Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI KOPERASI DAN UMKM

“KONSEP PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KOPERASI’’


Dosen Pengampu : Chientya Annisa Rahman Putrie, S.Pd., M.Pd.E.

Disusun oleh : Kelompok 7

Adinda Shavira 1872250002


Anwar Ansyori 1872250005
Denada Oktaviani 1872250007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI BEKASI
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-
Nya makalah "Konsep partisipasi Anggota dan Koperasi" ini terselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Chientya Annisa Rahma Putrie S.Pd,. M.Pd.E, pada mata kuliah Ekonomi Koperasi dan
UMKM.

Dengan ketabahan kami, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Hendaknya makalah ini dapat bermanfaat dan bergun bagi para pelajar, khususnya diri kita
sendiri dan semua yang telah membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan yang lebih luas mengenai konsep partisipasi anggota dan koperasi.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
untuk perbaikan tugas ini, meengingat tidak ada seesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Bekasi, 3 April 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Pembahassn..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAAN............................................................................................5
A. Pengertian Partisipasi.......................................................................................5
B. Arti Pentingnya Partisipasi...............................................................................6
C. Cara meningkatkan partisipasi.........................................................................6
D. Rangsangan partisipasi.....................................................................................7
E. Buaya partisipasi..............................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partisipasi anggota dalam koperasi mejadi hal yang sangat penting dalam
pencapaian keberhasilan usaha koperasi. Hal ini disebabkan oleh kedudukan anggota
yang sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan koperasi. Sebagai pemilik koperasi,
anggota harus berupaya mendukung manajemen organisasi dan permodalan koperasi.
Sementara itu, sebagai pelanggan koperasi, anggota harus menjamin keberlangsungan
usaha koperasi dengan selalu memanfaatkan potensi dan layanan usaha koperasi.
Partisipasi anggota dalam menejemen organisasi, permodalan, dan pemanfatan
layanan usaha koperasi ini akan menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha koperasi.

Partisipasi anggota dalam koperasi akan meningkat apabila anggota


memahami program-program koperasi yang memberikan peluang bagi anggota untuk
medapatkan manfaat ekonomi/nonekonomi, serta merasa memperoleh layanan usaha
yang berkualitas. Apalagi jika anggota bisa mendapatkan prestise (kebanggaan) dari
layanan usaha koperasi. Oleh karena itu para pengelola koperasi harus berupaya agar
koperasinya mampu memberikan layanan usaha yang bermutu, sehingga anggota
merasa memperoleh prestise/kebanggaan dari layanan usaha koperasi. Selain itu,
Pengelola koperasi juga harus berupaya selalu mensosialisasikan program-program
koperasi kepada anggota, sehingga anggota memiliki pemahaman positif terhadap
gerakan koperasi. Dengan pemahaman yang positif ini diharapkan anggota akan
termotivasi untuk meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan koperasi.

B. Rumusan Masalah

1) Jelaskan pengertian partisipasi ?


2) Jelaskan apa itu arti penting partisipasi ?
3) Bagaimana Cara meningkatkan partisipasi ?
4) Apa itu rangsangan partisipasi ?
5) Jelaskan biaya partisipasi ?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pengertian partisipasi


2) Untuk mengetahui arti penting partisipasi
3) Untuk mengtahui cara meningkatkan partisipasi

4
4) Dan untuk mengetahui rangsangan partisipasi serta biaya partisipasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Partisipasi

Kata Partisipasi telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik
yang di ucapkan para ahli maupun orang awam. Sampai saat ini belum ada pengertian
atau defenisi yang dapat diterima secara umum tentang partisipasi. Hal ini disebabkan
oleh adanya perbedaan sudut pandang yang dipakai dalam memberikan pengertian
atau defenisi.

“Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental,


pikiran atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
dalam upaya untuk memberikan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan dan ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut”
(Syamsuddin Adam dalam Prasetya, 2008:54).

Menurut Salusu (1998:104) :“Partisipasi secara garis besar dapat


dikatagorikan sebagai desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap
individu”. Hal ini berarti bahwa manusia ingin berada dalam suatu kelompok untuk
terlibat dalam setiap kegiatan. Partisipasi merupakan suatu konsep yang merujuk pada
keikutsertaan seseorang dalam berbagai aktivitas pembangunan. Keikutsertaan ini
sudah barang tentu didasari oleh motif– motif dan keyakinan akan nilai–nilai tertentu
yang dihayati seseorang.

Partisipasi oleh banyak kalangan disamakan pengertiannya dengan keikut


sertaan, turut serta mengambil bagian. Hal ini menunjukkan adanya unsur keterlibatan
dari dalam suatu kegiatan. Secara Etimilogi kata partisipasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu participation ialah kata benda orang ikut mengambil bagian, peserta, TO
Participate adalah kata kerja, ikut mengambil bagian,“participation” adalah hal
mengambil bagian.

Menurut Juliantara (2002:87) substansi dari partisipasi adalah bekerjanya


suatu sistem pemerintahan dimana tidak ada kebijakan yang diambil tanpa adanya
persetujuan dari rakyat, sedangkan arah dasar yang akan dikembangkan adalah proses
pemberdayaan.

5
B. Arti Pentingnya Partisipasi

Anggota koperasi merupakan orang-orang yang berkumpul, bersatu secara


sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi melalui perusahaan yang
mereka miliki dan mereka kendalikan secara bersama-sama secara demokratis
Mengapa anggota bisa menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah koperasi?

Anggota koperasi adalah pemilik koperasi sekaligus sebagai pengguna jasa


koperasi. Sebagai seorang pemilik, anggota memiliki kewajiban untuk berpartisipasi
dalam penyertaan modal koperasi dengan membayar simpanan, melakukan
pengawasan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Rapat Anggota, sedangkan
sebagai pengguna jasa atau pelanggan, anggota koperasi wajib untuk memanfaatkan
fasilitas, layanan, dan jasa yang disediakan oleh koperasi. Inilah yang menjadikan
anggota menjadi hal penting dalam organisasi koperasi. Akan tetapi tidak semua
anggota dapat menjalankan perannya untuk berpartispasi secara aktif sebagai seorang
pemilik maupun sebagai seorang pelanggan. Bahkan tidak jarang anggota koperasi
yang tidak mengetahui peran atau kedudukan yang dimilikinya sebagai anggota
koperasi

Hal seperti di atas tentunya sangatlah disayangkan mengingat keberhasilan


koperasi dilihat dari berapa besar par-tisipasi anggota dalam menjalankan perannya
sebagai anggota Koperasi. Namun, minimnya partisipasi anggota juga tidak secara
mutlak merupakan kesalahan anggota dan juga koperasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi anggota, salah satunya belum pahamnya anggota
terhadap perannya di dalam koperasi atau organisasi koperasinya yang belum dapat
memberikan pelayanan atau fasilitas secara maksimal kepada anggota sehingga dapat
menimbulkan rasa “enggan” bagi anggota untuk menjalankan peran anggotanya.
Dengan mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota,
organisasi koperasi dapat menentukan strategi strategi yang dapat merangsang
partisipasi anggota dalam menjalankan perannya.

Dalam upaya meningkatkan partisipasi anggota dapat digunakan berbagai cara


yang tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada pada koperasi tersebut. Salah satu
contohnya adalah dengan mengajak anggota untuk terlibat langsung dalam kegiatan-
kegiatan di organisasi koperasi, dan juga melibatkan anggota dalam pengambilan
keputusan penting di organisasi koperasi. Mengingat betapa pentingnya partisipasi
anggota, organisasi koperasi diharapakan tidak lagi menunggu anggota berpartipasi
secara aktif akan tetapi organisasi koperasilah yang mengajak langsung anggota untuk
berpartisipasi.

C. Cara Meningkatkan Partisipasi

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 66) terdapat berbagai macam cara untuk
dapat meningkatkan partisipasi, yang di antaranya dengan menggunakan materi dan
non materi.

6
Peningkatan partisipasi dengan menggunakan materi dapat melalui pemberian
bonus, tunjangan, komisi dan insentif serta lainnya. Peningkatan partisipasi
nonmateri, yaitu dengan cara memberikan suatu motivasi kepada semua komponen
atau unsur yang ada dalam suatu lingkungan tertentu.

Beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi anggota yang termuat dalam


buku saku Koperasi dari Departemen Sumber Daya Manusia (2010: 4) adalah
melalui :

1. Upaya pelibatan secara aktif seluruh komponen dan anggota koperasi dalam
perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan.

2. Keterlibatan dan keaktifan anggota dalam perencanaan usaha dan proses


pengambilan keputusan secara langsung bersama segenap anggota merupakan
upaya bersama untuk merancang bangun secara bersama pola dan struktur
pelayanan koperasi terhadap anggota, kerangka kerja perusahaan, dan indikasi
kinerja keberhasilan koperasi sebagai badan usaha.

3. Proses perencanaan usaha dan pengambilan keputusan yang partisipatif dan


kolaboratif dari segenap anggota dan pengurus, pengelola akan meningkatkan
kesadaran pemanfaatan pelayanan dan rasa tanggung jawab semua pihak
untuk memperjuangkan kemajuan dan perkembangan koperasi, dengan
kesadaran, semangat kebersamaan, dan tanggung jawab segenap anggota
inilah yang meningkatkan partisipasi anggota sehingga pada ujung- ujungnya
mampu menumbuh kembangkan koperasi.

D. Rangsangan Partisipasi

Rangsangan Partisipasi Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan


untuk berpartisipasi, terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara
secara aktif hubungannya dengan organisasi koperasi, jika insentif yang diperoleh
anggota sama besar atau lebih dari kontribusi yang diberikannya. Sehubungan dengan
itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia / SDM (2010: 3) rangsangan
partisipasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh
perusahaan koperasi dapat menjadi rangsangan penting bagi anggota untuk
ikut memberikan kontribusinya bagi pemupukan modal dan pertumbuhan
koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota berkait erat
dengan seberapa besar upaya pemenuhan kebutuhan oleh perusahaan koperasi
dapat dirasakanoleh anggota secara subyektif yang dapat meningkatkan
kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga anggota.

2. Insentif juga dapat dirasakan dalam bentuk layanan barang dan jasa di
perusahaan koperasi sama sekali tidak tersedia di pasar atau tidak disediakan
oleh lembaga lain.

7
3. Insentif rangsangan dapat berwujud pelayanan barang dan jasa disediakan
dengan harga, kualitas, dan kondisi yang lebih baik, lebih menguntungkan
dibandingkan dengan barang dan jasa yang ditawarkan di pasar atau lembaga
lain non koperasi. Sebaliknya, jika pelayanan barang dan jasa di koperasi yang
tidak memenuhikebutuhan anggota, harga yang lebih tinggi atau dengan
kondisi yang lebih buruk daripada yang ditawarkan di pasar atau lembaga non
koperasi, menyebabkan partisipasi anggota semakin menurun. Koperasi
sebagai badan usaha harus memperhatikan kondisi ini sebagai upaya
perbaikan layanan, sehingga perbaikan layanan kepada anggota merupakan
keharusan bukan beban usaha, agar Partisipasi Anggota semakin besar
sehingga anggota semakin memiliki usaha koperasi dan berkontribusi dalam
pemanfaatan pelayanan usaha koperasi secara terus menerus.

Selain yang disebutkan, ada beberapa perangsang lain bagi kontribusi


anggota terhadap koperasi yaitu (Tiktik S.P & Abd. Rachman S., 2002: 60):

a. Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam


bentuk saran keuangan (mungkin sumber daya dan tenaga kerja) akan dinilai
oleh para anggota atas dasar biaya opportunitas.

b. Partisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan, dalam pembuatan keputusan


mengenai berbagai kegiatan, dan dalam pengawasan tata kehidupam
koperasinya dapat merupakan suatu insentif atau suatu kontribusi:

1) Jika anggota diberi kemungkinan untuk memasukkan


tujuantujuannya bagi koperasi menjadi tujuan dari kelompok
dan dari organisasi koperasi, maka ia anggap kesempatan
partisipasi tersebut sebagai perangsang (insentif-manfaat).

2) Jika partisipasinya dalam rapat-rapat dan diskusi-diskusi


kelompok memakan waktu dan biaya, maka para anggota akan
mempertimbangkan biaya opportunitasnya (kontribusi)

E. Biaya Partisipasi

Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan


anggota dalam pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan
rapat dan biaya perjalanan dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas
karena ada partisipasi. Biaya oportunitas adalah kesempatan melaksanakan proses
produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.Partisipasi yang paling berhasil
adalah yang efisien (perhitungan selisih antara besar biaya partisipasi dengan manfaat
yang ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang hendak dicapai
oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi pada
dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi
koperasi.

Biaya partisipasi tergantung pada waktu, energi, dan sumber-sumber daya


langsung yang digunakan oleh anggota, manajemen, dan pemimpin koperasi untuk
berpartisipasi dalam koperasinya. Besarnya manfaat yang tercipta tergantung dari
tingkat partisipasi, tetapi di lain pihak partisipasi juga memerlukan penggunaan
8
sumber-sumber daya penting, sehingga koperasi sebagai perusahaan yang
membutuhkan partisipasi intensif mungkin menghadapi hambatan persaingan dalam
bentuk biaya transaksi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga-lembaga
lainnya.

Faktor-faktor yang menentukan biaya (penggunaan sumber daya) untuk


berpartisipasi ada tiga yaitu:

1. Ukuran koperasi

2. Heterogenitas (kemajemukan) anggota

3. Jumlah fungsi koperasi yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini akan membahas terkait masalah partisipasi pada bagian
konflik kepentingan yang memperhitungkan adanya suatu konflik kepentingan antara
manajemen dan para anggota (Djatnika, 2012: 45).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan mengenai partisipasi dan keberhasilan usaha koperasi


tesebut dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Partisipasi anggota merupakan keterlibatan anggota dalam berbagai kegiatan


koperasi baik yang menyangkut kewajiban maupun hak-hak anggota. Partisipasi
anggota ini dapat meliputi partisipasi dalam manajemen organisasi, permodalan,
maupun pemanfaatan potensi dan layanan usaha koperasi.

2. Partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti


pemahaman anggota tentang koperasi, kualitas layanan manajemen dan usaha
koperasi, dan manfaat ekonomi maupun non-ekonomi yang diperoleh anggota dari
koperasi yang bersangkutan.

3. Sebagai pemilik sekaligus pelanggan koperasi, partisipasi anggota memiliki peran


penting dalam pencapain keberhasilan usaha koperasi. Semakin tinggi tingkat
partisipasi anggota, akan semakin tinggi pula tingkat pencapaian keberhasilan
usaha koperasi, atau sebaliknya.

Atas dasar kesimpulan tersebut, hendaknya para pengelola koperasi dapat


menjamin partisiasi anggota yang tinggi dalam kegiatan koperasi. Untuk itu, anggota
harus selalu diberi peluang untuk mengemukakan ide, gagasan, dan pendapatnya yang
terkait dengan perbaikan manajemen koperasi, Selain itu, anggta juga harus selalu
mendapatkan layanan manajemen dan usaha yang bermutu, serta memperoleh
manfaat ekonomi / non-ekonomi dari koperasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kopma.ugm.ac.id/2014/07/02/pentingnya-partisipasi-anggota-dalam-
koperasi/

2. https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9731/2/T1_162012015_BAB
%20II.pdf

3. https://www.coursehero.com/file/70091434/21docx/

4. https://repository.uin-suska.ac.id/16678/7/7.%20BAB%20II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai