Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI MAKRO

ACARA X TEORI EKSPOR-IMPOR DAN BALANCE OF PAYMENT (BOP)

Disusun oleh:
Intan Ardyningrum H0817045
Muhamad Faizin H0817061
Panji Nugroho H0817076
Riana Ayu Kurniasih H0817084
Salsabila Khoirina N F S H0817091

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Praktikum Ekonomi Makro ini. Laporan praktikum Ekonomi
Makro ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro. Penulis
menyadari bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing
dalam penyusunan laporan ini hingga selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dosen Ekonomi Makro yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam perkuliahan.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
6. Teman-teman semua yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini bahwa masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Makro ........................................ 2
D. Manfaat Praktikum Ekonomi Makro ...................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
A. Balance Of Payment (BOP) .................................................... 3
B. Ekspor Impor ......................................................................... 4
C. Neraca Modal......................................................................... 5
III. METODOLOGI .............................................................................. 6
A. Metode Penentuan Lokasi ...................................................... 6
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 6
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 6
D. Metode Analisis Data ............................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 7
A. Interpretasi Balance Of Payment (BOP) ................................. 7
B. Ekspor Impor Negara China ................................................... 13
C. Trend Komoditas Negara China ............................................. 16
D. Penanaman Modal Asing di Negara China ............................. 21
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 24
A. Kesimpulan............................................................................ 24
B. Saran ..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.1 Current Account China Tahun 1997-2005 ............................ 10


Gambar 4.1.2 Capital dan Financial Account Tahun 1997-2005 ................ 11
Gambar 4.2.1 Grafik Ekspor Negara China ................................................ 13
Gambar 4.2.2 Grafik Impor Negara China .................................................. 14
Gambar 4.2.3 Grafik Rasio Total Ekspor dan Impor Negara China ............ 15
Gambar 4.3.1 Grafik Produksi Komoditas Jagung di China Tahun 1970-
2011..................................................................................... 16
Gambar 4.3.2 Grafik Produksi Komoditas Kedelai di China Tahun 1970-
2011..................................................................................... 17
Gambar 4.3.3 Grafik Produksi Komoditas Gandum di China Tahun
1970-2011............................................................................ 18
Gambar 4.3.4 Grafik Produksi Komoditas Beras di China Tahun 1970-
2011..................................................................................... 19
Gambar 4.3.5 Grafik Produksi Komoditas Kapas di China Tahun 1970-
2011..................................................................................... 20
Gambar 4.3.6 Grafik Produksi Komoditas Kacang di China Tahun 1970-
2011..................................................................................... 21
Gambar 4.4.1 Grafik Penanaman Modal Asing Negara China .................... 22
Gambar 4.4.2 Grafik Penanaman Modal Asing (Foreign Direct
Investment) di China Tahun 1985-2015 ................................ 22

iv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam
perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia
yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri.
Perekonomian setiap negara sudah terbuka dan terjalin dengan dunia
internasional. Perekonomian tertutup hanya ada dalam tertutup hanya ada
dalam teori. Perdagangan luar negeri menjadi semakin penting, bukan saja
dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni
membidik masyarakat di negara-negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi
dalam negeri, tapi juga pengadaan barang-barang modal untuk memacu
industri dalam negeri. Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan
impor dapat diketahui keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang
bersangkutan, perilaku konsumsi masyarakat, serta kerentanan sektor industri
negara itu akan kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar
negeri.
Kondisi perekonomian suatu negara dapat dilihat dari kondisi internal
yaitu sektor riil seperti produksi, konsumsi, dan investasi dan sektor moneter
seperti inflasi, jumlah uang beredar dan keseimbangan nilai tukar. Selain itu,
dapat juga dilihat dari kondisi eksternal seperti tercermin pada perkembangan
neraca pembayaran yang memiliki informasi mengenai keadaan perekonomian
suatu negara. Informasi dari neraca pembayaran dapat memberikan gambaran
berapa besar aliran sumber dana antara suatu negara dengan negara lain
sehingga terlihat apakah negara tersebut merupakan pengekspor barang dan
modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang dan modal. Neraca
pembayaran juga memiliki informasi mengenai permasalahan hutang luar
negeri suatu negara. Neraca pembayaran yang merupakan penjumlahan dari
neraca berjalan (current account) dan neraca modal (capital account) terus
mengalami perubahan pada masa sebelum dan setelah krisis ekonomi.
Perubahan tersebut terlihat dari nilai dan arah kecenderungan komposisi
neraca pembayaran yang menunjukkan fenomena yang berbeda.

1
2

B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan mengenai teori ekonomi yang menjadi bahasan
pada laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan Balance of Payment di China?
2. Bagaimana ekspor impor di China?
3. Apa saja trend komoditas yang bagus di China?
4. Bagaimana penanaman modal asing di China?
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Makro
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Ekonomi Makro ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan Balance of Payment di China.
2. Mengetahui ekspor impor di China.
3. Mengetahui trend komoditas yang bagus di China.
4. Mengetahui penanaman modal asing yang ada di China.
D. Manfaat Praktikum Ekonomi Makro
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Ekonomi Makro ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang penerapan teori
ekonomi makro dan sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Makro di Semester IV.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan masalah dan
akar masalah, analisis dinamika determinan utama ekonomi makro dalam
perekonomian berkelanjutan.

2
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Balance Of Payment (BOP)


Neraca pembayaran diperlukan di suatu negara karena akan memberikan
akun impor suatu negara dan ini akan bertindak sebagai sinyal untuk beberapa
kebijakan dalam negeri. Misalnya, jika jumlah yang dikeluarkan untuk impor
barang habis pakai terlalu tinggi, kebijakan dalam negeri mungkin diperlukan
untuk pembatasan atau pengaturan industri substitusi impor. Di sisi ekspor,
BOP memberi informasi komposisi ekspor dan sejauh mana suatu negara
bergantung pada komoditas tertentu untuk pendapatan valuta asing. Selain itu,
ini memberikan dasar untuk perbandingan hubungan perdagangan antar
negara sehingga dapat mengetahui apakah suatu negara mengalami defisit atau
surplus (Yousifa, 2017).
Neraca pembayaran (Balance of Payment) merupakan suatu catatan
yang disusun secara sistematis sebagai pembukuan nasional yang terdiri dari
segala interaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain dalam satu tahun. Catatan semacam ini berguna untuk
berbagai macam tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi
kepada penguasa pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan
ekonomi dengan negara lain serta membantu didalam pengambilan
kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional
(Hasoloan, 2014).
Neraca pembayaran atau Balance of Payment (BOP) adalah catatan
tentang transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya
dalam kurun waktu tertentu (umumnya dalam periode 1 tahun). Neraca
pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara
dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Dalam Neraca pembayaran
akan terlihat kemampuan atau produktivitas penduduk suatu negara terhadap
penduduk negara lainnya yang tercermin: defisit atau surplus suatu
perdagangannya dan keluar-masuk modal (Wiryanti 2015).

3
4

B. Ekspor Impor
Ekspor Impor adalah prestasi penjual dalam usahanya untuk
menyerahkan barang dagangannya kepada pembeli di seberang lautan. Ekspor
dilakukan oleh penjual di suatu negara, sedangkan Impor dilakukan oleh
penjual diluar negara. Jadi, ekspor impor adalah perbuatan penyerahan oleh
penjual kepada pembeli. Ini merupakan unsur pertama dari suatu pelaksanaan
perjanjian jual beli perusahaan. Sementara itu, unsur kedua adalah
pembayaran. Unsur kedua ini pada umumnya dilakukan dengan
mempergunakan devisa, yaitu alat pembayaran luar negeri (Sutedi, 2014).
Ekspor merupakan pengiriman dan penjualan barang-barang maupun
jasa yang diproduksi didalam negeri ke luar negeri. Jumlah ekspor yang naik
akan menyebabkan permintaan akan mata uang domestik naik dan nilai tukar
Rupiah menguat. Jumlah ekspor yang tinggi juga mengakibatkan tenaga kerja
pada suatu negara terserap secara penuh sehingga pengangguran berkurang
dan meningkatkan pendapatan perkapita negara tersebut sehingga daya beli
meningkat. Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam
negeri ke pasar di luar negeri. Keuntungan melakukan ekspor adalah dapat
memperluas pasar, menambah devisa negara, memperluas lapangan kerja.
Ekspor merupakan kegiatan perdagangan internasional yang memberikan
rangsangan guna membutuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan
tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik
yang stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Berdasarkan uraian di atas,
terlihat bahwa ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antarbangsa yang
dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan
internasional, sehingga suatu negara-negara yang sedang berkembang
kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setaraf dengan negara-
negara yang lebih maju (Sedyaningrum, 2016).
Impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar ke dalam
negeri. Kegiatan impor adalah kegiatan ekonomi dengan membeli produk luar
negeri untuk keperluan atau dipasarkan di dalam negeri. Kecenderungan
kegiatan impor yang besar tidak sepenuhnya buruk bagi sebuah negara karena

4
5

impor juga akan merangsang kegiatan investasi, apabila barang yang diimpor
merupakan barang modal, barang mentah, barang setengah jadi untuk
keperluan perindustrian. Pengembangan industri subtitusi impor didalam
negeri harus sejalan dengan penggalakan ekspor. Sebuah negara akan
mengekspor komoditi yang produksinya lebih banyak menyerap faktor
produksi yang relatif melimpah dan murah di negara itu, dan dalam waktu
bersamaan negara itu akan mengimpor komoditi yang produksinya
memerlukan sumber daya yang relatif langka dan mahal di negara itu. Dimana
sebuah negara yang relatif kaya atau berkelimpahan tenaga kerja akan
mengekspor komoditi-komoditi yang relatif padat tenaga kerja dan
mengimpor komoditi-komoditi yang relatif padat modal (Achchuthan, 2013).
C. Neraca Modal
Neraca Modal, mencatat semua transaksi international yang melibatkan
berbagai macam instrumen keuangan. Transaksi tersebut dapat terdiri dari
investasi internasional, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang seperti
Foreign Direct Investment dan pembelian surat berharga, saham yang dibeli
oleh investor asing (financial account), aset keuangan dan liabilitas. Neraca
modal berkenaan dengan statistik transfer dana antarnegara, termasuk di
dalamnya investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.
Neraca modal termasuk transfer modal dan pelepasan aset tidak diproduksi
dari non finansial (Machpudin, 2013).

5
6

III. METODOLOGI

A. Metode Penentuan Lokasi


Penentuan lokasi untuk laporan ini ditentukan secara purposive
(sengaja), dimana penentuan lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
dan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian. Memilih satu
negara dari beberapa negara yang ada di dunia untuk dianalisis kinerja ekspor-
impor dan menghitung balance of payment. Negara yang dipilih adalah China.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk laporan ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data pendukung yang sudah tersedia dan diperoleh dari
suatu instansi terkait (World Bank, FA, dan lain-lain).
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian adalah melakukan
pencatatan data yang diperoleh dari suatu instansi terkait dan melakukan studi
ilmiah terhadap data apa saja yang akan digunakan.
D. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan
metode analisis deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian.
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan dari data-data yang diperoleh, sehingga dalam
penyajiannya lebih informatif dan mudah untuk dipahami.

6
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Interpretasi Balance Of Payment (BOP)


1. Current Account
Pada tabel 1 menunjukkan selama periode 1997-2002 transaksi
berjalan (current account) mengalami surplus yang cukup stabil, walaupun
pada pada periode 1998-2001 nilainya sedikit mengalami penurunan.
Penurunan nilai tersebut dipengaruhi nilai transaksi barang mengalami
penurunan (impor > ekspor). Pada tahun 2002-2004 mengalami
peningkatan yang cukup stabil dan kemudian meningkat cukup tajam pada
tahun 2005. Hal ini dikarenakan income pada tahun 2005 surplus sebesar
10.635.139 (dalam ribuan US Dollar), dan transaksi barang dan jasa
meningkat sebesar 153% atau 75.514.061 (dalam ribuan US Dollar), dari
49.283.643 (dalam ribuan US Dollar) menjadi 124.797.704 (dalam ribuan
US Dollar).
Pada tahun 2008 total nilai ekspor dan impor China dalam kuartal
pertama mencapai US $ 570,4 miliar (naik 24,6%). Ekspor US $ 30,59
miliar naik 21,4% dan impor US $ 264,5 miliar naik 28,6%. Jadi, surplus
sebesar US $ 41,4 miliar (turun US $ 4,9 miliar dibanding tahun lalu).
Pada akhir tahun 2008, ekspor dan impor anjlok. Nilai ekspor turun
sebesar 2,8% dan impor juga turun sebesar 21,3%. Namun, hal ini masih
surplus sebesar US $ 39 miliar. Penurunan ekspor dan impor ini
diakibatkan permintaan domestik menurun, dan karena barang-barang
yang diekspor komponennya dari impor. Jadi, ketika ekspor barang
menurun, impor khususnya untuk komponen juga mengalami penurunan.
Jenis barang-barang yang diekspor oleh China antara lain besi baja,
aluminium, garmen, elektronik, tekstil, mesin, otomotif, produk kimia,
barang kerajinan, mainan anak-anak, alat-alat diagnosa kesehatan dan
produk-produk pertanian (bawang putih, terigu, apel, pir, tembakau,
jagung). Untuk jenis barang-barang yang diimpor oleh China antara lain
adalah batu bara, migas, sawit (CPO), bijih besi, barang kayu dan gabus,

7
8

karet alam, pulp dan kertas, olahan minyak, dan produk-produk pertanian
(kopi, teh, coklat, dan rempah-rempah), serta produk perikanan.
Dari segi perdagangan jasa selama periode 1997-2005 diketahui
bahwa travel dan jasa bisnis lain yang selalu surplus, sedangkan untuk
jasa-jasa yang lain mengalami fluktuasi untuk surplus dan defisit setiap
tahunnya. Pada tahun 2005 yang termasuk ekspor jasa adalah travel, jasa
konstruksi, jasa informasi dan komputer, periklanan dan poling pendapat
publik, dan jasa bisnis lain. Ekspor jasa merupakan transaksi kredit karena
transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran
(menyebabkan terjadinya aliran dana masuk).
Dari tahun 1997-2004 income mengalami defisit, tetapi hal ini tidak
menyebabkan current account menjadi defisit karena transaksi barang dan
jasa serta current transfer surplus. Surplus pada current account
menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa
negara China mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga
mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri (negara memiliki
kelebihan devisa). Income terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan
pendapatan investasi. Dari nilai kompensasi tenaga kerja terlihat bahwa
negara China lebih besar mengimpor tenaga kerja daripada tenaga kerja
yang keluar, sehingga terjadi defisit. Pendapatan investasi juga mengalami
defisit dari tahun 1997-2004, dan meningkat menjadi surplus pada tahun
2005 sebesar 9.115.491 (dalam ribuan US Dollar) dari defisit tahun 2004
sebesar 4.154.861 (dalam ribuan US Dollar). Untuk transfer pembayaran
(current transfer) mengalami surplus dengan angka yang meningkat secara
konstan setiap tahunnya. Defisit pada current account tidak selalu berarti
buruk, dan begitu pula sebaliknya surplus juga tidak selalu berarti baik.
Defisit dapat digunakan untuk mengimbangi aliran keuntungan dari
investasi luar negeri yang lebih besar daripada investasi dalam negeri.
Dengan demikian, defisit atau surplus di dalam transaksi current
account tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut
diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang

8
9

sama. Saldo current account sebuah negara dapat secara signifikan


mempengaruhi perekonomiaanya, maka penting untuk mengidentifikasi
dan memonitor faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
paling berpengaruh antara lain:
a. Inflasi
Laju inflasi sebuah negara meningkat relatif terhadap inflasi
negara-negara mitra dagangnya, current accountnya akan menurun
(dengan asumsi hal-hal lain tidak berubah). Oleh karena itu dalam hal
ini, jika suatu negara mengalami inflasi maka impor akan lebih tinggi
daripada ekspor karena tingginya inflasi lokal. Dari tabel 1 dapat
dilihat bahwa ekspor barang di china lebih besar daripada impornya,
hal ini menandakan bahwa keadaan perekonomian di China cukup
stabil dan tidak mengalami inflasi.
b. Pendapatan nasional
Tingkat pendapatan sebuah negara yang meningkat lebih tinggi
dari negara-negara lain akan mengakibatkan current account-nya akan
menurun, cateris paribus. Jika pendapatan riil (pendapatan yang telah
disesuaikan dengan inflasi) meningkat, konsumsi barang dan jasa juga
akan meningkat. Sebagian peningkatan konsumsi akan diwujudkan
dalam pembelian produk-produk impor.
c. Restriksi pemerintah
Jika pemerintah suatu negara mengenakan pajak atas barang-
barang impor (tarif), harga barang-barang impor tersebut bagi
konsumen akan meningkat. Selain tarif, sebuah negara biasanya juga
akan menetapkan kuota atau jumlah maksimum yang bisa diimpor.
China pada tanggal 11 Desember 2001 mulai bergabung dengan WTO.
Dengan masuk ke dalam WTO, China berkewajiban secara bertahap
menghapus sistem lisensi, sistem kuota, dan berbagai hambatan non
tarif lainnya. Dari segi tarif, sesuai dengan komitmennya memasuki
WTO, China telah menurunkan tingkat tarif rata-rata menjadi 12%,
sedangkan untuk produk pertanian tarif impor rata-rata 15,8%. China

9
10

akan menurunkan tarif impor untuk bahan material sektor tertentu


tahun 2009 untuk membantu para manufaktur China mengatasi kondisi
perekonomian yang berat. Rata-rata tarif di produk pertanian akan
tetap 15,2%, sedangkan di sektor industri akan tetap pada 8,9%.
d. Nilai tukar (kurs) valuta asing
Valuta tiap negara dinilai dari perspektif valuta lain memakai
konsep nilai tukar (kurs), agar valuta-valuta dapat saling dipetukarkan
demi mempermudah transaksi-transaksi internasional. Jika nilai valuta
sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain,
maka current account-nya akan menurun.
Gambar 4.1.1 Current Account China Tahun 1997-2005

Sumber : Data Sekunder


2. Capital and Financial Account
Capital account mencerminkan perubahan-perubahan dalam
kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang. Investasi luar negeri
jangka panjang mengukur semua investasi modal antar negara, termasuk
investasi asing langsung dan pembelian sekuritas yang berjangka waktu
jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Investasi asing jangka pendek mengukur
arus dana yang diinvestasikan dalam sekuritas-sekuritas yang berjangka
waktu kurang dari setahun.
Financial account pada tabel 1 mencatat investasi langsung baik
asing maupun dalam negeri (China), investasi portofolio, dan investasi-

10
11

investasi lain. Pada financial account, transaksi yang menghasilkan devisa


dicatat sebgai kredit (capital inflow) dan transaksi yang mengakibatkan
devisa keluar dari negara China dicatat sebagai debit. Untuk setiap
transaksi china’s financial account akan menghasilkan devisa masuk dan
mengakibatkan devisa keluar yang berbeda-beda, sehingga pada neraca
terjadi surplus maupun defisit. Transaksi yang selalu mengalami surplus
selama periode 1997-2005 adalah investasi langsung (direct investment).
Investasi langsung terdiri dari investasi asing dan investasi dalam negeri.
Investasi asing mengalami defisit (1997-2005) karena investasi langsung
di luar negeri lebih besar dari investasi asing di dalam negeri.
Investasi Langsung Luar Negeri (FDI) aktual China diperkirakan
mencapai US$ 60,3 miliar pada 2006, hampir sama dengan tahun
sebelumnya. Angka FDI China itu di luar dana-dana luar negeri secara
langsung yang diinvestasikan di sektor finansial. FDI aktual China untuk
periode Januari-November 2006 naik 2,14% di banding setahun lalu pada
tingkat US$ 54,26 miliar (Menteri Perdagangan China). China terbukti
menjadi investor raksasa di berbagai negara, misalnya di AS ada 10 negara
dan badan keuangan bank dan nonbank yang menjadi investor untuk Bond
terbesar, namun tetap yang menjadi nomor satu adalah China. Total
invesatasi China sampai Oktober 2008 di AS US$ 580 miliar, dan kedua di
Jepang sebesar US$ 560 miliar.
Gambar 4.1.2 Capital dan Financial Account Tahun 1997-2005

Sumber : Data Sekunder

11
12

Jadi, setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan


(penurunan) kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal
keluar (masuk) atau merupakan transaksi debit (kredit). Demikian juga
setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan
asing di dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau
merupakan transaksi debit (kredit).
3. Reserve Assets
Dalam perkembangan ekonomi di China, reserve assets (cadangan
devisa) dalam bentuk special drawing rights, reserves position in the fund,
dan foreign exchange. Special drawing rights (SDR) merupakan cadangan
yang dibentuk IMF, digunakan untuk transaksi antar pemerintah dan
berfungsi sebagai suatu unit perhitungan yang digunakan untuk
mendenominasi sejumlah barang dan jasa internasional, serta sejumlah
deposito dan kredit internasional. Nilai SDR berfluktuasi menurut nilai
dari 5 valuta utama yaitu (1) Dolar AS dengan timbangan 42%, (2) Mark
Jerman 19%, (3) Franc Perancis 13%, (4) Yen Jepang 13%, dan (5) Pound
Inggris 13%. Foreign exchange merupakan cadangan devisa milik negara
maupun badan, perorangan, lembaga yang dikelola The People’s Bank of
China (PBC). Cadangan devisa China merupakan terbesar dunia, telah
mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lima tahun (2003-
2008). "Cadangan devisa telah mengalami penurunan untuk pertama
kalinya sejak Desember 2003," kata Cai Qiusheng, pejabat pada
departemen manajemen neraca modal di bawah State Administration of
Foreign Exchange. Cadangan devisa China tercatat US$ 1,9 triliun pada
akhir September 2008, menurut angka bank sentral.
Sementara itu, Bank sentral China pada akhir 2008 mengumumkan
pemangkasan suku bunga pinjaman dan deposito jangka satu tahun sebesar
0,27 persen poin, yang merupakan penurunan suku bunga ke lima kalinya
sejak September 2008. Dalam statemennya yang diumumkan di situsnya,
bank sentral itu menyatakan suku bunga pinjaman jangka satu tahun akan
turun menjadi 5,31 persen dari 5,58 persen, yang mulai efektif pada 23

12
13

desember 2008. Untuk suku bunga deposito jangka satu tahun turun
menjadi 2,25 persen dari 2,52 persen (Bank Rakyat China-PBC).
4. Net Errors and Omissions
Net Errors and Omissions (selisih perhitungan) merupakan rekening
penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama
dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan
ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca
pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
Berdasarkan Balance Of Payment Negara China dapat dilihat pada tahun
1997, 1998, 2001, 2005 mengalami defisit (kredit < debit), artinya transaksi
yang mengeluarkan devisa lebih besar daripada transaksi yang menghasilkan
devisa. Secara teoritis BOP harus berada pada kondisi nol (ekuilibrium),
namun pada kenyataanya ini seringkali tidak tercapai.
B. Ekspor-Impor Negara China
Ekonomi pasar sosialis di China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia
menurut GDP nominal dan ekonomi terbesar di dunia menurut keseimbangan
kemampuan berbelanja menurut IMF. Akurasi laporan IMF tentang
keseimbangan kemampuan berbelanja di China sejak itu dipertanyakan.
Negara tersebut adalah ekonomi utama yang bertumbuh paling cepat di dunia,
dengan pertumbuhan peringkat rata-rata 10% selama 30 tahun. Ekspor impor
juga menentukan pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Gambar 4.2.1 Grafik Ekspor Negara China

Sumber : Data Sekunder

13
14

Berdasarkan grafik jumlah ekspor negara China mengalami fluktuatif.


Ekspor pada tahun 2018 mengalami kenaikan. Ekspor pada tahun 2016, 2017,
dan 2019 mengalami penurunan. Negara China mengekspor barang-barang
seperti pakaian, elektronik, dan lain-lain. Impor adalah proses transportasi
barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor
barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima.
Gambar 4.2.2 Grafik Impor Negara China

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan data yang diperoleh, impor yang dilakukan negara China
mengalami kenaikan yang signifikan. Impor China masih didominasi oleh
barang komoditas primer, terutama minyak mentah dan bijih besi yang
mencetak rekor. Meningkatnya impor membuat surplus neraca perdagangan
China. Tingginya angka impor ini terkait efek dari rendahnya basis
pertumbuhan tahun lalu dan meningkatnya harga komoditas. Harga minyak
yang menguat di tengah melemahnya dolar AS, dan pertumbuhannya akan
lebih tinggi lagi ketika dikonversi dalam mata uang Yuan.

14
15

Gambar 4.2.3 Grafik Rasio Total Ekspor dan Impor Negara China

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa ekspor dan impor di
negara China mengalami fluktuasi. Tahun 1999-2005 mengalami kenaikan
ekspor dan impor. Kemudian mulai tahun 2005-2014 mengalami penurunan
ekspor maupun impor. Menurut konvensi internasional, ukuran kesalahan
bersih dan kelalaian biasanya tidak seharusnya melebihi positif atau negatif 5
persen dari total ekspor dan impor barang di pernyataan BOP selama periode
yang sama. Sebagai volume transaksi internasional mengembang, nilai absolut
dari kesalahan bersih dan kelalaian akan meningkat sejalan, dan data frekuensi
tinggi cenderung memiliki kesalahan lebih besar dari data frekuensi rendah.
Dari tahun 2008 ke 2013, rasio kesalahan bersih dan kelalaian terhadap total
ekspor dan impor barang di China BOP adalah sekitar 2 persen setiap tahun.
Tahun 2014, rasio meningkat menjadi 5,6 persen dan 5,9 persen di
ketiga dan keempat perempat masing-masing, tetapi rasio tahunan menurun
menjadi 3,3 persen. Di negara maju, ada juga kesalahan bersih dan omissions‖
di BOP pernyataan. Misalnya, dalam keseimbangan Q2 2014 US pembayaran,
saat ini defisit akun mencapai USD 103.500.000.000, surplus neraca modal
sebesar USD 10,3 miliar, aset cadangan meningkat sebesar USD 0,8 miliar,
dan kesalahan bersih dan kelalaian mencatat positif USD 94 miliar.

15
16

Akibatnya, rasio kesalahan bersih dan kelalaian terhadap total ekspor dan
impor barang pada kuartal kedua tahun 2014 adalah 9 persen. Lebih
mencolok, roket rasio 15 persen pada kuartal pertama 2012.
C. Trend Komoditas Negara China
Ada beberapa komoditas yang menjadi produk unggulan dari negara
China. Komoditas tersebut memasok baik dalam negeri maupun luar negeri.
Setiap tahunnya mengalami perubahan dan fluktuasi dalam produksi.
komoditas tersebut antara lain:
1. Jagung
Gambar 4.3.1 Grafik Produksi Komoditas Jagung di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan data diatas produksi Jagung di China telah dilacak
dengan konsumsi dari waktu ke waktu. Sementara tren naik secara
konsisten, pertumbuhan dalam produksi dan konsumsi telah melambat
dalam tiga tahun terakhir. Ini terjadi setelah 5 tahun sebelumnya dicatat
untuk pertumbuhan yang cepat. Cina telah mengimpor jagung di berbagai
waktu dalam sejarah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, periode
impor jagung terlama telah berlangsung. China mengimpor hingga 5%

16
17

(sumbu kiri) dari total impor jagung dunia baru-baru ini tetapi saat ini
menyumbang 2% dari total impor jagung dunia.
2. Kedelai
Gambar 4.3.2 Grafik Produksi Komoditas Kedelai di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Dampak paling dramatis yang dimiliki China pada satu komoditas
dapat diamati dengan kedelai. Sejak awal tahun 2000-an, konsumsi kedelai
China telah melampaui produksi dengan sangat tajam, membuat Tiongkok
menjadi bagian besar dari impor kedelai global. Selama 20 tahun terakhir,
impor kedelai China meningkat dengan rata-rata tahunan sebesar 19,4%
(tidak ditampilkan). Hari ini, China menyumbang lebih dari 60% impor
kedelai global dan 30% dari konsumsi kedelai. Tren ini tidak terlalu
menarik. Meskipun China sangat bergantung pada impor kedelai, perlu
dicatat bahwa kedelai adalah tanaman yang cukup kecil untuk keseluruhan
wilayah. Perkiraan konsumsi terbaru untuk kedelai adalah 91.700 ribu
metrik ton; dibandingkan dengan 219.000 ribu untuk jagung, 116.500 ribu
untuk gandum, dan 151.000 ribu untuk beras.

17
18

3. Gandum
Gambar 4.3.3 Grafik Produksi Komoditas Gandum di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan data gandum, sementara pertumbuhan konsumsi jagung
dan kedelai telah hampir eksponensial dari waktu ke waktu, konsumsi
gandum di China stabil pada 1990-an dan tetap cukup konsisten sejak itu.
Produksi telah mengikuti tren yang sama. Baru-baru ini, produksi telah
melebihi konsumsi, yang menyebabkan impor gandum lebih sedikit. Juga
diilustrasikan dalam gambar adalah tren penurunan dalam bagian China
dari total impor gandum global. Data yang mendasari menunjukkan bahwa
China telah mengimpor gandum dalam jumlah yang lebih kecil sementara
total impor global gandum telah meningkat.

18
19

4. Beras
Gambar 4.3.4 Grafik Produksi Komoditas Beras di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan data beras, dalam tiga tahun terakhir, konsumsi beras
Tiongkok telah melampaui produksi. Ini sesuai dengan lonjakan pangsa
impor global yang diperhitungkan China. Perlu dicatat bahwa China baru-
baru ini menyumbang 12% dari total impor beras dunia, bagian tertinggi
dalam 45 tahun. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
menjadikan China umelakukan impor beras guna memenuhi kebutuhan
pokok warga negaranya.

19
20

5. Kapas
Gambar 4.3.5 Grafik Produksi Komoditas Kapas di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Meskipun bagan sebelumnya cenderung meningkat, konsumsi dan
produksi kapas dapat dicirikan oleh peningkatan tajam pada tahun 2000
diikuti oleh penurunan baru-baru ini. Baik konsumsi maupun produksi
telah mengikuti tren ini. Baru-baru ini, konsumsi kapas telah melampaui
produksi. Cina saat ini menyumbang sebagian besar dari total impor kapas,
tetapi jauh lebih rendah daripada hanya beberapa tahun sebelumnya.

20
21

6. Kacang
Gambar 4.3.6 Grafik Produksi Komoditas Kacang di China Tahun 1970-
2011

Sumber : Data Sekunder


Kacang paling populer di China, dengan ton konsumsi, adalah
kacang walnut. Selama beberapa tahun terakhir, konsumsi telah
melampaui produksi. Meskipun tidak ditunjukkan, sejak 1999 impor
kenari meningkat rata-rata 22% per tahun di China dan 16% secara global.
Saat ini, China menyumbang hampir 16% dari impor global.
D. Penanaman Modal Asing di Negara China
Penanaman Modal Asing atau (PMA) merupakan bentuk investasi
dengan jalan membangun, membeli total atau mengakui sisi perusahaan.
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan
diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam
alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi Negara sedang berkembang
mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan
kerja.

21
22

Gambar 4.4.1 Grafik Penanaman Modal Asing Negara China

Sumber : Data Sekunder


Penanaman modal asing di China mengalami fluktuasi. Penanaman
modal asing di China tercatat melampaui negara-negara lain di dunia.
Kenaikan investasi asing selama beberapa tahun terakhir karena beberapa
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah China yang mendukung masuknya
investasi asing. Selain membawa arus modal yang diinvestasikan ke berbagai
sektor usaha di negara China, arus FDI juga menguntungkan negara China
karena disertai alih teknologi dan keahlian manajerial sehingga memberikan
fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi China.
Gambar 4.4.2 Grafik Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment) di
China Tahun 1985-2015

Sumber : Data Sekunder

22
23

Data grafik diatas menunjukkan bahwa penanaman modal asing di


China mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Akhir tahun 2008 menuju
2013 mengalami penurunan dikarenakan rendahnya nilai investasi di China.
kemudian tahun 2014 menuju 2015 mengalami kenaikan, dikarenakan mulai
banyak inovasi pada kegiatan investasi yang menyebabkan investor asing
tertarik untuk menanam investasi di China.
Investasi langsung asing adalah arus masuk bersih investasi untuk
memperoleh bunga manajemen yang langgeng (10 persen atau lebih dari
saham suara) di perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi selain dari
investor. Ini adalah jumlah dari modal ekuitas, reinvestasi penghasilan, modal
jangka panjang lainnya, dan modal jangka pendek seperti yang ditunjukkan
dalam neraca pembayaran. Seri ini menunjukkan total FDI (Foreign Direct
Investment) bersih. Di BPM6, saldo akun keuangan dihitung sebagai
perubahan aset dikurangi perubahan kewajiban. Aliran keluar FDI bersih
adalah aset dan arus masuk FDI bersih adalah liabilitas.
Data didasarkan pada edisi keenam dari Manual Neraca Pembayaran
IMF (BPM6) dan hanya tersedia mulai tahun 2005 dan seterusnya. Di BPM6,
pos-pos dari akun keuangan telah diubah dari kredit dan debet menjadi
perolehan bersih aset-aset keuangan dan timbulnya kewajiban secara neto;
yaitu, semua perubahan karena entri kredit dan debit dicatat secara bersih
secara terpisah untuk aset dan liabilitas keuangan. Saldo akun keuangan
dihitung sebagai perubahan aset dikurangi perubahan kewajiban: tanda-tanda
dibalik dari edisi sebelumnya.

23
24

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai ekspor-impor dan balance of
payment (BOP) Negara China diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Balance of Payments China terdiri dari 4 komponen utama yaitu current
account, capital and financial account, reserve assets, dan net errors and
omissions. Pada periode tahun 1997-2005 nilai current account pada
china’s balance of payments mengalami surplus (ekspor lebih besar
daripada impor). Capital account (financial account) mencerminkan
perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka
panjang. Untuk setiap transaksi china’s financial account akan
menghasilkan devisa masuk dan mengakibatkan devisa keluar yang
berbeda-beda, sehingga pada neraca terjadi surplus maupun defisit.
Transaksi yang selalu mengalami surplus selama periode 1997-2005
adalah investasi langsung (direct investment). Reserve assets (cadangan
devisa) pada china’s balance of payments dalam bentuk special drawing
rights, reserves position in the fund, dan foreign exchange. Cadangan
devisa China merupakan terbesar dunia, telah mengalami penurunan untuk
pertama kalinya dalam lima tahun (2003-2008).
2. Kegiatan ekspor negara China mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun.
Negara China mengekspor barang-barang seperti pakaian, elektronik,
mainan dan lain-lain. Kegiatan impor yang dilakukan negara China
mengalami kenaikan yang signifikan. Impor China masih didominasi oleh
barang-barang komoditas primer, terutama minyak mentah dan bijih besi
yang mencetak rekor.
3. Trend komoditas yang bagus untuk dikembangkan dan memiliki nilai yang
menjanjikan di Negara China terdiri dari beras, jagung, kedelai, gandum,
kacang, dan kapas.
4. Penanaman modal asing di China mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Penanaman modal asing di China tercatat melampaui dari negara-negara

24
25

lain di dunia. Kenaikan investasi asing selama beberapa tahun terakhir


karena beberapa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah China yang
mendukung masuknya investasi asing.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai ekspor-impor dan balance of
payment (BOP) Negara China, saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kegiatan ekspor karena Negara China memiliki citra produk
yang baik di beberapa negara, selain itu dengan adanya ekspor dapat
meningkatkan devisa negara (surplus).
2. Meningkatkan pengelolaan penanaman modal asing agar dapat
menguntungkan Negara China.

25
26

DAFTAR PUSTAKA

Achchuthan, S. 2013. Export, Import and Economic Growth: Evidence from Sri
Lanka. Journal of Economics and Sustainable Development. Vol 4 (9) :
147-156.
Hasoloan, Jimmy. 2014. Ekonomi Moneter. Yogyakarta : Deepublish.
Machpudin, Asep. 2013. Analisis Pengaruh Neraca Pembayaran Terhadap Nilai
Tukar Rupiah. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1 (3) : 225-238.
Sedyaningrum, Miranti. 2016. Pengaruh Jumlah Nilai Ekspor, Impor dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar dan Daya Beli Masyarakat di
Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 34 (1) : 114-121.
Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Penebar Swadaya Group: Jakarta
Timur.
Wiryanti, Tutik. 2015. Korelasi Ekspor dan Impor Terhadap Neraca Perdagangan
dan Neraca Pembayaran di Indonesia Tahun 2003-2013. Jurnal Ilmiah
Prodi Manajemen Universitas Pamulang. Vol 2 (2) : 111-128.
Yousifa, Faroug Mohammed Khalid, Almahdi MAM. 2017. The Determinants
Factors of Balance of Payments: An Investigation from Sudan through the
Period 1980-2016. Journal of American Scientific Research Journal for
Engineering, Technology, and Sciences (ASRJETS). Vol 38 (1) : 265-282.

26
LAMPIRAN
BUKTI JURNAL INTERNASIONAL
BUKTI JURNAL NASIONAL
BUKTI BUKU

Anda mungkin juga menyukai