara dan
konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dan pendapatan permanen.
MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi
konsumsi. Demikian pula yang negatif maka tidak akan mengurangi
konsumsi.

10
Gambar 4. Hipotesis Pendapatan Permanen dan Fungsi Konsumsi

Sumber : Suparmoko, 1991


Pada gambar 2.5. menjelaskan bahwa puncak gelomabang konjungtur
pendapatan aktual (Y) lebih tinggi dari pada pendapatan permanen (Yp).
Konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen, maka konsumsi aktual C
akan sama dengan konsumsi permanen Cp karena pada saat itu pendapatan
permanen sebesar Yp. Sepanjang fungsi konsumsi jaangka pendek didasarkan
pada pendapatan aktual dan konsumsi aktual, maka (Y, P) merupakan titik
dalam fungsi konsumsi jangka pendek.
Pada saat di lembah konjungtur, maka konsumsi C sama dengan konsumsi
permanen Cp yaitu konsumsi pada saat pendapatan permanen sama dengan
Yp, dan (Y, C) merupakan titik lain dalam fungsi konsumsi jangka pendek.
4. Hipotesis Siklus Hidup
Franco Modigliani dan teman-teman dari MIT dengan cara berbeda
berusaha mengkompromikan hubungan positif antara tabungan dan
pendapatan sertaa rasio tabungan tetap dalam jangka panjang. Modligani
memulai dengan menyatakan bahwa setiap individu akan memperoleh
kepuasan yang lebih tinggi apabila mereka dapat mempertahankan pola
konsumsi yang stabildari pada harus mengalamikenaikan dan penurunan
dalam konsumsi mereka. Modigliani melanjutkan dengan menyatakan bahwa
orang akan berusaha untuk menstabilakan tingkat konsumsi mereka sepanjang
masa hidupnya.

11
Seseorang cenderung menerima pendapatan yang rendah pada usia muda,
tinggi pada usia menengah, dan rendah lagi pada usia tua, maka rasio tabungan
akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka., yaitu orang
muda akan mempunyai tabungan negatif, orang berumur menengah menabung
dan membayar kembali pinjaamaan pada masa muda mereka, dan orang usia
tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.
Gambar 5. Hipotesis Siklus Kehidupan dan Konsumsi

Modigliani menganggap penting peranan kekayaan sebagai penentu


tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan
nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah
meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau
peningkatan jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang
menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang
pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi
akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis
siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi menekan koefisien
pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang
tidak diharapkan seperti perubahan daram investasi, ekspor maupun
pengeluaran-pengeluaran lainnya.
2.4 Perilaku Teori Konsumen
Utilitas adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang timbul karena konsumsi.
Utilitas adalah subyektif. Utilitas yang muncul karena mengkonsumsi suatu
barang tergantung pada selera, yang merupakan perilaku dan preferensi seseorang
terhadap berbagai barang dan jasa, atau merupakan kesukaan dan ketidaksukaan
dalam konsumsi (Mcaechern, 2001).

12
Ekonomi mengasumsikan bahwa bahwa selera sebagai sesuatu yang ada
begitu saja dan relatif stabil, sehingga tiap orang mungkin saja mempunyai selera
sendiri tetapi selera individual tidak dalam keadaaan berubah yang terus menerus.
Selera atas beberapa produk memang berubah sepanjang waktu tetapi selera
cukup stabil sehingga dapat menggunakannkya sebagai dasar hubungan antara
harga dan jumlah yang diminta. Jika selera tidak cukup stabil maka tidak dapat
membuat asumsi dalam analisis permintaan (Mcaechen, 2001).
Utilitas dibedakan menjadi dua yaitu utilitas total dan utiitas marginal.
Utilitas total adalah Kepuasan total yang dinikmati konsumen karena melakukan
konsumsi. Sebagai contoh, utilitas total adalah kepuasan yang didapatkan dengan
mengkonsumsi empat gelas air. Utilitas marginal adalah perubahan utilitas total
akibat adanya perubahan konsumsi suatu barang sebesar satu unit. Sebagi
contohnya, utilitas magrinal dari tiga gelas adalah perubahan utilitas total karena
mengkonsumsi gelas air yang ketiga. Prinsip dasar dalam analisis utilitas adalah
hukum utilitas marginal yang menurun. Hukum ini menyatakan bahwa semakin
banyak barang yang dikonsumsi oleh individu per periode waktu, hal lain
diasumsikan konstan, semakin kecil kenaikan utilitas total akibat adanya tambhan
konsumsi, atau semakin kecil utilitas marginal dari unit tambahan yang
dikonsumsi (MCaechen, 2001).
Perilaku konsumen merupakan proses, tindakan, dan hubungan sosial yang
dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk komoditas, jasa atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber lainnya. Perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
tindakan-tindakan tersebut.( Ismail Nawawi, 2013).
Berkaitan dengan perilaku konsumen ada tiga variabel dalam
mempelajarinya, yaitu variabel stimulus, variabel respons, dan variabel antara.
a. Variabel Stimulus
Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu
(faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.

13
Contohnya: merk dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan
barang, dan ruangan.
b. Variabel Respons.
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari
variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor
individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli
barang, pemberi penilaian terhdap barang, perubahan sikap terhadap
suatu produk.
c. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons.
Variabel ini merupakan faktor internal individu termasuk motif
membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu
barang.
2.5 Prinsip-prinsip Dasar dalam Analisis Perilaku Konsumen
1. Pendapatan Terbatas dan Kelangkaan

Pendapatan yang terbatas dan kelangkaan merupakan suatu masalah yang


harus disiasati dengan tepat oleh para konsumen. Dengan adanya dua masalah ini
memaksa seorang konsumen untuk berfikir dua kali dalam menentukan
pengeluaran atau konsumsi yang harus dilakukan, namun tetap dalam anggaran
yang telah diteteapkan sebelumnya. Harus adanya keseimbangan dalam
mengkonsumsi suatu produk. Jika ingin meningkatkan konsumsi terhadap suatu
produk baik barang atau jasa, harus disertai dengan pengurangan konsumsi
terhadap produk lainnya.

2. Konsumen mampu membedakan antara Biaya dan Manfaat

Biaya dan manfaat merupakan dua aspek yang selalu dipikirkan oleh seorang
konsumen dalam melakukan konsumsi. Jika dalam suatu kondisi dimana dua
produk yang sama memberikan manfaat atau daya guna yang sama, maka
konsumen dengan otomatis akan melihat harga dan memlih yang lebih murah. Di
sisi lain jika dalam kondisi dimana ada dua produk yang harganya sama, maka
konsumen akan melihat dan memperhatikan manfaat serta nilai gunanya bagi
masyarakat dan memilih yang memiliki manfaat lebih besar.

14
3. Konsistensi konsumen dalam memperkirakan manfaat yang tepat

Konsistensi seorang konsumen dipengaruhi oleh pengalaman dan orang


sekitar. Konsistensi konsumen terhadap suatu produk akan mudah goyah ketika
ada produk yang memiliki manfaat lebih baik dengan harga yang murah atau
setara. Dengan begitu konsumen akan mampu memberikan suatu perkiraan
terhadap produk yang akan dikonsumsi. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa konsistensi konsumen akan tetap bertahan jika produk yang dikonsumsi
telah memenuhi syarat dan memiliki nilai guna yang baik.

4. Distribusi produk satu dengan yang lainnya

Distribusi terhadap suatu produk dengan produk yang lainnya merupakan


cara tepat untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen yang tak
pernah selesai. Selain itu, dengan adanya distribusi ini konsumen akan lebih
mudah mendapatkan kepuasan dari berbagai sisi.

5. Konsumen patuh pada hukum berkurangnya tambahan kepuasan yang berlaku

Dalam hukum ini berlaku tentang semakin banyaknya jumlah barang yang
dikonsumsi, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang dihasilkan. Artinya
dengan adanya tambahan biaya maka konsumen akan menghentikan konsumsinya
terhadap barang tersebut dan cenderung akan beralih ke produk lain.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi


Pengeluaran konsumsi masyarakat tidak semata-mata ditentukan oleh
besarnya pendapatan yang diperoleh, tetapi ada faktor yang mempengaruhi
konsumsi antara lain (Sobri, 1892) :
1. Distribusi Penghasilan
Dalam pembagian pendapatan nasional, orang-orang dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu;
a. Orang yang berpendapatan tinggi
b. Orang yang berpendapatan rendah
Bilamana tambahan pendapatan diterima oleh mereka yang berpendapatan
tinggi, boleh dikataakan tidak akan mempengaruhi MPC, sebab mereka ini boleh

15
dikatakan mendekatan tingkat pendapatan tinggi, sehingga tambahan pendapatan
itu akan lebih banyak digunakan untuk menabung.
Bilamana tambahan pendapatan itu diberikan kepada mereka yang
berpendapatan rendah, maka tambahan pendapatan itu akan dipergunakan untuk
memperbesar konsumsi. Dengan demikian maka MPC pun akan bertambah.
2. Tingkat Penghasilan Tinggi
Pengeluaran konsumsi suatu masyarakat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
tertinggi yang pernah dicapainya. Dalam artian, bahwa pengeluaran konsumsi
suatu masyrakat tidak mudah berkurang meskipun pendapatan masyarakat itu
berkurang. Akibatnya masyarakat akan mengurangi saving.
Bilamana pendapatan bertambah, maka konsumsi pun akan bertambah
dengan lebih cepat. Kenyataan demikian akan terus berlangsung sampai pada
tingkat pertambahan pendapatan itu setinggi pendapatan tertinggi yang telah
dicapai semula. Selanjutnya bila mana pendapatan terus bertambah, maka
konsumsi dan saving akan bertambah.
3. Penghasilan yang mungkin akan diterima
Besarnya penghasilan yang mungkin atau penghasilan yang diperkirakan
akan diterima di masa-masa mendatang seberapa besarpun akan berpengaruh pada
besarnya konsumsi masa sekarang. Makin besar income seseorang, makin besar
pula pengeluaran konsumsinya.
4. Jumlah Penduduk
Besarnya jumlah penduduk akan berpengaruh pada pengeluaran konsumsi
masyarakat. Suatu perekonomian yang penduduknya relative banyak, maka
pengeluaran konsumsi akaan lebih besar daripada perekonomian yang
penduduknya sedikit, meskipun jumlah pendapatan nasional masyarakat itu sama
besarnya.
5. Barang-barang yang tahan lama di masyarakat
Pengaruh-pengaruh barang tahan lama di masyarakat yaitu bisa menambah
pengeluaran konsumsi dan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi seperti
nonton bioskop akan berkurang karena memiliki televisi serta sering melakukan
piknik dan rekreasi.

16
6. Kebijaksanaan Finansiil dan Marketing dari Perusahaan
Pembelian saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan pada galibnya
didorong oleh harapan-harapan bahwa pemegang saham itu akan menerima
deviden.
Besar deviden yang diterima oleh seseorang pemegang saham, bergantung
pada kebijaksanaan finansiil tiap-tiap perusahaan. Financial policy ini ada yang
lebih mengarah pada penyamarataan deviden tiap-tiap tahun, ada yang mengarah
pada besarnya deviden yang diberikan, bergantung pada besarnya keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan yang bersangkutan.
7. Sikap masyarakat terhadap kehematan
Fungsi konsumsi suatu masyarakat yang sebenarnya, banyak dipengaruhi
oleh kebiasaan dan tingkah laku masyarakat itu sendiri terhadap sifat hemat.
Makin hemat suatu masyarakat makin rendah MPCnya.
Asuransi jiwa, tabungan-tabungan dalam perusahaan, mengakibatkan
menurunya fungsi konsumsi. Tingkah laku seseorang terhadap kehematan
dipengaruhi oleh pemilihan waktu tentang konsumsi masyarakat yang lebih
penting, antara konsumsi waktu sekarang dengan konsumsi waktu kemudian.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-
jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.Fungsi konsumsi adalah suatu
kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah
tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel)
perekonomian tersebut. Terdapat teori-teori menurut para ahli mengenai hubungan
antara konsumsi dan pendapatan, yaitu hipotesis pendapatan absolut, hipotesis
pendapatan relatif, hipotesis pendapatan permanen dan hipotesis siklus hidup.
Terdapat factor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi seseorang,
distribusi penghasilan, tingkat penghasilan tinggi, penghasilan yang mungkin akan
diterima, jumlah penduduk, barang-barang yang tahan lama di Masyarakat,
kebijakan finansial dan sikap masyarakat terhadap kehematan.

3.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Nawawi, Isu-Isu Ekonomi Islam: Kompilasi Pemikiran Filsafat dan Teori
Menuju Praktik di Tengah Arus Ekonomi Global, (Jakarta: VIV Press,
2013), 229-233.
Michael James, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Ghalia, 2001
Mcaechern, A. W. (2001). Ekonomi Mikro:Teori Kontenporer. Jakarta: Salemba Empat.

Nanga, M. (2011). Makroekonomika:Masalah-Masalah dan Kebijakan. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Partadiredja, A. (1990). Pengantar Ekonomika. Yogyakarta: BPFE.

Prasetyo, E. (2011). Fundamental Ekonomi. Yogyakarta: Back Offset.

Sayuti, M. J. (1989). Pengantar Ekonomi Makro 2. Jakarta: Erlangga.

Sobri. (1892). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Suparmoko. (1991). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

19

Anda mungkin juga menyukai