Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kependudukan adalah hal ihwal
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk. Seperti kita ketahui
masalah penduduk sudah menjadi perhatian. Pemerintah sudah sering
memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang dikehendaki dan
usaha untuk merangsang maupun memperlambat pertumbuhan penduduk.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai populasi
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut data dari Tribunnews.com
Indonesia berada pada posisi keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia,
dengan jumlah penduduknya sebanyak 237,6 juta jiwa. Dari hasil data di atas
pemerintah Indonesia harus melakukan tindakan agar dapat meminimalkan
jumlah pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, dan salah satu upaya yang
dapat di lakukan yaitu memaksimalkan peranan badan atau instansi yang
kompeten dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk. Adanya
peningkatan jumlah penduduk memacu keinginan pemerintah, khususnya Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan untuk melakukan tindakan
yang dapat mengontrol laju pertumbuhan penduduknya.Berdasarkan hal telah
diuraikan di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian “Peranan
Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Kelurahan
Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban”.Sebagai peneliti,
penulis mengambil lokasi di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban karena wilayahnya yang luas. Keadaan ini memungkinkan
pertumbuhan penduduk yang pesat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

1.2.1 Bagaimana pertumbuhan penduduk di Lingkungan Wire?

1.2.2 Bagaimana partisipasi penduduk Wire terhadap program Keluarga

Berencana?

1.2.3 Bagaimana peranan program Keluarga Berencana dalam pengendalian

pertumbuhan penduduk di Lingkungan Wire?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk di Lingkungan Wire.
1.3.2 Untuk mengetahui partisipasi penduduk Wire terhadap progam
Keluarga Berencana.
1.3.3 Untuk mengetahui peranan Keluarga Berencana dalam pengendalian
pertumbuhan penduduk di Lingkungan Wire.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat jadi proses pembelajaran dan
berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan informasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.

2
1.4.2.2 Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi masukkan bagi
Penyuluh
Keluarga Berencana (PKB) dalam meningkatkan peserta KB-baru.

1.5 Definisi Operasional


1.5.1 Penduduk merupakan suatu kumpulan masyarakat yang melakukan
interaksinya dalam suatu daerah.
1.5.2 Teori Kependudukan adalah teori yang mempelajari tentang
kependudukan.
1.5.3 Permasalaan Kependudukan merupakan masalah yang berhubungan
dengan
dinamika keadaan penduduk.
1.5.4 Pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang
efisien yang memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan.
1.5.5 Analitas merupakan kemampuan wanita untuk melahirkan, yang
mencerminkan jumlah bayi yang dilahirkan.
1.5.6 Mortalitas merupakan angka yang menunjukan banyaknya penduduk yang
meninggal per tahun di daerah tertentu.
1.5.7 Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Siti Soleha (2016) yang mengkaji tentang Studi Tentang Dampak


Program Keluarga Berencana di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam
Paser Utara.

2.2 Penduduk
Penduduk merupakan suatu kumpulan masyarakat yang melakukan
interaksinya dalam suatu daerah atau orang yang berhak tinggal daerah, dengan
syarat orang tersebut harus memiliki surat resmi untuk tinggal di wilayah
tersebut, sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pencatatan
Perkawinan dan Pelaporan Akta Yang Diterbitkan Oleh Negara Lain
mendefenisikan penduduk yaitu warga negara Indonesia atau orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun1994 tentang Pengelolaan Perkembangan kependudukan mendefinisikan
penduduk yaitu Penduduk adalah orang dalam motranya sebagai diri pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas
yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu
tertentu.
Robert Thomas Malthus, (dalam Said Rusli), mengemukakan suatu
pendapat yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “Essay On The Principle

4
of Population” yaitu penduduk akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan
dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh karena apa yang ia
sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit atau
malapetaka. Dalam pernyatan ini secara tidak langsung menyatakan kepadatan
penduduk akan sulit dibendung apabila tidak ada kerjasama antara pihak yang
terkait dalam menyelesaikan permasalahan pertumbuhan kependudkan ini.

2.3 Teori Kependudukan


Teori kependudukan di kembangkan oleh dua faktor yang sangat
dominan yaitu, pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk di negara-
negara yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli dapat
memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penduduk. Sedangkan faktor
kedua adalah adanya masala-masalah universal yang menyebabkan para ahli
harus banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji
lebih lanjut sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan
perkembangan ekonomi dan sosial. Penduduk dapat di bagi sebagai berikut:
2.3.1 Teori pertumbuhan penduduk.
2.3.1.1 Marxist.
Teori ini mengemukakan bahwa semakin banyak jumlah manusia
semakin tinggi produksi yang di hasilkan (ida bagoes mantra, dalam Demografi
Umum, 2000: 67).
2.3.1.2 Paul Edric
Dalam bukunya yang berjudul (the population bomb) yang
menggambarkan bahwa penduduk dan lingkaran yang ada di dunia ini sebagai
berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan
makanan sudah terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini
lingkungan lngkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990
Edric merevisi bukunya dengan judul baru (The Population Explotion), yang
isinya adalah bom penduduk yang di khawatirkan pada tahun 1968, kini
sewaktu-waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan pencemaran lingkungan

5
parah karena sudah banyak penduduk yang sangat merisaukan (Ida Bagoes
Mantra, 2000: 71).
2.3.1.3 Robert Thomas Malthus (1766-1834).
Menurut Malthus (1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor ilmu
kependudukan yang lebih populer disebut dengan prinsip kependudukan (the
prinsiple of population) yang menyatakan bahwa apabila tidak ada pembatasan
akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi ini dan ia juga menyatakan bahwa manusia untuk
hidup memerlukan bahan makanan sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan
jauh lebih lambat di banding dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila
tidak ada pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk maka manusia akan
mengalami kekurangan bahan makanan sehingga inilah yang menjadi sumber
kemelaratan dan kemiskinan manusia. (Ida Bagoes Mantra, 2000:62)

2.4 Permasalahan Kependudukan


Ada beberapa hal yang dapat memepengaruhi laju pertumbuhan
penduduk yang ada di sekitar kita, diantaranya:
2.4.1 Tingkat kelahiran yang cukup tinggi. Dalam hal ini salah satu faktor
yang dapat mengakibatkan angka kelahiran yang sangat tinggi yaitu
kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengatur jarak kelahiran anak,
padahal pemerintah sudah menyarankan kepada masyarakat agar
mengatur jaraknya yaitu dengan memanfaatkan alat kontrasepsi yang
telah disediakan oleh pemerintah.
2.4.2 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program yang dikeluarkan
oleh pemerintah khususnya yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
penduduk.
2.4.3 Pada indikator ini adanya ketidak pedulian masyarakat merupakan hal
yang sangat berpengaruh, hal ini coba diatasi pemerintah dengan cara
lebih seringnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
2.4.4 Melangsungkan pernikahan di usia yang boleh dikatakan masih remaja.

6
2.5 Natalitas
Dalam pengertian demografi, natalitas (fertilitas) adalah kemampuan wanita
untuk melahirkan, yang mencerminkan jumlah bayi yang dilahirkan.Angka
kelahiran atau sering disebut dengan Natalitas diartikan sebagai jumlah kelahiran
hidup untuk setiap 1000 penduduk dalam waktu 1 tahun , juga disebut angka
kelahiran kasar, dengan kriteria diatas 30 berarti angka kelahirannya tinggi,
antara 20 – 30 berarti angka kelahirannya sedang, dan dibawah 20 berarti angka
kelahirannya rendah.

2.6 Mortalitas
Mortalitas adalah angka yang menunjukan banyaknya pendudukyang
meninggal per tahun di daerah tertentu. Kematian bersifat mengurangi jumlah
penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama
dengan perhitungan angka kelahiran. Jika dalam suatu masyarakat memiliki
tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayinya akan menjadi
tinggi. Angka kematian atau sering disebut Mortalitas adalah jumlah kematian
dalam setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun, juga disebut CDR (cruth
death rate), dengan kriteria diatas 20 berarti angka kematiannya tinggi, sepuluh
sampai 20 berarti angka kematiannya sedang, dan di bawah sepuluh berarti
angka kematiannya rendah.

2.7 Pengendalian
Pengendalian menurut Ussy dan Hammer, (dalamn Darwin, Muhajir
2000) mengemukakan bahwa “control is management’s systematic effort to
achieve objectives by comparing performance to plan and taking appropriate
action to correct important differences”, maksud dari Ussy and Hammer yaitu
pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan
dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting. Glen A.

7
Welsch, Hilton, dan Gordon yang telah di terjamahkan oleh Purwatiningsih dan
Maudy Warouw 2000:3 adalah “pengendalian adalah suatu proses untuk
menjamin terciptanya kinerja yang efisien yangmemungkinkan terciptanya
tujuan perusahaan.”
Berdasarkan dari pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas dapat
kita simpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi
kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.8 Keluarga Berencana


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai
landasan hukum yang berisikan berbagai pengertian. Keluarga Berencana (KB)
adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual danmaterial yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
Selain undang-undang yang mendefinisikan tentang program KB, Hanafi
Hartanto (1994: 08) menjelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB) sebagai
suatu ikhtiar atau usaha manusia mengatur kehamilan dalam keluarga ,
secaratidak melawan hukum agama, undang-undang negara dan moral pancasila,
demiuntuk mendapatkan kesejahteraan keluarga khususnya dan kesejahteraan
bangsa Keluarga Berencana merupakan bagian dari program kesehatan yang
lebihluas. Kesehatan tidak saja penting bagi pribadi akan tetapi juga bagi
kepentingan masyarakat seluruhnya serta dapat pula dikatakan bahwa program

8
KB adalah suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

2.8.1 Jenis Kontrasepsi Temporer

2.8.1.1 Kondom Pria dan Wanita


Jika dibandingkan dengan alat kontarsepsi lainnya, maka kondom
merupakan alat kontrasepsi yang paling dikenal masyarakat, terutama yang
dikhususkan bagi pria. Namun, kini telah beredar kondom bagi wanita yang
hampir mirip dengan kondom pria, namun harus dipasang di mulut vagina
delapan jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Kekurangan jenis alat kontrasepsi ini hanya dapat digunakan sekali,
kurang efektif dalam mencegah kehamilan, dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman pada alat kelamin.

2.8.1.2 Pil KB
Ternyata, pil KB dibagi ke dalam dua golongan, yaitu jenis yang
mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen (seperti
Diane 35 dan Yasmin).
Kekurangan jenis ini harus rutin dikonsumsi setiap hari, dalam beberapa
kasus dapat memicu terganggunya pola menstruasi, kenaikan berat badan,
hingga darah tinggi, serta tidak melindungi penggunanya dari penularan Infeksi
Menular Seksual (IMS).

2.8.1.3 Suntik KB

9
Suntik KB merupakan langkah pencegahan kehamilan dengan
menyuntikkan hormon progestin pada lengan bagian atas setiap tiga bulan sekali.
Kekurangan menggunakan suntik KB dapat menimbulkan efek serupa
penggunaan pil KB, seperti mual dan kenaikan berat badan, tidak melindungi
penggunanya dari IMS, serta dapat menurunkan gairah seksual

2.8.1.4 Koyo Ortho Evra


Koyo ortho evra memang tidak terlalu populer di masyarakat pada
umumnya. Untuk pemakaian, koyo ini biasanya ditempelkan pada perut bagian
bawah, bokong atau lengan; dan mampu mencegah kehamilan dengan
melepaskan hormon estrogen dan progestin ke dalam tubuh.
Kekurangan jenis KB ini dapat memicu iritasi kulit, meningkatkan
tekanan darah, menyebabkan sakit kepala berkepanjangan.

2.8.1.5 IUD atau Spiral


IUD atau yang masyarakat kenal dengan spiral, merupakan alat
kontraspesi berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim. IUD ada yang
terbuat dari tembaga (seperti Paragard yang bertahan selama sepuluh tahun) dan
bahan lain yang mengandung hormon (seperti Mirena yang bertahan selama lima
tahun).
Kekurangan jenis IUD menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti kram;
ada risiko tubuh menolak pemasangan IUD, serta memicu ketidakteraturan pola
serta volume darah yang dikeluarkan saat menstruasi.

2.8.1.6 Implan
Implan merupkan alat kontrasepsi berbentuk batang kecil yang dipasang
di lengan bagian atas dan berfungsi untuk mencegah kehamilan dengan perlahan
melepaskan hormon progestin.

10
Kekurangan jenis KB ini memicu iritasi serta rasa tidak nyaman di area
lengan yang dipasangi implan, meningkatkan risiko mentruasi yang tidak teratur
dengan jumlah darah yang berlebih di masa awal penggunaannya, serta tidak
dapat digunakan oleh mereka yang menderita diabetes, penyakit liver, serta
osteoporosis.

2.8.1.7 Spermisida
Umumnya, spermisida yang berbentuk krim atau jeli akan diaplikasikan
ke dalam vagina minimal 30 menit sebelum berhubungan seksual. Fungsinya
adalah untuk membunuh sperma agar tidak bergerak ke dalam rahim dan
membuahi sel telur.
Kekurangan kontrasepsi yang satu ini seringkali memicu timbulnya
iritasi serta tidak melindungi penggunanya dari IMS.

2.8.1.8 Diafragma
Diafragma adalah alat kontrasespsi berbentuk kubah yang terbuat dari
karet dan dipasang di mulut rahim, biasanya digunakan bersamaan dengan
spermisida. Perlu diperhatikan bahwa diafragma harus tetap dipakai setidaknya
sampai enam jam setelah berhubungan seksual.
Kekurangannya dapat memicu iritasi pada jaringan vagina serta tidak
melindungi penggunanya dari IMS.

2.8.1.9 Cervical Cap


Berbentuk hampir serupa dengan diafragma, Cervical Cap diletakkan di
mulut rahim agar jalur masuk sperma terhalang.
Kekurangannya pemasangan cukup merepotkan karena harus dilakukan
oleh dokter dan hanya efektif digunakan selama dua hari saja.

11
2.8.2 Jenis Kontrasepsi Permanen
Jika sudah yakin dengan keputusan untuk tidak memiliki momongan
lagi, maka tidak ada salahnya untuk mencoba kontrasepsi permanen yang dibagi
ke dalam tiga jenis, yaitu:
2.8.2.1 Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan
saluran vas deferens pada pria. Kekurangannya melibatkan prosedur operasi
serta bersifat irreversible, alias tidak dapat diubah lagi.

2.8.2.2 Tubektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan
langkah pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi. Kekurangan jenis imi
melibatkan prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di
dalam, serta bersifat irreversible.

2.8.2.3 Implan Tuba


Implan tuba merupakan pemasangan implan yang terbuat dari logam atau
silikon di bagian tuba falopi. Kekurangan kontrasepsi permanen ini mahal dan
memicu ketidaknyamanan di area pinggul.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dirancang secara deskriptif, yakni untuk mengambarkan
pertumbuhan penduduk, partisipasi penduduk dalam program Keluarga
Berencana, dan peranan Kerluarga Berencana dalam mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif.

3.2 Data dan Sumber Data


3.2.1 Data
Data berupa kondisi di Lingkungan Wire, jumlah penduduk, dan
pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kelurahan Gedongombo.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data wawancara dalam penelitian ini adalah bidan Puskesmas
Wire dan pegawai Kelurahan Gedongombo. Sedangkan, sumber data kuesioner
adalah lima ibu rumah tangga di Lingkungan Wire. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini ialah data primer yang bersumber langsung dari para
informan penelitian, serta data sekunder yang bersumber dari dokumen-
dokumen tertulis yang telah terolah dan tersedia di lokasi penelitian. Data
sekunder hanya berfungsi sebagai pelengkap data primer.

13
Tabel 3.1 Sumber Data Wawancara
No. Nama Jabatan
1 Bapak Iskalam Pegawai Kelurahan Gedongombo
2 Ny. Wati Heriyanto Bidan Puskesmas Wire

Tabel 3.1 Sumber Data Kuesioner


No. Nama Alamat
1 Ibu Dwi Indah Iswati Jalan Pahlawan 49 Tuban
2 Ibu Ipayatiningsih Lingkungan Wire RT 03 RW
07 Gedongombo, Semanding,
Tuban
3 Ibu Istiqomah Lingkungan Wire RT 04 RW
07 Gedongombo, Semanding,
Tuban
4 Ibu Marsuyin Jalan Tegal Gareng
RT 04 RW 07
5 Ibu Muhaiminah Jalan HOS Cokroaminoto
RT 03 RW 07

3.3 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen handphone dan kertas

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode simak. Pengumpulan data dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
3.4.1 Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi guna memperoleh
data yang berkenaan dengan jumlah penduduk dan partisipasi penduduk dalam
mengikuti program Keluarga Berencana. Dalam melakukan wawancara, peneliti
memilih narasumber bidan Puskesmas Wire, pegawai Kelurahan Gedongombo,
dan dua ibu rumah tangga di Lingkungan Wire.

14
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan
No. Pertanyaan
1 Berapa jumlah penduduk di Lingkungan Wire Kelurahan
Gedongombo yang mengikuti KB?
2 Apa saja jenis KB yang penduduk gunakan?
3 Bagaimana natalitas anak di Lingkungan Wire?
4 Bagaimana peranan KB dalam upaya menekan laju penduduk di
Lingkungan Wire?
5 Berapa luas wilayah Kelurahan Gedongombo?
6 Berapa luas wilayah Lingkungan Wire?
7 Berapa jumlah penduduk di Lingkungan Wire?
8 Berapa jumlah penduduk di Kelurahan Gedongombo?
9 Bagaimana laju pertumbuhan penduduk di Kelurahan
Gedongombo?

3.4.2 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner dicatat
dalam kertas kuesioner.
Tabel 3.3 Daftar Kuesioner
No. Pertanyaan
1 Apakah Ibu mengikuti program Keluarga Berencana?
2 Jika iya, berapa lama Ibu mengikuti program Keluarga Berencana?
3 Jika tidak, mengapa Ibu tidak mengikuti program Keluarga
Berencana?
4 Apa jenis KB yang Ibu gunakan?
5 Mengapa memilih jenis KB tersebut?
6 Berapa jumlah anak yang Ibu miliki?
7 Apakah Ibu ingin menambah jumlah anak lagi? Mengapa?
8 Dimana tempat Ibu mengikuti program KB?
9 Apakah menurut Ibu KB di wilayah tersebut berjalan dengan lancar?
10 Bagaimana kesan Ibu terhadap adanya program KB?

3.4.3 Dokumentasi

15
Dokumentasi digunakan untuk mengambil data yang berupa kegiatan pada
saat melakukan wawancara dengan narasumber dan hasil wawancara. Dokumen
bisa berupa benda-benda misalnya berupa foto.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah model
analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif
digunakan dalam rangka mendeskripsikan peranan Keluarga Berencana dalam
pengendalian pertumbuhan penduduk Lingkungan Wire Kelurahan
Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Sedangkan, teknik
analisis kuantitatif digunakan dalam rangka mengetahui jumlah penduduk,
peranan dalam KB, dan luas wilayah.

BAB IV
PEMBAHASAN

16
4.1 Pertumbuhan Penduduk di Lingkungan Wire

Lingkungan Wire adalah lingkungan yang terletak di wilayah Kelurahan


Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Kelurahan
Gedongombo memiliki lima lingkungan, yaitu Dondong, Jarkali, Kiring,
Widengan, dan Wire.

Tabel 4.1 Luas Lingkungan di Kelurahan Gedongombo

Nama Lingkungan Luas


Dondong 426.220 ha
Jarkali 101.620 ha
Kiring 306.110 ha
Widengan 237.360 ha
Wire 213.150 ha
Sumber data : Kelurahan Gedongombo tahun 2008

Tabel 4.2 Batas-batas wilayah Lingkungan Wire

Letak Desa atau Kelurahan Kecamatan


Sebelah Utara Kebonsari, Baturetno, Tuban, Palang
Sukolilo, Panyuran
Sebelah Selatan Bejagung, Semanding, Semanding
Kowang
Sebelah Barat Sidorejo, Karang Tuban, Semanding
Sebelah Timur Tasikmadu, Tegalbang, Palang, Semanding
Tunah
Sumber data : Kelurahan Gedongombo tahun 2008

Berdasarkan data terakhir dapat diketahui bahwa jumlah penduduk


Lingkungan Wire Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban berjumlah 14.376
jiwa, penduduk tersebut dari laki-laki, perempuan, orang muda dan anak-anak.

Tabel 4.4 Angka natalitas di Lingkungan Wire


No Tahun Jumlah Kelahiran

17
1 2014 757
2 2015 713
3 2016 786
4 2017 807
Sumber Data : Puskesmas Wire
Lingkungan ini merupakan lingkungan yang ramah, dimana masyarakat
tersebut masih sangat kental dengan adat istiadat yang turun temurun masih
melekat hingga saat sekarang ini. Hubungan kekerabatan yang sangat erat antara
penduduk yang satu dengan yang lain, menimbulkan adanya rasa solidaritas
antar penduduk yang cukup baik. Hal ini merupakan suatu aspek yang sangat
penting dalam menunjang kerja sama dan menjalin hubungan dalam proses
kehidupan bermasyarakat. Lingkungan Wire memiliki penduduk sejumlah
14.376 jiwa pada tahun 2008 dengan luas 213.150 ha, sehingga kepadatan
penduduk di lingkungan Wire 6,75 jiwa/km 2. Oleh karena itu, kepadatan
penduduk di lingkungan ini dikatakan sedang.

4.2 Partisipasi Penduduk Wire terhadap Program Keluarga Berencana


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai landasan
hukum yang berisikan berbagai pengertian dan definisi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan masalah program KB yaitu: Keluarga adalah unit terkecil
dalam
masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak, serta ayah dan anak. Keluarga
Berencana (KB) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera. Kemudian dijelaskan pula oleh Hanafi Hartanto
(1994: 10), beberapa tujuan dari program KB yaitu mencegah kehamilan yang
tidak dinginkan, mengatur jarak kelahiran, mengurangi angka kematian bayi,

18
mengurangi angka kematian ibu hamil, meningkatkan kesehatan ibu dan anak,
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dengan mempertimbangkan banyaknya manfaat adanya program KB,
banyak masyarakat Lingkungan Wire yang mengikuti program tersebut. Dalam
kurun waktu satu tahun periode Februari 2017 – 2018 tercatat 2.926 penduduk
Lingkungan Wire yang mengikuti program KB. Berdasarkan hasil dari
kuesioner dan wawancara, penduduk sangat antusias dalam mengikuti
program KB. Beberapa dari mereka yang tidak mengikuti program KB
adalah ibu satu anak yang ingin menambah jumlah anak mereka.

Tabel 4.2 Jenis KB dan jumlah penduduk Lingkungan Wire yang mengikuti KB
No Jenis KB Jumlah
1 IUD 142
2 MOP 8
3 MOW 78
4 Implan 345
5 Suntik 1874
6 Pil KB 476
7 Kondom 3
Jumlah 2926
Sumber Data : Puskesmas Wire

4.3 Peranan Program Keluarga Berencana dalam Pengendalian


Pertumbuhan Penduduk di Lingkungan Wire

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 87 Tahun 2014 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana
dan Sistem Informasi Keluarga Pasal 35 Ayat 3 mengatakan bahwa
pemberdayaan ekonomi keluarga, dalam rangka meningkatkan akses dan
peluang terhadap penerimaan informasi dan sumber daya ekonomi melalui usaha

19
mikro keluarga khususnya keluarga Prasejahtera dan Sejahtera I. Program KB
bukan hanya terpaku kepada tujuan untuk menekan angka kelahiran, program
KB tentunya memiliki tujuan dimana membuat para akseptornya menjadi lebih
sejahtera, dengan akseptor mengikuti program KB, akseptor diajarkan untuk
menjadi pribadi yang lebih mandiri, guna kemajuan taraf hidup yang lebih layak
agar menunjang perekonomian keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara yang mengatakan bahwa peran penyuluh KB
dalam pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik, karena dalam
pemberdayaan masyarakat tersebut dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
dengan pembatasan jumlah anak dalam keluarga. Pelayanan KB juga sangat
memuaskan. Jika penduduk berhalangan saat jam kerja di Puskesmas, mereka
dapat melakukan KB di rumah bidan Puskesmas Wire yang letaknya tidak jauh
dari Puskesmas. Penduduk Lingkungan Wire merasa puas dengan adanya
program KB yang digalakkan di seluruh Indonesia. Berdasarkan uraian di atas,
dapat dikatakan bahwa peran penyuluh KB dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat program KB sangatlah bagus karena banyak masyarakat yang
berpartisipasi mengikutinya. Penyuluh KB di Lingkungan Wire mampu menjalin
komunikasi dan pendekatan yang baik dengan penduduk yang mengubah pola
pikir tentang program KB itu sendiri sehingga dapat membantu dalam
pengendalian pertumbuhan penduduk.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Lingkungan Wire merupakan salah satu lingkungan di Kelurahan
Gedongombo. Jumlah kelahiran di lingkungan ini meningkat setiap tahunnya

20
dengan kenaikan stabil. Oleh karena itu, kepadatan penduduk di lingkungan
ini dikatakan sedang.
Penduduk Lingkungan Wire menyadari akan pentingnya pengendalian
laju pertumbuhan penduduk, salah satunya dengan mengikuti program KB.
Banyak penduduk Wire yang mengikuti program KB dengan berbagai jenis
KB sesuai dengan kenyamanan mereka. Beberapa dari mereka yang tidak
mengikuti program KB adalah ibu satu anak yang ingin menambah jumlah
anak mereka.
Program KB berjalan dengan lancar di Lingkungan Wire. Kerja sama
yang baik antara penyuluh KB dan penduduk membuat suksesnya program
pemerintah tersebut. Penduduk merasa puas dengan adanya KB. Bagi
mereka, KB sangat bermanfaat untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
dengan pembatasan jumlah anak dalam keluarga.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Peranan Keluarga Berencana
dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Lingkungan Wire
Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban” ini, maka
peneliti dapat memberikan saran.

5.2.1 Bagi Pemerintah dan Pihak yang Berkepentingan

Seharusnya pemerintah memberikan anggaran yang sesuai agar pihak


pelaksana dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal, selain itu
dapat mengatasi perekonomian di Indonesia. Pemerintah dapat memberikan
anggaran terhadap pihak pelaksana program KB dalam pengadaan kelengkapan
alat-alat kontrasepsi yang disediakan untuk masyarakat pengguna KB.

5.2.2 Bagi Penyuluh KB

Sebaiknya dalam melaksanakan sosialisasi program KB, pihak pelaksana


harus lebih jelas dalam melakukan sosialisasi karena apabila masyarakat yang

21
tidak cocok dengan salah satu alat kontrasepsi tersebut dapat menimbulkan efek
samping yang dirasakan. Kemudian, untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan alat reproduksi seharusnya pihak yang terkait sering melakukan
sosialisasi terhadap masyarakat bahwa semakin banyak wanita melahirkan akan
terganggu dengan kesehatan reproduksinya sendiri.

22
DAFTAR PUSTAKA

Suntari. 2015. Belajar Menulis Karya Ilmiah. Tidak diterbitkan.


https://dzakyky.wordpress.com/2017/10/27/perkembangan-penduduk-indonesia/.
(Diakses pada tanggal 1 Februari 2018)
duaanak.com/m/PP-No.-87-Th-2014-ttg-BKKBN.pdf. (Diakses pada tanggal 1
Februari 2018)
jdih.kemenpppa.go.id/peraturan/uu%20no%2052%20tahun%202009.pdf.
(Diakses pada tanggal 1 Februari 2018)
https://www.google.co.id/search?
q=Pengendalian+menurut+Ussy+danHammer.
(Diakses pada 1 Februari 2018)
www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/26/125.bpkp. (Diakses pada tanggal 7
Februari
2018)
https://media.neliti.com/media/publications/1506-ID-peranan-pemerintah-
daerah-dalam-pengendalian-pertumbuhan-penduduk-suatu-studi-di.pdf.
(Diakses pada tanggal 7 Februari 2018)
http://razor-claws.blogspot.co.id/2011/10/natalitas-mortalitas.html. (Diakses
pada tanggal 7 Februai 2018)
https://www.go-dok.com/jenis-jenis-alat-kontrasepsi-dan-penjelasan/. (Diakses
pada tanggal 7 Februari 2018)

23
LAMPIRAN

Lampiran 1
Hasil Wawancara

Narasumber 1
Nama : Iskalam
Jabatan : Pegawai Kelurahan Gedongombo

Penulis : “Berapa luas wilayah Kelurahan Gedongombo?”


Narasumber : “Menurut data Kelurahan Gedongombo tahun 2012 luas
Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban adalah 9,8 km2.
Penulis : “Berapa luas wilayah Lingkungan Wire?”

Narasumber : “Lingkungan Wire yang merupakan salah satu dari


lima lingkungan di bawah Kelurahan Gedongombo
mempunyai luas 213.150 ha.”
Penulis : “Berapa jumlah penduduk di Lingkungan Wire, Pak?”
Narasumber : “Pada tahun 2008 jumlah penduduk Wire mencapai 14.376
jiwa.”
Penulis : “Berapa jumlah penduduk di Gedongombo, Pak?”
Narasumber : “Pada tahun 2017 ini jumlah penduduk mencapai 20.827
jiwa.”
Penulis : “Bagaimana laju pertumbuhan penduduk di Kelurahan
Gedongombo, Pak?”

24
Narasumber : “Pada tahun 2012 jumlah penduduk mencapai 20.109 jiwa,
sedangkan pada tahun 2015 meningkat 20.626 jiwa. Di
tahun 2017, jumlah penduduk sedikit meningkat mencapai
20.827 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kelurahan
Gedongombo ini meningkat dengan konstan, tidak
membludak secara drastis.”

Narasumber 2
Nama : Ny. Wati Heriyanto
Jabatan : Bidan Puskesmas Wire

Penulis : “Berapa jumlah penduduk di Lingkungan Wire Kelurahan


Gedongombo yang mengikuti KB?”
Narasumber : “Dalam kurun Februari 2017 hingga Februari 2018 ini terdapat

2926 penduduk Lingkungan Wire yang mengikuti KB.”

Penulis : “Apa saja jenis KB yang mereka gunakan, Bu?”

Narasumber : “Ada berbagai jenis KB yang digunakan, seperti IUD, MOP,

MOW, implan, suntik, pil KB, dan kondom. Banyak dari


mereka

yang menggunakan jenis suntik yaitu sebanyak 1874 orang.


476

orang menggunakan pil KB, 345 orang menggunakan implan,

142 menggunakan jenis IUD, 78 orang menggunakan MOW, 8

orang menggunakan MOP, dan 3 orang menggunakan


kondom.”

Penulis : “Bagaimana natalitas anak di Lingkungan Wire?”

25
Narasumber : “Angka kelahiran di Wire dalam kurun waktu satu tahun ini

sedang, peningkatan dari tahun sebelumnya tidak terlalu

tinggi. Pada tahun 2014 tercatat 757 jumlah bayi lahir. Tahun

2015 menurun menjadi 713. Di tahun 2016 terdapat 786 dan


tahun 2017 ada 807 kelahiran bayi.”
Penulis : “Bagaimana peranan KB dalam upaya menekan laju penduduk
di
Lingkungan Wire?”
Narasumber : “Segenap keluarga besar Puskesmas Wire siap melayani
penduduk yang mengikuti program KB, jika penduduk
berhalangan hadir saat jam kerja dapat berkunjung ke rumah
bidan pukul 16.00 – 20.00 WIB. Sehingga, tidak ada kendala
bagi mereka untuk mengikuti program KB yang menjadi solusi
negara kita menekan pesatnya laju pertumbuhan penduduk.”

26
Lampiran 2 Dokumentasi

1. Wawancara dengan Bapak Iskalam selaku pegawai Kelurahan


Gedongombo pada 15 Februari 2018

2. Wawancara dengan Ny. Wati Heriyanto selaku bidan Puskesmas


Wire pada 9 Februari 2018

3. Membagikan kuesioner kepada Ibu Dwi Indah Iswati di Jalan Pahlawan 49


Tuban pada tanggal 21 Februari 2018

27
4. Membagikan kuesioner kepada Ibu Ipayatiningsih di Lingkungan Wire RT
03 RW 07 pada tanggal 21 Februari 2018

5. Membagikan kuesioner kepada Ibu Istiqomah di Lingkungan Wire RT 04


RW 07 pada tanggal 19 Februari 2018

6. Membagikan kuesioner kepada Ibu Marsuyin di Jalan Tegal Gareng RT 04


RW 07 pada tanggal 21 Februari 2018

7. Membagikan kuesioner kepada Ibu Muhaiminah di Jalan HOS


Cokroaminoto RT 03 RW 07 pada tanggal 19 Februari 2018

28
29

Anda mungkin juga menyukai