Anda di halaman 1dari 67

MODUL AJAR MAPEL EKONOMI

CINTA BANGGA PAHAM

CBP RUPIAH
Tim Penyusun :

Salihun Ino Ischak, S. Pd, M. Pd


Dra. Ha. Hilda Deu, M. Pd
Ridwan Djabar, M. Pd
Eka Y Usman, S. Pd

Tim Review :
TIM Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Cinta
Bangga Paham Rupiah Bank Indonesia
dimulai dari kita
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase E, peserta didik di Kelas X mampu merefleksikan kembali konsep kelangkaan
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu membedakan dengan jelas antara
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Peserta didik mampu menyusun skala prioritas
kebutuhan mulai dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Peserta
didik memahami bahwa kegiatan ekonomi adalah suatu siklus yang terjadi dalam rangka upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik memahami uang sebagai sumber daya
yang perlu dimanfaatkan dan dikelola guna memenuhi kebutuhan saat ini dan merencanakan
kebutuhan yang akan datang melalui perencanaan keuangan yang berbasiskan pemahaman atas
berbagai manfaat produk keuangan perbankan maupun nonperbankan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI KONTEN/LINGKUP MATERI


Elemen Pemahaman Konsep
1. Memahami 1. Cinta Bangga
Pada akhir fase ini peserta didik mampu Paham Rupiah
memahami kelangkaan sebagai inti dari (Sistem pembayaran
masalah ilmu ekonomi. Peserta didik dankonsep uang)
memahami skala prioritas sebagai acuan 2. Kelangkaan sebagai
dalam menentukan berbagai kebutuhan intidari masalah
yang harus dipenuhi. Peserta didik ilmu ekonomi
memahami pola hubungan antara 3. Skala prioritas
kelangkaan dan biaya peluang. Peserta didik 4. Kelangkaan dan
memahami sistem ekonomi sebagai cara Biaya peluang
dalam mengatur berbagai kegiatan ekonomi 5. Sistem ekonomi
guna memenuhi berbagai kebutuhan 6. Kesimbangan pasar
masyarakat. Peserta didik memahami konsep 7. Alat pembayaran
keseimbangan pasar serta memahami nontunai
pemodelannya dalam bentuk tabel dan 8. Bank dan IKNB
kurva. Peserta didik memahami konsep 9. Produk perbankan
sistem pembayaran dan memahami konsep dan IKNB.
uang sebagai alat pembayaran. Peserta didik
memahami berbagai bentuk alat
pembayaran non-tunai yang berlaku di
Indonesia serta memahami
penggunaannya. Peserta didik memahami
konsep bank dan industry keuangan non-
bank dan memahami berbagai produk yang
dihasilkan guna mendukung tercapainya
keterampilan literasi keuangan.

Elemen Ketrampilan Proses


1. Melakukan 1. Fenomena
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu penelitiansederhana ekonomi
melakukan kegiatan penelitian sederhana 2. Mengamati
3. Menanya 2. Skala Prioritas .
dengan menggunakan teknik atau metode 4. Mengumpulkan 3. Keseimbangan
yang sesuai untuk mengamati, menanya, dan Pasar
mengumpulkan informasi, mengorganisasika 4. Sistem dan Alat
mengorganisasikan n informasi Pembayaran
informasi, menarik kesimpulan, dan 5. Menarik Kesimpulan
6. Mengomunikasikan.
mengomunikasikan hasil penelitian 7. Merefleksi dan 5. OJK dan Lembaga
mengenai berbagai fenomena ekonomi merencanakan project Jasa Keuangan
berdasarkan konsep-konsep ekonomi. 8. Menyusun skala 6. Investasi Pribadi
Peserta didik mampu merefleksikan dan prioritas
9. Membuat pola
merencanakan projek lanjutan secara
hubungan.
kolaboratif. Peserta didik mencari dan
menggunakan berbagai sumber belajar
yang relevan terkait konten ilmu ekonomi,
keseimbangan pasar, serta bank dan
industri keuangan non-bank. Peserta didik
mampu menyusun skala prioritas
kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi di
lingkungan sekitarnya. Peserta didik
mengolah dan menyimpulkan berdasarkan
data hasil pengamatan atau wawancara
tentang terbentuknya keseimbangan pasar.
Peserta didik menyimpulkan hubungan
antara sistem pembayaran dengan alat
pembayaran. Peserta didik membuat pola
hubungan antara Otoritas Jasa Keuangan
dan lembaga jasa keuangan serta
menyimpulkan tentang lembaga jasa
keuangan dalam perekonomian Indonesia.
Peserta didik menyusun rencana investasi
pribadi.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan pemecahan masalah.

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1 :
1. Peserta didik melalui diskusi kelompok dan presentasi dapat menjelaskan rupiah berdasarkan sejarah
uang, karakteristik rupiah dan proses pembuatan uang
2. Peserta didik dapat melakukan penelitian sederhana dari data keseharian anggota kelompok dalam
mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan merawat rupiah
3. Peserta didik melalui pengamatan langsung dan diskusi kelompok dapat mempresentasikan unsur
pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan memberikan solusi serta strategi penanggulangan
uang palsu dalam bentuk tulisan essay.

PERTEMUAN 2 :
1. Peserta didik dapat menganalisis rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa dan negara melalui kajian
pustaka (buku seri 2 CBP Rupiah)
2. Peserta didik dapat memerinci bahwa rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, masa berlaku uang
Rupiah, dan saat mana pengecualian penggunaan alat pembayaran selain Rupiah
3. Peserta didik dapat menyimpulkan Rupiah sebagai identitas dan karakteristik Bangsa, konsep satu
mata uang satu negara, implikasinya terhadap kehidupan ekonomi dan kebangsaan serta perjalanan
Rupiah sebagai pemersatu bangsa.
PERTEMUAN 3 :

1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah, makna dan fungsi uang,
evolusi uang, serta customer protection dan data privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan konsep
nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai penyimpanan nilai,
strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL AJAR CBP RUPIAH
MATA PELAJARAN EKONOMI

INFORMASI UMUM
Sekolah : SMA
Kelas/ Semester : X
Materi Pokok : CINTA BANGGA PAHAM RUPIAH.
Alokasi Waktu : 3 Tatap Muka (6 x @45 Menit)

Kompetensi Peserta didik memahami rupiah dan manfaat dan kehidupan pribadi maupun
Awal berbangsa
Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam menggunakan hak dan
Profil Pelajar melaksanakan kewajiban kewarganegaraan dan terbiasa mendahulukan kepentingan
Pancasila umum diatas kepentingan pribadi sebagai wajud keimanan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Berpikir kritis dalam Secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan
informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber . Mempriorotaskan suatu
gagasan yang paling relevan dari hasil klarifikasi dan hasil analisis.

Sarana dan Laptop, LCD, HP, Gambar Video, Buku, Modul CBP Rupiah dan Youtube.
Prasarana

Target Peserta Seluruh Peserta didik Kelas X


Didik

Model 1. PBL (Problem Based Learning)


pembelajaran 2. PJBL (Projek Based Learning)

KOMPONEN INTI

Tujuan Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi
Pembelajaran dan pemecahan masalah
Pemahaman Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik dapat memiliki rasa
Bermakna tanggung jawab dan cinta bangga pahan terhadap rupiah.
Pertanyaan
Pemantik “ Bagaimana kalian bersikap terhadap uang dalam kehidupan sehari-hari ?”
KEGIATAN PEMBELAJARAN I ( 2 x 45 Menit)

Indikator 1. Peserta didik melalui diskusi kelompok dan presentasi dapat menjelaskan rupiah
Tujuan melalui berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses pembuatan uang
Pembelajaran 2. Peserta didik dapat melakukan pendataan sederhana dari data keseharian anggota
kelompok dalam mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan
merawat rupiah
3. Peserta didik melalui pengamatan langsung dan diskusi kelompok dapat
mepresentasikan unsur pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan
memberikan solusi serta strategi penanggulangan uang palsu dalam bentuk tulisan
essay.

Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua Kelas atau
peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas , danmemastikan seluruh
peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan pembelajaran dan
tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa Terkait Cinta
Rupiah berdasarkan instrumen penilaian

Kegiatan Inti 1. Guru menayangkan (diferensiasi Konten ) video,


(https://youtube.be/GzLLbWADnm8)
2. Guru meminta peserta didik untuk mengomentari, ataupun bertanya
tentang isi video yang ditayangkan.
3. Guru mengidentifikasi dan mengelompokkan siswa berdasarkan
pemetaan hasil assesmen yang diperoleh dalam kelompok
4. Guru meminta peserta didik untuk melakukan eksplorasi materi dari
berbagai sumber terutama buku 1 seri CINTA RUPIAH dan
menganalisis materi tersebut melalui diskusi kelompok menggunakan
LKPD 1a, 1b, 1c
5. Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda sesuai indikator
tujuan pembelajaran
6. Siswa dalam kelompok melakukan kegiatan proses berdasarkan yang
ditugaskan.
7. Guru meminta siswa (kelompok) memaparkan diskusi tentang CINTA
Rupiah berdasarkan LKPD
Kegiatan • Guru memberikan penguatan materi dan memotivasi siswa
Penutup • Guru mengapresiasi kemajuan belajar siswa yang ditunjukkan
melalui proses dan produk.
• Siswa merefleksi hasil pembelajaran
• Menutup pembelajaran dengan doa.

Tugas Setiap kelompok membuat laporan terkait data keseharian individu dari anggota
kelompok terhadap rupiah serta membuat rencana tindakan terkain cinta rupiah.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ( 2 x 45 Menit)

Tujuan Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi
Pembelajaran dan pemecahan masalah.

Indikator :
1. Peserta didik dapat menganalisis rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa
dan negara melalui kajian pustaka (buku seri 2 CBP Rupiah)
2. Peserta didik dapat memerinci bahwa rupiah sebagai alat pembayaran yang
sah, masa berlaku uang Rupiah, dan saat mana pengecualian penggunaan alat
pembayaran selain Rupiah
3. Peserta didik dapat menyimpulkan Rupiah sebagai identitas dan karakteristik
Bangsa, konsep satu mata uang satu negara, implikasinya terhadap
kehidupan ekonomi dan kebangsaan serta perjalanan Rupiah sebagai
pemersatu bangsa

Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua
Kelas atau peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas dan memastikan
seluruh peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan
pembelajaran dan tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa terkait
Bangga Rupiah.

Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa kedalam kelompok berdasarkan hasil assesmen awal
terkait bangga rupiah
2. Guru menayangkan video (https://youtube.be/GzLLbWADnm8)
3. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan apa saja yang dapat
disimak dari tayangan video terkait banggan rupiah.
4. Peserta didik secara berkelompok mengkaji buku seri 2 CBP Rupiah
(Bangga Rupuah) sesuai LKPD 2a, 2b, 2c.
5. Peserta didik menyimpulkan dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok

Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan memotivasi siswa


Penutup 2. Guru mengapresiasi kemajuan belajar siswa yang ditunjukkan melalui
proses dan produk.
3. Siswa merefleksi hasil pembelajaran
4. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Tugas Setiap kelompok membuat hasil karya berbasis IT terkait bangga rupiah
berdasarkan LKPD yang dikerjakan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ( 2 x 45 Menit)

Indikator 1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah,
Tujuan makna dan fungsi uang, evolusi uang, serta customer protection dan data
Pembelajaran privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep
inflasi dan konsep nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai
penyimpanan nilai, strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua
Kelas atau peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas , dan memastikan
seluruh peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan
pembelajaran dan tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa terkait
paham Rupiah.

Kegiatan Inti 1. Guru menayangkan video (https://youtube.be/GzLLbWADnm8)


2. Guru meminta peserta didik untuk mengomentari isi video terkait paham
rupiah
3. Peserta didik secara berkelompok mengkaji permasalahan fenomena
yang terjadi terkait Paham Rupiah.
4. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok terkain paham
rupiah
5. Peserta didik membuat rencana investasi sederhana berdasarkan paham
rupiah dan scedul pelaksanaannya.
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan memotivasi siswa
Penutup 2. Guru mengapresiasi kemajuan belajar siswa yang ditunjukkan
melalui proses dan produk.
3. Siswa merefleksi hasil pembelajaran
4. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Tugas Membuat rencana investasi pribadi sederhana diserta jadwal


pelaksanaannya .
LKPD 1.a

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan Rupiah berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses
pembuatan uang.

MATERI :
SEJARAH UANG.

Barter Uang Tunai

kartu ATM. Scan QR-Code.

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari gambar-gambar di atas dan gunakan sumber bacaan lain termasuk modul CBP
Rupiah (Seri 1 Cinta Rupiah) tentang bagaimana sejarah uang di Indonesia !
2. Lengkapi tabel masa berlaku Rupiah dibawah ini tentang sejarah uang dalam perekonomian
Indonesia !
NO PECAHAN TAHUN EMISI
1
2
Dst…
3. Buatlah diagram sederhana tentang sejarah uang dalam perekonomian Indonesia melalui
aplikasi canva.
4. Memaparkan hasil diskusi kelompok tentang sejarah uang dengan menggunakan media
canva.

TUGAS ! Buatlah penelitian sederhana dari data kehidupan sehari-hari pada lingkungan
masing-masing dalam mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan
merawat rupiah.
LKPD 1.b

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Menjelaskan Rupiah berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses
pembuatan uang.

MATERI :
KARAKTERISTIK RUPIAH
Mengenal Ciri Keaslian Uang - Rectoverso dalam Rupiah
https://www.youtube.com/watch?v=JAZirp8Y3l8
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari video di atas dan diskusikan dalam kelompok apa yang kamu ketahui tentang karakteristik
rupiah !
2. Bagaimana jenis uang yang kalian pakai dalam kehidupan sehari-hari, Jelaskan Persamaan dan
perbedaan jenis uang !
3. Lengkapi gambar dibawah ini mengenai karakteristik Rupiah sesuai ciri umum uang rupiah dan ciri
khusus uang rupiah !

4. Buatlah bagan terkait ciri umum uang rupiah dan ciri khusus uang rupiah ! (Sumber bacaan Buku
1,2,3 Seri Cinta Rupiah dan Modul CBP Rupiah Bank Indonesia).
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait bagan ciri umum uang rupiah dan ciri
khusus uang rupiah !
LKPD 1.c

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN


3. Menjelaskan Rupiah berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses
pembuatan uang.

MATERI :
PROSES PEMBUATAN UANG

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari dan diskusikan dalam kelompok apa yang kamu lihat dari gambar diatas !
2. Bagaimana proses pembuatan uang yang berlaku di Indonesia !
3. Bagaimana bahan yang digunakan dalam pembuatan uang khususnya di Negara
Indonesia !
4. Buatlah bagan terkait tahapan pembuatan / percetakan uang rupiah ! (Sumber
bacaan Buku 1,2,3 Seri Cinta Rupiah dan Modul CBP Rupiah Bank Indonesia).
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait tahapan pembuatan /
percetakan uang rupiah !

TUGAS !

Buatlah hasil laporan pengamatan langsung di lingkungan tempat tinggal terkait unsur
pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan solusi serta strategi penanggulangan
uang palsu dalam bentuk tulisan essay !
LKPD 2

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN :


1. Menganalisis rupiah sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara.
2. Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, masa berlaku uang rupiah dan saat mana
pengecualian penggunaan alat pembayaran selain rupiah.
3. Menyimpulkan rupiah sebagai identitas dan karakteristik bangsa, konsep satu mata
uang satu negara, implikasinya terhadap kehidupan ekonomi dan kebangsaan serta
perjalanan rupiah sebagai pemersatu bangsa.

MATERI :
Rupiah Sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara.

Kerjakan LKPD dengan memperhatikan Langkah-langkah berikut ini :


1. Perhatikan gambar diatas dan diskusikan dalam kelompok dengan menganalisis
rupiah sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara (buku seri 2 CBP Rupiah) !
2. Bagaimana kewajiban kita sebagai warga negara dalam penggunaan rupiah disetiap
transaksi pembayaran !
3. Mengapa kalian harus mencintai dan menjaga rupiah sebagai wujud bela negara !
4. Kerjakan didalam kelompok masing-masing dengan memperhatikan tabel berikut
ini !
MATERI PENJELASAN
1. Rupiah sebagai alat
pembayaran yang sah.

2. Masa berlaku uang rupiah.

3. Saat mana pengecualian


penggunaan alat pembayaran
selain rupiah.

5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait rupiah sebagai alat
pembayaran yang sah.
LKPD 3

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR PEMBELAJARAN :

1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah, makna dan
fungsi uang, evolusi uang, serta customer protection dan data privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan
konsep nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai penyimpanan
nilai, strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI :
Fenomena transaksi dengan rupiah, Peran rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi,
konsep nilai tukar dan rencana investasi rupiah.

LANGKAH-LANGKAH :
1. Perhatikan gambar fenomena transaksi rupiah dan diskusikan Bersama didalam kelompok masing-
masing !
2. Berdasarkan video berikut :
(https://youtube.be/GzLLbWADnm8), Bagaimana makna dan fungsi uang dalam kehidupan sehari-
hari !
3. Buatlah dalam bagan peran rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan konsep nilai tukar
dengan menggunakan media canva !
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait fenomena transaksi rupiah.

TUGAS : Buatlah dalam bentuk canva, rencana investasi pribadi sederhana disertai jadwal
pelaksanaannya dengan memperhatikan estimasi waktu dan biaya !
Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

RUPIAH DALAM SEJARAH


SEJARAH UANG
Uang merupakan media atau alat pembayaran dalam sebuah transaksi. Karena itu,
keberadaan uang tidak terlepas dari perkembangan interaksi dan komunikasi masyarakat.
secara garis besar perkembangan uang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut :

Sistem ini merupakan peristiwa antara dua pihak yang saling menukar
barang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Barter seringkali tidak terjadi karena sulitnya mencapai kesepakatan, baik
Tahap mengenai kebutuhan atas barang yang dibarter maupun nilai pertukarannya.
Misalnya, kita memiliki seekor hewan dan membutuhkan makanan.
Barter
Sementara pada saat yang bersamaan, pemilik makanan tidak membutuhkan
seekor hewan, sehingga barter tidak bisa terjadi

Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-


benda yang diterima oleh umum (generally accepted), bernilai tinggi, benda-
Benda benda yang sukar diperoleh, atau benda yang merupakan kebutuhan primer
sebagai sehari-hari, seperti garam. Namun, masyarakat masih saja kesulitan. Benda
alat tukar yang dijadikan alat tukar belum memiliki pecahan sehingga sulit menentukan
nilai uang. Kesulitan melakukan penyimpanan (storage) dan pengangkutan
(transportation). Selain itu, benda-benda tersebut mudah hancur atau tidak
tahan lama.

Uang Logam
Uang logam pertama sudah ada sejak 1000 SM di Tiongkok, Logam yang
memenuhi syarat untuk dijadikan alat tukar adalah emas dan perak. Pada
saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau
memakainya, serta memiliki hak tidak terbatas dalam menyimpan uang
logam.
Uang Kertas
Uang kertas pertama kali dipakai di Tiongkok pada zaman Dinasti Tang.
Tahap Awalnya, uang kertas yang beredar merupakan bukti kepemilikan emas dan
Uang perak, Bisa dibilang, uang kertas pada saat itu merupakan uang yang dijamin
100 persen dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau
perak, dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
masyarakat tidak lagi menggunakan emas secara langsung sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan kertas bukti tersebut
sebagai alat tukar. Penggunaan uang kertas sebagai alat tukar mampu
mengatasi masalah, termasuk kelemahan dari proses barter maupun
penggunaan alat tukar lainnya sebelum uang kertas.

01 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

SEJARAH UANG RUPIAH


Pada awal kemerdekaan, Indonesia masih menggunakan mata uang dari Jepang. Ketika
NICA dengan Sekutu menduduki kota-kota besar Indonesia dan menguasai bank-bank Jepang,
mereka mengedarkan Rupiah Jepang dari bank bank tersebut.
NICA menggunakan Rupiah Jepang untuk membiayai operasi militer mereka, membayar gaji
pegawai pribumi, dan mengedarkan uang tersebut ke seluruh Indonesia guna menarik simpati
masyarakat. NICA juga mengedarkan uang Hindia Belanda baru yang dikenal sebagai uang
NICA. Itu semua memperparah kondisi keuangan Indonesia.
Pada 2 Oktober 1945, Pemerintah mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa mata
uang NICA tidak berlaku lagi di wilayah Republik Indonesia. Desakan untuk mencetak uang
sendiri mulai bermunculan. Namun, Pemerintah Indonesia tidak dapat segera mencetak mata
uang sendiri akibat keterbatasan dana dan tenaga ahli.
Untuk mengatasinya, berdasarkan Maklumat 3 Oktober 1945, mata uang yang beredar sampai
dengan masa pendudukan Jepang diakui sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah
Indonesia. Selanjutnya, Pemerintah baru mengedarkan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) pada
30 Oktober 1946.
Dalam keterbatasan transportasi dan ancaman keamanan pasca kemerdekaan, ORI
disebarluaskan secara gerilya. Namun karena situasi yang sulit pasca Agresi Militer Belanda,
distribusi ORI belum bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Pada 1947, Pemerintah
memberi mandat kepada para pemimpin daerah untuk menerbitkan ORI-Daerah (ORIDA) yang
berlaku sementara di daerah masing-masing, antara lain di Banda Aceh, Tapanuli, Sumatera,
dan Banten. Eksistensi ORI dan ORIDA tidak berlangsung lama. Terbentuknya Republik
Indonesia Serikat (RIS) sebagai salah satu hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada
27 Desember 1949 mewajibkan penggunaan uang RIS mulai 1 Januari 1950.
Sejak itu, terdapat tiga jenis mata uang yang beredar, yaitu mata uang peninggalan
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank, mata uang yang
digunakan ketika NICA (Belanda) berada di Indonesia pasca-kemerdekaan atau selama masa
revolusi fisik, serta ORI dan ORIDA. Ketiganya bisa digunakan sebagai alat pembayaran dan
beredar dalam jumlah besar.

03 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Akibatnya, jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan ketersediaan barang. Harga
barang-barang melambung memicu kenaikan tingkat inflasi. Untuk mengatasi situasi tersebut,
Menteri Keuangan RIS Syafruddin Prawiranegara mengeluarkan kebijakan penyehatan
keuangan bernama Kebijakan Gunting Uang, yang juga dikenal dengan nama “Gunting
Syafruddin”.
Kebijakan ini dilakukan secara harfiah dengan menggunting uang. Bagian kiri uang kertas
diakui sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai pecahan yang
digunting. Sedangkan bagian kanan dapat ditukarkan dengan Obligasi Republik Indonesia 1950.
Kebijakan ini resmi diterapkan pada 10 Maret 1950, namun tidak berlaku pada ORI dan ORIDA.
Mulai 1 Mei 1950, ORI dan ORIDA ditarik secara resmi dari peredaran. Ketika Indonesia kembali
ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950, ada kesempatan untuk
menggunakan uang Rupiah. Pada Desember 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral. Pemerintah mengeluarkan uang Rupiah Logam dalam
periode 1951-1952. Koin bernilai 5 sen dan 1 sen itu berbentuk bulat pipih menggunakan bahan
aluminium.
Pada 1953, kewenangan menerbitkan Rupiah berpindah dari Kementerian Keuangan ke
Bank Indonesia. Untuk pertama kalinya, uang kertas Bank Indonesia dengan tanda tahun 1952
beredar Uang kertas tersebut disiapkan bersamaan dengan penyusunan Undang undang Bank
Sentral dan dicetak di percetakan Thomas De La Rue & Co, Inggris, serta percetakan Johan
Enschede en onen, Imp., Belanda. Sementara itu, NV Pertjetakan Kebajoran mencetak sebagian
pecahan Rp10 dan Rp25. Seri ini disusul dengan seri hewan, seri pekerja tangan, seri bunga dan
burung, serta seri tokoh nasional atau pahlawan.
Nama ‘Rupiah’ digunakan secara resmi pada periode setelah kemerdekaan, kendati
Indonesia sempat memiliki Rupiah Riau atau Rupiah Papua dalam kurun tertentu pada era 1960-
an. Pada masa–masa modern, kita bisa menemukan berbagai jenis Rupiah, misalnya uang
Rupiah khusus peringatan dan uang Rupiah bersambung.

04 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

KARAKTERISTIK RUPIAH
MACAM-MACAM UANG RUPIAH
Pemerintah Republik Indonesia melalui Bank Indonesia mengeluarkan dua jenis uang
Rupiah, yaitu uang Rupiah kertas atau lebih dikenal dengan sebutan Rupiah Kertas, dan uang
Rupiah logam atau sederhananya disebut Rupiah Logam.
Untuk mendeteksi ciri umum dan ciri khusus uang Rupiah, setiap warga negara perlu
memahami bagian depan dan belakang uang tersebut. Bagian depan Rupiah antara lain
memuat gambar utama dan gambar lambang negara Garuda Pancasila. Bagian belakang
memuat gambar dengan tema keindahan Indonesia, berupa kebudayaan dan pemandangan
alam.
Pada waktu tertentu, Bank Indonesia juga mengeluarkan uang Rupiah khusus untuk tujuan
tertentu atau untuk memperingati suatu peristiwa berskala nasional maupun internasional.
Uang Rupiah khusus ini bisa berbentuk Rupiah Logam dan Rupiah Kertas dan memenuhi
sejumlah kriteria. Pertama, uang tersebut dikeluarkan secara khusus untuk tujuan tertentu atau
memperingati peristiwa berskala nasional maupun internasional. Kedua, uang tersebut memiliki
desain yang berbeda dengan desain uang Rupiah yang sudah beredar. Ketiga, uang tersebut
dapat memiliki nilai jual yang berbeda dengan nilai nominalnya. Keempat, uang itu juga berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah.

CIRI UMUM UANG RUPIAH


Ciri-ciri uang Rupiah meliputi ciri umum dan ciri khusus tercantum pada Pasal 1 Undang
Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Disebutkan bahwa ciri Rupiah adalah tanda
tertentu pada setiap Rupiah yang ditetapkan, dengan tujuan untuk menunjukkan identitas,
membedakan harga atau nilai nominal, dan mengamankan Rupiah dari upaya pemalsuan. Ciri
umum uang Rupiah Kertas terdiri dari:
Gambar lambang negara Garuda Pancasila
Frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia”;
Sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nilai nominalnya;
Tanda tangan pihak Pemerintah dan Bank Indonesia
Nomor seri pecahan;
Teks ”DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DENGAN
NILAI …”; dan
Tahun emisi dan tahun cetak.
Adapun ciri umum uang Rupiah Logam terdiri dari:
Gambar lambang negara Garuda Pancasila;
Frasa “Republik Indonesia”;
Sebutan pecahan dalam angka sebagai nilai nominalnya; dan
Tahun emisi.

05 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

KARAKTERISTIK UANG RUPIAH

CIRI KHUSUS UANG RUPIAH


Selain memiliki ciri umum, Bank Indonesia juga menetapkan dan mengatur ciri khusus berupa
unsur pengaman mencakup tiga level, yakni terbuka, semi tertutup, dan tertutup.
Unsur pengaman terbuka (overt) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi tanpa bantuan
alat, dengan ciri sebagai berikut :
warna uang terlihat terang dan jelas;
benang pengaman (security thread), yaitu bahan tertentu yang ditanam pada kertas uang
dan tampak sebagai suatu garis melintang atau beranyam. Pada pecahan Rp100.000 dan
Rp50.000, benang pengaman akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang
berbeda;
gambar tersembunyi (latent image), yaitu teknik cetak di mana terdapat tulisan tersembunyi
yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu;
cetak intaglio, yaitu hasil cetak berbentuk relief yang terasa kasar bila diraba. Cetak intaglio
terdapat pada angka nominal, huruf terbilang, tulisan Bank Indonesia, gambar utama dan
Lambang Negara Burung Garuda;
kode tunanetra (blind code), yaitu kode tertentu untuk mengenali jenis pecahan bagi
tunanetra. Pada umumnya, kode tunanetra terletak di bagian muka uang di atas tulisan
Bank Indonesia;
tanda air (watermark), yaitu suatu gambar tertentu pada bahan kertas uang yang akan
terlihat bila diterawang ke arah cahaya, umumnya berupa gambar pahlawan; dan
gambar saling isi (rectoverso), yaitu hasil cetak pada bagian muka dan belakang uang yang
beradu tepat dan saling mengisi, menghasilkan gambar logo BanK Indonesia secara utuh
apabila diterawang ke arah cahaya.

06 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Ciri pengaman yang bersifat semi tertutup (semi covert) adalah unsur pengaman yang dapat
KARAKTERISTIK
dideteksi dengan menggunakan UANG
alat sederhana RUPIAH
seperti kaca pembesar dan lampu ultraviolet
(UV). Unsur pengaman ini antara lain terlihat pada:
tulisan mikro (micro text), berupa tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca
dengan menggunakan kaca pembesar;
tinta tidak tampak (invisible ink) berupa hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar
di bawah sinar ultraviolet;
tinta tampak (visible ink) berupa gambar tertentu yang dicetak dengan tinta tampak dan
akan terlihat terang apabila disinari lampu ultraviolet; dan
nomor seri, dibuat asimetris dan akan berubah warna dari merah menjadi jingga dan hitam
atau biru menjadi hijau apabila disinari lampu ultraviolet.

Adapun unsur pengaman bersifat tertutup (covert/forensic) adalah unsur pengaman yang
hanya dapat dideteksi dengan menggunakan media peralatan laboratorium/forensik.

07 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

PEMBUATAN/PERCETAKAN UANG
KARAKTERISTIK UANG RUPIAH
BAHAN UANG
Bahan baku uang Rupiah baik kertas maupun logam mengutamakan produk dalam negeri
dengan menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing. Bahan baku ini ditetapkan oleh
Bank Indonesia berdasarkan masukan dari benchmark negara lain dan perkembangan
teknologi terkini dari bahan uang.
Uang Rupiah Kertas menggunakan bahan baku kertas, terbuat dari serat kapas yang lentur
dan tidak mudah sobek karena menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Selain dari
serat kapas, bahan Rupiah Kertas dapat terbuat dari polimer, seperti uang Rupiah Kertas
pecahan Rp100.000 Tahun Emisi 1999.
Sedangkan untuk uang Logam yang merupakan alat tukar nominal kecil di Indonesia,
sampai saat ini masih menggunakan bahan aluminium, aluminium bronze, nikel-tembaga
(cupronickel), perak, dan emas.

TAHAPAN PEMBUATAN/PENCETAKAN UANG RUPIAH

08 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

09 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

PERAN PERURI DALAM PERCETAKAN


Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) adalah Badan Usaha
Milik Negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2019
tentang Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia. Seluruh modalnya
dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, yang
menyelenggarakan usaha pencetakan uang, pembuatan dokumen sekuriti untuk negara dan
dokumen sekuriti lainnya serta usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan
tujuan Perusahaan.

10 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

KUALITAS UANG RUPIAH


PENGENALAN JENIS UANG RUPIAH
Proses pencetakan uang menghasilkan uang dengan kategori Hasil Cetak Sempurna (HCS)
yang siap digunakan sebagai alat pembayaran di masyarakat. Standar kualitas uang Rupiah
menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/10/2019 adalah Uang Layak Edar (ULE) dan Uang
Tidak Layak Edar (UTLE).
Berdasarkan peraturan tersebut, ULE adalah uang asli yang memenuhi persyaratan untuk
diedarkan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan UTLE
adalah uang asli yang tidak memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar
kualitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, meliputi uang Rupiah yang lusuh, cacat, atau
rusak.
Uang Rupiah lusuh adalah uang Rupiah dengan ukuran dan bentuk fisik tidak berubah dari
ukuran dan bentuk aslinya, tetapi kondisi fisiknya telah berubah.
Uang Rupiah cacat adalah uang Rupiah hasil cetak yang spesifikasi teknisnya tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Uang Rupiah rusak adalah uang Rupiah yang ukuran atau fisiknya telah berubah dari ukuran
atau fisik aslinya yang antara lain karena terbakar, berlubang, atau hilang sebagian. Uang
Rupiah rusak bisa juga karena ukuran atau fisiknya berbeda dengan ukuran atau fisik aslinya,
antara lain karena robek atau mengerut.

CLEAN MONEY POLICY


Pada strategi meningkatkan kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy),
Bank Indonesia telah menempuh sejumlah langkah. Kebijakan clean money policy
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas uang beredar di masyarakat. Terkait hal ini, Bank
Indonesia secara konsisten memilah dan memusnahkan UTLE dan mnenjamin ketersediaan
ULE.
Dalam prosesnya, implementasi clean money policy didukung oleh penguatan layanan Kas
Bank Indonesia, penguatan kualitas layanan setoran dan bayaran, serta penukaran UTLE
dengan ULE. Kebijakan ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan peredaran uang Rupiah
sekaligus menjaga kualitasnya.
STRATEGI BI MENINGKATKAN KUALITAS RUPIAH
Pertama, pengembangan teknologi inovasi bahan Meski pernah menggunakan bahan polimer
sebagai bahan uang Rupiah Kertas, Bank Indonesia paling sering menggunakan bahan uang
kertas dari serat kapas sambil terus memperbaiki kualitas bahannya
Kedua, pengembangan teknologi cetak. Saat ini Bank Indonesia telah menggunakan teknologi
coating atau penggunaan pelindung pada salah satu uang kertas demi menjaga kualitas uang,
sehingga tidak mudah lusuh atau tercoret. Selain itu Bank Indonesia juga menggunakan bahan
uang kertas yang cenderung lebih awet dan tahan lama (durable paper).

11 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

PEREDARAN UANG RUPIAH


SIKLUS UANG

PROSES PENGOLAHAN UANG


Pengolahan uang Rupiah meliputi kegiatan penghitungan, penyortiran, pengemasan,
pengangkutan, dan pengisian ATM.

TATA KELOLA PEMUSNAHAN UTLE


Bank Indonesia memiliki kewajiban untuk melaporkan pengelolaan uang Rupiah secara
periodik setiap tiga bulan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sesuai Pasal 11 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan
Pencetakan, Pengeluaran, dan Pemusnahan Uang Rupiah, Badan Pemeriksa Keuangan
melakukan audit secara periodik paling sedikit satu kali dalam setahun.

12 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

MERAWAT UANG RUPIAH


LANGKAH DAN CARA MERAWAT RUPIAH

Jaga Kerapian Rupiah Jaga Kebersihan Rupiah Jaga Keutuhan Rupiah

KONSEP PENANGANAN DAN PENYIMPANAN RUPIAH


OLEH INDUSTRI
Dalam melakukan distribusi uang Rupiah dan kegiatan layanan kas, Bank Indonesia
menyimpan uang Rupiah pada khazanah. Dalam kondisi tertentu, uang Rupiah dapat disimpan
di khazanah milik pihak lain yang bekerja sama dengan Bank Indonesia.
Kegiatan layanan kas berupa penukaran uang Rupiah, penyetoran dan penarikan uang Rupiah,
serta pengolahan uang Rupiah. Dalam melaksanakan kegiatan layanan kas, Bank Indonesia
dapat bekerja sama dengan bank umum dalam bentuk Kas Titipan. Bank umum yang bekerja
sama dengan Bank Indonesia melakukan distribusi uang dan layanan kas untuk dan atas nama
Bank Indonesia.

RISIKO DAN DAMPAK PENANGANAN RUPIAH

13 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

UNSUR PENGAMAN RUPIAH


UNSUR PENGAMAN YANG TERBUKA (OVERT/LEVEL 1)
Secara umum Bank Indonesia membagi unsur pengaman uang Rupiah menjadi tiga tingkatan,
yaitu unsur pengaman yang terbuka (overt/level 1), unsur pengaman yang semi tertutup (semi
covert/level 2), dan unsur pengaman yang tertutup (covert/level 3).
Unsur terbuka merupakan unsur pengaman yang dapat dideteksi oleh panca indra, sehingga
masyarakat umum bisa mengenali keaslian uang Rupiah dengan cara 3D (Dilihat, Diraba,
Diterawang). Berikut ini unsur-unsur pengaman bersifat terbuka (overt) yang saat ini terdapat
pada uang Rupiah.

Warna uang Rupiah


terlihat terang dan jelas

Memiliki benang pengaman


(security thread)

Berubah warna (colour


shifting)

14 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Gambar tersembunyi
multiwarna (multi colour latent
image)

Gambar tersembunyi
latent image)

Cetak intaglio

Kode Tunanetra

Tanda air (watermark)

15 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

UNSUR PENGAMAN YANG SEMI TERTUTUP


(SEMICOVERT/LEVEL 2

Tulisan mikro (micro text)

Gambar Raster

16 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Tampak Depan

Tinta tidak tampak (invisible ink)


dan tinta tampak (visible ink)

Tampak Belakang

Nomor Seri

Nomor seri uang seratus ribu rupiah

UNSUR PENGAMAN TERTUTUP (COVERT/LEVEL 3)


Unsur pengaman tertutup merupakan unsur pengaman yang hanya dapat dideteksi
menggunakan media atau peralatan laboratorium/forensik. Saat ini, Bank Indonesia memiliki
laboratorium khusus untuk mendeteksi ciri keaslian Rupiah yang tertutup ini, bernama Bank
Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC).
Unsur-unsur pengaman tertutup dapat dikenali dengan lebih mudah jika fisik uang Rupiah
dalam kondisi yang baik dan bersih. Dengan demikian, setiap orang harus berpartisipasi dalam
menjaga keaslian Rupiah dan menjaga Rupiah agar tidak cepat rusak, lusuh dan kotor.

17 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

PENANGGULANGAN UANG PALSU


MEKANISME PELAPORAN DAN KLARIFIKASI MASYARAKAT
KE BANK INDONESIA
Pada PADG Nomor 22/ 13/PADG/2020 pasal 2 dan 3, dijelaskan bahwa masyarakat dapat
meminta klarifikasi kepada Bank Indonesia tentang uang Rupiah yang diragukan
keasliannya.Masyarakat yang dimaksud meliputi Bank, PJPUR, perseorangan, badan hukum,
dan lembaga yang melakukan fungsi penyelidikan dan penyidikan.

Flowchart proses bisnis permohonan pelapor

Tabel klarifikasi BI atas uang rupiah yang dinyatakan asli atau palsu

PENANGANAN UANG RUPIAH PALSU DI BANK INDONESIA


Terhadap uang Rupiah yang dinyatakan asli akan diganti oleh Bank Indonesia, sedangkan
uang Rupiah tidak asli tidak akan diganti.

18 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Bank Indonesia memiliki pusat analisa dan informasi uang palsu yang dikenal dengan
nama Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC). Sistem informasi ini digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, serta menganalisa Uang Palsu (UPAL) yang diterima dari
masyarakat, Perbankan dan PJPUR. Secara umum aplikasi BI-CAC memiliki empat menu utama,
yaitu, Penatausahaan Uang Palsu, Laporan, Bantuan dan Administrasi.

Aplikasi BI CAC

RISIKO DAN DAMPAK PEREDARAN UANG RUPIAH PALSU


Peredaran UPAL sangat merugikan masyarakat dan perekonomian secara umum. Berikut ini
sejumlah dampak negatif dari peredaran UPAL terhadap perekonomian. 1) Mendorong
terjadinya inflasi, 2) Menimbulkan kecemburuan sosial, 3) Mempengaruhi penawaran uang, 4)
Uang Rupiah yang berkualitas baik tergantikan oleh UPAL yang berkualitas buruk

19 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

STRATEGI PENANGGULANGAN UANG RUPIAH PALSU


Untuk mencegah beredarnya uang Rupiah palsu, Bank Indonesia dan Badan Koordinasi
Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) telah melakukan beberapa upaya nyata sesuai
dengan tugas pokok yang diatur perudang-undangan.

Peran Bank Indonesia dalam Pemberantasan Uang Rupiah Palsu

Strategi MAP pencegahan dan pemberantasan uang palsu

20 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah

Mengatasi tantangan tersebut, Bank Indonesia melakukan beberapa upaya untuk


mencegah dan menanggulangi peredaran uang Rupiah palsu melalui tiga strategi, yaitu
strategi preemptif, preventif, dan represif.

3 strategi pencegahan dan pemberantasan uang palsu

Peran Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal)


Berdasarkan pasal 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang,
pemberantasan Rupiah palsu dilakukan oleh pemerintah melalui badan yang
mengoordinasikan pemberantasan Rupiah palsu yaitu Badan Koordinasi Pemberantasan
Uang Palsu (Botasupal).
Unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan
Agung, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia. Ketua Botasupal secara ex-officio dijabat
oleh Kepala Badan Intelijen Negara. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Ketua
Botasupal dibantu oleh Kepala Pelaksana Harian yang selanjutnya disebut Kalakhar, yang
secara ex-officio dijabat oleh pejabat yang berada di lingkungan Badan Intelijen Negara

21 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI SIMBOL KEDAULATAN


OTORITAS PENCIPTA UANG
Dalam melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan Pengeluaran,
Pengedaran, dan/atau Pencabutan dan Penarikan Rupiah. Kewenangan tersebut juga
ditegaskan dalam UndangUndang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Selain itu,
Bank Indonesia juga berwenang merencanakan, mencetak dan memusnahkan Rupiah,
berkoordinasi dengan Pemerintah.

PENGGUNAAN RUPIAH MELAMBANGKAN WILAYAH


INDONESIA
Rupiah merupakan satu-satunya mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran yang
sah di wilayah NKRI, dan setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran di NKRI wajib
menggunakan Rupiah.
Kendati demikian, UU Nomor 7 Tahun 2011 memberikan pengecualian terhadap beberapa
kondisi yang memungkinkan penggunaan mata uang asing. Pertama, transaksi tertentu
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Kedua, penerimaan
atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri. Artinya, jika seseorang bermaksud untuk
memberikan hibah atau menerima hibah luar negeri, maka transaksi bisa dilakukan dengan
menggunakan mata uang asing, demikian pula bila kita bermaksud untuk memberikan hibah
kepada warga negara lain di luar NKRI. Ketiga, melaksanakan proses transaksi perdagangan
internasional. Seorang pengusaha yang hendak melakukan transaksi dengan pengusaha lain,
dikecualikan untuk boleh tidak menggunakan Rupiah. Keempat, simpanan di bank dalam
bentuk valuta asing, atau sebagai investasi. Kelima, transaksi pembiayaan internasional.

KEWAJIBAN MENGGUNAKAN RUPIAH DI WILAYAH NKRI


Perundang-undangan di Indonesia mewajibkan penggunaan Rupiah di wilayah NKRI sebagai
salah satu simbol kedaulatan NKRI. Dalam konteks penggunaan Rupiah, UU Nomor 7 Tahun
2011 pasal 23 melarang setiap orang menolak menerima Rupiah yang penyerahannya
dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi
dengan Rupiah dan/atau untuk transaksi keuangan lainnya di wilayah NKRI, kecuali jika
terdapat keraguan atas keaslian Rupiah. Pelanggaran terhadap Pasal 23 diancam pidana
kurungan paling lama satu tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).

22 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI MATA UANG INDONESIA


NON INTERNASIONAL RUPIAH
Dalam hal ini, kebijakan non-internasionalisasi diartikan Rupiah tidak digunakansecara resmi
dan sah oleh negara lain, sebagai alat pembayaran yang sah. Namun, Rupiah secara sosiologis-
empiris digunakan oleh sebagian warga negara asing danwarga negara Indonesia di luar
negeri, sebagai alat pembayaran yang sah.
Praktik penggunaan Rupiah oleh masyarakat sebagai alat pembayaran di luar wilayah NKRI
harus dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya merujuk pada PBI
Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

PEMBATASAN PEMBAWAAN UANG TUNAI (RUPIAH DAN


VALAS)
Pasal 34 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan PemberantasanTindak Pidana
Pencucian Uang mengatur bahwa setiap orang yang membawa uangtunai dalam mata uang
Rupiah dan/atau mata uang asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek,
cek perjalanan, surat sanggup bayar, ataubilyet giro paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) atau yangnilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean
Indonesia wajibmemberitahukannya kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Uang Rupiah yang dibawa masuk ke dalam negeri secara tunai, tanpa melakukantransaksi
melalui lembaga keuangan dalam negeri, akan menyebabkan tidakterdeteksinya peredaran
atau arus kas Rupiah di masyarakat. Bila hal ini dibiarkan,sulit untuk membuat asumsi
peredaran Rupiah yang akurat sehingga berpotensimenyebabkan ketidaktepatan analisa dan
kebijakan moneter di Indonesia. Karenaitu, pelanggaran terkait hal ini mendapatkan sanksi
seperti diatur dalam pasal 35UU Nomor 8 Tahun 2010.

23 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

MEKANISME PELAPORAN, DECLARATION, DAN RISIKO


HUKUM
Peraturan Bank Indonesia menetapkan setiap orang yang membawa uang Rupiah sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau lebih keluar wilayah pabean Republik Indonesia,
wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia.

Mekanisme Pelaporan (Sumber: https://bppk.kemenkeu.go.id)

Mekanisme Pelaporan (Sumber: https://bppk.kemenkeu.go.id)

24 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

BELA NEGARA TANPA SENJATA


Adapun nilai-nilai bela negara, dapat disarikan menjadi enam pokok pikiran, yaitu (1) cinta
tanah air, (2) sadar berbangsa dan bernegara, (3) setia kepada Pancasila sebagai ideologi
negara, (4) rela berkorban untuk bangsa dan negara, (5) mempunyai kemampuan awal bela
negara, (6) semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Rupiah sebagai satu-satunya mata uang yang
berlaku untuk setiap transaksi pembayaran di wilayah NKRI merupakan bagian dari bela
negara tanpa senjata.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANK INDONESIA


Untuk menegakkan kedaulatan moneter Republik Indonesia, Bank Indonesia berkewajiban
memastikan kestabilan peredaran Rupiah di dalam negeri. Terkait hal ini, ada beberapa
langkah strategis yang dikembangkan Bank Indonesia.

Pertama, membuka pelayanan kas oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KASPw), secara
umum terdiri penerimaan setoran dari bank-bank, kegiatan bayaran, penukaran uang, dan
layanan kas lainnya. Tujuan dari layanan kas dimaksud untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat atas uang dan menjaga agar uang yang beredar tetap dalam kondisi yang layak
edar.
Kedua, Pelayanan Kas Luar Kantor yang dijalankan melalui program kas keliling atau kas
mobil, kerja sama penukaran, dan BI Jangkau

Layanan Kas di Bank Indonesia

STUDI KASUS ANCAMAN KEDAULATAN


Ancaman kedaulatan sebuah negara tak selalu berawal dari agresi militer ataupelanggaran
wilayah. Ancaman kedaulatan Indonesia di daerah-daerah perbatasan yang dekat dengan
negara tetangga bisa berawal dari Rupiah yang sering terabaikan.

25 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Wilayah-wilayah yang rawan terhadap penggunaan mata uang asing antara lain di Kepulauan
Sebatik, Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia, atau di
perbatasan Indonesia Papua. Bahkan penggunaan mata uang asing tidak hanya mengancam
wilayah perbatasan, namun juga di perkotaan, dengan penggunaan mata uang asing oleh
sebagian kelompok masyarakat sebagai alat transaksi.

Mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia telah menjalankan sejumlah strategi. Pertama, selalu
berupaya menyediakan Rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil melalui penyediaan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kedua, Bank Indonesia menertibkan Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank yang kerap muncul di tengah masyarakat, yang
memfasilitasi terjadinya transaksi tunai mata uang asing di masyarakat, contohnya, KUPVA di
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jayapura. Langkah Ketiga, Bank Indonesia secara
berkelanjutan melakukan sosialisasi Rupiah dan literasi keuangan kepada warga di daerah
perbatasan. Misalnya, Bank Indonesia secara resmi membuka pekan Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT)

26 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN


YANG SAH
PENGGUNAAN RUPIAH DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (NKRI)
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang menegaskan bahwa setiap
transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI, baik dilakukan oleh penduduk maupun bukan
penduduk, serta orang asing yang bekerja di wilayah Indonesia, wajib menggunakan mata
uang Rupiah.
Ketentuan tersebut juga dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Secara lebih terperinci, kewajiban menggunakan Rupiah diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) Nomor 17/11/DKSP/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
SEBI tersebut juga menjelaskan bahwa kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia menganut asas teritorial, yaitu Rupiah wajib digunakan dalam
setiap transaksi yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik transaksi
yang dilakukan oleh penduduk maupun bukan
penduduk, transaksi tunai maupun non tunai.

RISIKO HUKUM ATAS PENGGUNAAN PEMBAYARAN SELAIN


RUPIAH
Pengawasan Bank Indonesia tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuanyang tercantum
dalam SEBI 17/11/DKSP/ 2015 tentang Kewajiban PenggunaanRupiah di Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Berikut adalah ketentuan pengawasan tersebut.

27 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

1) Metode pengawasan dilakukan secara langsung dan/atau tidak langsung. 2) Pengawasan


secara langsung dilakukan melalui pemeriksaan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh
Bank Indonesia. 3) Metode pegawasan tidak langsung melalui kegiatan analisis dan evaluasi
atas laporan yang disampaikan oleh setiap pihak.

MASA BERLAKU UANG RUPIAH


Konsep Pemberlakuan Uang Rupiah sebagai Alat Pembayaran yang Sah
Sesuai amanat UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah adalah satu-satunya
mata uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Bank Indonesia
diberikan tugas dan kewenangan untuk mengatur etentuan tersebut agar stabilitas moneter,
stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembaaran dapat terpelihara, sebagaimana
dimandatkan UU Nomor 23 Tahun 1999 juncto UU Nomor 3 Tahun 2004 juncto UU Nomor 6
Tahun 2009 tentang Bank Indonesia.
Selain itu, pengelolaan Rupiah oleh Bank Indonesia ditujukan untuk menjamin tersedianya
uang Rupiah yang layak edar, denominasi sesuai, tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat,
serta aman dari upaya pemalsuan dengan tetap mengedepankan efisiensi dan kepentingan
nasional.

Mekanisme Penukaran Uang yang Dicabut dari Peredaran


Pencabutan dan penarikan uang dilakukan dengan berbagai pertimbangan, antara lain
karena masa edar suatu pecahan sudah terlalu lama dan adanya perkembangan teknologi
unsur pengaman (security features) pada uang. Selain itu, pencabutan/penarikan uang juga
dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu, sekaligus
menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan yang ada.

Terhadap uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran, Bank Indonesia mengganti sebesar
ilai nominal yang sama kepada masyarakat yang menukarkan uang tersebut, sepanjang uang
Rupiah tersebut masih dikenali keaslianna, dan masih dalam jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal pencabutan.
Proses penukaran dapat dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut. 1)Melalui Kantor Pusat
Bank Indonesia Cq. Departemen Pengelolaan Uang Gedung, 2) Kantor Perwakilan Dalam
Negeri (KPwDN) Bank Indonesia yang terdekat. 3) Melalui Kas Keliling Bank Indonesia.

PENGECUALIAN PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN


SELAIN RUPIAH
Konsep Pengecualian Selain Rupiah

Pencantuman harga barang dan atau jasa (kuotasi) di wilayah Indonesia yang selama ini
mencantumkan dolar Amerika Serikat (AS) juga harus menggunakan Rupiah. Konsep ‘kuotasi’
dalam Rupiah adalah kewajiban untuk mencantumkan harga barang dan/atau jasa dalam
Rupiah, karena selama ini masih banyak pihak yang kurang memahami hal tersebut. Sebagai
contoh, berdasarkan hasil pengawasan, kuotasi dalam valutas asing kerap dilakukan pelaku
usaha tour and travel, serta jasa travel umroh dan haji.

28 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Penerapan Pengecualian Selain Rupiah yang Diperbolehkan

Penerapan pengecualian selain Rupiah yang diperbolehkan diatur melalui UU Nomor 7 Tahun
2011 pasal 21 ayat (2) yang menegaskan bahwa kewajiban penggunaan Rupiah mendapat
pengecualian untuk: 1) transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja negara; 2) penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri; 3) transaksi
perdagangan internasional; 4) simpanan di Bank dalam bentuk valuta asing; atau 5) transaksi
pembiayaan internasional.

Syarat-syarat Pengecualian

Untuk mengakomodasi kegiatan perekonomian yang menuntut penggunaan mata uang


asing, terdapat pengecualian atas kewajiban penggunaan Rupiah dalam beberapa transaksi.
Hal tersebut diatur dalam PBI Nomor 17/3/PBI/2015. Transaksi yang mendapat pengecualian
berdasarkan PBI tersebut meliputi transaksi-transaksi sebagai berikut: 1) Transaksi tertentu
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara. 2) Transaksi
perdagangan internasional, 3) Transaksi pembiayaan internasional, kegiatan usaha dalam
valuta asing yang dilakukan oleh Bank, 4)

29 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI IDENTITAS DAN


KARAKTERISTIK BANGSA
PENGGUNAAN RUPIAH DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (NKRI)
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 menjelaskan ciri umum Rupiah antara
lain adalah gambar lambang negara ”Garuda Pancasila”, dan frasa ”Negara Kesatuan Republik
Indonesia”. Kedua simbol itu, menunjukkan identitas kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia, sebagai entitas yang berdaulat dan resmi mengeluarkan Rupiah.

Simbol Garuda Pancasila


Burung Garuda merupakan hewan yang dimuliakan dalam mitologi Hindu-India dan
berkembang pada budaya serta masyarakat Indonesia. Keyakinan terhadap burung mitologi
itu muncul sejak abad ke-6 M.
Bagi warga Indonesia, lambang Burung Garuda, bukan sekedar simbol, tetapi merupakan
lambang Negara yang bermakna sakral. Setiap warga negara Indonesia dimanapun berada
wajib melindungi dan mempertahankan martabat lambang Garuda ini, sebagai perwujudan
etika rasa kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.
Lambang negara Republik Indonesia ini dirancang dalam waktu yang panjang. Pada saat itu,
atas gagasan Mr. Moh. Yamin, Pemerintah menyelenggarakan sayembara usulan lambang
negara Republik Indonesia. Sultan Hamid II, putra sulung Sultan Pontianak ke-6, dinyatakan
memenangkan sayembara itu.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Nama “Indonesia” pertama kali muncul di tahun 1850, pada majalah ilmiah tahunan Journal of
the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura. Kata ini
disampaikan oleh akademisi berkebangsaan Inggris, James Richardson Logan dan George
Samuel Windsor Earl. Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian
melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des
Ostl Asien (1884).
Pada 1924, pemakaian nama Indonesia dimulai dengan terbitnya koran Indonesia Merdeka
milik Perhimpunan Indonesia. Kemudian penggunaan secara nasional bersama-sama terucap
dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang memberi penegasan politis dalam bentuk
mengaku berbangsa satu, bertanah air satu, danmenjunjung Bahasa persatuan, yakni
Indonesia. Negara kita resmi bernama Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.

30 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Sejarah dan Nilai Perjuangan Pahlawan Nasional

Dalam penerbitan Rupiah, gambar Pahlawan Nasional menjadi gambar utama pada Rupiah
Kertas. Sejumlah Pahlawan Nasional muncul dalam Rupiah Tahun Emisi 2016.
Pertama, Dwitunggal Soekarno-Hatta. Pahlawan Proklamator ini ditampilkpada Rupiah
denominasi Rp 100.000. Soekarno-Hatta juga dimunculkan pada Rupiahdenominasi Rp100.000
Tahun Emisi 2014 dan Rp75.000 Tahun Emisi 2020.

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp100.000

Kedua, Wage Rudolf Soepratman, tampil dalam bentuk tanda air berupa gambar Pahlawan
Nasional W.R. Supratman, terlihat bila diterawangkan ke arah cahaya pada Rupiah denominasi
Rp100.000 emisi 2004 (TE 2016).

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp75.000

Ketiga, Brigadir Jenderal Anumerta Gusti Ngurah Rai, pada kertas pecahan Rp50.000 Tahun
Edar 2016, akan tampak bila kita menerawang Rupiah Kertas tersebut. I Gusti Ngurah Rai (lahir
30 Januari 1917, wafat 20 November 1946) adalah pahlawan nasional dari Provinsi Bali, dikenal
sebagai komandan pada pertempuran Puputan Margarana. Beliau gugur saat memimpin
pasukan Ciung Wanara, melawan penjajah.

31 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp50.000

Keempat, kertas Rupiah pecahan Rp20.000 Tahun Emisi 2016, menampilkan Pahlawan
Nasional DR. G.S.S.J. Ratulangi sebagai gambar utama, dan Pahlawan Nasional Otto
Iskandardinata sebagai gambar terawang.

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp20.000

Kelima, gambar utama pada Rupiah denominasi Rp10.000 adalah Frans Kaisiepo (lahir 10
Oktober 1921, wafat 10 April 1979). Pahlawan Nasional ini terlibat dalam Konferensi Malino
tahun 1946 yang membicarakan pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari
Papua.

32 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp10.000

Keenam, Dr. KH. Idham Chalid (lahir 27 Agustus 1921, wafat 11 Juli 2010), merupakan salah satu
politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya. KH. IdhamChalid pernah menjabat
sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet AliSastroamidjojo II dan Kabinet
Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPRdan Ketua DPR. Selain sebagai politikus,
KH. Idham Chalid juga aktif dalam kegiatankeagamaan antara lain sebagai Ketua Tanfidziyah
Nahdlatul Ulama (1956-1984).

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp5.000

Ketujuh, Rupiah denominasi Rp2.000 (TE 2016), menggunakan Pahlawan Mohammad Husni
Thamrin sebagai gambar utama. Mohammad Husni Thamrin (lahir 16 Februari 1894, wafat 11
Januari 1941) merupakan politisi era Hindia Belanda yang karena perjuangannya kemudian
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

33 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp2000

Kedelapan, Pangeran Antasari (1797-1862), adalah Sultan Kesultanan Banjar yang berjuang
terus memimpin pasukan melawan kaum penjajah. Tanpa mau terjebak oleh bujuk rayu kaum
penjajah, beliau dengan tegas mengatakan, “..dengan tegas kami terangkan kepada tuan:
Kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka
(kemerdekaan)...” Gambar Pangeran Antasari akan tampak saat menerawang Rupiah Kertas
denominasi Rp2.000 (TE 2016). Tokoh ini juga muncul sebagai tanda air pada Rupiah
denominasi Rp2.000 (TE 2009).

Kesembilan, Rupiah denominasi Rp1.000, memuat gambar Pahlawan Perempuan dari Aceh
Tjoet Nyak Meutia. Pahlawan yang satu ini, tampak juga dalam gambar dalam tanda air pada
Rupiah Rp1.000.

Uang Rupiah Kertas Pecahan Rp1000

34 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Kesepuluh, Rupiah Logam denominasi Rp1.000 menampilkan pahlawan I Gusti Ketut Pudja
(lahir 19 Mei 1908 , wafat 4 Mei 1977). Pahlawan Nasional ini ikut serta dalam perumusan
negara Indonesia melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mewakili Sunda Kecil
(saat ini Bali dan Nusa Tenggara). I Gusti Ketut Pudja juga hadir dalam perumusan naskah teks
proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Presiden Soekarno memilih dan melantiknya sebagai
Gubernur Sunda Kecil. Pada tahun 2011, I Gusti Ketut Pudja ditetapkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional bersama enam orang lainnya.

Uang Rupiah logam Pecahan Rp1000

Kesebelas, uang Rupiah Logam denominasi Rp500, menampilkan Pahlawan TB Simatupang.


Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang (lahir 28 Januari 1920, wafat 1 Januari 1990)
adalah seorang tokoh militer dan tokoh Gereja di Indonesia.

Uang Rupiah logam Pecahan Rp500

Kedua belas, uang logam denominasi Rp200 menampilkan Dokter Tjipt Mangoenkoesoemo
(Cipto Mangunkusumo), seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Cipto
Mangunkusumo (lahir 1886, wafat 1943) merupakan salah satu pendiriIndische Partij,
organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahansendiri di tangan
penduduk setempat, bukan oleh Belanda.

Uang Rupiah logam Pecahan Rp200

35 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Ketiga belas, uang logam denominasi Rp100, diisi oleh Pahlawan Nasional bernama Prof. Dr. Ir.
Herman Johannes, seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, gurubesar Universitas
Gadjah Mada (UGM).

Uang Rupiah logam Pecahan Rp100

KONSEP SATU MATA UANG SATU NEGARA (ONE NATION


ONE CURRENCY)
Sejarah Rupiah Sebelum Menjadi Uang Tunggal
Sejarah mencatat, terdapat sejumlah peristiwa penting terkait Rupiah. Pada tanggal 2
okktober 1945, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Maklumat Pemerintah Republik
Indonesia yang menetapkan uang NICA tidak lagi berlaku di wilayah Republik Indonesia, dan
memberlakukan empat jenis mata uang sebagai alat pembayaran yang sah, mulai 3 Oktober
1945.
Pertama, sisa zaman kolonial Belanda yaitu uang kertas De Javasche Bank. Kedua, uang
kertas dan logam pemerintah Hindia Belanda yang telah disiapkan Jepang sebelum
menguasai Indonesia, dengan satuan gulden (f) yang dikeluarkan tahun 1942. Ketiga, uang
kertas pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia yaitu Dai Nippon emisi 1943
dengan pecahan bernilai 100 Rupiah. Keempat, Dai Nippon Teikoku Seibu, emisi 1943
bergambar Wayang Orang Satria Gatot Kaca bernilai 10 Rupiah dan gambar Rumah Gadang
Minang bernilai 5 Rupiah.
Pemabahasan perjalana rupiah sebelum menjadi uang tunggal sudah di bahas di materi
sebelumnya

Satu Negara Satu Mata Uang

Indonesia menganut hukum satu negara satu mata uang (one state one currency) untuk
menjaga dinamika ekonomi dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Terdapat sejumlah
pertimbangan pokok untuk mendukung pentingnyamata uang tunggal bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

36 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 2
2

Rupiah

Pertama, Indonesia adalah negara besar dan luas, dengan latar belakang sosialbudaya, serta
kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Kebijakan mata uang tunggal, yakni Rupiah sebagai
Mata Uang Nasional, turut menjaga persatuan dan kesatuanbangsa serta negara. Kedua, mata
uang tunggal menjaga kestabilan Rupiah. Dengan mengembangkan kebijakan Rupiah
sebagai mata uang nasional, Indonesia sebagai negara merdekamemiliki hak, dan
kewenangan yang penuh dalam mengatur kebijakan moneterdalam negeri. Ketiga, dengan
mengembangkan prinsip satu negara satu mata uangPemerintah diharapkan mampu
menghadapi krisis keuangan, deflasi atau inflasisecara otonomi. Keempat, Indonesia memiliki
otonomi untuk mengalirkan modal sesuaiperaturan perundangan yang berlaku di negara
Indonesia. Hal ini akan sulitdilakukan apabila Indonesia tidak memiliki kedaulatan penuh,
terhadap uang yangdigunakan secara nasional.

PERJALANAN RUPIAH SEBAGAI PEMERSATU BANGSA


Sejarah Rupiah telah memberikan gambaran dan bukti faktual mengenai sejarah dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kedaulatan bangsa, negara dan
perekonomiannya. Dari perspektif sejarah, Rupiah bukan saja alat pembayaran, melainkan
juga sebagai alat perjuangan bangsa Indonesia untuk menegakkan kedaulatan dan persatuan
bangsa Indonesia. 1) Sejarah Uang Masa Kerajaan, 2) Sejarah Uang Sebelum Kemerdekaan, 3)
Sejarah Rupiah Setelah Kemerdekaan

37 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI IDENTITAS DAN


KARAKTERISTIK BANGSA
UANG DAN FUNGSI UANG

Konsep Uang sebagai Satuan Hitung Uang sebagai penyimpan nilai (store
(unit of account) of value)

EVOLUSI SISTEM PEMBAYARAN


Evolusi
Instrumen Pembayaran

Evolusi sistem pembayaran sudah di bahas pada pertemuan sebelumnya yang dimulai dari
barter sampai dengan uang kertas dan uang logam

Evolusi instrumen pembayaran belum berakhir pada uang kertas dan uang logam. Dalam
dunia modern, kemudian muncul model-model instrumen pembayaran non tunai, salah
satunya uang elektronik (electronic money). Uang Elektronik adalah instrumen pembayaran
yang memenuhi unsur (a) diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu
kepada penerbit, (b) nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau
chip; dan (c) nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Bank Indonesia kemudian mengeluarkan Quick Response Code Indonesian Standard atau
biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) yang merupakan penyatuan berbagai macam QR dari
berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar
proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan erjaga keamanannya.
Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code
Pembayaran wajib menerapkan QRIS. Standarisasi QR Code dengan QRIS memberikan banyak
manfaat bagi pengguna maupun merchant. Bagi pengguna aplikasi pembayaran, just scan
and pay, cepat, aman, tidak perlu repot lagi membawa uang tunai, tidak perlu pusing
memikirkan QR siapa yang terpasang, terlindungi karena semua Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) penyelenggara QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi oleh Bank
Indonesia.

38 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

Uang Rupiah logam Pecahan Rp100

Penggunaan alat pembayaran


1) Alat Pembayaran Menggunakan Uang (APMU), 2)Alat Pembayaran Menggunakan Rekening
(APMR), 3) Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) , 4) Alat Pembayaran Menggunakan
Digital (APMD)

Uang Digital (Digital Currency)


European Central Bank (ECB) mendefinisikan ‘uang virtual’ sebagai “a type of unregulated,
digital money, which is issued & usually controlled by its developers, and used and accepted
among the members of a specific virtual community” (European Central Bank, 2012). Dalam
hal ini, ECB memfokuskan ‘uang virtual’ sebagai ‘uang digital’ yang tidak diatur oleh regulator
atau lembaga pemerintahan manapun. Topik mengenai uang digital menjadi fokus di seluruh
Bank Sentral dalam beberapa tahun terakhir. Bank Indonesia juga terus melakukan penelitian
dalam menentukan konsep Rupiah Digital / Central Bank Digital Currency (CBDC) dan
teknologi yang akan digunakan dalam upaya mendukung transformasi digital di Indonesia.
Berbeda dengan uang digital maupun uang virtual, CBDC merupakan bentuk baru dari
Central Bank Money. CBDC merupakan kewajiban Bank Sentral, mempunyai denominasi yang
sama dengan mata uang resmi (legal tender) serta memiliki fungsi uang sehingga dapat
digunakan untuk alat tukar, satuan hitung, maupun penyimpan nilai (CPMI, 2018).
Secara besaran, konsep CBDC yang dapat diimplementasikan oleh Bank Sentral terdiri atas
dua jenis, yaitu CBDC dalam lingkup terbatas pada sistem pembayaran bernilai besar
(wholesale payment) dan digunakan dalam pembayaran antar bank, serta CBDC dalam
lingkup luas yang dapat diakses oleh masyarakat untuk pembayaran ritel.

39 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

CUSTOMER PROTECTION & DATA PRIVACY


Instrumen Platform transaksi tunai dan non tunai

Pembayaran tunai adalah pembayaran yang menggunakan mata uang. Platform transaksi
tunai, merupakan bentuk dari sistem pembayaran yang konvensional, yakni menggunakan
uang kartal (logam dan kertas). Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, alat
pembayaran dalam transaksi tunai menggunakan mata uang Rupiah. Penggunaan mata uang
selain Rupiah merupakan alat pembayaran transaksi tunai yang tidak sah (ilegal).

Pembayaran non tunai adalah sistem pembayaran yang tidak menggunakan uang kartal
(logam dan kertas) atau biasa disebut cashless. Instrumen yang digunakan, misalnya cek, giro,
uang debit, kartu kredit, uang elektronik dsb. Pada masa sekarang ini, pembayaran non tunai
semakin banyak diminati, dan terus tumbuh berkembang di tengah masyarakat. Terdapat
delapan pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kartu Debit
Kartu Kredit
Uang ELektronik (UE)
Bilyet Giro
Nota Debit /Kredit
Kartu ATM
Cek

Keamanan Siber dalam Transaksi Elektronik (Cyber Security on Electronic Transaction)

Keunggulan elektronifikasi atau digitalisasi perbankan juga dibarengi denganpotensi risiko


yang harus diantisipasi oleh masyarakat dan perbankan. Salah satupotensi masalah tersebut
yaitu munculnya kejahatan melalui sistem digital atauyang disebut kejahatan siber (cyber
crime).
Dengan memperhatikan kedua tipe target kejahatan siber tersebut dapat ditemukan
beberapa bentuk kejahatan siber yang sering terjadi di masyarakat (Faridi, 2018). Berikut
adalah beberapa contoh kejahatan siber.
Pertama, skimming. Ini merupakan metode yang digunakan untuk mencuri informasi
nasabah pada saat bertransaksi menggunakan ATM.

40 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

Kedua, malware (malicious software). Malware berarti software yang tidak diinginkan dalam
sistem komputer. Malware biasanya dibuat untuk mencuri data informasi yang bahkan dapat
merusak sebuah sistem komputer. Kejahatan dengan teknik ini termasuk model kejahatan
siber yang sulit dideteksi.

41 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

Ketiga, peretasan (hacking). Ini adalah kegiatan membobol dan mengeksploitasi sistem
komputer milik orang atau lembaga lain. Hacking semula diidentikkan dengan kejahatan, tapi
seiring berjalannya waktu berkembang white hack, yaitu kegiatan hacking untuk menguji
sistem keamanan komputer.

Keempat, tindak pidana phising. Istilah phising diduga berasal dari kata fishing, artinya
memancing. Phising adalah upaya mengelabui (social engineering) untuk mendapatkan
informasi data seseorang. Data yang kerap menjadi sasaran adalah data pribadi, data akun,
dan data finansial (nomor rekening).

PERAN RUPIAH DALAM PEREKONOMIAN


CUSTOMER PROTECTION & DATA PRIVACY
Instrumen dalam pelaksanaan fungsi intermediasi lembaga keuangan itu adalah buang
Rupiah. Lancar tidaknya fungsi intermediasi tersebut, salah satunya tergantung kepada
perputaran dana masyarakat yang mengalir melalui lembaga keuangan. Bank Indonesia
merupakan otoritas moneter yang mengendalikan volume peredaran mata uang Rupiah
melalui peran lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi.

PENGERTIAN DAN JENIS UANG BEREDAR


Dalam konteks manajemen pengelolaan uang di Indonesia, Bank Indonesia selaku bank
sentral mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal sedangkan bank umum mengeluarkan
dan mengedarkan uang giral dan uang kuasi. Dengan demikian, kedua lembaga tersebut
dalam sistem moneter Indonesia dikenal sebagai lembaga yang dapat menciptakan uang.

42 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

MO adalah uang primer atau uang inti atau reserve money. M0 adalah
kewajiban otoritas moneter (Bank Indonesia) terhadap sektor swasta
domestik dan bank umum yang berupa uang kartal (uang kertas dan
uang logam) yang berada di luar Bank Indonesia serta simpanan giro
M0 bank umum di Bank Indonesia. Dengan demikian, M0 atau uang
primer terdiri atas: 1) Uang tunai (uang kartal) yang dipegang baik
oleh masyarakat maupun bank umum, 2) Saldo rekening giro atau
cadangan milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia
yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
M1 yang meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral
(giro berdenominasi Rupiah)
yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
yang terdiri dari: uang kartal, uang giral, dan uang kuasi (mencakup
tabungan, simpanan berjangka dalam Rupiah dan valas, serta giro
dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem
M2 moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka
waktu sampai dengan satu tahun. Dengan kata lain M2 adalah M1
ditambah dengan uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan
oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan
sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Jenis uang yang beredar di Indonesia

43 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

KONSEP LIKUIDITAS DI LEMBAGA KEUANGAN


Likuiditas merupakan kemampuan lembaga keuangan dalam memenuhikewajiban jangka
pendekya yang harus segera dibayar dengan menggunakanharta lancarnya. Pada umumnya,
tingkat likuiditas suatu lembaga keuangan dapatditunjukkan dengan angka-angka tertentu,
seperti angka-angka rasio lancar danangka rasio kas.

Likuiditas bagi lembaga keuangan terutama perbankan merupakan hal yang sangat penting.
Permasalahan likuiditas di suatu bank selain dapat mengganggu operasional bank tersebut
juga dapat berpengaruh pada bank lain dan mengganggu stabilitas sistem keuangan. Bank
Indonesia, dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan berperan sebagai Lender of the
Last Resort yaitu menyediakan likuiditas di pasar uang maupun kepada individual bank.

Ketersediaan M0 milik bank berupa uang kartal dan simpanan gironya di Bank Indonesia, M1
berupa uang kartal dan uang giral serta M2 berupa M1 ditambah uang kuasi
merepresentasikan baik tidaknya tingkat likuiditas bank tersebut.

KONSEP INFLASI
Konsep Dasar Inflasi
Inflasi menunjukkan persentase kenaikan harga sejumlah barang dan jasa secara umum
yang dikonsumsi rumah tangga selama periode tertentu. Inflasi dapat diartikan sebagai
kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu
tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali
bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Kenaikan harga barang dan jasa menurunkan nilai mata uang. Maka, inflasi dapat juga
diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Perhitungan inflasi di Indonesia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan
Classification Of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) tahun dasar 2018.
COICOP tahun dasar 2018 menjadi pijakan bagi BPS untuk menghitung Indeks Harga
Konsumen (IHK). Indeks ini mengukur rata-rata perubahan harga antar waktu dari suatu
paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga di daerah
perkotaan dengan dasar suatu periode tertentu.

44 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

Inflasi berdasrkan tingkat keparahannya

Inflasi berdasrkan tingkat periodenya

DAMPAK INFLASI
Tingkat inflasi pada angka yang wajar dan stabil sangat diperlukan untuk menjaga
kestabilan nilai mata uang dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Namun inflasi yang tinggi atau bahkan hiperinflasi dapat menyebabkan penurunan nilai
uang yang dapat berdampak negatif. Berikut ini beberapa dampak positif dan negatif inflasi
terhadap perekonomian dan terhadap masyarakat.

45 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

Dampak Inflasi bagi Kegiatan Perekonomian


1) Dampak positif, Inflasi berdampak positif jika berada pada tingkat yang rendah, yakni
masih berada dalam persentase tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu
tingkat bunga kredit adalah 10% per tahun dan tingkat inflasi 4%.
2) Dampak Negatif, Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak negatif bagi perekonomian,
terutama terhadap tingkat kemakmuran masyarakat, antara lain sebagai berikut.
Mendorong penanaman modal spekulatif
Menimbulkan masalah pada neraca pembayaran
Mendorong tingkat bunga naik, mengakibatkan investasi turun
Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan

Dampak Inflasi bagi Masyarakat


Inflasi dapat menimbulkan beberapa masalah sosial yang berdampak bagi masyarakat,
antara lain sebagai berikut.
Menurunkan nilai riil tabungan dan pinjaman
Memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan
Tingkat kesejahteraan masyarakat menurun

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENGENDALIKAN


INFLASI
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menjadi
konsumen yang bijak dalam berbelanja, antara lain dengan menghindari perilaku konsumtif
berlebihan dan mengurangi pembelian produk-produk impor serta beralih kepada produk-
produk dalam negeri. Selain itu, membiasakan diri menyusun perencanaan keuangan ketika
akan berbelanja juga penting dan akan berdampak pada stabilitas inflasi. Oleh karena itu,
literasi keuangan dan inklusikeuangan masyarakat harus terus ditingkatkan.

KONSEP NILAI TUKAR


Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan nilai suatu mata uang terhadap mata uang negara
lainnya. Nilai tukar mencerminkan harga dari suatu mata uang. Kekuatan permintaan dan
penawaran terhadap mata uang suatu negara akan menentukan nilai tukar mata uang
negara tersebut.

Dampak Fluktuasi Nilai Tukar


Arus modal
perdagangan barang
inflasi
suku bunga
investasi
output nasional
kesempatan kerja

46 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

RUPIAH SEBAGAI PENYIMPANAN NILAI


Sesuai dengan sifatnya, manusia gemar mengumpulkan dan menyimpan kekayaan dalam
bentuk barang-barang berharga untuk dipergunakan pada masa yangakan datang. Uang
menjadi salah satu pilihan untuk menyimpan kekayaan, selain barang-barang berharga
lainnya seperti tanah, rumah, dan benda berharga lain.

DANA PIHAK KETIGA


Arti kata menabung dalam kamus Bahasa Indonesia adalah menyimpan uang. Dalam
budaya masyarakat tradisional, tradisi menyimpan uang masih biasa dilakukan di rumah,
misalnya menggunakan celengan, menyimpan di bawah bantal, ataupun di tempat lain,
yang dianggap aman. Pada masyarakat modern, menabung adalah praktik menyimpan uang
pada pihak ketiga, yaitu di lembaga keuangan yang sah.
Praktik penyimpanan Dana Pihak Ketiga bisa dilakukan di berbagai lembaga perbankan,
misalnya di Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dana Pihak Ketiga terdiri dari
tabungan, giro, dan deposito.

PENJAMINAN SIMPANAN (DEPOSITE INSURANCE)


Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (Indonesia Deposite Insurance Corporation) dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004, untuk melaksanakan program
penjaminan terhadap simpanan nasabah bank. Dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya,
LPS bekerja secara independen, transparan, dan akuntabel. LPS bertanggung jawab kepada
Presiden dan berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia. LPS dapat mempunyai
kantor perwakilan di wilayah Negara Republik Indonesia.

PERAN DANA PIHAK KETIGA DALAM PEREKONOMIAN


Simpanan atau Dana Pihak Ketiga merupakan dana nasabah yang dimiliki lembaga
perbankan, yang kemudian bisa dimanfaatkan atau disalurkan kepada masyarakat. Istilah
pihak ketiga merujuk pada seseorang yang tidak terlibat langsung dalam transaksi. Dana-
dana yang dihimpun dari masyarakat ini merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank.
Peranan DPK dapat dikaji dalam beberapa aspek. Pertama, DPK merupakan dasar bagi bank
untuk mengambil keputusan dalam pemberian kredit. Semakin besarnya DPK maka akan
memberikan keleluasaan untuk bank dalam memberikan kredit.
Kedua, DPK dapat mempengaruhi likuiditas bank. Jika DPK meningkat, maka likuiditas bank
akan meningkat juga. Jika DPK menurun, itu dapat melemahkan kegiatan operasional bank.
Dengan demikian, DPK memberikan pengaruh pada likuiditas bank, untuk bisa berperan
secara maksimal dalam menjaga stabilitas moneter.
Ketiga, secara praktis, ketersediaan DPK memungkinkan lembaga perbankan menyalurkan
kredit/ pinjaman kepada masyarakat untuk menstimulasi atau mendorong pertumbuhan
sektor riil di masyarakat. Dengan menyalurkan DPK pada masyarakat ini, sektor usaha
masyarakat memiliki kesempatan untuk tumbuh kembang,

47 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

INVESTASI
Salah satu pakar manajemen ekonomi Kenichi Ohmae pernah memberi pandangan bahwa
ada ‘4-I’ yang mengalami globalisasi, yaitu individu, informasi, industri, dan investasi.
Sejumlah negara, baik negara maju maupun berkembang, memiliki kebutuhan dana
investasi baik dari swasta dalam negeri maupun luar negeri untuk mendukung percepatan
pembangunan, dan atau menjaga stabilitas ekonomi nasional. Investasimemegang peranan
penting dalam mendorong perekonomian nasional.

PERAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN


Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk
memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, investasi
dapat diartikan sebagai komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan
memperbesar konsumsi di masa datang. Investasi merupakan langkah awal kegiatan
pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya
pertumbuhan ekonomi, sekaligus mencerminkan tinggi dan lesunya pembangunan.

JENIS INVESTASI
Didit Herlianto menganalisis bahwa secara umum investasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1) Investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset riil antara lain dapat berupa tanah,
emas, mesin, sedangkan investasi pada aset finansial antara lain dapat berupa saham,
obligasi.
2) Investasi pada aset keuangan (financial assets), melalui dua cara: secara langsung dan
tidak langsung

Terdapat beberapa produk investasi, yang berkembang dalam sistem keuangan modern,
seperti saham, reksa dana, obligasi, dan sukuk.

Perbedaan produk investasi

48 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


Cinta Bangga Paham Pertemuan 3
2

Rupiah

LITERASI KEUANGAN
Konsep Dasar Perencanaan Keuangan Diri

menurut OJK, terdapat lima tahap perencanaan keuangan. 1) evaluasi kondisi keuangan
Anda saat ini. 2) susun tujuan-tujuan keuangan Anda, 3) susun perencanaan keuangan dan
alternatifnya untuk mencapai tujuan keuangan. 4) laksanakan perencanaan keuangan yang
sudah tersusun dengan disiplin, 5) review dan sempurnakan rencana keuangan secara
periodik untuk menyesuaikan kondisi keuangan terkini.

Mengenali Risiko Investasi

Kegagalan berinvestasi, pada dasarnya bukan (hanya) karena terjebak oleh investasi bodong
(fake investment), melainkan juga bisa terkait dengan risiko inflasi (inflation risk), dan risiko
modal (capital risk). Inflasi yang terjadi pada sebuah negara, akan mempengaruhi kesehatan
iklim investasi, dan juga keuntungan maksimal investasi yang didapat.

Strategi Dalam Berinvestasi


Modal awal bagi investor, dengan tipe apapun, adalah kejelian melihat Kecenderungan yang
terjadi di pasar investasi yang akan dipilihnya dan mengamati data statistik pergerakan nilai
investasi sebelumnya (historis). Kemudian, gabungkan berbagai faktor analisis untuk
membuat keputusan investasi. Langkah ini merupakan modal awal dalam membaca peluang
dan kemungkinan untuk berinvestasi.
Dalam kaitan ini, ada minimal tiga pilihan strategi investasi, yaitu diversifikasi, Dollar Cost
Averaging (DCA) dan Lump Sum.

UNTUK LEBIH JELASNYA BISA MENGAKSES MODUL AJAR BERIKUT

Cinta
Rupiah

Bangga
Rupiah

Paham
Rupiah

49 Cinta Bangga Paham Rupiah untuk indonesia, dimulai dari kita


B. Assesmen
Assesmen yang dilakukan :

1) Formatif:
Refleksi Diri :

Ingatlah kembali pengalaman belajar kalian pada materi :


Rupiah berdasarkan sejarah uang,
Karakteristik rupiah
Proses pembuatan uang.
Rupiah Sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara.
Fenomena transaksi dengan rupiah,
Peran rupiah dalam perekonomian,
Konsep inflasi,
Konsep nilai tukar
Rencana investasi rupiah.

Setelah itu, refleksikan pengalaman belajarmu tersebut dengan menanggapi pertanyaan


atau pernyataan panduan berikut :
a. Sejauh mana manfaat yang dapat kalian rasakan setelah mempelajari materi
dibawah ini. Ceritakan manfaat yang dapat kalian rasakan !

NO. MATERI
AJAR
1. Rupiah berdasarkan sejarah uang,

2. Karakteristik rupiah

3. Proses pembuatan uang.

4. Rupiah Sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara.

5. Fenomena transaksi dengan rupiah,

6. Peran rupiah dalam perekonomian,

7. Konsep inflasi,

8. Konsep nilai tukar

9. Rencana investasi rupiah.


b. Strategi-strategi belajar seperti apa yang kalian gunakan untuk belajar
materi diatas, Apakah semua strateginya sudah membantu untuk belajar secara
optimal ?
c. Nilailah pembelajaran kalian sendiri pada materi dengan mencentang kolom-
kolom yang sesuai pada tabel berikut.

NO. MATERI AJAR B MB C M


B
1. Rupiah berdasarkan sejarah
uang,
2. Karakteristik rupiah

3. Proses pembuatan uang.

4. Rupiah Sebagai symbol


kedaulatan bangsa dan negara.

5. Fenomena transaksi dengan


rupiah,

6. Peran rupiah dalam


perekonomian,

7. Konsep inflasi,

8. Konsep nilai tukar

9. Rencana investasi rupiah.

Keterangan :

BB = Belum Berkembang C = Cakap


MB = Mulai Berkembang M = Mahir

Deskripsi : Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi diatas !


SOAL :

1. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa dalam uang pecahan


Rp50.000,00 terdapat berbagai unsur pengaman. Manakah yang termasuk unsur
pengaman semi tertutup (Semicovert/Level 2) dari uang Rupiah Kertas?
A. Visible ink dan OVI
B. Intaglio dan Blind Code
C. Micro Text dan Gambar Raster
D. Rectoverso dan Watermark
E. Latent Image dan Minitext

2. Salah satu tantangan besar yang dihadapi Bank Indonesia dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan Uang Rupiah adalah adanya peredaran Rupiah Palsu. Strategi
apakah yang diambil Bank Indonesia dalam mengatasi peredaran uang palsu ini?
A. Bank Indonesia memberikan layanan bagi masyarakat untuk menukarkan uang
B. Bank Indonesia menerapkan strategi preemptif, preventif, dan represif
C. Bank Indonesia bekerja sama dengan masyarakat dan aparat hukum memberantas peredaran
uang palsu
D. Menerapkan strategi preventif berupa peluncuran iklan masyarakat dan strategi represif
dengan pemberian hukuman berat bagi pembuat uang palsu
E. Menerapkan strategi preventif dengan meningkatkan unsur pengaman uang.

3. Setiap menjelang libur Lebaran, kebutuhan uang kartal cenderung meningkat dibandingkan
periode sebelumnya, demikian pula dengan potensi peredaran uang
palsu, sehingga menjadi salah satu perhatian Bank Indonesia. Penguatan koordinasi
dengan aparat penegak hukum, tingkat pengetahuan masyarakat terkait uang palsu
juga harus semakin ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi untuk memastikan
keaslian uang dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. Bank Indonesia
menghimbau masyarakat untuk menukarkan uang baru guna kebutuhan perayaan
Idul Fitri pada tempat atau loket resmi yang disiapkan BI ataupun perbankan, untuk
menghindari peredaran uang palsu dan beban biaya untuk penukaran. (Sumber:
https://news.ddtc.co.id/ https://news.ddtc.co.id/)

Langkah Bank Indonesia meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk memastikan


keaslian uang sebagai upaya mengurangi peredaran uang palsu termasuk strategi:
A. Preemptif
B. Preventif
C. Represif
D. Regresif
E. Progresif

4. Berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pasal 36 bahwa setiap orang yang memalsu
Rupiah akan mendapatkan sanksi berupa…
A. Pidana penjara paling lama 50 tahun dan denda paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar Rupiah).
B. Pidana penjara paling lama 40 tahun dan denda paling banyak Rp40.000.000.000,00
(empat puluh miliar Rupiah).
C. Pidana penjara paling lama 30 tahun dan denda paling banyak Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah).
D. Pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp20.000.000.000,00
(dua puluh miliar rupiah).
E. Pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).

5. Berikut ini yang TIDAK termasuk sikap jika ditemukan uang palsu atau yang diragukan keasliannya
pada saat bertransaksi, yaitu …

A. Menolak dan memberikan penjelasan secara sopan bahwa kita meragukan keaslian
uang tersebut
B. Minta kepada pihak pemberi untuk memberikan uang lainnya sebagai pengganti
uang tersebut (lakukan pengecekan ulang)
C. Melaporkan temuan tersebut disertai menyerahkan fisik uang yang diragukan
keasliannya kepada bank, kepolisian, atau meminta klarifikasi langsung ke kantor
Bank Indonesia pusat
D. Sarankan pihak pemberi untuk mengecek uang ke bank, kepolisian, atau meminta
klarifikasi langsung ke kantor Bank Indonesia terdekat
E. Gunakan praduga tak bersalah karena pihak pemberi mungkin adalah korban yang
tidak menyadari bahwa uang tersebut adalah uang yang diragukan keasliannya.

PEDOMAN PENSKORAN :
PENYELESAIAN SKOR
1. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita mengetahui 1
bahwa dalam uang pecahan Rp50.000,00 terdapat
berbagai unsur pengaman. Manakah yang termasuk
unsur pengaman semi tertutup (Semicovert/Level 2) dari
uang Rupiah Kertas?
A. Visible ink dan OVI
B. Intaglio dan Blind Code
C. Micro Text dan Gambar Raster
D. Rectoverso dan Watermark
E. Latent Image dan Minitext
2. Salah satu tantangan besar yang dihadapi Bank Indonesia
dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan Uang Rupiah adalah adanya 1
peredaran Rupiah Palsu. Strategi
apakah yang diambil Bank Indonesia dalam mengatasi
peredaran uang palsu ini?
A. Bank Indonesia memberikan layanan bagi masyarakat
untuk menukarkan uang
B. Bank Indonesia menerapkan strategi preemptif,
preventif, dan represif
C. Bank Indonesia bekerja sama dengan
masyarakat dan aparat hukum memberantas
peredaran uang palsu
D. Menerapkan strategi preventif berupa
peluncuran iklan masyarakat dan strategi
represif dengan pemberian hukuman berat bagi
pembuat uang palsu
E. Menerapkan strategi preventif dengan
meningkatkan unsur pengaman uang.

3. Setiap menjelang libur Lebaran, kebutuhan uang kartal


cenderung meningkat dibandingkan periode sebelumnya, 1
demikian pula dengan potensi peredaran uang palsu,
sehingga menjadi salah satu perhatian Bank Indonesia.
Penguatan koordinasi dengan aparat penegak hukum,
tingkat pengetahuan masyarakat terkait uang palsu juga
harus semakin ditingkatkan. Salah satu caranya adalah
dengan sosialisasi untuk memastikan keaslian uang dengan
cara dilihat, diraba dan diterawang. Bank Indonesia
menghimbau masyarakat untuk menukarkan uang baru guna
kebutuhan perayaan Idul Fitri pada tempat atau loket resmi
yang disiapkan BI ataupun perbankan, untuk menghindari
peredaran uang palsu dan beban biaya untuk penukaran.
(Sumber:https://news.ddtc.co.id/https://news.ddtc.co.id/)

Langkah Bank Indonesia meningkatkan sosialisasi


kepada masyarakat untuk memastikan keaslian uang
sebagai upaya mengurangi peredaran uang palsu
termasuk strategi :
A. Preemptif
B. Preventif
C. Represif
D. Regresif
E. Progresif
4. Berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata
Uang pasal 36 bahwa setiap orang yang memalsu
Rupiah akan mendapatkan sanksi berupa…
A. Pidana penjara paling lama 50 tahun dan denda 1
paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar Rupiah).
B. Pidana penjara paling lama 40 tahun dan denda
paling banyak Rp40.000.000.000,00
(empat puluh miliar Rupiah).
C. Pidana penjara paling lama 30 tahun dan denda
paling banyak Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah).
D. Pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda
paling banyak Rp20.000.000.000,00
(dua puluh miliar rupiah).
E. Pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
5. Berikut ini yang TIDAK termasuk sikap jika ditemukan
uang palsu atau yang diragukan keasliannya pada saat
bertransaksi, yaitu …

A. Menolak dan memberikan penjelasan secara sopan 1


bahwa kita meragukan keaslian uang tersebut.

B. Minta kepada pihak pemberi untuk memberikan


uang lainnya sebagai pengganti uang tersebut
(lakukan pengecekan ulang)
C. Melaporkan temuan tersebut disertai menyerahkan
fisik uang yang diragukan keasliannya kepada bank,
kepolisian, atau meminta klarifikasi langsung ke
kantor Bank Indonesia pusat
D. Sarankan pihak pemberi untuk mengecek uang ke
bank, kepolisian, atau meminta klarifikasi langsung
ke kantor Bank Indonesia terdekat
E. Gunakan praduga tak bersalah karena pihak pemberi
mungkin adalah korban yang tidak menyadari
bahwa uang tersebut adalah uang yang diragukan
keasliannya.

TOTAL SKOR 5

𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 = S𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 × 𝟏𝟎𝟎

Total skor

Anda mungkin juga menyukai