Kelompok 5 :
Adinda Shavira
Ulfah Nabila
Alyatul Jamaliyah
M. Havizh
Yudistira eka putra
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya makalah ’’ Kebijakan Ekonomi Domestik ’’ ini terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Eka Putri, M.Pd.E,
pada Mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Dengan ketabahan kami, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Hendaknya makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pelajar atau mahasiswa,
khususnya diri kita sendiri dan semua yang telah membaca makalah ini. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan yang lebih luas mengenai kebijakan ekonomi domestik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
untuk perbaikan tugas ini, meengingat tidak ada seesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan Pembahassn..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAAN............................................................................................6
A. Kebijakan Fiskal............................................................................................6
B. Kebijakan Moneter........................................................................................10
C. Kebijakan Harga............................................................................................17
D. Kebijakan Produksi.......................................................................................18
BAB III PENUTUP.......................................................................................................22
A. Kesimpulan......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak
bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun
sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang
merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara.
Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu
pengetahuan sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-
individu yang terlibat dalam organisasi yang disebut sebagai negara dapat
memainkan perannya untuk mengatur sebuah negara agar dapat mencapai tujuannya
yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah
karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua
kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap
pemerintahan yang sedang memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan
ekonomi andalan untuk menjamin perekonomian negara yang baik dan stabil demi
tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan, karena sudah menjadi keajiban
pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi agar tercapainya kehidupan yang
makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.
Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham atau
sistem ekonomi yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti sistem
ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, campuran, maupun sistem ekonomi Islam. Tentu
saja pemerintah, sebagai pengendali perekonomian suatu negara, menganut salah
satu sistem ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan ekonomi. Apapun
sistem ekonomi yang dipegang oleh suatu pemerintahan, sistem ekonomi itulah yang
diyakini sebagai sistem ekonomi terbaik bagi perekonomian negara yang dipimpin
oleh suatu pemerintahan tersebut walaupun nantinya dalam sistem ekonomi yang
dipegang memiliki berbagai kelemahan.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution
dari berbagai sistem ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara
empiris, terbukti sistem ekonomi Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam penerapannya pada
saat zaman Rasullulah Muhammad Saw dan pada masa Khalifah Islamiyah karena
sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai keadilan
dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal antara manusia
dengan Allah Swt. Makalah ini akan membahas mengenai Kebijakan ekonomi
domestik diindonesia.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk
menjaga pemasukan dan pengeluaran negara agar tetap stabil sehingga negara bisa
terus bertumbuh. Bisa dikatakan kebijakan fiskal adalah kebijakan dari pemerintah
yang memengaruhi perekonomian negara lewat perubahan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah sesuai yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
Sebagai contoh, salah satu instrumen pemasukan negara adalah pajak. Untuk
mengatur besaran penetapan pajak bagi wajib pajak, DPR akan mengadakan rapat
untuk membuat kebijakan fiskalnya. Setelah itu, pelaksanaan hasil strategi harus
ditaati oleh seluruh wajib pajak sementara pemungutan dan pengawasannya dilakukan
oleh aparat pemerintah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1) yang
berbunyi “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan setiap tahun”.
Untuk fungsi perencanaan, anggaran negara menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
6
Sementara itu, fungsi pengawasan pada kebijakan fiskal mengandung
arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan atau
tidak.
7
d. Meningkatkan potensi SDM
8
inflasi dengan menurunkan belanja negara serta menaikkan tingkat
pajak. Biasanya, jenis kebijakan fiskal ini akan dilakukan jika
pemerintah melihat kondisi perekonomian sedang ekspansi yang mulai
memanas demi menurunkan tekanan permintaan.
a. Pajak
b. Obligasi public
c. Pengeluaran belanja
9
5. Contoh Kebijakan Fiskal
Agar makin jelas, kebijakan fiskal sejatinya telah sering diterapkan selama
masa pandemi COVID-19 antara lain:
B. Kebijakan Moneter
10
Jika kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat digunakan untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga.
Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan
moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif, berikut penjelasannya:
11
banyak akan merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja
semakin besar. Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar
mata uang dalam negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing. Contoh
konkretnya, yaitu bank Indonesia menambah jumlah uang beredar dengan
mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi lebih
murah daripada mata uang negara lain.
Prof. Dr. Ali Wardhana selaku Gubernur Bank Dunia dan Dana
Moneter Internasional mengungkapkan betapa beratnya usaha untuk beliau
meloloskan diri dari tekanan rumusan kebijakan negara maju dalam krisis
ekonomi global yang dibahas pada buku Prof. Dr. Ali Wardhana:
Pembaharu Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia.
12
Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama
kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dan menganut sistem nilai
tukar yang mengambang (free floating).
Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga
dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan,
bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Cara-cara yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan suku
bunga, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan jumlah uang
tunai yang beredar di pasar. Bank sentral atau badan negara pengatur keuangan
seperti Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan
moneter. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen inflasi, manajemen
pengangguran, dan penjagaan nilai tukar mata uang.
13
Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku bunga,
dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah aktor utama dalam pelaksanaan
kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan
moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan
swasta/negara, merombak sistem perbankan, mengambil alih urusan
perbankan/perkreditan, dan masih banyak lagi.
Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit perbankan.
Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah memberikan
pengaruh kepada pemberian kredit oleh dunia perbankan. Pengaturan uang
beredar dalam masyarakat dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar.Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur
tingkat pertumbuhan dan peredaran uang di dalam suatu negara. Variabel makro
ekonomi utama yang diatur oleh kebijakan moneter adalah inflasi dan
pengangguran.
Cara-cara yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan suku
bunga, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan jumlah uang
tunai yang beredar di pasar. Bank sentral atau badan negara pengatur keuangan
seperti Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan
moneter. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen inflasi, manajemen
pengangguran, dan penjagaan nilai tukar mata uang.
Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku bunga,
dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah aktor utama dalam pelaksanaan
kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan
moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan
swasta/negara, merombak sistem perbankan, mengambil alih urusan
perbankan/perkreditan, dan masih banyak lagi. Bank sentral ikut serta dalam
peredaran uang dan lalu lintas kredit perbankan. Sedangkan contoh kebijakan
politik moneter tidak langsung adalah memberikan pengaruh kepada pemberian
kredit oleh dunia perbankan. Pengaturan uang beredar dalam masyarakat
dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
14
Ketika tingkat suku bunga pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka
bank-bank umum akan lebih tertarik untuk meminjam uang ke bank
sentral.
15
Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank
memiliki lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui
pinjaman. Sebaliknya jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang
beredar, maka pemerintah dapat menambah jumlah minimum cadangan
wajib bank sehingga bank memiliki uang yang lebih sedikit untuk
diedarkan.
16
4) Intervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam
meminjam dana secara langsung di Pasar Uang Antar Bank
(PUAB) dalam jangka waktu overnight sampai dengan 7 hari
demi membantu instrumen kegiatan Operasi Pasar Terbuka.
C. Kebijakan Harga
a. Penetrasi pasar
b. Marketing skimming
17
produksi dan distribusi untuk jumlah yang lebih kecil;(c)kesan barang
superior dapat dimunculkan dengan harga yang tinggi.
d. Promosi
2. Penetapan Harga
D. Kebijakan Produksi
18
Kebijakan produksi berkaitan dengan pengambilan keputusan manajemen,
tanggung jawab, dan hubungan produksi atau operasi dengan fungsi bisnis lainnya.
Selain itu, juga keputusan ini berkaitan dengan manufuktur dan jasa.
c. Cadangan pertumbuhan.
19
diperlukan saat ini. Kelebihan kapasitas tersebut adalah untuk cadangan
pertumbuhan perusahaan. Sehingga manajemen harus memutuskan berapa
besarnya kelebihan kapasitas untuk cadangan pertumbuhan perusahaan.
Cadangan kapasitas untuk pertumbuhan dapat berupa pembelian tanah
yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk perluasan pabrik
nantinya, gudang dan kantor di masa yang akan datang, juga kapasitas
lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan bagi perusahaan. Untuk
menentukan cadangan kapasitas pertumbuhan yang tepat maka manajemen
harus memprediksikan pertumbuhan perusahaan di waktu yang akan
datang.
d. Keseimbangan kapasitas.
a. Pemeliharaan preventif
1) Aktiva tetap dapat dipakai dalam jangka waktu relative lebih lama
2) Apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan termasuk produk
tahan lama yang dapat disimpan ?
3) Menghindarkan aktiva tetap dari kerusakan fatal yang akan
memerlukan biaya tinggi
4) Kegiatan produksi dan operasi dapat lancar dan hasilnya dapat
bermutu tinggi
5) Memudahkan koordinasi kegiatan karena semua bagian dapat
melaksanakan kegiatan dengan lancar tanpa terganggu kerusakan
aktiva tetap.
20
Pemeliharaan secara preventif memerlukan inspeksi terhadap
aktiva tetap secara regular untuk mengidentifikasikan hambatan yang
harus segera diperbaiki.
b. Reperasi
c. Penggantian
a. Manajemen produksi
b. Departemen jasa
21
tersebut menghasilakan jasa yang akan dinikmati oleh departemen lain,
baik departemen produksi muapun departemen yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.rumah.com/panduan-properti/kebijakan-fiskal-74814
2. https://www.gramedia.com/literasi/kebijakan-moneter/
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_harga
4. https://pustaka.ut.ac.id/lib/adbi4434-kebijakan-dan-strategi-produksi-edisi-3/
5. https://www.academia.edu/30905484/Makalah_Kebijakan_Ekonomi_di_Indonesia
6. https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/article/download/4255/3932
23