Anda di halaman 1dari 9

PRINSIP PENDAMPINGAN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Teknik
Pendampingan PMI

Dosen Pengampu 1 : Ratna Dewi, S.Sos.I, M.Ag.,

Dosen Pengampu 2 : Aludin, M.Sos.

Disusun oleh :

Kastiyah (1194040070)
Moch Ikhsan Abdulatip (1194040078)
M. Afdinal Awaludin Farhan (1194040081)
Muhammad Saeful Fikri (1194040094)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Prinsip Pendampingan.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat mengevaluasi makalah ini.

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

,23 Maret 2022

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Maksud dan tujuan........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
D. Pengertian Prinsip Pendampingan.................................................................................5
E. Prinsip Pendamping......................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................................8
a. Kesimpulan...................................................................................................................8
b. Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu upaya memberdayakan masyarakat adalah dengan


meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pendampingan. Pendampingan
dapat dipahami sebagai pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan
pendamping sebagai fasilitator, komunkator, motivator dan dinamisator. Ppada
dasarnya pendamoingan merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat
dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas
kehiudpan yang lebih baik.
Pemberdaya masyarakat secara umum ada prinsip yang harus
dijalankan. Prinsip yang menjadi pegangan semua pihak, dalam menjalankan
pemberdayan masyarakat.prinsip ini penring untuk dijadikan patokan terutama
bagi pendamping

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian priinsip pendampingan


2. Bagaimana prinsip pendamping

C. Maksud dan tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian prinsip pendampingan


2. Untuk mengetahui bagiamana prinsip pendamping
3. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknik pendampingan PMI
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian Prinsip Pendampingan

Prinsip merupakan asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,


bertindak, dan sebagainya) atau disebut juga yang menjadi dasar.1 Prinsip adalah
suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak.2 Prinsip merupakan sebuah dasar yag menjadi patokan dari berbagai
permasalahan ataupun topik yang akan dibahas dalam sebuah mata ilmu
pengetahuan.

Sedangkan pendampingan merupakan sebuah proses, cara, perbuatan


yang akan mendampingi/menemani atau mendampingkan sesuatu dengan
berbagai macam cara yang dilakukan bagi setiap objek tertentu yang menjadi
sebuah acuan objek yang akan di dampingi.

Pendampingan merupakan serangkaian kegiatan memfasilitasi kelompok


untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui cara-cara partisipatif dan
dialogis. Pendampingan memiliki makna dan nilai yang mendalam pada proses
dan bukan sekedar melaksanakan kegiatan.

Prinsip pendampingan adalah kesederajatan kedudukan. Maka seseorang


yang pendampingan, keberadaannya sejajar dengan kelompok atau anggota
organisasi yang didampingi. Maka tidak dikenal istilah "atasan" atau "bawahan"
sehingga relasi Pendamping dengan Kelompok bersifat perkawanan. melakukan

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan, yakni mengembangkan


kemampuan, potensi dan sumber daya kelompok dampingan. Hal utama dalam
pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran untuk memahami hak dan tanggung
jawabnya, sehingga sanggup mengembangkan potensi yang tersedia pada
kelompok. Pendampingan juga bertujuan membangun penguatan organisasi.
Kekuatan masyarakat tidak akan efektif bila tidak diwadahi dalam organisasi
yang berfungsi melayani aspirasi anggota.

Tujuan akhir pendampingan adalah perbaikan kualitas hidup. Maka


komponen kegiatan harus memberikan dukungan bagi pencapaian perbaikan
kualitas hidup.

Fokus pendampingan adalah menumbuhkan dan mengembangkan


kesadaran masyarakat, yang akhirnya memotivasi untuk melakukan aksi konkret.
Kesadaran hanya dapat tumbuh dan berkembang aksi. Maka, pendampingan
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jilid V

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip
senantiasa menekankan proses belajar dari pengalaman dan memperkaya
pengetahuan dari aksi berkelanjutan. Melalui hubungan teori dan aksi,
masyarakat dapat tumbuh dan berkembang.

E. Prinsip Pendamping

Fasilitator yang berperan sebagai pendamping komunitas, harus berpegang


teguh pada prinsip pendampingan dan menerapkannya secara konsisten berdasarkan
realitas kondisi di lapangan. Prinsip pendampingan komunitas adalah pandangan dan
sikap pendamping dalam melihat realita komunitas dan bagaimana pendamping
bekerja untuk menjalankan peran pendampingan.

Peran pendampingan bukanlah pekerjaan yang mengandalkan pengetahuan dan


keterampilan teknis semata. Namun lebih dari itu, harus memiliki kesungguhan, sikap
konsisten dan moral yang baik untuk menjalankan fungsi dan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Penjelasan mengenai prinsip pendampingan komunitas adalah
sebagai berikut:

A. Komunitas Bersifat Organis

Komunitas dampingan adalah "komunitas organis" maka Pendamping harus


memperhatikan dan menilai komunitas menurut karakter dan mengembangkannya
sesuai kondisi setempat. Maka diperlukan tipe pendekatan yang holistik dengan
keyakinan, komunitas itu pada hakekatnya bersifat "organis" daripada "mekanis".

B. Rasa Memiliki Komunitas

Pendampingan komunitas harus mengarah pada memiliki untuk mendorong


anggota komunitas terlibat aktif dalam pelbagai kegiatan. Rasa memiliki mengacu
pada nilai kebersamaan, dengan pengertian anggota komunitas terlibat aktif
mengawasi pelbagai kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan.

C. Tanpa Kekerasan

Proses pendampingan komunitas dengan menentang penuh kesadaran


kekerasan. Tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan struktural, yakni
pemaksaan kehendak. Selain itu timpangnya distribusi kesempatan dan kekayaan,
berdasarkan jenis kelamin, suku, agama kepercayaan, juga harus dipahami sebagai
bentuk- bentuk kekerasan yang harus ditolak.

D. Keterbukaan

Prinsip keterbukaan harus dilaksanakan untuk mendorong anggota komunitas


memahami dan menghormati hak-hak orang lain. Maka Fasilitator tidak boleh
melakukan monopoli kebenaran dalam menjalankan peran pendampingan.

E. Partisipasi
Pendamping hendaknya mampu menemukan alternatif untuk mengoptimalkan
peranserta anggota komunitas. Selain itu, juga mampu memberikan peluang pada
anggota komunitas untuk terlibat aktif dalam pelbagai kegiatan.

F. Kesetaran Peran dan Keadilan Gender

Relasi antara dan laki-laki, perempuan senyatanya merupakan realita budaya.


Faktanya, ada perbedaan bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan
perbedaan itu, manusia menentukan makna, sikap, perlakuan yang berbeda pula.
Perbedaan dalam bentuk lahiriah disebut seks atau kelamin, sedangkan perbedaan
yang muncul dari makna, sikap dan perlakuan, disebut gender. Dalam kehidupan
keseharian, gender menjadi persoalan serius, karena dalam ungkapan makna, sikap
dan perlakuan menimbulkan ketidakadilan.

Ketidakadilan gender akan nampak tatkala dipersoalkan mengenai peran,


ketika menentukan siapa melakukan Ketidakadilan dalam apa. pembagian peran,
terjadi dalam bidang reproduksi, produksi dan sosial. Peran reproduksi, adalah peran
yang berhubungan dengan kegiatan dalam keluarga yang tidak bernilai ekonomi.
Peran produksi, adalah peran yang berkaitan dengan pencarian nafkah di luar rumah
dan bernilai ekonomi. Sedangkan peran sosial adalah peran berkaitan dengan
kehidupan sosial dalam masyarakat.

Pembagian peran berdasarkan gender dapat mengakibatkan ketidakadilan


terhadap perempuan. Ketidakadilan itu berupa peminggiran (marjinalisasi);
perendahan (subordinasi); kekerasan (violence), memaku citra (stereotype) dan beban
ganda (double burden). Ketidakadilan itu juga mewujud dalam banyak hal yang
bersumber pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki.

Prinsip pendampingan komunitas tidak boleh mengabaikan kesetaraan peran


dan keadilan gender. Fasilitator harus melaksanakan mampu pendampingan yang
peka terhadap kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki, dan menaruh
penghormatan yang tulus pada keadilan gender.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Prinsip pendampingan adalah kesederajatan kedudukan. Maka


seseorang yang pendampingan, keberadaannya sejajar dengan kelompok atau
anggota organisasi yang didampingi. Maka tidak dikenal istilah "atasan" atau
"bawahan" sehingga relasi Pendamping dengan Kelompok bersifat
perkawanan.

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan, yakni mengembangkan


kemampuan, potensi dan sumber daya kelompok dampingan. Hal utama dalam
pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran untuk memahami hak dan tanggung
jawabnya, sehingga sanggup mengembangkan potensi yang tersedia pada
kelompok. Pendampingan juga bertujuan membangun penguatan organisasi.
Kekuatan masyarakat tidak akan efektif bila tidak diwadahi dalam organisasi
yang berfungsi melayani aspirasi anggota.

Tujuan akhir pendampingan adalah perbaikan kualitas hidup. Maka


komponen kegiatan harus memberikan dukungan bagi pencapaian perbaikan
kualitas hidup.

b. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan dan kesalahan. Hal inilah karena kurangnya sumber bacaan dan
keterbatasan kami selaku penyusun makalah. Oleh karena itu, kami sebagi
penyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan
pembelajran dalam penyusunan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lisdiyono, Edi. Dkk. (2021). Model Pendampingan Kolaboratif Bagi Masyarakat


Terdampak Banjir ROB dikawasan Pesisir. Semarang : Buterfly Mamoli
Press.

Jonathan, R. (2017). Manajemen Organisasi dan Perencanaan Strategis. Yayasan


Mitra Kasih
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V
Wikipedia, Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai