Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS

INTERNATIONAL MARKETING : CASE STUDY

Oleh:
Kelas H
Muhammad Fauzi Romadhon NIM. 205040100111042
Kartika Tamika Putri NIM. 205040100111086
Mohammad Maulidan NIM. 205040101111046
Natasya Devi Eirene NIM. 205040107111028
Taufiq Reinaldi NIM. 205040101111116
Shafira Nurizqi NIM. 205040107111128

Dosen Pengampu:
Dwi Retno Andriani, SP.,MP.

JUDUL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Makalah Modul 3. International Marketing : Case Study
dengan tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam penulis curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya diiakhirat nanti.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Dwi Retno Andriani, SP.,MP. pada mata kuliah manajemen pemasaran
agribisnis, program studi agribisnis, jurusan sosial ekonomi pertanian. Karya tulis
ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan mengenai
pemasaran internasional dalam agribisnis. Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk laporan ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Terima kasih.

Malang, 12 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Tujuan ............................................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN .........................................................................................2
2.1 Peluang dan Tantangan dalam International Marketing ................................2
2.2 Lingkungan International Marketing .............................................................2
2.3 International Market Organization ................................................................3
2.4 Proses Internasionalisasi ................................................................................4
2.5 Strategi Memasuki Pasar Internasional .........................................................5
2.6 Contoh-contoh Pemasaran Internasioal dalam Bidang
Agribisnis/Agroindustri .......................................................................................9
2.7 Memasuki pasar global ................................................................................10
BAB 3. PENUTUP .................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................12
3.2 Saran ............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasaran dalam pertanian bukan hanya dalam skala lokal ataupun nasional,
akan tetapi pemasaran barang atau jasa pertanian bisa mencapai tingkat global.
Pemasaran Internasional adalah suatu pemasaran barang dan jasa yang dilakukan
oleh produsen yang menjual barangnya ke konsumen antar negara baik bilateral
atau multilateral, pemasaran internasional yang baik akan membuat hubungan
internasional antar negara semakin erat, baik bilateral atau multilateral
(Pandjaitan, 2015). Akan tetapi, perdagangan internasional memiliki berbagai
macam rintangan yang harus dihadapi sehingga bisa menembuh pasar
internasional dan memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Lingkungan pemasaran internasional mencakup lingkungan budaya,
lingkungan politik dan lingkungan hukum (Onkvisit, et. al. 2004). Keterkaitan
ketiga lingkungan tersebut sangat mempengaruhi lingkungan pemasaran
internasional. Terdapat suatu organisasi yang menjadi wadah internasional terkait
pemasaran secara internasional. Pemasaran internsional tidaklah mudah, sehingga
diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang pasar internasional dan membuat
serta mengimplementasikan strategi yang tepat untuk bisa memasuki pasar global.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan makalah ini agar mahasiswa/mahasiswi dapat
mengetahui tentang pemasaran internasional dalam agribisnis. Selain itu,
mahasiswa/mahasiswi juga diharapkan dapat memahami tentang Peluang dan
Tantangan dalam International Marketing, Lingkungan International Marketing,
International Market Organization, Proses internasionalisasi, Strategi memasuki
pasar internasional, Contoh-contoh pemasaran internasional dalam bidang
agribisnis/agroindustri, dan Memasuki pasar global.

1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Peluang dan Tantangan dalam International Marketing
Pemasaran Internasional adalah suatu pemasaran barang dan jasa yang
dilakukan oleh produsen yang menjual barangnya ke konsumen antar negara baik
bilateral atau multilateral, pemasaran internasional yang baik akan membuat
hubungan internasional antar negara semakin erat, baik bilateral atau multilateral
(Pandjaitan, 2015). Dalam pemasaran Internasional memiliki peluang dan
tantangan saat menjalankannya ada beberapa aspek yang harus diperhitungkan
agar produk dapat memiliki peluang yang besar dalam pemasaran internasional,
diantarnya sebagai berikut:
1. Perjanjian ekonomi regional merupakan perjanjian dagang yang di lakukan
oleh beberapa negara besar. Contoh perjanjian ekonomi regional ini seperti
NAFTA, EU (EFTA) European Free Trade, MERCUSOR, AFTA (Asean Free
Trade Area), dan Surat Keterangan Asal (SKA)
2. Perkembangan ekonomi dunia dan juga pertumbuhan World Trade
Organisation (Organisasi Perdagangan Dunia)
3. Kualitas produk merupakan suatu hal yang berpengaruh pada persaingan antar
produk-produk dari negara lain.
4. Teknologi merupakan sarana penyediaan berbagai peralatan dan barang-
barang yang di perlukan untuk mempermudah proses pemasaran internasional.
5. Biaya pengembangan
produk merupakan dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk
untuk menambah kepuasan konsumen (Ibnu ismail. 2020).
Masuk kedalam Internasional Marketing merupakan cita-cita semua
perusahaan dimana ketika perusahaan berhasil masuk kedalam internasional
marketing maka produk dari perusahaan tersebut sudah berhasil memenuhi
kepuasan konsumen yang sangat luas sehingga perusahaan memperoleh
keuntungan yang cukup besar, untuk masuk kedalam internasional marketing ada
beberapa tantangan yang harus di hadapi diantaranya:
1. Persaingan pasar merupakan salah satu hambatan untuk masuk kedalam pasar
internasional karna banyak produk yang lebih baik dan berkualitas
2. Perbedaan Budaya, hal ini dikategorikan kedalam tantangan pemasaran karna
setiap negara memiliki perbedaan budaya yang dapat membuat prilaku
konsumen itu berbeda.
3. Adanya hukum yang berlaku dapat membatasi suatu perusahan dari suatu
negara untuk masuk kedalam pemasaran internasional.
Ekologis yang meliputi iklim dan demografis suatu wilayah karna tidak semua
produk akan diterima diwilayah tersebut.
2.2 Lingkungan International Marketing
Lingkungan pemasaran internasional mencakup lingkungan budaya,
lingkungan politik dan lingkungan hukum (Onkvisit, et. al. 2004). Keterkaitan
2
ketiga lingkungan tersebut sangat mempengaruhi lingkungan pemasaran
internasional. Kaitan antarabudaya dan marketing yaitu dengan orientasi informasi
dan hubungan. Di sebuah orientasi informasi ada memiliki beberapa unsur yaitu,
low contex, low power distance, individualism, internet dan foreground.
Sedangkan pada orientasi hubungan yaitu high context, high power distance,
collectivism, background, dan face to face. Oleh karena itu, budaya pada suatu
daerah akan berpengaruh untuk pengambilan keputusan manajer pemasaran.
Contohnya untuk daerah low context, seorang manajer atau marketing akan
menjelaskan secara langsung apa yang akan didapatkan oleh konsumen.
Penjelasan yang dilakukan tanpa basa basi, perbedaan tersebut akan terlihat ketika
pemarasan kepada daerah yang high context.
Lingkungan politik pada pemasaran internasioal terkadang menjadi salah satu
faktor penghambat karena beberapa masalah politik yang biasa terjadi pada satu
negara dengan negara lainnya sehingga memberikan efek baik secara langsung
maupun tidak langsung. Terkadang permasalahan politik akan berdampak pada
income dan kinerja suatu perusahaan untuk negara yang sedang bermasalah
tersebut, contoh terkini negara Afganistan. Lebih parahnya akan ada pengambilan
alih manajemen baik yang awalnya oleh warga lokal diambil alih oleh warga
asing (Shobirin, 2002).
Lingkungan hukum dibeberapa negara tentunya berbeda. Kebijakan-kebijakan
yang di milikipun akan berbeda sehingga menjadi suatu masalah atau trust issue
bahkan kasus-kasung dari suatu hukum. Contohnya yaitu kasus Microsoft yang
dianggap memonopoli di negara Amerika Serikat. Beberapa kebijakan yang
diteraokan salah satunya dumpling oleh suatu negara, akan mengakibatkan
penekanan biaya atau harga jual yang lebih murah di dalam negeri ketimbang luar
negeri.
Manajer pemasaran internasional sebenarnya memiliki masalah yang
kompleks, terlihat yang dihadapi dengan perbedaan disuatu negara baik budaya,
politik dan hukum. Sehingga manajer pemasaran internasional diharuskan teliti
dan jeli dalam menentukan sebuah strategi yang diterapkan pada suatu negara.
Karena penerapan strategi yang sama disuatu negara akan berbeda dengan negara
yang lainnya.
2.3 International Market Organization
Organisasi pasar internasional atau yang biasa dikenal dengan organisasi
perdagangan internasional merupakan bentuk dari wadah internasional terkait
pemasaran secara internasional. Organisasi perdagangan dunia pada umumnya
dibentuk dari kesepakatan banyak negara dan bersifat internasional. Peluang dan
tantangan pemasaran internasional (bisnis global) Dipengaruhi oleh:
1. Pertumbuhan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization) dan
area-area perdagangan bebas regional, seperti: Area Perdagangan Bebas
Amerika Utara.

3
2. Tren menuju diterimanya sistem pasar bebas di antara negara-negara
berkembang di Amerika Latin, Asia dan Eropa.
3. Berkembangnya pengaruh internet, telepon selular dan media global lainnya
yang besar dalam memudarnya batas-batas nasional.
4. Mandat untuk mengelola sumber daya dan lingkungan global dengan baik.
Organisasi pasar internasional terjadi karena adanya suatu ketergantungan
antar suatu negara. Karena di negara tersebut belum bisa memenuhi salah satu
kebutuhan rakyatnya. Aziz (2018) menyatakan bahwa beberapa organisasi pasar
internasional diantaranya:
1. WTO (World Trade Organization)
2. ICC (International Chamber of Commerce)
3. IDA (International Development Association)
4. IACC (International Anticounterfeiting Coalition)
5. IMO (International Maritime Organization)
6. ITC (International Trade Center)
7. ITO (International Trade Organization)
8. OECD (Organization for Economic Coorperation and Development)
2.4 Proses Internasionalisasi
2.4.1 Pengertian Internasionalisasi Perusahaan
Internasionalisasi dapat dilihat sebagai suatu proses, hasil akhir, dan/atau
cara berpikir. Sebuah perusahaan menjadi semakin terinternasionalisasi karena
menjadi lebih terlibat dan berkomitmen untuk melayani pasar di luar negara
asalnya. Internasionalisasi juga dapat dikatakan sebagai proses yang terencana
dan teratur, yang dihasilkan dari penciptaan peluang atau ancaman baru yang
dirasakan. Untuk pemasaran global, internasionalisasi paling efektif bila
dikembangkan sebagai proses yang direncanakan dengan cermat dan berhati-
hati untuk meningkatkan penetrasi pasar internasional. Menurut Johanson dan
Vahlne dalam Ayanie (2018), proses internasionalisasi dalam Scandinavian
Stages Model adalah sebuah pola yang berurutan untuk masuk ke pasar luar
negeri, yang meliputi :
1. Kegiatan domestik murni.
2. Memulai ekspor melalui perwakilan independen.
3. Mendirikan anak perusahaan penjualan.
4. Produksi atau manufaktur dalam negara asing.
2.3.2 Strategi Internasionalisasi Perusahan
Terdapat beberapa strategi untuk memasuki dan mengembangkan pasar
yang tersedia bagi perusahaan yang ingin melakukan internasionalisasi
perusahaan. Hal tersebut antara lain adalah:
1. Melakukan ekspor.
2. Mendirikan anak perusahaan penjualan di luar negeri.
3. Melisensikan.

4
4. Mendirikan anak perusahaan produksi di luar negeri.
Kerjasama dengan mitra dapat digunakan dalam mendirikan anak
perusahaan penjualan dan fasilitas produksi. Meskipun pada umumya
pendekatan awal dimulai dengan mengekspor, lalu hingga akhirnya dapat
mendirikan fasilitas produksi pada negara asing, perusahaan dapat memulai
dengan salah satu strategi masuk mana pun dan melanjutkan ke tahap lain.
Pemilihan penggunaan strategi disesuaikan dengan tujuan pasar masing-
masing perusahaan,
Perusahaan kecil dan menengah sering melakukan internasionalisasi
dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda dari perusahaan
besar. Perusahaan besar dapat memperkenalkan produk/jasa mereka secara
global dan memasuki sejumlah pasar dengan cepat. Perusahaan kecil dan
menengah lebih mungkin untuk pertama kali memasuki pasar yang dekat
secara geografis atau memiliki bahasa yang sama. Peluang untuk melakukan
internasionalisasi pada perusahanan kecil dan menengah saat ini sudah
semakin terbuka di seluruh penjuru dunia, hal ini teerjadi karena kemajuan
teknologi dan internet yang semakin canggih memudahkan akses perusahaan
untuk dapat berhubungan langsung dengan konsumen di luar negeri tanpa
perlu mengeluarkan biaya yang besar. Namun, masih ada beberapa kendala
lain yang menghambat terjadinya internasioanlisasi pada perusahaan mikro,
kecil dan menengah (UMKM), minimnya sumber daya profesional dalam
aspek finansial, manajerial, dan informasi menjadi alasan tertundanya proses
internasionalisasi UMKM, khusunya pada negara berkembang (Brand et al
2002; Purnomo, 2016).
2.5 Strategi Memasuki Pasar Internasional
2.5.1 Memasuki Pasar Internasional
Strategi pemasaran global didasarkan pada keunggulan kompetitif dan
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Batas-batas nasional tidak
dipertimbangkan ketika beroperasi kecuali jika itu mempengaruhi keinginan
dari satu rencana tindakan untuk yang lain. Penyesuaian akan dilakukan sesuai
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Bahkan perusahaan yang
terkenal karena pendekatan global mereka secara keseluruhan menyesuaikan
produk dan metode pemasaran mereka untuk memenuhi persyaratan lokal.
Pada saat yang sama, perusahaan berusaha untuk tetap mempertahankan
kompetensi khas yang memberikan perusahaan tersebut keunggulan
kompetitif.
Strategi memasuki pasar terdiri dari strategi awal memasuki atau biasa
disebut dengan entry mode dan perencanaan pemasaran (marketing plan).
Entry mode adalah suatu perjanjian struktural yang memungkinkan perusahaan
untuk menerapkan strategi pasar produknya baik dengan hanya melakukan
operasi pemasaran ataupun produksi dan pemasaran sendiri atau dalam

5
kemitraan dengan pihak lain. Entry mode menentukan tingkat kontrol
perusahaan atas bauran pemasaran (program) dan sejauh mana tingkat
komitmennya terhadap pasar sasaran. Menerapkan strategi masuk untuk setiap
pasar dianalogikan dengan membangun saluran distribusi.
2.5.2 Strategi Memasuki Pasar Internasional
A. Elemen Startegi Memasuki Pasar Internasional
Masuk ke pasar luar negeri harus dilakukan dengan menggunakan metode
yang konsisten dengan tujuan strategis perusahaan. Menurut Charity et al.
(2016), terdapat dua pilihan strategi untuk memasuki pasar internasional, yaitu
melakukan ekspor dan/atau aliansi strategis. Dari perspektif strategi, mode
masuk dipengaruhi oleh strategi internasional yang ditempuh oleh perusahaan
untuk usaha asing atau ekspansi pasarnya. Setiap target yang dimiliki
perusahaan saling berbeda dan memiliki tujuan pasar tersendiri. Pilihan entry
mode dibuat secara fleksibel menyesuaikan strategi internasional perusahaan
untuk masuk ke pasar luar negeri tertentu.
Strategi saluran pemasaran internasional harus dipandang sebagai rencana
yang komprehensif, yang menetapkan tujuan, sumber daya, dan kebijakan
yang akan memandu operasi pemasaran internasional perusahaan selama
beberapa periode waktu di masa depan yang cukup panjang sehingga
perusahaan dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar luar
negeri. Sehingga, strategi pemasaran internasional dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Tujuan dan sasaran pada pasar yang dituju.
2. Kebijakan dan alokasi sumber daya alam yang dibutuhkan,
3. Pilihan model entry mode untuk menembus pasar.
4. Sistem kontrol yang dibutuhkan untuk memantau kinerja pasar.
5. Jadwal waktu (time schedule).
B. Alternatif strategi memasuki pasar
Untuk pemasar internasional, mode entri yang berbeda mewakili berbagai
tingkat kontrol, komitmen, keterlibatan, dan risiko. Mengenai saluran antar
negara, terdapat strategi alternatif utama untuk memasuki pasar luar negeri.
Keputusan pertama yang harus diambil menyangkut lokasi basis produksi, di
dalam negeri, di luar negeri, atau di kawasan bebas (freeport, trade zone,
perimeter). Setelah keputusan ini dibuat, perusahaan harus memutuskan
apakah area yang akan dilayani di luar negara di mana fasilitas produksi
berada dan saluran antar negara apa yang akan digunakan.

6
Gambar 1. Outline of alternative basic international marketing channels
C. Faktor Pemilihan Strategi
Terlepas dari pendekatan yang digunakan dalam pemilihan mode entri,
pilihan harus didasarkan pada alternatif yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi terbesar terhadap keuntungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut antara lain:
1. Target Pasar
Terdapat faktor-faktor terkait pasar tertentu yang beroperasi sebagai
penentu saluran pemasaran internasional. yaitu:
a. Sifat, ukuran, dan distribusi geografs konsumen.
b. Kebutuhan, persyaratan, dan preferensi konsumen.
c. Tingkap perkembangan ekonomi pasar.
Ketika pembeli potensial memiliki karakter yang berdeda-beda ,
tersebar luas secara geografis, dan jika mereka sering membeli dalam
jumlah kecil, maka harus ada ketersediaan produk yang luas, yang berarti
membutuhkan penggunaan grosir dan pengecer di dalam pasar. Ketika
kondisi sebaliknya berlaku, penjualan langsung ke pengecer atau pengguna
industri akan lebih mungkin dilakukan.
2. Produk
Karakteristik produk mempengaruhi pemilihan saluran pemasaran,
misalnya nilai satuan, berat dan curah, kompleksitas teknis, dan mudah
rusak. Pengembangan atau pegolahan suatu produk serta tingkat
kebaruannya juga berpegaruh pada saluran pemasarannya di dalam pasar
internasioanl. Jika sebuah perusahaan memiliki produk yang relatif tidak
dikenal, mungkin akan lebih menguntungkan untuk mengandalkan
pedagang grosir dan agen daripada mencoba menjual langsung.
3. Ketersediaan Organisasi Pemasaran
Pilihan mode masuk pemasaran internasional dipengaruhi oleh
struktur distribusi yang ada baik di negara asal maupun di pasar sasaran
dan ketersediaan serta kompetensi organisasi pemasaran perantara dalam
struktur tersebut.
4. Pertimbangan Perusahaan

7
Sejumlah faktor dapat diklasifikasikan sebagai faktor pertimbangan
perusahaan. Sebagian besar faktor ini berpengaruh dalam menentukan
kekuatan pemasaran internasional, diantaranya adalah:
1) Kemampuan dan pengetahuan manajemen pemasaran.
2) Kebaruan perusahaan dalam kegiatan pemasaran internasional.
3) Ukuran perusahaan dan luas lini produknya.
4) Kekuatan finansial dan kemampuan untuk menghasilkanmodal
tambahan jika diperlukan.
5) Norma kelebagaan induk.
5. Kebijakan Pemerintah
Ada banyak kebijakan pemerintah nasional yang dapat mempengaruhi
pemilihan saluran pemasaran, terutama saluran antar negara. Kegiatan
regulasi umum dapat menghambat ekspor sepenuhnya dan mendikte
produksi di luar negeri jika pasar ingin dilayani secara efektif.
6. Kesimpulan Akhir
Setelah melakukan pertimbangan dengan melihat aspek-aspek diatas,
perusahaann akan mengambil keputusan akhir yang paling tepat untuk
melakukan pemasaran internasional dengan menggunakan strategi entry
mode sesuai tujuan pemasaran perusahaan.
7. Saluran Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran internasional tentuk dibutuhkan
salauran-saluran pemasaran lain baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Berbagai saluran tersebut. Untuk mengatur jalannya salauran
pemasaran, maka dibutuhkan kegiatan manajemen saluran pemasaran yang
baik.
D. Penentuan Strategi
Untuk menentukan strategi entry mode yang akan digunakan oleh suatu
perusahaan, terdapat tiga aturan keputusan yang berbeda yaitu :
1. Aturan Naif (Naïve Rule)
Manajer mengikuti aturan naif ketika mereka mempertimbangkan
hanya ada satu cara untuk memasuki pasar internasional. Aturan ini
mengabaikan heterogenitas pasar luar negeri, individu dan kondisi masuk.
Ketidakfleksibelan aturan ini mencegah perusahaan memanfaatkan
sepenuhnya peluang pasar luar negeri. Aplikasi khusus dari aturan ini
adalah ketika saluran domestik diperluas ke pasar luar negeri.
2. Aturan Pragmatis (Pragmatic Rule)
Contoh dari aturan pragmatis adalah ketika suatu perusahaan yang
biaasanya berbisinis di pasar luar negeri dengan menggunakan mode entri
yang memiliki resiko rendah. Keunggulan dari aturan ini adalah dapat
meminimalisir resiko ketika masuk ke dalam pasar internasional saat
menggunakan mode entri yang salah karena mode yang tidak dapat

8
dilakukan akan ditolak. Kelemahan dari aturan pragmatis adalah
kegagalannya untuk memandu manajer menuju penentuan mode masuk
yang paling sesuai dengan kemampuan dan sumber daya dengan peluang
pasar.
3. The Strategy Rule
Pendekatan ini mengharuskan semua mode alternatif yang layak
dievaluasi secara sistematis dan kemudian akan memungkinkan
terciptanya tujuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, trade-off antara
tujuan harus dibuat. Hasil akhir dari analisis ini adalah mode entri yang
layak yang kemudian dapat dianalisis lebih lanjut. Perbandingan antar
mode entri perlu dilakukan dengan menimbang antara biaya dan manfaat
yang diproyeksikan selama periode waktu tertentu. Dengan demikian,
kebutuhan biaya dan manfaat daapt diketahui.
Mode entri yang berbeda dipengaruhi oleh risiko pasar dan politik
yang berbeda. Penerapan aturan keputusan ini adalah memilih mode entri
untuk memaksimalkan kontribusi laba selama periode perencanaan
strategis yang berdasarkan pada ketersediaan sumber daya
perusahaan,risiko,dan tujuan nirlaba (nonprofit).
2.6 Contoh-contoh Pemasaran Internasioal dalam Bidang
Agribisnis/Agroindustri
Selama beberapa periode terakhir ini sector pertanian semakin berubah
menuju produk yang lebih berkualitas tinggi. Sebagai negara maju eropa dan
amerika serikat yang mana berupa negara sebagai mitra dagang terbesar. Dalam
pemasaran internasional produk pertanian yang paling penting seperti sereal,
buah-buahan, sayuran, produk olahan anggur. Produk pertanian sebagai sector
dalam perekonomian nasional tidak hanya di negara berkembang namun juga
negara maju. Produk pangan sangat bernilai tinggi dalam perdagangan produk
pertanian. Pemasaran internasional yang terjadi dapat berupa ekspor impor bahan
pangan pertanian. Pemasaran internasional ekspor impor yang dilakukkan
beberapa negara seperti pada Brazil dan Amerika Serikat yang melakukan ekspor
produk pertanian yang berupa sereal, dan biji minyak. China melakukan ekspor
produk pertanian yang berupa buah-buahan dan sayuran. Uni eropa dan amerika
serikat adalah mitra pemasaran hasil pertanian pangan terbesar di seluruh dunia
sebagai pasar global (Gombkoto, 2017).
Perkembangan ekspor pangan pertanian meningkat dengan pesar tidak hanya
pada negara eropa melainkan juga negara berpenghasilan rendah dan menengah
seperti afrika, asia, dan amerika selatan. Globalisasi dan partisipasi perdagangan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Menurut Duncan et
al., (1999) bahwa Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan
memberikan perlindungan terhadap komoditas ekspor produk pertanian. Ekspor

9
produk pertanian di negara maju didukung juga oleh subsidi ekspor oleh Uni
Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Partisipasi dalam perdagangan pertanian internasional bervariasi secara
signifikan antar negara. Meskipun negara maju menyumbang sebagian besar
perdagangan dunia, beberapa negara berkembang dari Amerika Selatan dan
Tengah dan dari Asia menyumbang bagian penting dari perdagangan pertanian.
Meskipun banyak negara berusaha untuk mendiversifikasi ekspor mereka,
pertanian masih mewakili sebagian besar keranjang ekspor di banyak negara
berkembang. Ketergantungan komoditas lebih jelas untuk Amerika Latin negara-
negara di mana pertanian masih merupakan bagian besar dari total ekspor. Negara
berkembang cenderung mengekspor lebih banyak hasil pertanian barang daripada
yang mereka impor, yang sebaliknya di negara maju. Satu-satunya komoditas
ekspor penting Rusia adalah sereal, sedangkan Cina buah-buahan dan sayuran.
Produk utama dari Uni Eropa adalah sereal, buah-buahan, sayuran, produk susu,
daging dan anggur, seperti di Kanada dan di Amerika Serikat, tapi selain barang
tersebut, minyak sayur juga muncul sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Bagian terbesar dari ekspor pertanian ditransaksikan terutama di Eropa, Asia, dan
Timur Tengah.
2.7 Memasuki pasar global
Untuk memasuki pasar global, perusahaan harus memperlakukan dunia,
termasuk pasar negara asal sebagai satu pasar. Segmentasi pasar tidak lagi
berfokus pada Batasan nasional namun sudah menjangkau negara dan daerah lain.
Dengan menjual produk atau jasa di negara lain, perusahaan dapat dikenal di pasar
yang lebih besar. Hal ini tentu dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan
serta mengurangi risiko hanya beroperasi pada satu pasar, seperti penurunan
ekonomi atau musiman.
Memasuki pasar global dapat dimulai dengan mendata negara yang cocok
untuk produk yang akan dijual. Hal-hal seperti budaya, agama, dan hukum harus
dipertimbangkan agar perusahaan dapat mengetahui barang atau jasa yang
diperlukan di pasar sasaran. Jika terdapat pesaing, perusahaan dapat
mempertimbangkan untuk menjadi yang pertama atau menunggu dan mengamati
keberhasilan yang dapat diraih oleh pesaing tersebut. Saat perusahaan memilih
untuk menjadi yang pertama di pasar, maka akan terdapat beberapa risiko seperti
produk tidak diterima dan mengalami penolakan dari calon mitra lokal.
Sedangkan, jika perusahaan memilih menunggu dan mengamati keberhasilan yang
dapat diraih oleh pesaing, perusahaan dapat melihat apakah produk yang akan
ditawarkan diterima oleh konsumen lokal. Namun, ada risiko bahwa pelanggan
lokal akan setia pada merek pesaing.
Untuk memasuki pasar dengan skala besar tentu membutuhkan sumber daya
dan biaya yang besar. Hal ini dapat menimbulkan risiko finansial jika perusahaan
tidak berkembang. Namun, sisi positifnya produk dapat dikenal dan menarik

10
perhatian pelanggan atau bisnis dari negara lain. Untuk memasuki pasar global
dibutuhkan metode yang cermat, salah satunya adalah ekspor. Ekspor merupakan
penjualan langsung barang atau jasa ke negara lain. Metode ini merupakan yang
paling terkenal dan dinilai memiliki risiko rendah. Namun, ekspor juga memiliki
beberapa hambatan seperti fluktuasi nilai tukar rupiah, tingginya ketergantungan
bahan baku impor, kemitraan usaha yang belum berjalan baik, struktur usaha
dalam negeri yang belum tertata dengan baik, penyeludupan, lemahnya daya saing
ekspor, sulitnya pengusaha kecil memperoleh kredit, menurunnya daya beli
masyarakat domestic, jaminan investasi yang kurang mendukung, dan perangkat
perundang-undangan yang belum memadai untuk menciptakan iklim usaha yang
kondusif. Dalam ekspor, barang digolongkan dalam empat kelompok, yaitu:
1. Barang yang Diatur Ekspornya
Barang ini memiliki ketentuan perjanjian internasional, bilateral, regional,
atau multilateral. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan baku
industri dalam negeri, menjaga kelestarian alam, dan meningkatkan daya saing
serta posisi tawar.
2. Barang yang Diawasi Ekspornya
Biasanya barang ini diawasi karena sangat dibutuhkan di dalam negeri.
Pengawasan dilakukan untuk menjaga stabilitas pengadaan, konsumsi dalam
negeri, kelestarian alam, dan memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
3. Barang yang Dilarang Ekspornya
Hal ini dapat disebabkan karena barang dapat mengganggu kelestarian
alam, tidak memenuhi standar mutu, untuk menjamin kebutuhan bahan baku
industri kecil, dan merupakan barang bernilai budaya atau sejarah.
4. Barang yang Bebas Ekspornya
Barang yang bebas ekspornya merupakan barang yang bebas atau
memenuhi ketentuan dari barang yang diatur, diawasi, dan dilarang.

11
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemasaran Internasional adalah suatu pemasaran barang dan jasa yang
dilakukan oleh produsen yang menjual barangnya ke konsumen antar negara baik
bilateral atau multilateral. Dalam pemasaran Internasional memiliki peluang dan
tantangan yang harus dihadapi saat menjalankannya sehingga ada beberapa aspek
yang harus diperhitungkan. Organisasi pasar internasional dibentuk dari
kesepakatan banyak negara dan bersifat internasional. Hal ini dapat terjadi karena
adanya suatu ketergantungan antar suatu negara yang harus memenuhi kebutuhan
rakyatnya.
Sebuah perusahaan dalam sektor pertanian menjadi semakin
terinternasionalisasi karena berhasil mengetahui peluang dan meminimalisir
ancaman yang lebih terlibat dalam melayani pasar internasional. Terdapat
beberapa strategi untuk memasuki dan mengembangkan pasar internasional,
seperti melakukan ekspor, mendirikan anak perusahaan di luar negeri, dan lain-
lain. Strategi pemasaran global didasarkan pada keunggulan kompetitif dan
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Strategi memasuki pasar terdiri dari
strategi awal memasuki atau entry mode dan perencanaan pemasaran (marketing
plan).
Selama beberapa periode terakhir ini sektor pertanian semakin berubah
menuju produk yang lebih berkualitas tinggi. Pemasaran internasional yang terjadi
dapat berupa ekspor impor bahan pangan pertanian. Perkembangan ekspor
pertanian pertanian terus mengalami peningkatan, baik di negara maju atau
berkembang.
3.2 Saran
Saat ini, pemasaran pertanian tidak hanya dilakukan dalam skala lokal maupun
nasional, akan tetapi sudah merambah ke perdagangan internasional. Hal tersebut
menyebabkan pemasaran produk pertanian menjadi lebih kompleks dan rumit
karena berbagai macam rintangan yang harus dihadapi. Perusahaan yang akan
melakukan pemasaran internasional harus bisa membuat dan menerapkan strategi
pemasaran global yang didasarkan pada keunggulan kompetitif dan bervariasi dari
satu tempat ke tempat lain. Pada saat yang sama, perusahaan berusaha untuk tetap
mempertahankan kompetensi khas yang memberikan perusahaan tersebut
keunggulan kompetitif. Strategi memasuki pasar terdiri dari strategi awal
memasuki atau entry mode dan perencanaan pemasaran (marketing plan).

12
DAFTAR PUSTAKA
Albaum, G. Duerr, E. Josiassen, A. 2016. International Marketing and Export
Management (8th ed). Edinburgh Gate: Pearson Education
Ayanie, Fikadu T. 2018. Internationalization Strategy, Entry Modes and Cultural
Dimensions of Chinese Way of Doing Business in Europe. Jurnal Studi
Pemerintahan. 9(4): 589-618.
Aziz, D. R. (2018, September 11). Mengenal Organisasi Perdagangan Tingkat
Internasional. Retrieved September 11, 2021, from bahasan.id:
https://bahasan.id/mengenal-organisasi-perdagangan-tingkat-internasional/
Chariti, D. S. Yulianto, E. Wilopo. 2016. Analisis Strategi Dalam Memasuki
Pasar Internasional (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia
dalam Ekspansi di Myanmar). Jurnal Administrasi Bisnis. 32(1): 18-26.
Duncan, R., D. Robertson and Y. Yang. 1999. Analysis of the Benefits and
Challenges Facing Asian and Pasific Agricultural Exporting Countries in
the Post-Uruguay Round Period, p. 1 - 111. In Benefits and Challenges
Facing Asia-Pacific Agricultural Trading Countries in the Post-Uruguay
Round Period. Studies in Trade and Investment, No. 11, Economic and
Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), United Nation,
Bangkok.
Gombkoto, N. (2017). International Trade in Agricultural and Food Products.
International Journal of Commerce, Business and Management, 6(3), 22–
28.
Ibnuismail. (2020). Peluang Pemasaran Internasional.
Onkvisit, sak & Shaw, john. (2004). International marketing : Analysis and
Strategy 4th edition. New York; NY 10001 and by routledge.
Pandjaitan, D. R. H. (2015). Pemasaran internasional. Ebm 512058.
Purnomo, M. 2016. Internasonalisasi Sebagai Perilaku Enterpreneurial Usaha
Kecil dan Menengah. Jurnal Aplikasi Bisnis. 6(2): 14-26.
Shobirin, Ahmad. (2002). Budaya : sumber kekuatan sekaligus kelemahan
organisasi. Jurnal siasat bisnis, 1 (7), 1-23

13

Anda mungkin juga menyukai