Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AKHIR MODUL 2

1. Komponen perhitungan pendapatan nasional :


 Sewa tanah Rp 4.000.000.000,00
 Upah tenaga kerja Rp 800.000.000,00
 Bunga modal Rp 700.000.000,00
 Laba pengusaha Rp 50.000.000,00
 Pengeluaran konsumsi Rp 2.000.000.000,00
 Pengeluaran investasi Rp 900.000.000,00
 Ekspor Rp 4.000.000.000,00
 Impor Rp 2.000.000.000,00
Berdasarkan data di atas, hitunglah pendapatan nasional atas dasar pendekatan
pendapatan. !
Jawab
Besarnya pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dirumuskan
Y=r+w+i+p
Y = 4.000.000.000 + 800.000.000 + 700.000.000 + 50.000.000
= 5.550.000.000

2. Perhatikan data berikut (dalam triliun rupiah)


 PDB 1.600
 Penyusutan 120
 Pajak langsung 240
 Pajak tidak langsung 90
 Pendapatan masyarakat Indonesia di luar negeri 80
 Pendapatan warga negara asing di Indonesia 140
 Pembayaran transfer 170
 Iuran asuransi dan iuran jaminan sosial 70
Hitunglah besar Disposable Income berdasarkan data di atas !

Jawab
PNB/GNP = PDB - Pendapatan neto terhadap luar negeri
= 1.600 – 140 + 80
= 1.540
Net National Product (NNP) = GNP – Penyusutan barang modal
= 1.540 – 120 = 1.420
Net National Income (NNI) = NNP – Pajak tidak langsung
= 1.420 – 90 = 1.330
Personal Income (PI) = NNI + Transfer Payment – (Laba yang tidak dibagikan
+ Pajak Perseroan + Asuransi + Jaminan Sosial)
= 1.330 + 170 – 70 = 1.430
Disposable Income (DI) = PI –Pajak Langsung
= 1.430 – 240 = 1.190

3. Setelah saudara/i peserta PPG selesai mempelajari Modul 2 ini, saudara diminta
untuk membuat makalah tentang “Dampak pengangguran terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia”.
Catatan :

- Dalam makalah ini paparkan data dan sumbernya

- Referensi lebih baik diambil dari jurnal (minimal 4 jurnal)


DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA

MAKALAH

Oleh:
Sulistiawati
No. 10701653181001

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN KEMENAG 2019
Jl. Semarang No. 5 Sumbersari Kec. Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur 65145
JULI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, karena hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Dampak Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih rekan-rekan mahasiswa daring PPG
Ekonomi Universitas Malang dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktu yang telah ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah kami
susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain
yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan
banyak manfaat terutama kebijakan-kebijakan dibidang ketenagakerjaan dan ekonomi
sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan secara tidak langsung
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang berujung kepada meningkatknya
kesejahteraan masyarakat.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... ... i

Kata Pengantar . ............................................................................................. ... ii

Daftar Isi ......................................................................................................... ... iii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang . ............................................................................... ... 1


1.2. Rumusan Masalah . .......................................................................... ... 2
1.3. Tujuan Penulisan . ............................................................................ ... 2

BAB II Pembahasan

2.1. Pengangguran

A. Pengertian Pengangguran . .......................................................... ... 3

B. Penyebab dan Jenis-Jenis Pengangguran .................................... ... 4

C. Kondisi pengangguran Di Indonesia .......................................... ... 4

2.2. Pertumbuhan Ekonomi

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ............................................ ... 5

B. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi .......................................... ... 6

C. Faktor Penunjang Pertumbuhan Ekonomi ................................. ... 7

D. Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia ......................................... ... 8

2.3. Dampak Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia 10

BAB III Simpulan . ......................................................................................... ... 14

Daftar Rujukan . ............................................................................................. ... 15


DAFTAR TABEL

Tabel 1: Tingkat Pengangguran Terbuka berdasarkan daerah tempat tinggal . ........ 4


Tabel 2: Tingkat pengangguran Terbuka berdasarkan pendidikan . ......................... 5
Tabel 2: Tingkat pengangguran Terbuka berdasarkan pendidikan . ......................... 5
Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran ........................................... 9
Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha . .................................. 9
Tabel 6. Tabel PDB Perkapita . ................................................................................. 10
Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDB Per Pulau ............................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses multidimensi yang melibatkan


perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan
nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan mutlak. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama suatu keharusan bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk
bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga
bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun
(Tambunan, 2009). Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber
pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan
kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan
tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi
pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2009).

Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa
dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau GDP yang terus-
menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan GDP, yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional. Pembangunan
ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari beberapa indikator perekonomian. Salah satu
di antaranya adalah tingkat pengangguran. Berdasarkan tingkat pengangguran dapat
dilihat kondisi suatu negara, apakah perekonomiannya berkembang atau lambat dan
atau bahkan mengalami kemunduran. Selain itu dengan tingkat pengangguran, dapat
dilihat pula ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu
masyarakat negara tersebut. Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari tingginya
tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan
pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil
persentasenya, Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan
kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih mengalami


proses pembangunan ekonomi yang memiliki tujuan untuk mencapai suatu
kesejahteraan masyarakat. Dalam mencapai kesejahteraan salah satunya dibutuhkan
kesempatan kerja yang ada dengan angkatan kerja terjadi kesenjangan yaitu peningkatan
jumlah kesempatan kerja tidak sebanding dengan peningkatan angkatan kerja yang
meningkat lebih cepat, hal ini akan berdampak pada terciptanya penganggurann.
Pengangguran yang terjadi akan memiliki dampak terhadap kehidupan sosial yaitu
tingkat criminal dan kekerasan, hal ini akan berpengaruh pada stabilitas dan
pembangunan ekonomi akan terhambat dan kesejahteraan akan berkurang. Berdasarkan
pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui mengenai” Dampak
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Bagaimanakah pengangguran di Indonesia?


2. Bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
3. Bagaimana dampak pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi pengangguran di Indonesia.


2. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengangguran
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan
maslah ekonomi dan sosial kepada siapa yang mengalaminya. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan papa penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya. Selain itu pengangguran juga dapat mengganggu taraf kesehatan
keluarga. (Sadono Sukirno: 2004:14)
Pengertian pengangguran menurut lskandar Putong (2003) adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru, atau penduduk yang tidak mencari
pekerjaan karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged
workers) atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum bekerja (future starts).
Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi
manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat yang akan
menyebabkan penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis (Mankiw,
2007:154).
Rumus matematis pengangguran menurut Bellante dan Jackson
(1983:404) yaitu: Angkatan Kerja = Bekerja + Tidak Bekerja L = N + U
secara singkat, maka tingkat pengangguran dinyatakan dengan persamaan
berikut ini:
Tingkat Pengangguran = Jumlah Pengangguran x 100%
Jumlah Angkatan Kerja

Jadi, tingkat pengangguran diperoleh dengan perbandingan antara jumlah


pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja dikali dengan 100%.
B. Penyebab & Jenis-Jenis Pengangguran
Samuelson (1997) membagi penyebab dari pengangguran dalam 3 (tiga)
jenis, yaitu: (1) Pengangguran friksional; (2) Pengangguran struktural; dan (3)
Pengangguran siklis. Berdasarkan prakteknya, menurut Kuncoro (2003)
pengangguran digolongkan menjadi penganggur penuh, setengah penganggur,
dan kadang penganggur.
C. Kondisi Pengangguran di Indonesia
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indicator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak
digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT pada 2017 sebesar 5,50
persen, turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018. Dilihat dari daerah
tempat tinggalnya, TPT di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di
pedesaan. Pada Agustus 2018, TPT di wilayah perkotaan sebesar 6,45 persen,
sedangkan TPT di perdesaan hanya sebesar 4,04 persen. Dibandingkan
setahun yang lalu, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,34
persen poin, sedangkan TPT perdesaan meningkat sebesar 0,03 persen poin.
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, TPT untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan
lain, yaitu sebesar 11,24 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,95 persen. Dengan kata lain, ada
penawaran tenaga kerja yang tidak terserap, terutama pada tingkat pendidikan
SMK dan SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau
menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling
kecil di antara semua tingkat pendidikan, yaitu sebesar 2,43 persen.
Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, peningkatan TPT hanya terjadi pada
tingkat pendidikan Universitas, sedangkan TPT pada tingkat pendidikan
lainnya menurun.
Tabel 1: Tingkat Pengangguran Terbuka berdasarkan daerah tempat tinggal

Sumber: Data BPS 2018


Tabel 2: Tingkat pengangguran Terbuka berdasarkan pendidikan

Sumber: Data BPS 2018

Tabel 3: Tingkat Pengangguran Terbuka berdasarkan Provinsi

Sumber: Data BPS 2018


2.2. Pertumbuhan Ekonomi
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Kuznet (dalam Todaro,2003:99), pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya faktor produksi. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-
faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi
barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
(Sukirno, 2004;10).
Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat. Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau
mengukurprestasi dan perkembangan suatu perekonomian. Pertumbuhan
ekonomi dapat juga diartikan sebagai kenaikan Gross domestic product (GDP)
atau Gross National Product (GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu
lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah
perubahan struktur ekonomi teijadi atau tidak. Dari beberapa definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kemampuan
suatu negara dalam menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa kepada
masyarakat dalam jumlah yang banyak sehingga memungkinkan peningkatan
standar hidup dan penurunan tingkat pengangguran dalam jangka panjang.
(Setiyawati dan Hamzah, 2007:214)
B. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan perkembangan aktivitas
perekonomian suatu daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu
daerah menunjukkan semakin berkembangnya aktivitas perekonomian. Untuk
menghitung laju pertumbuhan ekonomi (rate of economic growth), dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
g = Yt - Yt-1 x 100%
Yt-1
Dimana g adalah pertumbuhan ekonomi (Dalam Persen), Yt adalah produk
domestik regional bruto (PDRB) tahun sekarang (Dalam Rupiah), dan Yt-1
adalah produk domestik regional bruto (PDRB) tahun sebelumnya (Dalam
Rupiah). (Nurbaeti, 2013:92)
C. Faktor Penunjang Pertumbuhan Ekonomi Di Suatu Negara
Faktor- faktor penunjang pertumbuhan ekonomi di suatu negara menurut
Franita, Riska (2016:91) :
a. Sumber daya Manusia sangat menunjang dalam pertumbuhan
ekonomi. Sumber daya manusia yang banyak dan berkopeten sangat
berpengaruh dalammenunjang kemajuan ekonomi di suatu Negara.
Dalam hal ini peran pendidikan sangat membantu dalam menciptakan
sumber daya yang berkopeten, memiliki skill , serta pelatihan
kewirausahaan
b. Sumber daya alam yang kaya, juga menjadi factor penunjang sebuah
Negara maju dari segi ekonomi. Sumber daya alam yang kaya
membuat masyarakat harus mampu mengelola sumber daya alam
secara baik.Pada Kenyataannya Sumber daya alam Indonesia belum
maksimal di manfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
c. Perkembangan IPTEK , makin berkembanganya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka akan menunjang pertumbuhan ekonomi di suaatu
Negara.
d. Peningkatan Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan
manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Dengan upaya
ini akan mempercepat laju perekonomian suatu Negara.
D. Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Perekonomian Indonesia tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp14 837,4 triliun
dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 Juta atau US$3 927,0.
Ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,17 persen lebih tinggi
dibanding capaian tahun 2017 sebesar 5,07 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99
persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT) sebesar 9,08 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan IV-2017
tumbuh 5,18 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua
lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha jasa
Lainnya sebesar 9,08 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong
oleh semua komponen, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen PK-LNPRT sebesar 10,79 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan IV-2018 dibanding triwulan III-2018
mengalami kontraksi sebesar 1,69 persen. Dari sisi produksi, hal ini sebabkan
oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan erikanan
yang mengalami penurunan 21,41 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan
oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi 2,22
persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2018 didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni
sebesar 58,48 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,58 persen, dan
Pulau Kalimantan 8,20 persen.
Tabel 4. Laju Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran

Sumber: Data BPS 2018


Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha

Sumber: Data BPS 2018


Tabel 6. Tabel PDB Perkapita

Sumber: Data BPS 2018


Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDB Per Pulau

Sumber: Data BPS 2018

2.3. Dampak Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia


Gejala bertambahnya pengangguran dan pembagian pendapatan yang
makin pincang saling berkaitan, artinya kedua tingkat pendapatan
(relatif atau absolut) yang lebih rendah terutama terdapat di antara mereka
yang tidak berhasil memperoleh pekerjaan, sedangkan hasil-hasil dari
pertumbuhan GDP terpusat pada mereka yang mempunyai pekerjaan.
Pengangguran terbuka bukan merupakan ukuran yang memuaskan bagi
kemiskinan, karena para penganggur terbuka pada umumnya lebih baik
keadaannya, sedangkan mereka yang benar-benar miskin tidak mungkin
menganggur. Tetapi kemiskinan dapat dijadikan ukuran memadai bagi sebagian
dari masalah kesempatan kerja, karena kelebihan persediaan tenaga kerja yang
mencari pekerjaan tercermin pada penghasilan rendah yang disebabkan tidak
adanya lapangan kerja sama sekali (pengangguran terbuka), kekurangan pekerjaan
(jam kerja yang sedikit), atau pekerjaan dengan produktivitas yang sangat rendah
(sumber-sumber daya pelengkap yang tidak mencukupi atau produktivitas
rendah yang disebabkan oleh tingkat hidup yang rendah). Seseorang dianggap
pengangguran jika dia tidak bekerja sama sekali, atau sedang mencari pekerjaan
dan siap bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Sedangkan tingkat
pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.

Peningkatan pengangguran di negara-negara yang sedang berkembang


disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan kesempatan kerja daripada pertumbuhan
yang cepat dari angkatan kerja. Pengangguran adalah istilah untuk orang yang
tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran ini adalah masalah makro, karena akibat dari
pengangguran ini berdampak pada perekonomian Negara dan masyarakat.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.

Pengangguran bukan semata-mata hanya masalah bagi mereka yang tidak


memiliki pekerjaan, melainkan masalah bagi kita semua. Jika masyarakat tidak
memiliki dana untuk dibelanjakan, maka perusahaan tidak dapat menjual
produknya, dan dampaknya akan mempengaruhi seluruh perekonomian. Langkah
pertama untuk mengurangi pengangguran adalah dengan mengakui bahwa
pengangguran bukanlah akibat seseorang yang malas, melainkan masalah
struktural. Dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara pada
tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya yaitu
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran disuatu negara relatif tinggi,
hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
telah dicita-citakan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat pengangguran berkorelasi


negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin
meningkat tingkat pengangguran, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin
menurun. Koefisien pengangguran sebesar negatif 0,129841, yang berarti setiap
kenaikan pengangguran sebesar 1 persen akan menurunkan pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,13 persen dengan probabilitas 0,050. Dari hasil pengujian terhadap nilai
t-statisik diperoleh nilai -2,4025 yang lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (α
5 % = 1,645). Hal ini berarti bahwa variabel Pengangguran berpengaruh
signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi di mana hal ini sesuai dengan
hipotesis penelitian. (Jonaidi, Arius, 2012:151)

Tabel 8. Hasil Uji Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dengan Menggunakan


Metode Two-Stage Least Squares

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengangguran yang relatif tinggi


terbukti memberi dampak terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Indonesia sebagaimana umumnya negara-negara berkembang lainnya,
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi akan berdampak buruk bagi
perekonomian. Hal ini disebabkan di negara-negara berkembang jumlah kapital
terbatas dan teknologinya rendah di mana yang berlimpah justru jumlah
penduduknya. Meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah
angkatan kerja. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.

Di samping itu pengangguran akan mengakibatkan pendapatan nasional


yang berasal dari sektor pajak menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun
sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak
yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

Pada sisi lain adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli


masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hukum Okun (Mankiw, 2003).
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pengangguran dengan
PDB riil. Hasil empiris menunjukkan bahwa Hukum Okun berlaku dalam
perekonomian Indonesia.
BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan pada pembahasan mengenai dampak pengangguran


terhadap pertumbuhan ekonomi, diketahui bahwa pengangguran berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi begitu pula sebaliknya. Pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap
barang-barang hasil produksi akan berkurang. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

Disarankan kepada pemerintah agar memacu pertumbuhan ekonomi melalui


perluasan investasi terutama sekali di sektor pertanian (agribisnis dan agroindustri) di
daerah perdesaan di mana penduduk miskin banyak menggantungkan hidupnya. Dalam
rangka memacu pertumbuhan ekonomi di perkotaan agar lebih memprioritaskan
membuka lapangan kerja sektor informal dimana pada umumnya masyarakat miskin
melakukan kegiatan usaha. Disarankan kepada pemerintah baik di pusat maupun di
daerah melalui anggaran APBN dan APBD agar lebih meningkatkan lagi persentase
alokasi anggarannya pada bidang kesehatan dan pendidikan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN

Bellante, Don Jackson Mark. 1983. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta: FE UI

BPS. 2019. Produk Domestik Bruto. (Internet) Tersedia di: https://www.bps.go.id/

------. 2019. Ketenagakerjaan. (Internet) Tersedia di: https://www.bps.go.id/

Franita, Riska. 2016. Analisa Pengangguran Di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan


Sosial. Volume 1: 91.

Jonaidi, Arius. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia.


Jurnal Kajian Ekonomi. Volume 1, Nomr 1: 151.

Mankiw, Gregory. 2007. Teori Makro Ekonomi; Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga.

Nurbaeti. 2013. Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Pengeluaran


Pemerintah Terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2007-2011. Economics Development Analysis Journal 2. Volume
3: 92.

Putong, Iskandar. 2003. Ekonomi Mikro & Makro, edisi kedua. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Sadono, Sukirno. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo.

Samuelson. 1997. Makro Ekonomi. Diterjemahkan oleh Haris A, Munandar, Fredy


Saragih, dan Rudi Tambunan. Jakarta: Erlangga.

Setiyawati, Anis dan Hamzah, Ardi. 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan
Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan
Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Volume 4, Nomor 2: 214.

Todaro, Michael dan Stephen Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,
Edisi Ke 8. Jakarta:Erlangga.

Tulus T.H. Tambunan. 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai