PENDAHULUAN
2.1 Nugget
Nugget merupakan produk olahan siap saji yang telah berkembang dan
diminati masyarakat luas. Nugget merupakan suatu bentuk olahan daging yang
diberi bumbu, dicampur dengan bahan pengikat kemudian dicetak menjadi bentuk
tertentu dan dilumuri dengan bahan coating lalu digoreng. Nugget daging ayam
merupakan nugget dengan bahan baku utama daging ayam dengan penambahan
bumbu-bumbu sebagaimana nugget pada umumnya. Pembuatan nugget dengan
menggunakan daging ayam diharapkan memiliki tekstur yang empuk dibanding
dengan nugget lain karena serat-serat daging ayam yang lebih kecil. Karakteristik
produk nugget yang dihasilkan ditentukan oleh bahan dasar dan bahan pengisi
yang digunakan (Adelita, 2010).
Nugget biasanya terbuat dari daging ayam, telur, tepung tapioka, tepung
roti, dan bahan tambahan. Pada umumnya bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan nugget yaitu bahan pengikat, bahan pengisi, minyak, dan bumbu-
bumbu seperti garam, bawang putih, lada dan pala. Proses pembuatan nugget
mencakup lima tahap, yaitu penggilingan daging, pembuatan adonan, pengukusan,
pelapisan bahan coating serta penggorengan (Anggeraini, 2012).
Proses pengiilingan dilakukan dengan menggunakan alat penggiling dan
dilakukan pencucian daging ayam sebelum dilakukan penggilingan. Penggilingan
bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan daging untuk membantu ekstraksi
protein. Pada proses penggilingan daging sebaiknya ditambahkan air es yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya denaturasi protein aktomiosin karena
gesekan-gesekan saat penggilingan dapat menimbulkan panas (Afrisanti, 2010).
Proses pembuatan adonan dilakukan dengan mencampurkan bumbu dan
bahan lain yang juga dilakukan pada alat penggilingan yang bertujuan agar
daging, bumbu, dan bahan lain dapat tercampur merata. Bumbu yang
ditambahkan pada pembuatan nugget yaitu garam, bawang putih, lada, dan pala.
Bahan tambahan salah satunya yaitu bahan pengemulsi. Bahan pengemulsi pada
proses pembuatan nugget berfungsi untuk kestabilan adonannya, bahan
pengemulsi yang berperan dalam adonan adalah protein yang berfungsi sebagai
pengikat lemak dan air dalam suatu sistem emulsi. Bahan-bahan ini ditambahkan
dengan tujuan untuk memperbaiki stabilitas emulsi, memperbaiki kapasitas
pengikat air, pembentukan cita rasa dan mengurangi penyusutan selama
pemasakan (Yuanita dan Silitonga, 2014). Setelah semua bahan tercampur merata,
adonan nugget akan dicetak menggunakan loyang yang selanjutnya akan
dilakukan pengukusan.
Proses pengukusan dilakukan dengan suhu air lebih besar dari 660C dan
lebih rendah dari 820C. Pengukusan bertujuan untuk menginaktifkan enzim yang
bisa menyebabkan perubahan warna, cita rasa, dan nilai gizi yang tidak
dikehendaki serta mengurangi kadar air bahan baku, sehingga tekstur produk
menjadi kompak (Anggeraini, 2012).
Proses pelapisan bahan coating dilakukan setelah proses pengukusan dan
nugget yang sudah dipotong kotak kecil. Bahan coating terdiri atas air, tepung
pati, dan tepung roti. Tepung pati akan ditambahkan air sebagai bahan pencelup
nugget dan sebagai perekat. Setelah dicelupkan pada bahan pencelup, nugget akan
dilumuri tepung roti yang bertujuan agar nugget menjadi lebih renyah, enak, dan
lezat serta membuat tampilan nugget lebih bagus dan mampu meningkatkan daya
tarik konsumen (Adiningsih, 2012).
Proses penggorengan dilakukan dengan menggunakan minyak dengan
suhu sedang agar dalam proses penggorengan nugget yang dihasilkan matang
secara merata. Penggorengan bertujuan untuk menghasilkan produk yang
mengembang dan renyah, selain itu untuk meningkatkan citarasa, warna, gizi dan
daya awet produk akhir. Penggorengan juga berfungsi untuk memperpanjang
umur simpan nugget karena dalam proses penggorengan kadar air yang terdapat
dalam nugget berkurang (Anggeraini, 2012).
Nugget yang diproduksi harus memiliki kualitas yang baik agar aman
untuk dikonsumsi. Syarat mutu nugget menurut SNI 01-6683-2002 dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Syarat Mutu Nugget SNI 01-6683-2002
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Aroma - Normal, sesuai tabel
1.2 Warna - Normal, sesuai tabel
1.3 Rasa - Normal
2. Benda Asing - Tidak boleh ada
3. Air % b/b Maks. 60
4. Protein % b/b Maks. 12
5. Lemak % b/b Maks. 20
6. Karbohidrat % b/b Maks. 25
7. Kalsium Mg/kg Maks. 30
8. Bahan tambahan makanan
8.1 Pengawet - Sesuai dengan
8.2 Pewarna - SNI 01-6683-2002
9. Cemaran Logam
9.1 Timbal Mg/kg Maks. 2,0
9.2 Tembaga Mg/kg Maks. 20,0
9.3 Seng Mg/kg Maks. 40,0
9.4 Raksa Mg/kg Maks. 0,03
10. Cemaran Arsen Mg/kg Maks. 1,0
11. Cemaran Mikroba
11.1 Angka Lempeng Total Koloni/g Maks. 5 x 10
11.2 Coliform APM/g Maks. 10
11.3 E. Coli APM/g <3
11.4 Salmonella /25 g Negatif
11.5 Staphylococcus Koloni/g Maks. 1 x 102
Aureus
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2002)
Daging Ayam
Penghalusan
Pengadukan
Pencetakan
Pengukusan 30 menit
Pendinginan
Tepung panir,
maizena, telur, dan Pengolesan
air
Penggorengan
Pengujian
Langkah pertama yang harus dilakukan pada praktikum kali ini yaitu
penyiapan alat dan bahan. Selanjutnya daging ayam sebanyak 250 gram yang
telah disiapkan akan dihaluskan menggunakan food processor lalu diletakkan
pada baskom. Daging ayam yang telah halus selanjutnya ditambahkan bumbu
halus yang terdiri atas bawang putih 20 gram, merica 2 gram, pala 1 gram, gula 10
gram, garam 5 gram, MSG 1 gram, dan STTP 2 gram serta ditambahkan telur 1
telur, adonan kacang, minyak 30 ml, dan air 75 ml. Adonan kacang berasal dari
kacang merah ataupun kacang tolo sebanyak 25 gram yang telah dikukus selama
30 menit lalu dihaluskan. Setelah itu dilakukan pengadukan agar daging ayam
beserta bumbu dan bahan lain yang telah ditambahkan tercampur merata.
Adonan yang telah tercampur merata selanjutnya dicetak berbentuk kotak
menggunakan loyang yang telah dilapisi minyak. Pelapisan dengan minyak
bertujuan agar adonan tidak melekat pada loyang dan saat dikeluarkan dari adonan
lebih mudah. Selanjutnya dilakukan pendinginan yang bertujuan agar tekstur
nugget kompak dan saat dipotong kecil-kecil tidak mudah hancur. Selanjutnya
nugget yang sudah dingin akan dipotong kecil-kecil lalu dilapisi oleh bahan
coating yang terdiri atas maizena 10 gram, telur, dan air 10 ml lalu dilapisi lagi
oleh tepung panir. Setelah itu, nugget yang telah dilapisi bahan coating dan
tepung panir akan dilakukan penggorengan hingga berwarna kecoklatan yang
menandakan nugget telah matang. Nugget yang telah matang selanjutnya akan
dilakukan uji organoleptik dan uji fisik. Uji organoleptik dilakukan menggunakan
15 panelis dengan parameter yang dinilai yaitu warna, aroma, tekstur, dan rasa.
Uji fisik dilakukan dengan menggunakan color reader untuk uji warna dan
menggunakan rheotex untuk uji tekstur.