Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN


KADER DAN DUKUN

Dosen Pengampu : Ibu Linda, SKM.,M.Kes.


Mata Kuliah : Perorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Di Susun Oleh:
Kelompok V

Eka Agustina (PO7124322013)


Putri Mawarni (PO7124322016)
Magfira A. Dg Manasse (PO7124322021)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanaan dan

Strategi Pemberdayaan Kader Dan Dukun”, ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari

penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perorganisasian dan

Pengembangan Masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan

tentang topik makalah bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami

tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Palu, 26 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................3

A. Strategi Pemberdayaan Kader dan Dukun ..............................................................3

B. Pendampingan Sosial Kader dan Dukun ................................................................3

C. Bidang Tugas Pendamping......................................................................................4

D. Peran Sebagai Pendamping .....................................................................................5

BAB III PENUTUP............................................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................................9

B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kader kesehatan merupakan anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan

memiliki waktu untuk melaksanakan kegiatan posyandu secara sukarela. Kader

seharusnya memiliki peran penting dalam upaya pencegahan komplikasi Pengetahuan

kader tentang P4K masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. Peningkatan kapasitas

kader Kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak. Kegiatan

pengabdian kepada masyarakat yang sebelumnya pernah dilaksanakan yaitu

terwujudnya pelaksanaan program P4K melalui buku tentang P4K oleh kader

Kesehatan. Metode pelaksanaan menggunakan cara penyuluhan dan pembekalan

kader untuk pelaksanaan Program P4K melalui buku tentang P4K pada ibu hamil.

Peran kader kesehatan di Posyandu memiliki esensi yang tidak dapat

dilepaskan dengan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan Ibu dan

Anak. Peran kader disandingkan dengan peran bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Adapun peran kader di Posyandu adalah penyuluhan kepada TOGA, TOMA, dukun,

pendataan Ibu hamil, membantu bidan dalam melakukan PWS KIA, penimbangan Ibu

Hamil, memasang stiker P4K, memberikan buku KIA kepada Ibu hamil, kegiatan

pencatatan dan pelaporan KIA, merujuk Ibu Hamil yang mengalami komplikasi

kehamilan dan lain sebagainya.

Untuk itu dalam rangka akselerasi penurunan AKI dan AKB, dan demi

membantu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak perlu

perencanaan dan pemberdayaan kader dan dukun.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemberdayaan kader dan dukun?

2. Bagaimana pendampingan social kader dan dukun?

3. Apa saja bidang tugas pendamping?

4. Apa saja peran sebagai pendamping?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan perencanaan dan strategi pemberdayaan kader dan dukun.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pendampingan sosial kader dan dukun.

b. Mampu melaksanakan bidang tugas pendampingan.

c. Mampu mengetahui peran sebagai pendamping fasilitator, broker, mediator,

pembela, dan pelindung.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pemberdayaan Kader Dan Dukun

Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi dan

komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.

Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat dapat lebih berani untuk menghadapi

kehidupannya, bahkan dia juga mampu mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang

dia miliki agar kehidupannya menjadi lebih baik. Pemberdayaan dikhususkan

terhadap kelompok masyarakat yang memiliki ketidakberdayaan baik itu internal

(karena persepsi dirinya sendiri) ataupun eksternal (karena struktur sosial yang tidak

adil). Keadaan berdaya dapat masyarakat peroleh dari dirinya sendiri bukan dari orang

lain, karena meskipun pemberdayaan tersebut datang dari orang lain tapi jika dirinya

sendiri menolak akan adanya pemberdayaan tersebut atau merasa dirinya tidak

mampu untuk melakukan hal tersebut maka semua hal tersebut akan sia-sia. Maka

dari itu pemberdayaan itu ada agar rakyat mampu untuk menguasai dirinya sendiri

bukan pihak lain yang menguasainya.

B. Pendampingan Sosial Kader Dan Dukun

Pengembangan masyarakat (PM) adalah proses membantu orang-orang agar

dapat memperbaiki masyarakatnya melalui tindakan-tindakan kolektif. Pengembangan

masyarakat dikenal sebagai salah satu metode pekerjaan social yang tujuan utamannya

untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-

sumber yang ada pada mereka setra menekankan pada prinsip partisipasi sosial.

Dalam konteks pengembangan masyarakat pendampingan sosial berpusat pada tiga

visi praktek pekerjaan sosial, yang dapat diringkas sebagai 3P, yaitu pemungkin

3
(enabling) pendukung (supporting), dan pelindung (protecting). Prinsip utama

pendampingan sosial adalah “making the best of the client’s resources”. Dalam

pendampingan sosial, klien dan lingkungannya tidak dipandang sebagai system yang

pasif dan tidak memiliki potensi apa-apa.

C. Bidang Tugas Pendamping

Proses pendampingan berpusat pada empat  bidang tugas atau fungsi, yaitu:

1. Pemungkinan (Enabling) atau Fasilitasi

Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan

kesempatan bagi masyarakat. Beberapa tugas pekerja social yang berkaitan

dengan fungsi ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi,

membangun konsensus  bersama, serta melakukan manajemen sumber.

2. Penguatan (Empowering)

Berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas

masyarakat (capacity building). Pendamping berperan aktif sebagai agen yang

memberikan masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan

pengalamannya serta bertukar bertukar gagasan gagasan dengan pengetahuan dan

pengalaman masyarakat yang didampinginya, membangkitkan kesadaran

masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi,

menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah  beberapa tugas yang

berkaitan fungsi penguatan.

3. Perlindungan (Protecting)

Fungsi ini berkaitan dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-

lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya.

Dalam kaitan dengan fungsi ini seorang pendamping bertugas mencari sumber-

4
sumber melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan

masyarakat dan membangun jaringan kerja sebagai konsultasi.

4. Pendukungan (Supporting)

Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat

mendukung terjadinya perubahan positif pada masyarakat. Dalam hal ini

pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi manajer perubahan yang

mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas

teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti melakukan analisis

social, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi,

berkomunikasi dan mencari serta mengatur sumber dana.

D. Peran Sebagai Pendamping

1. Fasilitator

Dalam literature pekerjaan sosial, peranan fasilitator sering disebut sebagai

pemungkin (Enabler). Keduannya bahkan sering dipertukarkan satu sama lain.

Definisi pemungkin atau fasilitator sebagai tanggung jawab untuk membantu

klien menjadi mampu menangani tekanan situasional atau tradisional.

Peran kader selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat

dan fasilitator pemberdayaan kesehatan masyarakat juga sebagai penggerak

masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih

dan sehat.

2. Broker

Dalam konteks pengembangan masyarakat, peran pekerja sosial sebagai

broker tidak jauh berbeda dengan peran broker di pasar modal. Seperti halnya di

pasar modal, dalam pengembangan masyarakat terdapat klien atau konsumen.

5
Namun demikian, pekerja sosial melakukan transaksi dalam pasar lain, yakni

jaringan pelayanan sosial. Pemahaman pekerja sosial yang menjadi broker

mengenai kualitas pelayanan sosial di sekitar lingkungannya menjadi sangat

penting dalam memenuhi keinginan kliennya memperoleh keuntungan maksimal.

Dalam proses pendampingan sosial, ada tiga prinsip utama dalam

melakukan peranan sebagai broker:

1) Mampu mengidentifikasi dan melokalisir sumber-sumber kemasyarakatan

yang tepat.

2) Mampu menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber secara

konsisten.

3) Mampu mengevaluasi afektifitas sumber dalam kaitannya dengan

kebutuhan-kebutuhan klien.

3. Mediator

Pekerja sosial sering melakukan peran mediator dalam berbagai kegiatan

pertolongannya. Peran ini sangat penting dalam paradigma generalis. Peran

mediator diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan

mengarah pada konflik antara berbagai pihak. Kegiatan-kegiatan yang dapat

dilakukan dalam melakukan peran mediator meliputi kontrak perilaku, negosiasi,

pendamai, upaya-upaya yang dilakukan pada hakekatnya diarahkan untuk

mencapai solusi menang-menang. Hal ini berbeda dengan peran sebagai pembela

dimana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk memenangkan kasus klien atau

membantu klien memenangkan dirinya sendiri.

4. Pembela

Dalam praktek pengembangan masyarakat, sering kali pekerja sosial harus

berhadapan system politik dalam rangka menjamin kebutuhan sumber yang

6
diperlukan oleh klien atau dalam melaksankan tujuan-tujuan pendampingan

sosail, manakala pelayanan dan sumber-sumber sulit dijangkau oleh klien,

pekerja sosial harus memainkan peran sebagai pembela (advokat). Peran

pembelaan atau advokasi merupakan salah satu prektek pekerjaan sosial yang

bersentuhan dengan kegiatan politik.

Ada 7 model yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan peran pembela

dalam pengembangan masyarakat :

1) Keterbukaan (membiarkan berbagai pandang untuk didengar)

2) Perwakilan luas (mewakili semua pelaku yang memiliki kepentingan dalam

pembuatan keputusan)

3) Keadilan (memiliki sebuah system kesetaraan atau kesamaan sehingga

posisi-posisi yang berbeda dapat diketahui sebagai bahan perbandingan)

4) Pengurangan permusuhan (mengembangkan sebuah keputusan yang

mampu mengurangi permusuhan keterasingan)

5) Informasi (menyajiakan masing-masing pandangan secara bersama dengan

dukungan dokumen dan analisis)

6) Pendukungan (mendukung partisipasi secara luas)

7) Kepekaan (mendorong para pembuat keputusan untuk benar-benar

mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap minat-minat dan posisi-

posisi orang lain).

5. Pelindung

Tanggung jawab pekerja sosial terhadap masyarakat didukung oleh hukum.

Hukum tersebut memberikan legitimasi kepada pekerja sosial untuk menjadi

pelindung (protector) terhadap orang-orang yang lemah dan rentan. Dalam

melakukan peran sebagai pelindung (guardion role), pekerja sosial bertindak

7
berdasarkan kepentingan korban, calon korban, dan populasi yang beresiko

lainnya. Peranan sebagai pelindung mencakup penerapan berbagai kemampuan

yang menyangkut kekuasaan, pengaruh, otoritas, pengawasan sosial.

Peran kader adalah mengambil tanggung jawab, mengembangkan

kemampuan, menjadi pelaku, dan perintis serta pemimpin yang menggerakkan

masyarakat berdasarkan asas kemandirian dan kebersamaan. Kegiatan masyarakat

tersebut dapar bersifat pengobatan, pencegahan, peningkatan maupun pemulihan

sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki.

Prinsip-prinsi peran pelindung meliputi:

1) Menentukan siapa klien pekerja sosial yang utama

2) Menjamin bahwa tindakan dilakukan sesuai dengan proses perlindungan

3) Berkomunikasi dengan semua pihak yang terpengaruh oleh tindakan sesuai

dengan tanggung jawab etis, legal dan rasional prektek pekerjaan sosial.

8
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam pengembangan masyarakat pendampingan sosial berpusat pada tiga visi

praktek pekerjaan sosial yaitu pemungkin (Enabling), pendukung (Supporting), dan

pelindung (Protecting). Dalam pendampingan sosial, klien dan lingkungannya tidak

dipandang sebagai system yang pasif dan tidak memiliki potensi apa-apa.

Proses pendampingan berpusat pada empat  bidang tugas yaitu pemungkinan

atau fasilitator, penguat, pelindung, pendukung. Kader memiliki 5 peran sebagai

pendamping yaitu fasilitator, broker, mediator, pembela dan pelindung terhadap

masayarakat.

B. Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai pendampingan

sosial kader dan dukun, bidang tugas sebagai pendamping, dan peran kader dan dukun

sebagai pendamping pada masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Purbasari Dwiyanti. 2018. Peran Kemitraan Kader Posyandu Dalam Kontinuitas Kunjungan

Kehamilan K4 Berdasarkan Persepsi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sendang Kabupaten Cirebon. Jurnal Kehatan Mahardika

Sagita Arfah. 2018. Peran Kader Posyandu Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Dan

Anak Di Dusun Lamasariang Kelurahan Balanipa Kecamatan Balanipa

Kabupaten Polewali Mandar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassa.

Olii, N., Claudia, J. G., Yanti, F. D., Abdul, N. A., Tompunuh, M. M., Suherlin, I., & Luawo, H. P.

(2022). Permberdayaan Kader Kesehatan Dalam Pelaksanaan Program Perencanaan

Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(1), 227-

235.

Oruh, Shermina. "Literatur Review: Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi." Jurnal kesehatan Masyarakat 12.1 (2021):

135-148.

Astuti, Anjar., Krisdiana, W., Emi, M., Herlina, T. D. (2020). Pendampingan dan Pelatihan Media

Buku Saku oleh Kader Sebagai Motivator Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu

Rumah Tangga. Jurnal Ilmiah Pengabdhi. Volome 6 No. 2. Semarang

Jemanpu, Yohana, D. (2022). Pembinaan Keder dan Dukun. Jakarta.

Suharto., Ratna, Dewi, P, S., Winda, T, U., Risti, Graharti., Reni. (2022). Pemberdayaan Kemitraan

Dukun Beranak pada Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak dalam Rangka Upaya Pencegahan

Stunting. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume 2 No. 1. Lampung.

Setiabudhi, Rai. (2017). Strategi Pendampingan Sosial Dan Kemitraan. Denpasar

10

Anda mungkin juga menyukai