Oleh
WIGETA THUFEILI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
By
Wigeta Thufeili
Oleh
Wigeta Thufeili
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani terung ungu dan
menganalisis pemasaran terung ungu di Desa Simpang Kanan Kecamatan
Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini di lakukan pada bulan Juli
tahun 2018 menggunakan metode survei. Jumlah sampel dalam penelitian
sebanyak 30 petani yang diambil secara acak. Pengambilan sampel pedagang
dilakukan dengan metode snowball sampling dan diperoleh 3 orang pedagang
pengumpul, 4 orang pedagang besar, dan 15 pedagang pengecer. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis efisiensi pemasaran. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rata-rata pendapatan terung ungu di Desa Simpang
Kanan Kecamatan Sumberejo adalah sebesar Rp 8.764.619,44/ha dengan R/C
atasbiaya total sebesar 1,94. Saluran pemasaran terung ungu di Desa Simpang
Kanan Kecamatan Sumberejo melalui satu saluran pemasaran, yaitu :
Petani→Pedagang Pengumpul→Pedagang Besar→Pedagang Pengecer→
Konsumen Akhir. Sistem pemasaran terung ungu ini tidak efisien.
Kata kunci : Pendapatan, Pemasaran, Terung Ungu
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN
TERUNG UNGU DI DESA SIMPANG KANAN KECAMATAN
SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
WIGETA THUFEILI
Skripsi
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Al’Qur-an Metro pada tahun 2005 dan
pada tahun 2011. Penulis diterima pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Bank Rakyat Indonesia kantor
Cabang Pembantu Kota Metro tahun 2014. Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Eka Mulya Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji tahun 2015.
Penulis aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan kampus, dan menjadi anggota
Bismillahirohmanirrohim,
Memberikan nikmat yang luar biasa. Sholawat serta salam senantiasa tercurah
kehidupan.
nasehat, serta saran-saran yang membangun, karena itu dalam kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Dosen Pembimbing Pertama
dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini.
4. Dr. Ir. Kordiyana K. Rangga, M.S., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas ilmu,
bimbingan, masukan, arahan, saran dan motivasi yang telah diberikan kepada
5. Ir. Eka Kasymir, M.S., selaku Dosen Penguji Skripsi, atas masukan, saran dan
6. Seluruh Karyawan Jurusan Agribisnis atas semua bantuan dan dukungan yang
7. Keluarga tercinta, Papa Bambang Sugiyanto dan juga mama tercinta Dasminah.,
saudara-saudara penulis Dian, Antoni, Desi, Fredi, Winda, Imam, Dini, Wisnu,
Deby dan Reza yang selalu menyebut nama penulis dalam do’anya,
Sarri, Puti , Dieta dan Syifa atas bantuan, doa, dukungan dan keceriannya selama
Ester, Furi, Evie, Faisal, Wiji, Bram, Elsa, Melani, Werdi, Yeni, Putri Maida,
Juliantika, Fadel, Venni, Antonio, Radot, Febi, Pram, Rafika dan seluruh teman
lainnya, terima kasih atas bantuan, semangat dan kebersamannya selama ini.
11. Teman-teman fotografer Aji, Angga, Ananta, Havid, Arum, Gemil, Akbar atas
12. Keluarga Agribisnis angkatan 2009-2013 dan Almamater tercinta serta seluruh
diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, namun semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak.
Aamiin.
Bandar Lampung,
Penulis,
Wigeta Thufeili
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
12. Sebaran jumlah penduduk Simpang Kanan menurut jenis kelamin 2017 ........53
19. Penggunaan benih dan pupuk dalam kegiatan usahatani terung ungu
Desa Simpang Kanan Kecamatan Sumberejo 2017 .........................................66
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang potensial untuk menjadi negara yang kaya,
karena didukung dengan sumber daya alam yang sangat banyak yang tersebar
manusia yang bisa dilatih dan dimanfaatkan guna kesejahteraan rakyat dan
bangsa Indonesia. Tentu saja tujuan bangsa Indonesia itu tidak akan ter-
wujud jika tidak didukung oleh sektor-sektor yang menjadi andalan untuk
Salah satu sektor yang dapat menjadi andalan utama dalam pembangunan
nasional. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk dan tenaga kerja
yaitu sebagai pemasok bahan pangan, pemasok bahan baku industri, pakan
2016).
tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman di konsumsi, harga
tetapi ada pula sayuran yang mengalami penurunan produksi setiap tahunnya.
Tahun Pertumbuhan
No Komoditas
2014 2015 2016 (%)
( ton ) ( ton ) ( ton )
1 Bawang Merah 1.233.984 1.229.184 1.446.860 17,71
2 Bawang Putih 16.893 20.295 21,15 4,21
3 Bawang Daun 584.624 512.486 537.921 4,96
4 Kentang 1.347.815 1.219.270 1.213.038 -0,51
5 Kubis 1.435.833 1.443.232 1.513.315 4,86
6 Kembang Kol 136.508 118.388 142.844 2 0,66
7 Petsai / Sawi 602.468 600.188 601.198 0,17
8 Wortel 495.798 522,52 537.521 2,87
9 Lobak 31.861 21.475 19.478 -9,30
10 Kacang Merah 100.316 42.384 37.165 -12,31
11 Kacang Panjang 450.709 395.514 388.056 -1,89
12 Cabe Besar 1.074.602 1.014.184 1.045.587 0,04
13 Cabe Rawit 800.473 869.938 915.988 5,29
14 Paprika 7.031 5.655 5.254 -7,08
15 Jamur 37,41 3.348.464 40.914 -98,78
16 Tomat 915.987 877.792 883.233 0,62
17 Terung 557,04 514,32 509.727 -0,89
18 Buncis 318.214 291.314 275.509 -5,43
19 Ketimun 477.976 447.677 430.201 -3,90
20 Labu Siam 357.552 431.203 603.314 39,91
21 Kangkung 319.607 305.071 297.112 -2,61
22 Bayam 134.159 150.085 160.247 6,77
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016 (data diolah).
kan nilai gizi yang sangat besar. Sayuran ini bisa dimakan mentah atau
4
dimasak. Terung memiliki kandungan gizi, antara lain, lemak, sodium, dan
merupakan buah non pati yang dapat diolah sebagai sayuran. Terung me-
miliki kandungan mineral yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh dengan
Dunia kesehatan terung memiliki manfaat sebagai salah satu sumber serat
wasir, dan radang usus besar. Terung memiliki beberapa kandungan zat gizi
Provinsi Lampung menurut data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral
Sumatera setelah Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Bengkulu yang dapat
memproduksi terung yakni sebesar 23.799 ton. Apabila ditinjau dari segi
Provinsi Lampung dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terus
Tahun
2014 2015 2016
No Kabupaten/Kota Luas Luas Luas
Produksi Produksi Produksi
Lahan Lahan Lahan
(kuintal) ( kuintal) ( kuintal)
(ha) (ha) (ha)
1 Lampung Barat 33.882 179 27.055 196 21.540 164
2 Tanggamus 19.129 304 18.095 299 11.257 285
3 Lampung Selatan 42.122 220 53.325 412 41.147 305
4 Lampung Timur 64.936 541 34.719 432 12.918 494
5 Lampung Tengah 43.149 597 18.804 434 27.370 452
6 Lampung Utara 21.555 240 55.522 189 56.744 172
7 Way Kanan 3.709 138 3.554 166 4.787 248
8 Tulang Bawang 7.134 222 8.673 181 8.076 217
9 Pesawaran 12.111 161 5.123 154 9.803 176
10 Pringsewu 1.208 108 501 74 3.963 102
11 Mesuji 810 76 628 58 17.912 57
12 Tulang Bawang Barat 17.961 93 21.066 99 13.964 103
13 Pesisir Barat 6.481 79 5.942 126 5.841 105
14 Bandar Lampung 288 33 441 29 307 23
15 Metro 1.451 29 2.051 18 2.354 18
Rata-rata 13.328 201 17.033 191 15.866 195
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2017
hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang cukup besar dengan luas panen
sayuran terung sebesar 286 ha pada tahun 2016. Namun, potensi tersebut
alami kenaikan dan penuruan, pada kurun waktu tiga tahun terakhir.
yang memiliki luas panen dan produksi terung terbesar yaitu Kecamatan
berdasarkan tingginya hasil produksi sebesar 13.212 ku, namun tahun 2016
yaitu turun menjadi 7.388 ku. Namun apabila ditinjau dalam kurun waktu
Penurunan hasil produksi panen ini terjadi akibat harga rata-rata terung di
tingkat petani pada tahun 2016 sangat rendah. Pada September 2016petani
Tingginya produksi terung yang tidak diimbangi oleh harga yang baik, akan
Selama ini petani biasanya hanya menerima harga (price taker) yang
lain dari komoditas terung adalah sifatnya yang tidak tahan lama sehingga
9
petani harus segera menjual produknya dengan harga yang berlaku saat itu.
Pemasaran merupakan proses yang harus dilalui oleh petani sebagai produsen
tanpa adanya batas harga yang diatur, menyebabkan harga terung yang
penelitian, yaitu:
B. Tujuan Penelitian
C. Kegunaan Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
1. Budidaya Terung
Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang berasal dari Asia,
terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada
(Rukmana, 1994).
kondisi tanam yang hangat dan kering dalam waktu yang lama untuk
Tingkat kemasaman (pH) tanah yang sesuai bagi tanaman terung berkisar
rendah, yaitu kisaran 5,0. Kisaran pH tanah yang terlalu rendah akan
(Samandi, 2001).
Pohon terung memiliki tinggi mencapai 40-150 cm, terung memiliki daun
berukuran panjang 10-20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih
bedaan konsistensi dan rasa. Secara umum terung memiliki rasa pahit dan
dalamsatu bunga terdapat kelamin jantan (benang sari) dan betina (putik),
bunga ini sering disebut juga bunga sempurna. Bunga terung berwarna
ungu ada pula yang berwarna putih. Bentuk buah terung beraneka ragam,
sebanyak 200 kg/ha yang dilarutkan dalam air dengan kosentrasi 4 kg/200
(Samandi, 2001).
Umur terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam.
Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali.
Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan saat pagi hari. Waktu panen harus
2. Pendapatan Usahatani
jasa pengelolaan yang menggunakan lahan, tenaga kerja, dan modal yang
produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual
(Soekartawi, 2002).
Pd = TR–TC (1)
dimana :
Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan (total revenue)
TC = Total biaya (total cost)
pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam
per bulan, per tahun, dan per musim tanam. Biaya usahatani tersebut
tetap (fixedcost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (fixed
cost) umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
dan sebagainya, sehingga biaya ini dikatakan biaya yang tidak dipengaruhi
Biaya tidak tetap (variabel cost) merupakan biaya yang besar kecilnya
Total biaya atau total cost (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Rumus total biaya atau total
TC = FC + VC (2)
dimana :
adalah hasil perkalian dari satuan harga jual dengan jumlah produk total,
sebagai berikut :
TR = Y . Py (3)
dimana :
TR = total penerimaan
Y = produksi yang diperoleh dari suatu usahatani
Py = harga produksi
17
bagi pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis
3. Efisiensi Pemasaran
semua kegiatan yang bertujuan untuk mempelancar arus barang atau jasa
terdiri dari rantai pemasran yang panjang, maka biaya pemasaran yang
disertai hak milikdan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna
dengan petani.
tengkulak.
pengecer.
jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur yang dapat
b. Fungsi-Fungsi Pemasaran
sebagai berikut
1) Fungsi Pertukaran
2) Fungsi Fisis
berikut :
diinginkan (konsumen).
harga yang dibayar kepada penjual pertama (produsen) dan harga yang
harga penjualan yang dapat memberi sejumlah laba tertentu atas dasar
P
Sr
Sf
Pr
Pf Dr
Df
i
RPM = (6)
bti
dimana :
Nilai RPM yang relatif menyebar merata pada berbagai tingkat pemasar-
dengan sama nol, maka sistem pemasaran tersebut tersebut tidak efisien.
(Azzaino 1983).
pendapatan dan sistem pemasaran dan terdapat beberapa peneliti lain yang
sebelumnya terletak pada jenis komoditas yang diteliti dan belum terdapat
meneliti keuntungan usahatani dan sistem pemasaran terung ungu yang ada di
1 Analisis Pendapatan, Risiko, 1) Menganalisis pendapatan 1) Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan Pemasaran Usahatani usahatani jahe di deskriptif pendapatan usahatani jahe sebesar
Jahe di Kecamatan Kecamatan Penengahan. kualitatif. Rp28.038.043,74 per hektar serta diperoleh
Penengahan Kabupaten 2) Menganalisis risiko 2) Analisis nilai R/C atas biaya total yaitu 1,68. Risiko
Lampung Selatan usahatani jahe di kuantitatif usahatani jahe berada pada kategori tinggi
(Julaily,2017). Kecamatan Penengahan. dengan nilai CV 0,51. Risiko usahatani jahe
3) Menganalisis pengaruh berpengaruh nyata terhadap pendapatan
antara risiko usahatani usahatani jahe. Saluran pemasaran jahe di
terhadap pendapatan jahe. Kecamatan Penengahan Kabupaten
4) Menganalisis efisiensi Lampung Selatan tidak efisien.
sistem pemasaran jahe di
Kecamatan Penengahan.
2. Analisis Usahatani Terung Menganalisis menganalisis 1) Metode survey. Pelaksanaan budidaya atau kultur teknis
(Solanum melongena) di kultur teknis usahatani 2) Analisis terung yang dilakukan olehpetani di
Kecamatan Kuranji Kota terung yang dilakukan oleh deskriptif Kecamatan Kuranji belum sepenuhnya
Padang (Febriansyah, 2012). petani di Kecamatan Kuranji kualitatif. sesuai dengan yang dianjurkan oleh
serta menganalisis 3) Analisis literatur. Produksi yangdihasilkan oleh
pendapatan dan keuntungan kuantitatif. petani sampel masih dalam produksi wajar
masing-masing petani yaitu sebanyak 18.288 kg/Ha. Pendapatan
terung. yangditerima petani responden di
Kecamatan Kuranji sebesar
Rp.23.930.337/Ha. Sedangkan keuntungan
yangdiperoleh petani terung sebesar
RP.13.529.813/Ha. Untuk analisis R/C ratio
pada kegiatan usahatani terung
sebesar 1,73.
27
3. Analisis Efisiensi Tataniaga Mengetahui saluran dan 1) Metode Diperoleh tiga pola saluran tataniaga terung
Terung (Solanum fungsi tataniaga yang survey. dari petanisampai ke konsumen akhir .
Melongena) Di Kecamatan dilakukan oleh masing- Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi
Kuranji Kota Padang ( masing lembaga tataniaga menurut saluran maka didapatkan
Febriani, 2012). tataniaga yang terlibat dalam efisiensi tataniaga Saluran Pola A (14,80%),
tataniaga Terung dari petani Saluran Pola B (18,08%) dan Saluran Pola
hingga konsumen akhir di C(29,71%). Jadi Saluran Pola A (14,80%)
Kecamatan Kuranji Kota paling efisien karena mempunyai nilai
Padang, dan menganalisis efisiensi yangpaling kecil. Sedangkan
efisiensi tataniaga menurut berdasarkan hasil perhitungan menurut
saluran dankeuntungan yang keuntungan, tidak ada saluranyang efisien
diterima petani serta masing- karena masing-masing lembaga tataniaga
masing lembaga tataniaga tidak menerima keuntungan yang
yang terlibat. sebagaimana mestinya.
4. Analisis Pendapatan dan 1) Mengetahui besarnya 1) Snowball 1) Rata-rata pendapatan petani dari
Saluran Pemasaran pendapatan usahatani sampling. usahatani terong belanda di Desa Pulu-
Usahatani Terong Belanda Terong Belanda di daerah 2) Analisis Pulu, Kecamatan Buntu Pepasan,
(Solanaceae) di Kecamatan penilitian. kuantitatif Kabupaten Toraja Utara sebesar Rp.
Buntu Pepasan Kabupaten 2) Untuk mengetahui alur 1.072.199/Ha/panen (satu kali daalam
Toraja Utara Provinsi pemasaran dan margin dua bulan).
Sulawesi Selatan. pemasaran Terong 2) Terdapat dua pola saluran pemasaran
( Bangun, 2017 ). Belanda. usahatani terong belanda yang ada di desa
Pulu-Pulu, Kecamatan Buntu Perpasan,
Kabupaten Toraja Utara yakni pola
saluran pemasaran I YAKNI Petani A –
Pedagang Pengumpul Desa A – Pedagang
Pengecer dimana marjin pemasaran Rp.
7.000 dan Rp. 5.000, sedagkan pada pola
saluran pemasaran II dari petani A –
Pedagang Pengumpul Desa A- Pedagang
PENGUMPUL Kota A- Pedagang
28
6 Pemasaran dan Pendapatan 1) Mengidentifikasi dan 1) Snowball Saluran 2 pemasaran cabai merah keriting
Usahatani Cabai Keriting membandingkan Sampling. non anggota Gapoktan (petani langsung
Anggota dan Non Anggota karakteristik usahatani, 2) Marjin menjual kepada pedagang pengecer Bogor)
Gapoktan Rukun Tani, Desa pedagang, lembaga dan pemasaran, merupakan saluran pemasaran yang paling
Citapen, Kecamatan Ciawi, saluran pemasaran, serta farmer’s share, efisien karena memiliki marjin pemasaran
Kabupaten Bogor. (Yuri, fungsi pemasaran cabai dan rasio terendah, farmer’s share terbesar, dan rasio
2014). merah keriting anggota keuntungan keuntungan terhadap biaya pemasaran
dan non anggota terhadap biaya terbesar. Pendapatan dan R/C ratio atas
Gapoktan Rukun Tani di pemasaran. biaya tunai dan biaya total usahatani cabai
Desa Citapen, Kecamatan merah keriting non anggota Gapoktan lebih
Ciawi, Kabupaten Bogor. menguntungkan dibandingkan usahatani
2) Membandingkan efisiensi cabai merah keriting anggota Gapoktan.
pemasaran cabai merah Guna mendapatkan pemasaran cabai merah
keriting anggota dan non keriting yang efisien maka saluran 2
anggota Gapoktan Rukun pemasaran non anggota Gapoktan
Tani. disarankan untuk diterapkan.
3) Membandingkan
pendapatan usahatani
cabai merah keriting
anggota dan non anggota
Gapoktan Rukun Tani.
8 Analisis Pendapatan dan 1) Menganalisis pendapatan 1) Analisis 1) Usahatani kakao di Kecamatan
Pemasaran Kakao di usaha tani kakao di pendapatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung
Kecamatan Sekampung Kecamatan Sekampung uahatani Timur menguntungkan bagi petani,
Udik Kabupaten Lampung Udik Kabupaten 2) Analisis dengan rasio penerimaan dengan total
Timur Lampung Timur. efisiensi biaya sebesar 2,02.
(Arief,2015). 2) Menganalisis pemasaran pemasaran 2) sistem pemasaran kakao di Kecamatan
kakao di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung
Sekampung Udik Timur berlangsung tidak efisien, hal ini
KabupatenLampung ditunjukkan oleh rantai tataniaga yang
Timur. panjang. Ratio Profit Margin (RPM)
30
10 Analisis Pendapatan dan 1) Tingkat pendapatan 1) Analisis 1) Rata-rata pendapatan rumah tangga
Tingkat Kesejahteraan rumah tangga petani deskriptif petani pisang di Kecamatan Padang
Rumah Tangga Petani pisang. kualitatif. Cermin Kabupaten Pesawaran sebesar
Pisang di Kecamatan Padang 2) Distribusi pendapat- an 2) Analisis Rp31.423.829,36/tahun sumber
Cermin Kabupaten rumah tangga petani kuantitatif. pendapatan berasal dari usahatani pisang
Pesawaran (Putri, 2017). pisang. (on farm) sebesar Rp27.300.193,18
3) Tingkat kesejahteraan (86,88%), dan dari luar usahatani (non
rumah tangga petani farm) sebesar Rp4.123.636,18 (13,47%).
pisang. 2) Distribusi pendapatan rumah tangga
petani pisang di Desa Padang Cermin
tidak merata. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai Gini Rasio sebesar 0,53 dengan arti
bahwa distribusi pendapatan rumah
tangga masih berada pada ketimpangan
tinggi.
32
C. Kerangka Pemikiran
faktor produksi lain seperti lahan, tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida.
terhadap produksi terung ungu adalah luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk,
berhasilan usahatani terung. Benih unggul juga merupakan salah satu faktor
terung ungu banyak pihak yang terlibat seperti produsen, konsumen, dan
perbedaan harga yang harus dibayar konsumen dengan harga yang diterima
Petani sebagai produsen tidak hanya berorientasi pada produksi yang tinggi,
harga hasil produksi dan harga input. Oleh sebab itu, semakin tinggi harga
yang diterima petani, maka semakin tinggi keuntungan petani. Selain itu,
yang dijual, tingkat harga yang diterima, dan sistem pemasaran komoditi
yang diproduksi. Oleh karena itu, sistem pemasaran sangat penting untuk
terung ungunya.
34
Usahatani terung
Proses
Faktor
Produksi Produksi
Produksi
Efisiensi
Harga Pemasaran
Luas Lahan
Benih
Tenaga Kerja
Penerimaan
Pupuk Saluran Pemasaran
Pestisida Fungsi Pemasaran
Margin Pemasaran
Elastisitas
Transmisi Harga
Biaya Produksi Pendapatan
A. Metode Penelitian
“Bahwa metode survei digunakan untuk mendaptkan data dari tempat tertentu
data untuk diolah dengan tujuan memecahkan masalah menjadi tujuan akhir
suatu penelitian.
ditetapkan.
36
Petani terung ungu adalah orang yang bercocok tanam atau berusahatani
terung ungu selama lima tahun terakhir dan memperoleh pendapatan dari
produksi lain seperti lahan, tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida, secara
Luas lahan adalah luas tempat yang digunakan oleh petani untuk melakukan
Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses
produksi selama musim tanam, terdiri dari tenaga kerja pria, wanita, diukur
Jumlah benih adalah banyaknya benih terung ungu yang digunakan petani
pada proses produksi dalam satu musim tanam, di ukur dalam satuan
kilogram (kg).
pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terung ungu
selama satu kali periode produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Produksi terung ungu adalah suatu hasil panen yang diperoleh dari lahan yang
Produktivitas terung ungu adalah jumlah hasil produksi terung ungu per
satuan luas lahan selama satu kali periode produksi, diukur dalam satuan ton
Penerimaan adalah hasil yang diterima oleh petani yang dihitung dari
perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual di tingkat petani, diukur
Penerimaan total adalah nilai hasil yang di terima oleh petani yang di hitung
dengan mengalikan jumlah produksi yang dengan harga jual terung ungu, di
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terung ungu, yang
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil
Total biaya adalah adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
usahatani terung ungu selama satu periode (total dari biaya tetap dan
hasil produksi terung ungu yang meliputi biaya angkut, biaya bongkar muat,
Harga tingkat produsen adalah harga terung ungu yang diterima petani pada
waktu transaksi jual beli, di ukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
konsumen akhir pada waktu transaksi jual beli, diukur dalam satuan rupiah
yang diperoleh lembaga pemasaran dan biaya yang dikeluarkan pada kegiatan
pemasaran.
dari petani atau pedagang pengumpul tingkat bawah untuk dijual kembali.
Pedagang besar adalah pedagang yang membeli terung ungu dari pedagang
petani terung sebanyak 151 orang. Untuk populasi diatas 100 orang, maka
NZ2 S2
𝑛= (Sugiarto, 2003) (11)
Nd2 +Z2 S2
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimum
N = Jumlah petani
Z = Derajat kepercayaan (90% = 1,645)
S2 = Varians sampel (0,1)
d = Derajat penyimpangan (0,1)
lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari petani terung sebagai responden
literatur dan dari lembaga – lembaga / instansi terkait seperti BPS, Dinas
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
yang diperoleh saat penelitian melalui pertanyaan terstruktur yang sama pada
primer yang telah diolah kedalam tabel-tabel yang telah disiapkan. Analisis
marjin pemasaran.
terung yang dihasilkan dan tingkat harga yang berlaku pada saat terung
Pd = TR – TC (12)
TC = FC + VC (13)
TR = Y . Py (14)
dimana :
Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total penerimaan (total revenue)
TC = Total biaya (total cost)
Y = Produksi terung ungu yang diperoleh
Py = Harga Y
FC = Biaya tetap (fixed cost)
VC = Biaya tidak tetap (variabel cost)
2. Efisiensi Pemasaran
dengan harga yang diterima produsen yang terdiri dari biaya dan
i
RPM = (17)
bti
dimana :
Jika selisih RPM antar lembaga pemasaran sama dengan nol, maka
pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di daerah Kota Agung,yang
300 desa dan 3 kelurahan serta 4 Desa Persiapan. Pada akhirnya Kabupaten
Kabupaten Tanggamus secara geografis berada pada posisi 104018’– 105o 12’
LampungTengah.
wilayah laut Kabupaten Tanggamus adalah 1.799,5 km2 disekitar induk teluk
Tanggamus beragam terdiri dari daratan tinggi dan rendah. Potensi daerah
Hasil yang diperoleh dari turun lapang penelitian ke data Badan Pusat Statistik
dengan presentase sebesar 3,04 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tanggamus, 2016).
luas wilayah dari tiap desa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8 yang
48
perempuan sebanyak 1.360 jiwa. Ketiga desa tersebut dapat dilihat bahwa
penduduk perempuan.
Jumlah dusun yang ada di tiap-tiap desa yang ada dalam desa di Kecamatan
Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata dusun dan RT yang dimiliki tiap-
Dusun RT
No Pekon/Desa Luas (km²)
(buah) (buah)
1 Margoyoso 344,30 5 23
2 Dadapan 1.215,74 7 22
3 Simpang Kanan 389,04 3 15
4 Margodadi 1.215,74 5 12
5 Agropeni 320,95 4 11
6 Sumber Mulyo 311,23 4 11
7 Wonoharjo 189,65 3 10
8 Tegal Binangun 311,23 2 3
9 Sumberejo 367,64 4 9
10 Sidomulyo 291,78 4 12
11 Kebumen 213,97 3 10
12 Agromulyo 213,97 3 7
13 Sidorejo 291,78 3 10
Jumlah 5.677,02 50 155
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus, 2017.
50
rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai
pertanian. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan lahan yang ada di
Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan yang ada di Kecamatan
sebagai pada sektor pertanian, juga bermata pencaharian lain diluar sektor
terdiri atas beberapa jenis lahan diantaranya lahan sawah, lahan kebun,
menjadi lahan kering dan basah. Lahan basah terdiri atas sawah dan kolam,
sedangkan lahan kering terdiri atas kebun, ladang, tegalan dan lain-lain.
Persebaran lahan basah dan kering dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Luas lahan sawah dan bukan sawah/lahan kering menurut desa
Kecamatan Sumberejo 2017
Lahan Lahan
Pekon/Desa Luas (km²) sawah kering
No. (ha) (ha)
1 Margoyoso 344,30 67,00 73,00
2 Dadapan 1.215,74 145,00 605,00
3 Simpang Kanan 389,04 53,00 198,00
4 Margodadi 1.215,74 105,00 12,00
5 Agropeni 320,95 115,00 10,00
6 Sumber Mulyo 311,23 32,00 40,00
7 Wonoharjo 189,65 45,00 370,00
8 Tegal Binangun 311,23 37,00 138,00
9 Sumberejo 367,64 150,00 5,00
10 Sidomulyo 291,78 175,00 185,00
11 Kebumen 213,97 20,00 158,00
12 Agromulyo 213,97 70,00 70,00
13 Sidorejo 291,78 55,00 103,00
Jumlah 5.677,02 1.069,00 1.967,00
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus, 2017.
52
Desa Simpang Kanan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kanan terdiriatas 3 dusun yaitu Dusun Simpang Kanan, Simpang Rejo, dan
Margo Mulyo. Desa Simpang Kanan memiliki akses yang sangat mudah
diapit oleh Pasar Gisting dan Pasar Dadapan oleh karena itu sangat mem-
memiliki jalan utama yang membelah desa yang dilewati angkutan umum
pada kaki Gunung Tanggamus yang beriklim sejuk juga menjadikan Desa
Simpang Kanan sangat cocok untuk melakukan kegiatan usahatani. Hal ini
tahun 2017 tercatat terdapat 828 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk
Tabel 12 dapat dilihat bahwa penduduk banyak yang tinggal pada Dusun I.
Penduduk tinggal pada Dusun I karena dekat dengan akses jalan utama yang
III.
perkebunan
peternakan.
Luas lahan yang ada di Desa Simpang Kanan didominasi pada lahan kering
yang melakukan kegiatan usahatani mereka pada lahan kering hal ini
lahan sawah pun ada yang tersebar di beberapa desa tetangga seperti Desa
Wonoharjo oleh sebab itu petani banyak yang memiliki lahan yang tersebar
tidak hanya pada lahan yang ada di desa namun beberapa petani juga memilki
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
2. Sistem tataniaga terung ungu di Desa Simpang Kanan terdiri dari satu
B. Saran
Adapun saran yang di berikan untuk kegiatan usahatani dan pemasaran terung
personal setiap petani terung ungu agar mampu membuka akses pasar secara
terung ungu dengan membentuk organisasi penjualan atau kelompok tani atau
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Lampung dalam Angka. Badan
Pusat Statistik. Lampung.
Saputra, J.E. 2017. Analisis Pendapatan, Risiko, dan Pemasaran Usahatani Jahe
di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi.
Universitas Lampung.
Soetasad, A.A. dan S. Muryanti. 1999. Budidaya Terung Lokal dan Terung
Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta.