Produk yang akan diproduksi oleh PT. Jagung Sentosa Indonesia adalah mie yang
terbuat dari 100% jagung lokal dengan kandungan serat tinggi, bebas gluten, indeks
glikemik rendah, dan pro vitamin A. Produk yang dijual dengan merek “Korina” ini
meningkatkan nilai tambah jagung pati (Zea mays L. ssp.) yang selama ini
(meliputi: pulau Madura, Nusa Tenggara, dan Lombok) dan selebihnya digunakan
untuk pakan ternak (55%) serta kebutuhan industri lainnya dan bibit.
Pengalihfungsian ini akan meningkatkan nilai ekonomi jagung pati dan menaikkan
Produk ini merupakan produk pionir di Indonesia, karena produk mie yang umumnya
dikenal oleh masyarakat adalah mie yang terbuat dari terigu. Varian mie terigu yang
sudah diperkenalkan secara luas adalah mie kering, mie basah, dan mie instan.
Sedangkan jenis mie lain yang dipersepsi sebagai mie, walaupun sebenarnya
termasuk kategori yang berbeda, adalah bihun berbahan beras, bihun berbahan
sagu, kwetiau, dan pasta (spaghetti, fettuccini, dan varian lainnya). Mie kering sudah
umum digunakan oleh masyarakat sebagai pengganti nasi dan diolah menjadi
Pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan adalah pasar mie kering dalam
kemasan. Mie kering dikemas tanpa disertai bumbu untuk menawarkan fleksibilitas
penggunaan produk bagi konsumen. Pasar mie kering saat ini dikuasai oleh PT.
1
Kasryno, Faisal, Effendy Pasandaran, Suyamto, dan Made O. Adnyana, Buku Jagung, Penerbit Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, 2007
1
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. (40%)2,
produk pionir, maka mie jagung membentuk pasar dengan memasuki pasar produk
membentuk visi, misi dan implikasi tindakan manajemen yang menentukan strategic
competitiveness perusahaan.
4 dimensi yang terdiri atas faktor Lingkungan Umum, Lingkungan Pasar, Lingkungan
2
Majalah SWA 04/XXV/19Februari-4Maret 2009 halaman 59
3
Kristamuljana, Sammy. Model Empat Dimensi Lingkungan Bisnis Platform Visualisasi Faktor-Faktor
Stratejik Perusahaan, 2008, hal. 4.
2
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
berikut:
a. Sosial-Budaya
segmen tertentu, khususnya makin besarnya konsumsi roti dan mie di kota-
dan bahan pangan berbasis tepung terigu, termasuk mie kering, mie basah,
mie instan.4
konsumsi pangan olahan terigu khususnya makanan ringan dan mie dari 5,5
4
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
2007, hal. 23
5
Hardiansyah dan Leily Amalia. Perkembangan konsumsi terigu dan pangan olahannya di Indonesia
1993-2005. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2007.
3
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
b. Demografi
pasangan double-career dan tidak memiliki anak. Pada tahun 1972, 45%
populasi merupakan keluarga yang menikah dan memiliki anak, serta hanya
16% populasi yang tidak menikah dan tidak memiliki anak. Sedangkan pada
tahun 1998, keluarga yang menikah dan memiliki anak menjadi hanya 26%,
dan yang tidak menikah dan tidak memiliki anak menjadi 32%.6 Perubahan ini
c. Makroekonomi
baik. Bahkan hingga akhir 2009, PDB diperkirakan masih tumbuh 5%-6%,
Angka inflasi Indonesia juga diperkirakan masih positif dan tidak terjadi
deflasi. Hal ini dikarenakan ekonomi Indonesia yang ditunjang oleh aktivitas
6
Solomon, Consumer Behaviour.
4
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
d. Politik/ Hukum
Pemilihan Umum Calon Legislatif 2009 yang berlangsung damai serta tidak
menjadi indikasi penerapan tata kelola yang baik. Selama tahun 2008, KPK
e. Teknologi
utilization dari perusahaan dan rival yang berdampak pada kekuatan pembeli,
produk substitusi. Hal ini akan mempengaruhi daya saing dan laba yang akan
f. Kesimpulan
5
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
Sesuai batasan produk dan pasar, maka PT. Jagung Sentosa Indonesia memasuki
lingkungan bisnis makanan dalam kemasan. Dalam lingkungan bisnis ini, terdapat
Type Volume Volume Growth (%) Value Value Growth (%) Ratio***
Confectionery 158.8 43.4 8,777.20 141.4 55.27
Bakery products 796.4 35.7 13,390.90 96.7 16.81
Ice cream 73520.2 30.2 1,796.40 110 0.02
Dairy products 631.6 50 12,694.30 119 20.10
Sweet and savoury snacks 239.8 45.8 5,887.20 99.4 24.55
Snack bars 0 0 0 0 -
Meal replacement products 0.7 141.2 98.1 271.4 140.14
Ready meals 0.9 46.7 37.4 72.5 41.56
Soup 0.3 36.1 27.2 81.9 90.67
Pasta 3 41.1 76.2 86.6 25.40
Noodles 1042 39.4 10,422.30 54.5 10.00
Canned/preserved food 40.5 50.3 1,234.40 81.7 30.48
Frozen processed food 32 233.4 1,604.10 352.2 50.13
Dried processed food 4727.6 42.1 24,777.80 71 5.24
Chilled processed food 8.2 46.5 407.7 75.7 49.72
Oils and fats 491.7 52.3 5,437.20 79.3 11.06
Sauces, dressings and condiments 232.4 41.1 3,485.40 68.6 15.00
Baby food 69 71 4,649.70 157.7 67.39
Spreads 9.7 32.8 460.4 81.9 47.46
Packaged food 7550.4 43.2 84,975.70 96.9 11.25
7
Euromonitor International. The market of packaged food in Indonesia 2006.
6
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
Menurut data berikut, karakteristik produk mie merupakan produk yang low added
value, terlihat dari ratio value per ton. Mie menduduki posisi nomor 2 sesudah dried
processed food. Di sisi lain, nilai industri mie cukup besar; menduduki peringkat
kedua sesudah penjualan dried processed food dengan volume kedua terbesar. Hal
ini menunjukkan profile industri mie menuntut volume produk yang sangat besar
dengan profile pertumbuhan sedang baik dari sisi volume maupun produk.
a. Analisis Industri
Dalam industri mie, pertumbuhan dan nilai produk mie dibagi menjadi
beberapa kategori : snack, froze, chilled, instant, dan plain. Industri mie
100%
90%
80%
70%
Snack noodles
60%
Frozen noodles
50%
Chilled noodles
40%
Instant noodles
30%
20% Plain noodles
10%
0%
2000 2001 2002 2003 2004 2005
(milyar rupiah)
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Plain noodles 416.9 458.6 491.1 519.1 547.8 595.4
Instant noodles 6,147.70 6,921.50 7,512.30 7,995.80 8,880.10 9,552.00
Cups/bowl instant noodles 352.3 372.7 406.9 413.3 440.6 453
Pouch instant noodles 5,795.40 6,548.80 7,105.40 7,582.50 8,439.50 9,098.90
Chilled noodles 0 0 0 0 0 0
Frozen noodles 0 0 0 0 0 0
Snack noodles 182.6 200.8 215.9 235.2 257 274.9
Noodles 6,747.10 7,580.90 8,219.40 8,750.10 9,684.90 10,422.30
7
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
Sedangkan mie kering berada di posisi kedua, dan tumbuh relatif stabil
berpeluang kuat untuk menjadi produk substitusi mie instant yang rentan
bahan baku.
b. Analisis Persaingan
Persaingan antara pemain mie cukup ketat yang ditandai dengan eksposur
daerah masih bertahan di kota-kota kecil dan mampu mencuil pangsa pasar,
contohnya mie kuda menjangan, dan mie suba. Selain itu, switching cost
Pendatang
Baru
Substitusi
Menurut teori five forces (Kotler, 1988), produk mie termasuk industri dengan
strategi generik overall cost leadership. Seluruh pemain dalam industri ini
operasional hanya ditentukan oleh economic of scale. Dalam hal ini, industri
8
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
substitusi tidak langsung adalah bihun, dan produk pangan pokok lainnya.
Industri mie berbentuk cenderung monopoli yang dikuasai oleh PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk., sedangkan sisa pasar dikuasai oleh pemain besar
seperti PT. Sayap Mas Utama, PT ABC Presidents, dan PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food, Tbk., yang menguasai hingga 20% pasar mie yang
12,5% per tahun. Pada dasarnya industri ini sudah memasuki masa mature
karena tidak adanya inovasi produk dalam periode cukup lama dan
pertumbuhan yang tidak secepat pada awal inisiasinya. Industri mie kering
menghadapi pula tekanan yang besar dari produk substitusi, yakni pasta, dan
mie instan.
d. Kesimpulan
dengan ukuran pasar yang sangat besar. Pendatang baru dipaksa bersaing
dengan merek daerah dan perlu memiliki modal yang lebih dari cukup,
jaringan distribusi yang kuat, dan merek yang kuat untuk mengambil ceruk
pasar. Karakter utama industri ini adalah switching cost yang relatif rendah,
9
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
a. Analisis Permintaan
Segmentasi
Segmentasi pasar yang ada dalam industry mie kering terbentuk berdasarkan
tekstur, bentuk mie, dsb.) Dari sisi konsumen, jenis segmentasi yang yang
nilai, dan gaya hidup. Untuk lebih jelasnya segmentasi ini akan dijabarkan
Presentase Minat
Presentasi minta akan produk mie kering berbahan dasar tepung jagung akan
berbagai SES di daerah Jawa. Dari sample yang ada, akan didapatkan
didapatkan diatas akan dikalikan dengan jumlah populasi dari target market
Customer Value
b. Analisis Penawaran
Produk berupa mie kering telah lama ditawarkan di pasar Indonesia. Berbeda
dengan produk mie instan, produk yang ditawarkan merupakan produk mie
Mie kering yang sekarang dijual dipasaran berbahan dasar tepung gandum
dengan kisaran rata-rata harga adalah sekitar Rp 3,000 untuk kemasan 200
10
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
gram. Berikut produk-produk mie kering berbahan dasar tepung terigu yang
Merek Perusahaan
Mie Telor Cap 3 Ayam PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Mie Atom Cap Bulan PT Kuala Pangan
Mie Telor Kuda Menjangan PT Wijaya Panca Sentosa
Mie Telor Cap 2 Ayam PT Asia Inti Selera
Penawaran produk mie kering berbahan dasar tepung jagung yang dibuat
oleh JSI sampai saat penulisan rencana bisnis ini belum ada di pasar. Produk
yang akan ditawarkan adalah produk mie kering berbahan dasar jagung
dengan kandungan serat lebih tinggi, pro vitamin A, dan kadar indeks
d. Peta Skenario
industry ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu skenario industri sebagai
perusahaan.
seperti:
adalah:
a. Pergerakan inflasi
11
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
keseluruhan.
12
Draft 2 – BP Mie Jagung – MMR 36
sebagian orang
Meningkatnya Pengetahuan Makin sedikit orang
pengetahuan akan mengenai mie yang aware akan
produk mie jagung jagung secara keberadaan mie
perlahan jagung
bertambah
Tingkat inflasi Pemerintah gagal Pemerintah Pemerintah berhasil
mengendalikan berhasil menurunkan tingkat
tingkat inflasi mengendaikan inflasi
tingkat inflasi
Daya beli Daya beli Daya beli
masyarakat turun masyarakat tetap masyarakat naik
pada tingkat yang
sekarang
1. Skenario Optimis
pentingnya hidup sehat dan konsumsi atas produk mie jagung akan
meningkat. Hal ini disertai juga dengan menurunnya tingkat inflasi yang
dengan health benefit namun tidak terlalu signifikan. Tinglat inflasi yang
3. Skenario Pesimis
13