Disusun Oleh:
Kelompok IV
Nama NIM/ No Absen
1. Ni Kadek Marsya Dwi Cahyani 2002622010162/ 14
2. Ni Komang Ayu Widianingrum 2002622010163/ 15
3. I Komang Wahyu Wijaya Adiantara 2002622010164/ 16
4. Ni Ketut Antika 2002622010165/ 17
5. Ni Made Widiantari 2002622010166/ 18
6. Ni Kadek Diah Kusuma Dewi 2002622010167/ 19
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat serta Karunia-nya sehingga tugas makalah ini dapat di
selesaikan. Makalah ini saya susun sebagai tugas dari Pengantar Ekonomi Makro
dengan judul Konsep Produksi. Dengan selesainya makalah ini kami ucapkan
terima kasih kepada :
Ibu Desak Ayu Sriary Bhegawati, SE.,M.Si selaku Dosen Pengantar
Ekonomi Makro di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak
kekurangan. Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan,untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat,
khususnya bagi kelompok kami sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Pengertian dan Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan..................3
2.2 Fungsi Konsumsi, APC, MPC.....................................................................................4
2.3 Fungsi Tabungan, APS, MPS......................................................................................5
2.4 Pendapatan Nasional Keseimbangan...........................................................................6
2.5 Teori Konsumsi Keynes..............................................................................................9
2.6 Model Konsumsi Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis of Consumption)
11
2.7 Teori Pendapatan Permanen......................................................................................13
2.8 Teori Pendapatan Relatif...........................................................................................14
2.9 Teori Klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan Pendapatan Nasional
16
2.10 Contoh Kasus (Soal)..................................................................................................18
BAB III PENUTUP..........................................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana Pendapatan Nasional Keseimbangan
5. Bagaimana Teori Konsumsi Keynes
6. Bagaimana Model Konsumsi Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis of
Consumption)
7. Bagaimana Teori Pendapatan Permanen
8. Bagaimana Teori Pendapatan Relatif
9. Bagaimana Teori Klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan
Pendapatan Nasional
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hubungan antara konsumsi, tabungan
dan pendapatan.
2. Untuk mengetahui fungsi konsumsi, APC dan MPC.
3. Untuk mengetahui fungsi tabungan, APS dan MPS.
4. Untuk mengetahui Pendapatan Nasional Keseimbangan.
5. Untuk mengetahui Teori Konsumsi Keynes.
6. Untuk mengetahui Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis of Consumption).
7. Untuk mengetahui Teori Pendapatan Permanen
8. Untuk mengetahui Teori Pendapatan Relatif
9. Untuk mengetahui Teori Klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan
Pendapatan Nasional.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2.2 Fungsi Konsumsi, APC, MPC
1. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan
berbagai variabel yang mempengaruhinya. Pada teori yang paling
sederhana, konsumsi ditentukan oleh disposable income sekarang.
Disposable income adalah pendapatan perorangan bersih, setelah
dikurangi pajak, yang merupakan bagian pendapatan rumah tangga yang
tersedia untuk untuk konsumsi dan tabungan.
4
income yang diterima, atau menunjukkan besarnya rupiah perubahan
konsumsi untuk setiap perubahan satu rupiah disposable income.
5
2.4 Pendapatan Nasional Keseimbangan
Pendapatan nasional keseimbangan atau pada istilahnya Equilibrium
National Income adalah suatu keinginan masyarakat untuk melakukan
pengeluaran perbelanjaan atau pengeluaran untuk membeli barang dan jasa,
misalnya konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi, serta
kegiatan ekspor dan impor. Contoh-contoh tersebut sama halnya dengan
penawaran barang dan jasa atau keinginan pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa yang meliputi aggregate
supply.
Pendapatan nasional merupakan rata-rata pendapatan yang diterima
oleh seluruh sektor rumah tangga pada suatu negara dari penerahan berbagai
faktor produksi dalam suatu periode tertentu atau selama satu tahun. Untuk
dapat mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan
kesejahteraan masyarakat dari suatu negara dari waktu ke waktu maka suatu
negara haruslah menghitung pendapatan nasionalnya sebagai indikator
lajunya pembangunan negara.
Salah satu cara untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
adalah dengan metode perhitungan pendapatan nasional yang sudah
ditetapkan. Pemerintah perlu menghitungnya agar terlihat indeks
pendapatan nasional kian meningkat atau menurun. Perhitungan pendapatan
nasional juga bisa bertujuan untuk mengevaluasi kinerja para sumber daya
manusia, jadi negara bisa menilai apakah sumber daya manusia di negara
tersebut produktif.
Untuk menghitung jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, maka
ada 3 metode perhitungan yang dapat digunakan dalam menghitung nilai
pendapatan nasional. 3 metode perhitungan pendapatan nasional tersebut
adalah metode pendekatan produksi, metode pendekatan pengeluaran, dan
metode pendekatan pemasukan. Masing-masing perhitungan memang
berbeda. Untuk lebih jelasnya, kami akan membahasnya satu persatu
6
metode perhitungan untuk menghitung jumlah atau nilai pendapatan
nasional.
a. Metode Pendekatan Produksi
Metode yang pertama yaitu metode dengan kegiatan produksi,
yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah. Jadi
dengan perhitungan nilai tambah pada sektor produksi ini mencakup
perhitungan nilai tambah dari berbagai sektor produksi. Cara
menghitung pendapatan nasional dengan metode pendekatan produksi
yaitu dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) yang didapat
dari selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan nilai biaya (nilai
input, yaitu seperti bahan baku yang terlibat dalam proses produksi,
bahan penolong, sampai dengan barang sudah jadi) dari seluruh sektor
produksi selama satu periode atau dalam waktu satu tahun.
b. Metode Pendekatan Pendapatan
Selanjutnya untuk menghitung pendapatan nasional yang kedua
adalah dengan pendekatan pendapatan. Metode pendekatan pendapatan
ini merupakan seluruh pendapatan nasional hasil dari penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima dari pemilik faktor produksi dalam
suatu negara selama periode tertentu atau dalam satu tahun. Cara
menjumlahkan dengan metode pendekatan pendapatan ini yaitu dari
berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap seluruh
kegiatan proses produksi.
Yang termasuk faktor produksi adalah keseluruhan yang
menyangkut dalam kegiatan produksi. Seperti tenaga kerja, modal,
tanah, dan keahlian. Masing-masing dari faktor produksi tersebut
menghasilkan pendapatan dari kegiatannya. Seperti: tenaga kerja
memperoleh gaji / upah, pemilik modal akan mendapatkan profit atau
bunga, pemilik tanah akan mendapatkan sewa, keahlian atau skill yang
dimiliki dapat memperoleh laba.
c. Metode Pendekatan Pengeluaran
7
Metode perhitungan pendapatan nasional yang ketiga yakni
dengan metode pendekatan pengeluaran yaitu dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi, yakni
sektor rumah tangga, sektor pemerintah, sektor perusahaan, dan
masyarakat luar negeri suatu negara pada suatu periode tertentu.
1. Keseimbangan Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam perekonomian dua
sektor ini, maka tidaka ada sektor pemerintah berarti tidak ada konsumsi
pemerintah, pajak, subsidi, maupun perdagangan luar negeri. Dalam
perekonomian dua sektor yaitu melibatkan antara dua sektor, sektor
rumah tangga memperoleh pendapatan dari sektor perusahaan dan sektor
perusahaan mendapatkan faktor produksi dari sektor rumah tangga.
Pendapatan yang di dapat yaitu berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan
keuntungan lainnya sama hal nya masuk kedalam pendapatan nasional,
dengan begitu terjadi keseimbangan pendapatan nasional pada
perekonomian dua sektor. Pendapatan yang digunakan oleh sektor
rumah tangga seperti untuk ditabung atau untuk konsumsi. Tabungan ini
akan dipinjamkan kepada penanam modal atau investor yang ingin
menanamkan dana kepada perusahaan, atau perusahaan juga akan
menggunakan dana tersebut untuk membeli barang-barang untuk
kebutuhan modal kerja seperti mesin-mesin atau untuk membayar
faktor-faktor produksi.
2. Keseimbangan Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 3 Sektor
Dalam perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri
dari sektor rumah tangga, sektor perusahaan, dan sektor pemerintah, atau
dalam hal ini perekonomian 3 sektor masuk kedalam perekonomian
tertutup karena kegiatan ekonominya hanya berkecimpung di negaranya
sendiri. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
tertutup ni dibedakan menjadi dua, yaitu perekonomian dimana sistem
8
pajak adalah pajak dan dalam perekonomian dimana terdapat pajak yaitu
pajak proporsional. Langkah-langkah pemerintah dalam membuat
perubahan dalam sistem perpajakan atau pembelanjaan untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi disebut dengan kebijakan fiskal.
3. Keseimbangan Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 4 Sektor
Perekonomian 4 sektor masuk kedalam perekonomian terbuka yang
memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Dalam
perekonomian terbuka maka sebagian produksi yang diproduksi di dalam
negeri di ekspor atau di jual di luar negeri dan sebaliknya terdapat pula
barang luar negeri yang di impor ke Indonesia. Jenis perekonomian
tersebut adalah perekonomian terbuka atau perekonomian 4 sektor.
Model perekonomian 4 sektor terlihat dengan adanya kegiatan
dalam bentuk ekspor impor dan pertukaran dari faktor produksi sehingga
muncul istilah perdagangan internasional. Dalam perekonomian 4 sektor,
kita akan melihat dua pelaku ekonomi yaitu pelaku ekonomi dalam
negeri dan pelaku ekonomi luar negeri, mereka saling berhubungan
sehingga menghasilkan kegiatan ekonomi yang aktif.
2.5 Teori Konsumsi Keynes
Teori Keynes (Keynesian Consumption Model).
1. Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi.
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current
consumption)sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini
(current disposable income). Menurut Keynes, ada batas konsumsi
minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat
konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama
dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus
(autonomous consumption).Jika pendapatan disposabel meningkat,
maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi
tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel.
C = Co + b Yd
9
Dimana :
C= konsumsi
Co= konsumsi otonomus
b= marginal propensity to consume (MPC)
Yd= pendapatan disposabel
0 ≤b ≥1
10
besar dari satu. Angka MPC juga tidak mungkin negatif, dimana jika
pendapatan disposabel terus meningkat, konsumsi terus menurun sampai
nol (tidak ada konsumsi). Sebab manusia tidak mungkin hidup di bawah
batas konsumsi minimal. Karena itu 0 < MPC < 1.
Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal
(Marginal Prospensity to Consume)jumlah yang dikonsumsi dalam setiap
tambahanpendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan
mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan
Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan
kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan
olehpengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara
pendapatan dan konsumsi
12
menabung sebanyak-banyaknya dan akhirnya ada pula saat dia harus hidup
dengan menggunakan uang tabungannya
Fungsi konsumsi yang dikembangkan berdasarkan teori ini adalah:
C = aWR + cYL
Dimana:
WR= kekayaan riil
a = kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari kekayaan
YL = pendapatan tenaga kerja
c = kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari pendapatan tenaga kerja
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan
(assets)sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsiakan meningkat
apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka
nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat
berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar.
Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang
hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila
terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau
dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini
akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan
melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan,
seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-
pengeluaran lain
13
bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan
pendapatan permanen (permanent income).
C = Yp
Dimana:
C= Konsumsi
Yp= pendapatan permanen
= faktor proporsi, (>0)
Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah tingkat
pendapatan rata-rata yang diharapkan dalam jangka panjang. Sumber
pendapatan itu berasal dari pendapatan upah/gaji (expected labour income)
dan non upah/non gaji (human wealth) makin baik, mampu bersaing di
pasar. Dengan keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan
upah/gaji makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen juga
akan meningkat jika individu menilai kekayaannya meningkat. Sebab
dengan kondisi seperti itu pendapatan non upah diperkirakan juga
meningkat.
Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan permanen.
Kadang-kadang pendapatan saat ini lebih besar daripada pendapatan
permanen. Kadang-kadang sebaliknya. Hal yang menyebabkannya adalah
adanya pendapatan tidak permanen yang besarnya berubah-ubah.
Pendapatan ini disebut pendapatan transitori (transitory income)
Yd = Yp + Yt
Dimana:
Yd= pendapatan disposabel saat ini
Yp= pendapatan permanen
Yt= pendapatan transitori
14
yang lebih awal daripada kedua teori tersebut dalam memberi penjelasan
tentang pengaruh pendapatan disposabel jangka pendek dan jangka panjang.
Teori ini adalah teori pendapatan relatif (Relative Income Hypothesis,
disingkat RIH) yang dikembangkan olehJames Duessenberry. Kendatipun
mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi, teori ini lebih
memerhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan
pendapatan. Dampak perubahan pendapatan disposabel dalam jangka
pendek akan berbeda dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini pun
dipengaruhi oleh jenis perubahan pendapatan yang dialami. Karena itu,
rumah tangga memiliki dua preferensi/fungsi konsumsi yang disebut fungsi
konsumsi jangka pendek dan fungsi konsumsi jangka panjang.
Dalam teorinya Duessenberry menggunakan dua asumsi yaitu:
1) Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah
interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga
dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
2) Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran
seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran
pada saat penghasilan mengalami penurunan.
Dari pengamatan yang dilakukan Dusenberry mengenai pendapatan
relatif secara memungkinkan terjadi suatu kondisi yang demikian, apabila
seseorang pendapatannya mengalami kenaikan maka dalam jangka pendek
tidak akan langsung menaikkan pengeluaran konsumsi secara proporsional
dengan kenaikan pendapatan, akan tetapi kenaikan pengeluaran
konsumsinya lambat karena seseorang lebih memilih untuk menambah
jumlah tabungan (saving), dan sebaliknya bila pendapatan turun seseorang
tidak mudah terjebak dengan kondisi konsumsi dengan biaya tinggi (high
consumption).
15
2.9 Teori Klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan Pendapatan
Nasional
Dalam perkembangan ilmu ekonomi beberapa ahli memiliki
perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh sesuatu negara. Perbedaan
pendapat ini terjadi antara ahli ekonomi Klasik yang menulis pada masa
Adam Smith (1976) dengan ahli ekonomi pada masa Keynes (1936). Aspek-
aspek yang dibandingkan adalah:
1) Faktor-faktor yang menentukan suku bunga.
2) Faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara.
3) Pandangan Klasik mengenai operasi pasar buruh dalam sistem pasar
bebas dan kritik Keynes ke atas pandangan ini.
Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keyness
Teori Klasik Teori Keyness
Perekonomian selalu mencapai Tingkat permintaan efektif yaitu
tingkat kesempatan kerja penuh. pengeluaran agregat dan
permintaan agregat akan
menentukan sejauh mana produksi
nasional akan diwujudkan dalam
ekonomi dan kesempatan kerja
akan dicapai
Penawaran dengan sendirinya Dalam perekonomian, kesempatan
menciptakan permintaan (supply kerja penuh tidak akan selalu
creates its own demand). dicapai. Yang kerap berlaku adalah
Maksudnya: dalam ekonomi masalah pengangguran
terdapat cukup banyak permintaan
dan oleh sebab itu setiap jenis
barang yang diproduksikan akan
dapat terjual di pasar.
Segi penawaran adalah sangat
penting peranannya dalam
16
menentukan kegiatan ekonomi dan
pendapatan nasional sesuatu negara
17
konsumsi Rp. 600.000,00. Berdasarkan data tersebut fungsi
konsumsinya adalah ...
Jawab :
Dik : Y1 = Rp. 500.000,00
Dit : Fungsi konsumsi?
Jawab :
MPC = Y2/Y1 = 1.000.000/500.000 = 0,4
Jadi,
C = a + bY
C = 200 + 0,4Y
18
1. Jika Yd = Rp 30 milyar, maka C = 15 + 0,75 (30).
Jawabannya adalah C = 37,5 milyar
2. Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (15 + 0,75 Yd)
S = 0,25 Yd – 15
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0
Jadi, 0 = 0,25 Yd – 15
0,25 Yd = 15
Yd = 60 milyar
C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsumsi (Consumption) adalah kegiatan mengurangi nilai guna barang
dan jasa, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Tabungan (saving)
adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk
konsumsi. Pendapatan adalah suatu yang didapatkan untuk memnuhi
kebutuhan maupun untuk tabungan. Pendapatan seseorang sangat
mempengaruhi konsumsi dan tabungan. Jika pendapatan seseorang tersebut
rendah maka konsumsi juga rendah, dan tabungan naik dan juga bisa
rendah. Jika pendapatan naik maka konsumsi naik dan tabungan rendah dan
bisa juga naik.
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan
berbagai variabel yang mempengaruhinya. Fungsi tabungan adalah suatu
persamaan yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan
rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
perkenonomian tersebut.
Pendapatan nasional keseimbangan atau pada istilahnya Equilibrium
National Income adalah suatu keinginan masyarakat untuk melakukan
pengeluaran perbelanjaan atau pengeluaran untuk membeli barang dan jasa,
misalnya konsumsi pemerintah, perusahaan yang melakukan investasi, serta
kegiatan ekspor dan impor. Contoh-contoh tersebut sama halnya dengan
penawaran barang dan jasa atau keinginan pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa yang meliputi aggregate
supply.
Pola konsumsi manusia berkaitan dengan periode hidupnya. Dengan
kata lain, manusia harus merencanakan alokasi pendapatan disposabelnya.
Ada saatnya mereka harus berutang/mendapat tunjangan, ada saat harus
menabung sebanyak-banyaknya dan akhirnya ada pula saat dia harus hidup
dengan menggunakan uang tabungannya.
20
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai konsep teori konsumsi.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://oviaws.blogspot.com/2014/04/fungsi-tabungan-dan-fungsi-tabungan.html
https://wahonodiphayana.blogspot.com/2014/12/ekonomi-makro-bab-iv-
konsumsi-simpanan.html
http://digilib.uinsby.ac.id/1000/5/Bab%202.pdf
https://id.berita.yahoo.com/fungsi-konsumsi-dan-tabungan-simak-
083005597.html
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/keseimbangan-
pendapatan-nasional-dari-berbagai-sektor
22