Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTEK

MATA KULIAH PEMASARAN AGRIBISNIS GLOBAL

PROSES SALURAN PEMASARAN GLOBAL PRODUK SUSU


IMPOR

KELOMPOK SUSU

ANGGIT E 321 20 002


NI MADE SARTIKA DEWI E 321 20 023
RAMLAH E 321 20 016
I PUTU TRIYAS SETIANA E 321 19 319

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktikum dengan judul “Pemasarann Global Produk Susu Impor” ini
dengan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Pemasaran Produk Agribisnis Global.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapatan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan
ini, terutama kepada :
1. Karlina Muhsin Tondi, S.P. M.P. Sebagai Dosen Penanggung Jawab
Praktikum Mata Kuliah Pemasaran Produk Agribisnis Global.
2. Muh. Fahruddin Nurdin, S.P. M.P. Sebagai Dosen Penanggung Jawab
Praktikum Mata Kuliah Pemasaran Produk Agribisnis Global.
Demikianlah semoga semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu penulis diberikan kebahagian dan rahmat oleh Tuhan
Yang Maha Esa.

Palu, 21 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Praktek Lapangan.......................................................... 4
II. LANDASAN TEORI
2.1 Jenis Susu Import........................................................................ 5
2.2 Pengertian Pemasaran.................................................................. 7
2.3 Saluran Pemasaran....................................................................... 8
2.4 Teori Perdagangan Internasional................................................. 9
2.5 Teori Impor.................................................................................. 9
2.6 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Impor.................................... 10

III. PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan...................................................................... 11
3.1.1 Sejaran PT. Fonterra Brands Indonesia.............................. 11
3.1.2 Sejarah PT. Kalbe Morinaga Indonesia............................. 12
3.2 Karakteristik Masuk Pasar Import............................................... 12
3.3 Saluran Pemasaran Produk Susu Import..................................... 13
3.4 Permasalahan Yang Dihadapi Susu Import................................. 14

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan.................................................................................. 15
4.2 Saran............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu sapi merupakan produk peternakan yang dikenal luas oleh masyarakat.
Susu sapi menjadi bahan pangan yang pernting bagi pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat, meningkatkan kesehatan, kecerdasan dan pertumbuhan anak.
Sehingga, susu sapi menjadi suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi
(Farid, 2011).
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh kementerian pertanian Republik
Indonesia pada tahun 2019, konsumsi susu di Indonesia hingga tahun 2018 terus
mengalami peningkatan walaupun nilainya masih terbilang rendah. Pada tahun
2018 total konsumsi susu di Indonesia mencapai nilai sebesar 951.003 ton.
Namun peningkatan konsumsi susu tersebut tidak diiringi dengan peningkatan
produksinya. Total produksi susu di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar
951.003 ton atau hanya mampu memenuhi 31,695 persen kebutuhan konsumsi
susu dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan setiap tahunnya Indonesia
melakukan impor susu untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri (Gibran,
2022)
Impor susu digunakan untuk menutupi kesenjangan antara produksi dan
konsumsi susu dalam negeri, impor susu terus mengalami kenaikan. Secara
teotitis, impor terjadi karena adanya excess demand (kelebihan permintaan) di
negara importir. Impor memungkinkan suatu Negara mengkonsumsi lebih banyak
barang dibandingkan yang diproduksi dalam negeri dengan hadirnya produk dari
Negara lain. Perdagangan impor menjadi alternative untuk memenuhi kebutuhan
ketika produk tersebut tidak dapat dihasilkan suatu Negara, atau produksi tidak
mencukupi kebutuhan dalam negeri. Impor juga membuat harga di Negara
importir turu menyamai harga dunia (Benny, 2013)

1
Tabel 1. Tingkat harga susu segar (2022)

Grade Susu Segar Harga (Rp)


Grade 1 (TS 12% & TPC 0 – 250.000 per ml) 2.700 per kg
Grade 2 (TS 12% & TPC 250.000 – 500.000 per ml) 2.500 per kg
Grade 3 ((TS 12% & TPC 500.000 – 1.000.000 per ml) 2.400 per kg
Sumber : GKSI (2022)

Tingkat harga susu segar ditentukan berdasarkan kondisi kualitas susu,


meliputi kandungan Total Solid (TS) dan kandungan bakteri atau Total Plate
Count (TPC). Pada tahun 2022 tingkat harga susu segar berkisar antara Rp 2.400,-
s/d Rp 2.700,- per KG.

Tabel 2. Harga bahan baku susu impor (Skim Milk Powder)

Tahun Harga (US$) /ton


2019 3.118
2020 4.204
2021 2.200
2022 1.625
Sumber: Priyanti dkk, 2022

Harga bahan baku susu impor mengalami fluktuasi yang tinggi akhir-akhir
ini. Harga Skim Milk Powder per ton tahun 2019 sebesar US$ 3.118, tahun 2020
sebesar US$ 4.204,tahun 2021 turun menjadi US$ 2.200, dan pada tahun 2022
turun menjadi US$ 1.625. diprediksikan di tahun-tahun mendatang harga akan
meningkat kembali. Untuk masa mendatang, permintaan akan susu segar maupun
produk turunannya diperkirakan terus meningkat seirama dengan pertambahan
populasi, pertumbuhan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, kesadaran gizi dan
perubahan gaya hidup.

2
Tabel 3. Jumlah impor susu indonesia & jumlah konsumsi susu impor
Tahun Jumlah Impor Indonesia (ton) Jumlah Konsumsi (ton)
2018 162 ribu ton 161 ribu ton
2019 188 ribu ton 187 ribu ton
2020 197 ribu ton 196 ribu ton
2021 199 ribu ton 197 ribu ton
2022 205 ribu ton 204 ribu ton
Sumber: Peternakan Dalam Angka, BPS 2022

Sejak tahun 2018 hingga 2022, total konsumsi susu nonfat atau skim

domestik secara berurut adalah 161 ribu ton, 187 ribu ton, 196 ribu ton, 197 ribu

ton, dan 204 ribu ton. Angka tahun 2022 merupakan proyeksi USDA, yang

kemudian direvisi naik jadi 209 ribu ton. Tercatat, impor Indonesia sejak tahun

2018 hingga 2022 adalah 162 ribu ton, 188 ribu ton, 197 ribu ton, dan diprediksi

naik jadi 199 ribu ton. Angka untuk tahun 2022 juga direvisi naik jadi 205 ribu

ton.

Gambar 1. Negara pengimpor susu ke Indonesia

3
Produksi susu nasional sebanyak 997.350 ton dari 584.582 ekor sapi perah,

dan permintaan susu sebesar 4.406.940 ton (Peternakan Dalam Angka; BPS

2022). Importasi masih diperlukan karena tingkat produksi susu segar dalam

negeri, yang sekaligus sebagai bahan utama produk turunan susu lainnya, tidak

mencukupi. Dapat dilihat pada gambar 1 bahwa Amerika, Uni Eropa dan New

Zealand adalah tiga negara pensuplai utama produk susu import bagi Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana saluran pemasaran susu impor?


2. Apa saja permasalahan yang dihadapi dan bagaimana solusinya?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran susu impor


2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi beserta solusinya
1.4 Manfaat Praktek Lapang

1. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi para praktikan selanjutnya.


2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jenis Susu Import

1. Susu Anchor

Anchor merupakan salah satu brand terkuat Fonterra Brands Indonesia,


telah tersedia 160 produk di 80 negara di seluruh dunia. Berbuka dan Sahur
dengan Susu? Kenapa tidak! Susu memiliki indeks glikemik rendah,
meningkatkan glukosa darah dengan stabil setelah mengonsumsinya. Anchor
merupakan salah satu brand terkuat Fonterra Brands Indonesia, telah tersedia 160
produk di 80 negara di seluruh dunia.
Susu juga memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga meningkatkan
glukosa darah dengan stabil setelah mengkonsumsinya, karena kandungan gula
alami (laktosa) dan komposisi nutrisinya sehingga susu dapat membuat merasa
kenyang lebih lama dan menunda lapar. “Susu juga mengandung 9 asam amino
esensial, mineral zink dan vitamin A yang berperan pada sistem kekebalan tubuh.
Selain sumber protein yang baik, susu dikenal sebagai sumber kalsium yang
mudah diserap. Nutrisi-nutrisi ini penting untuk dikonsumsi semua orang di setiap
tahap kehidupan,” tambah Ines.
Anchor Boneeto Susu Selandia Baru berkualitas tinggi, Kaya akan kalsium
dan sumber protein yang baik, 12 vitamin, dan 9 mineral, Susu Anchor Boneeto
mendukung untuk mengeluarkan potensi anak di seluruh Indonesia. Anchor Full
Cream Milk Powder memiliki semua kebaikan susu murni, termasuk protein
berkualitas tinggi serta mineral dan vitamin penting di setiap gelasnya. Segelas
susu mengandung 12 persen asupan protein harian yang direkomendasikan, yang
dapat membantu fungsi dan kekebalan tubuh sepanjang hari terutama selama
Ramadhan. Sebagai bagian dari pola makan sehat, susu penting untuk dikonsumsi
semua anggota keluarga, terutama saat membutuhkan asupan nutrisi tinggi.

5
Anchor Full Cream Milk Powder dapat dikonsumsi semua anggota keluarga
dan tersedia dalam variasi ukuran 200 gr, 400 gr, dan 800 gr dengan kisaran harga
antara Rp 24 tibu – 85 ribu.
2. Susu Morinaga
Susu produk Morinaga diformulasikan khusus untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang Si Kecil. Produk susu morinaga tersedia dalam berbagai varian
rasa dan bentuk. Tentunya, rasa dan jenis dari produk susu ini bisa disesuaikan
dengan selera Si Kecil.
Dalam susu formula seperti Morinaga Chil-Kid sendiri terkandung adalah
FOS dan GOS, omega 3 dan omega 6, prebiotik dan beta karotene. Mengandung
Kalsium, Protein, AA&DHA, Mengandung Protein Susu Enzimatik, Membantu
pertumbuhan anak, Penuh vitamin dan mineral, dan Membantu tumbuh kembang
anak serta Rasa yang nikmat
Susu kualitas Jepang mengandung nutrisi baik untuk dukung daya tahan dan
kebutuhan nutrisi harian Anak, yaitu serat pangan Inulin, Vitamin A, C, E, Zink,
dilengkapi Minyak Ikan, Omega 3 & 6, dan Kolin, serta Tinggi Kalsium +
Vitamin D, Sumber 14 Vitamin dan 9 Mineral.
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh mamae
(kambing) pada binatang mamalia betina yang sehat tanpa dibubuhi dan dikurangi
bahan tertentu. Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru
dilahirkan karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim,
gas, serta vitamin A, C, dan D dalam jumlah memadai (Dewayani, 2015).
Wulandari (2019), mengemukakan bahwa warna air susu berkisar dari
putih kebiruan hingga kuning keemasan. Hal tersebut dipengaruhi oleh lemak,
kalsium, dan kasein. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa,
sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat, dan garam-garam mineral lainnya.
Menurut Buckle et all (2009; 273-277), bahwa komposisi susu terdiri dari air
(87,9%), lactose (4,60%), vitamin, enzim, gas, dan mineral serta bahan kering
(12,1%), bahan kering yang terdiri dari lemak (3,45%), dan bahan kering tanpa
lemak (8,65%), bahan kering tanpa lemak terdiri dari protein (3,20%), kasein
(2,70%, dan albumin (0,50%).

6
Susu sapi memliki kandungan lemak dan protein yang tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah dibandingkan dengan ternak lainnya (Kerbau, zebu,
kambing, domba). Adapun hasil maksimum dalam produksi susu akan dicapai
ketika sapi perah berumur 8-10 tahun dan produksi susu akan meningkat ketika
musim hujan dimana pakan tersedia lebih banyak (Nugraheni, 2013)
2.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang


dan jasa dari produsen kepada konsumen. sempurna dengan syarat jumlah
pembeli dan penjual cukup banyak (Lamb, 2011). Pemasaran dilihat dari aspek
ilmu ekonomi menurut Asmarantaka (2012) merupakan suatu proses dari
satu pergerakan, serangkaian atau tahapan aktivitas dan peristiwa dari
fungsi-fungsi yang juga akan melibatkan beberapa tempat. Selain itu,
pemasaran merupakan bentuk koordinasi yang diperlukan dari serangkaian
(tahapan) aktivitas atau dalam pergerakan mengalirnya produk dan jasa dari
tangan produsen primer hingga ke tangan konsumen akhir. Pengertian lain
pemasaran dari aspek ilmu ekonomi yaitu serangkaian fungsi yang diperlukan
dalam menggerakkan input atau produk dari tingkat produksi primer hingga
konsumen akhir.
Pemasaran produk adalah satu komponen pasca produksi yang perlu
mendapatkan perhatian lebih karena pemasaran merupakan salah satu kunci dalam
pengembangan usaha. Sebagai komoditas yang mudah rusak (perisable),
pemasaran susu segar harus mendapatkan perhatian yang serius. Panjang pendek
saluran pemasaran akan menentukan kualitas susu segar sehingga akan
berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya, keuntungan, margin pemasaran serta
efisiensinya.
Konsep paling dasar yang mendasari pemasaran adalah:
1. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia adalah keadaan dari peradaan kekurangan. Kebutuhan
manusia meliputi keutuhan akan makanna, pakaian, kehangatan, dan

7
keamanan; kebutuhan social akan kebersamaan dan perhatian; dan
kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri
2. Keinginan.
Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang terbentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang. Keinginan terbentuk oleh masyarakat dan
dipaparkan dalam bentuk objek yang bias memuaskan kebutuhan.
3. Permintaan
Keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Mengingat dari keinginan
dan sumber dayanya, manusia menuntut manfaat produk yang memberi
tambahan nilai dan kepuasan yang paling tinggi.
Purcell (1979) mengemukakan bahwa pemasaran produk pertanian
bertujuan menganalisis berbagai aktivitas bisnis yang terjadi dalam komoditas
pertanian setelah. produsen primer hingga sampai ke konsumen akhir. Pada
kondisi ekonomi global saat ini, produk-produk pertanian yang dipasarkan tidak
hanya merupakan produk primer pertanian, tetapi juga produk setengah jadi atau
produk jadi dari pertanian.

2.3 Saluran Pemasaran


Saluran pemasaran adalah rangkaian proses menyalurkan barang yang
melibatkan beberapa lembaga pemasaran dari produsen hingga ke konsumen
dimana sepanjang rantai tersebut terjadi penambahan nilai produk (Kotler &
Armstrong, 2014). Menurut Kartasapoetra (1986) panjang dan pendeknya saluran
pemasaran ditentukan oleh : (1) Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin
jauh jarak antara produsen akan semakin panjanf saluran pemasaran yang
ditempuh oleh komoditas tersebut. (2) Sifat produk. Produk yang cepat atau
mudah rusak harus segera diterima konsumen sehingga menghendaki saluran
yang pendek dan cepat. (3) Skala Produksi. Jika produksi berlangsung dalam
ukuran-ukuran kecil maka jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil,
sehingga akan tidak menguntungkan bila produsen langsung menjual ke pasar.
Hal ini berarti membutuhkan kehadiran pedagang perantara dan saluran yang
dilalui komoditas akan cenderung panjang. (4) Posisi keuangan pengusaha.

8
2.4 Teori Perdagangan Internasional

Pengertian perdagangan internasional secara sederhana menurut kamus


ekonomi yaitu perdagangan yang terjadi antara dua negara atau lebih.
Perdagangan luar negeri merupakan aspek penting bagi perekonomian suatu
negara. Perdagangan internasional menjadi semakin penting tidak hanya dalam
pembangunan negara yang berorientasi keluar akan tetapi juga dalam mencari
pasar di negara lain bagi hasil-hasil produksi di dalam negeri serta pengadaan
barang-barang modal guna mendukung perkembangan industri dalam negeri.
Nopirin (1999:36), menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan
kegiatan pertukaran barang dan jasa yang dilakukan suatu negara dengan negara
lain atas dasar kesepakatan bersama.
Faktor utama yang menjadi alasan negara-negara melakukan perdagangan
internasional adalah adanya perbedaan antar negara dan setiap negara bertujuan
mencapai skala ekonomis dalam produksinya. Perbedaan antar negara yang
mendorong terjadinya perdagangan internasional adalah perbedaan sumberdaya
alam, sumber daya modal, tenaga kerja, dan teknologi yang mengakibatkan
perbedaan efisiensi produksi antar negara (Halwin, 2005)
Perdagangan internasional memberikan keuntungan bagi semua pelaku
meskipun salah satu negara lebih efisien dibandingkan negara lainnya. Suatu
negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional dengan
melakukan ekspor komoditi yang dapat diproduksi dengan sumberdaya yang
melimpah di negara tersebut dan mengimpor yang produksinya memerlukan
sumberdaya langka di negara tersebut (Krugman, dkk, 2002)
2.5 Teori Impor
Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ekspor dan impor. Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri
dan dijual ke luar negeri, sedangkan impor adalah barang dan jasa yang
diproduksi di luar negeri dan dijual di dalam negeri (Mankiw, dkk. 2012).
Ekspor akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan ekonomi negara
karena ekspor merupakan pengeluaran penduduk negara lain terhadap
barangbarang yang dihasilkan di dalam negeri. Sedangkan impor menimbulkan

9
efek sebaliknya, yaitu pengeluaran terhadap barang impor meningkat, ini berarti
pendapatan yang telah diterima telah dibelanjakan untuk membeli barang yang
diproduksi oleh negara-negara lain dan mengurangi pembelajaan terhadap barang-
barang dalam negeri (Sukirno, 2004).
Besarnya impor yang dilakukan suatu negara antara lain ditentukan oleh
kesanggupan barang-barang yang diproduksi di negara lain untuk bersaing dengan
barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara. Apabila barang-barang dari luar
negeri mutunya lebih baik, atau harganya lebih murah daripada barang-barang
yang sama yang dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan
bahwa negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri.
Namun kecenderungan ini bergantung pada kesanggupan penduduk negara itu
sendiri untuk memebayar impor tersebut. Hal ini berarti bahwa besaran impor
lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan daripada kemampuan barang luar
negeri untuk bersaing dengan barang produksi dalam negeri (Sukirno, 2004).
2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Impor
Mankiw, dkk. (2012) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
impor, begitu pula dengan ekspor, yaitu:
1. Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar
negeri
2. Harga barang di dalam negeri dan luar negeri
3. Besarnya nilai tukar yang menentukan jumlah mata uang domestik yang
dibutuhkan untuk membeli mata uang asing.
4. Pendapatan konsumen di dalam dan di luar negeri.
5. Biaya transportasi barang dari satu negara ke negara lain
6. Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perusahaan

3.1.1. Sejarah PT. Fonterra Brands Indonesia

PT. Fonterra Brands Indonesia hadir di Indonesia pada tahun 1995 pada
awalnya perusahaan ini bernama PT. New Zeland Milk Indonesia, pada tahun
2004 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Fonterra Brands Indonesia sampai
sekarang.
PT. Fonterra Brands Indonesia merupakan perusahaan susu multinasional
yang berbasis di Selandia Baru dimana Negara asalnya perusahaan ini bernama
Fonterra Co-operative Group, perusahaan ini merupakan salah satu pelaku bisnis
terdepan dalam industry susu yang beroperasi di lebih dari 40 negara dan produk
dari Fonterra Co-operative Group dikenal sebagai salah satu produk susu terbaik
diantara merk-merk susu lain di dunia.
Di Asia, produk terdepan dari Fonterra Co-operative Group seperti
CHESDALE, ANLENE, ANMUM, ANCHOR dan MAINLAND dikenal dengan
kebaikannya, kualitas dan keandalannya.

11
3.1.2. Sejarah PT. Kalbe Morinaga Indonesia

PT. Kalbe Morinaga Indonesia (KMI) merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang industry pangan yang memproduksi susu bubuk formula bayi dan susu
bubuk formula lanjutan. PT. Kalbe Morinaga Indonesia (KMI) adalag perusahaan
gabungan antara Kalbe Farma Tbk. dengan Morinaga Milk Industry Co, Ltd.
Jepang yang dibentuk pada tanggal 7 Februari 2005 dengan penandatanganan
Article of Association. Pada tanggal 18 Mei 2005 dilakukan Ground Breaking
Ceremony yang dihadiri oleh jajaran direksi PT. Kalbe Group, PT.Sanghiang
Perkasa dan Morinaga Jepang.
Pabrik bertaraf internasional ini memiliki kapasitas produksi sebesar 12.000
ton per tahun dan dapat ditingkatkan menjadi 15.000 ton per tahun. Untuk
menjamin kualitas produk yang dihasilkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat
akan produk susu formula bayi yang berkualitas tinggi, pabrik ini mendapat
dukungan tekniis dan riset terkini dari ahli Morinaga Milk Industry Co, Ltd.
Jepang. Pabrik ini merupakan pabrik pertama dari hasil kerjasama perusahaan dari
Indonesia dan Jepang, yang sebelumnya PT. Kalbe Farma Tbk. Indonesia
menggunakan jasa produksi dari PT. Sari Husada dan PT. Ultrajaya.
3.2 Karakteristik Susu Masuk Pasar Import

Sebelum di impor ke Indonesia, susu bubuk (bulk) di pastikan dalam


keadaan aman yang artinya terbebas dari zat berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan dan layak untuk di konsumsi serta di lengkapi sertifikat

12
sanitasi yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di Negara asal dan Negara
transit. Setelah itu harus dilengkapi dengan Persetujuan Impor (PI) yang
diterbitkan oleh kementrian perdagangan RI. Susu impor juga harus dilengkapi
sertifikat halal dari otoritas lembaga muslim dari Negara asal yang diakui oleh
MUI setelah dilengkapi sertifikat halal kemudian dilaporkan dan diserahkan
kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina.
3.3 Saluran Pemasaran Produk Susu Import

Segera dikonsumsi
Sifat Susu
Dibuat susu olahan

Produsen
Luar Negeri

Pasteurisasi Milk Susu hasil


Strerilisasi Treatment olahan

Negara Pengimpor
- Pelanggan
- Agen
- Toserba Distributor
- Restoran TOSERBA
- Instansi
- Lembaga
pemasaran

Saluran pemasaran produk susu impor dimulai dari produsen luar negeri,
kemudian susu yang akan diekspor ke negara pengimpor terlebih dahulu di
pasteurisasi dan sterilisasi atau diolah dengan berbagain macam varian rasa. Susu
yang telah diolah oleh produsen luar negeri diimpor oleh negara yang
bersangkutan dan didistribusikan ke dalam negeri kepada pelanggan, toserba,
restoran, instansi dan lembaga pemasaran.

13
3.4 Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Impor Susu

Permasalahan yang terjadi dalam mengimpor susu dimana mata uang yang
seringkali digunakan sebagai standar dalam pembayaran Internasional adalah
Dollar Amerika Serikat (US$). Amerika merupakan negara yang memiliki kondisi
perekonomian yang cenderung kuat dan stabil. Sehingga permasalahan yang di
hadapi dalam impor yaitu nilai tukar Rupiah yang terus tertekan dapat
menyebabkan terganggunya perekonomian nasional, dimana harga barang-barang
meningkat secara tajam, sehingga menyebabkan daya beli masyarakat dan
kegiatan industri ikut melemah. Adapun solusi yang harus dilakukan oleh
pengusaha lokal yang melakukan ekspor dan impor dalam mengatasi menurunnya
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yaitu dengan cara tidak lagi
menggunakan Dolar Amerika Serikat dalam setiap transaksi ekspor dan impor
dengan negara lain, selain AS. Jadi, misalnya pengusaha membeli produk atau
barang di Eropa, jangan pakai Dolar AS, tapi gunakan mata uang Euro. Dengan
cara seperti ini, perlahan-lahan pengusaha dapat mengurangi ketergantungannya
terhadap Dolar AS, sehingga efek penguatan Dolar akan sedikit ditekan

14
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Saluran pemasaran produk susu impor dimulai dari produsen luar negeri,
kemudian susu yang akan diekspor ke negara pengimpor terlebih dahulu di
pasteurisasi dan sterilisasi atau diolah dengan berbagain macam varian rasa. Susu
yang telah diolah oleh produsen luar negeri diimpor oleh negara yang
bersangkutan dan didistribusikan ke dalam negeri kepada pelanggan, toserba,
restoran, instansi dan lembaga pemasaran
Permasalahan yang terjadi dalam mengimpor susu adalah nilai tukar Rupiah
yang terus tertekan dapat menyebabkan terganggunya perekonomian nasional,
dimana harga barang-barang meningkat secara tajam, sehingga menyebabkan
daya beli masyarakat dan kegiatan industri ikut melemah. Untuk mengatasi hal
tersebut, pengusaha lokal yang melakukan ekspor dan impor tidak lagi
menggunakan Dolar Amerika Serikat dalam setiap transaksi ekspor dan impor
dengan negara lain, selain AS yaitu dengan menggunakan mata uang negara lain
seperti mata uang Euro. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungannya
terhadap Dolar AS, sehingga efek penguatan Dolar akan sedikit ditekan
1.2 Saran

Dalam upaya memenuhi kebutuhan permintaan susu sapi dalam negeri


pemerintah hendaknya meningkatkan produksi susu sapi domestik dengan cara
meningkatkan faktor-faktor produksi agar swasembada susu sapi dapat terpenuhi
dan tidak terlalu bergantung pada impor susu.

15
DAFTAR PUSTAKA

[Pusdatin Kemenktan] Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat


Jendral Kementrian Pertanian (ID). 2019. Outlook susu, 2019, Jakarta
(ID).
Asmarantaka R.W, 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Bogor (ID) :
Institut Pertanian Bogor
Benny J. (2013). Ekspor dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan
Devisa di Indonesia. Jurnal EMBA, 1(4), 1406 – 1415.
BPS (Badan Pusat Statistik), Peternakan Dalam Angka 2022.
Buckle, K.A., R. A. Edward, G.H. Flet an M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan.
Penerjemah H. Purnomo dan Adiono. Jakarta : UI-Press.
Dewayani, M., & Kesumajaya, W. W. 2015. Pengaruh Kurs Dollar Amerika,
Konsumsi , Dan Produksi Terhadap Impor Produk Olahan Susu
Indonesia. J Ekonomi Pembangunan Unud, 4, 94-104.
Farid, M., dan Sukesi, H. (2011). Pengembangan Susu Segar Dalam Negeri
Untuk Pemenuhan Kebutuhan Susu Nasional. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, 5(2), 196-221.
Gibran, R.B. 2022. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Impor Susu Di
Indonesia Tahun 1999 – 2019. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Halwin, R Hendra. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi.
Ghalia Indonesia. Jakarta
Juniantara., Budhi. 2011. Pengaruh Ekspor, Impor Dan Kurs Terhadap Cadangan
Devisa. Bali
Kartasapoetra, G., R.G. Kartasapoetra, dan A.G. Kartasapoetra. 1986. Marketing
Produk Pertanian dan Industri : Yang Diterapkan di Indonesia. Jakarta :
PT. Bina Aksara.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2014. Principles of Marketing, 12th Edition,
Jilid 1 Terjemahan Bob Sabran. Jakarta : Erlangga.
Krugman, Paul R dan Obstfeld, Maurice. 2002. Ekonomi Internasional Teori dan
Kebijakan Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Lamb, Charles, W; 2011. Pengertian Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pusat
Utama.
Mankiw, N Gregory, Euston Quah, dan Peter Wilson. 2012. Pengamtar Ekonomi
Makro. Jakarta : Salemba Empat.
Nopirin. 1999. Ekonomi Internasional Edisi Ketiga. BPFE –Yogyakarta,
Yogyakarta
Nugraheni, Mutiara. 2013. Pengetahuan Bahan Pangan Hewan. Graha Ilmu,
Yogyakarta
Purcell W. D. 1979. Agricultural Marketing: System, Coordination, Cash and
Futures Prices. Reston : Prentice- Hall.
Pratiwi H, Hakim A. 2013. Perilaku Impor Susu Indonesia. Telaah Bisnis 14
(1):p. 53 – 70.
Priyanti, A dan Saptati, R A 2022. Dampak Harga Susu Dunia Terhadap Harga
Susu Dalam Negeri Tingkat Peternak : Kasus Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara di Jawa Barat.
Siregar, S. B. (2003). Peluang Dan Tantangan Peningkatan Produksi Susu
Nasional. Wartazoa, 13(2), 48-55.
Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari
Klasik hingga Keynesian Baru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sulistyati M, Hermawan, Fitriani A. 2013. Potensi Usaha Peternakan Sapi Perah
Rakyat dalam Menghadapi Pasar Global. Jurnal Ilmu Ternak 13(1):p, 17 -
23.
Wulandari, S., & Bowo, P.A. (2019). Pengaruh Produksi, Konsumsi dan Harga
Susu Sapi Nasional Terhadap Impor Susu Sapi Nasional Terhadap Impor
Susu Sapi. Economic Education Analysis Journal, 8(3), 1130-1146.

17

Anda mungkin juga menyukai