CBP RUPIAH
Tim Penyusun :
Tim Review :
TIM Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Cinta
Bangga Paham Rupiah Bank Indonesia
dimulai dari kita
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase E, peserta didik di Kelas X mampu merefleksikan kembali konsep kelangkaan
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mampu membedakan dengan jelas antara
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Peserta didik mampu menyusun skala prioritas
kebutuhan mulai dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Peserta
didik memahami bahwa kegiatan ekonomi adalah suatu siklus yang terjadi dalam rangka upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik memahami uang sebagai sumber daya
yang perlu dimanfaatkan dan dikelola guna memenuhi kebutuhan saat ini dan merencanakan
kebutuhan yang akan datang melalui perencanaan keuangan yang berbasiskan pemahaman atas
berbagai manfaat produk keuangan perbankan maupun nonperbankan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan pemecahan masalah.
PERTEMUAN 1 :
1. Peserta didik melalui diskusi kelompok dan presentasi dapat menjelaskan rupiah berdasarkan sejarah
uang, karakteristik rupiah dan proses pembuatan uang
2. Peserta didik dapat melakukan penelitian sederhana dari data keseharian anggota kelompok dalam
mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan merawat rupiah
3. Peserta didik melalui pengamatan langsung dan diskusi kelompok dapat mempresentasikan unsur
pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan memberikan solusi serta strategi penanggulangan
uang palsu dalam bentuk tulisan essay.
PERTEMUAN 2 :
1. Peserta didik dapat menganalisis rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa dan negara melalui kajian
pustaka (buku seri 2 CBP Rupiah)
2. Peserta didik dapat memerinci bahwa rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, masa berlaku uang
Rupiah, dan saat mana pengecualian penggunaan alat pembayaran selain Rupiah
3. Peserta didik dapat menyimpulkan Rupiah sebagai identitas dan karakteristik Bangsa, konsep satu
mata uang satu negara, implikasinya terhadap kehidupan ekonomi dan kebangsaan serta perjalanan
Rupiah sebagai pemersatu bangsa.
PERTEMUAN 3 :
1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah, makna dan fungsi uang,
evolusi uang, serta customer protection dan data privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan konsep
nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai penyimpanan nilai,
strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL AJAR CBP RUPIAH
MATA PELAJARAN EKONOMI
INFORMASI UMUM
Sekolah : SMA
Kelas/ Semester : X
Materi Pokok : CINTA BANGGA PAHAM RUPIAH.
Alokasi Waktu : 3 Tatap Muka (6 x @45 Menit)
Kompetensi Peserta didik memahami rupiah dan manfaat dan kehidupan pribadi maupun
Awal berbangsa
Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam menggunakan hak dan
Profil Pelajar melaksanakan kewajiban kewarganegaraan dan terbiasa mendahulukan kepentingan
Pancasila umum diatas kepentingan pribadi sebagai wajud keimanan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Berpikir kritis dalam Secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan
informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber . Mempriorotaskan suatu
gagasan yang paling relevan dari hasil klarifikasi dan hasil analisis.
Sarana dan Laptop, LCD, HP, Gambar Video, Buku, Modul CBP Rupiah dan Youtube.
Prasarana
KOMPONEN INTI
Tujuan Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi
Pembelajaran dan pemecahan masalah
Pemahaman Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik dapat memiliki rasa
Bermakna tanggung jawab dan cinta bangga pahan terhadap rupiah.
Pertanyaan
Pemantik “ Bagaimana kalian bersikap terhadap uang dalam kehidupan sehari-hari ?”
KEGIATAN PEMBELAJARAN I ( 2 x 45 Menit)
Indikator 1. Peserta didik melalui diskusi kelompok dan presentasi dapat menjelaskan rupiah
Tujuan melalui berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses pembuatan uang
Pembelajaran 2. Peserta didik dapat melakukan pendataan sederhana dari data keseharian anggota
kelompok dalam mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan
merawat rupiah
3. Peserta didik melalui pengamatan langsung dan diskusi kelompok dapat
mepresentasikan unsur pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan
memberikan solusi serta strategi penanggulangan uang palsu dalam bentuk tulisan
essay.
Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua Kelas atau
peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas , danmemastikan seluruh
peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan pembelajaran dan
tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa Terkait Cinta
Rupiah berdasarkan instrumen penilaian
Tugas Setiap kelompok membuat laporan terkait data keseharian individu dari anggota
kelompok terhadap rupiah serta membuat rencana tindakan terkain cinta rupiah.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ( 2 x 45 Menit)
Tujuan Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi
Pembelajaran dan pemecahan masalah.
Indikator :
1. Peserta didik dapat menganalisis rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa
dan negara melalui kajian pustaka (buku seri 2 CBP Rupiah)
2. Peserta didik dapat memerinci bahwa rupiah sebagai alat pembayaran yang
sah, masa berlaku uang Rupiah, dan saat mana pengecualian penggunaan alat
pembayaran selain Rupiah
3. Peserta didik dapat menyimpulkan Rupiah sebagai identitas dan karakteristik
Bangsa, konsep satu mata uang satu negara, implikasinya terhadap
kehidupan ekonomi dan kebangsaan serta perjalanan Rupiah sebagai
pemersatu bangsa
Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua
Kelas atau peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas dan memastikan
seluruh peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan
pembelajaran dan tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa terkait
Bangga Rupiah.
Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa kedalam kelompok berdasarkan hasil assesmen awal
terkait bangga rupiah
2. Guru menayangkan video (https://youtube.be/GzLLbWADnm8)
3. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan apa saja yang dapat
disimak dari tayangan video terkait banggan rupiah.
4. Peserta didik secara berkelompok mengkaji buku seri 2 CBP Rupiah
(Bangga Rupuah) sesuai LKPD 2a, 2b, 2c.
5. Peserta didik menyimpulkan dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Tugas Setiap kelompok membuat hasil karya berbasis IT terkait bangga rupiah
berdasarkan LKPD yang dikerjakan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ( 2 x 45 Menit)
Indikator 1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah,
Tujuan makna dan fungsi uang, evolusi uang, serta customer protection dan data
Pembelajaran privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep
inflasi dan konsep nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai
penyimpanan nilai, strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan 1. Proses pembelajaran diawali dengan Do’a yang dipimpin oleh Ketua
Kelas atau peserta didik yang ditunjuk oleh Guru.
2. Guru Mengecek kehadiran peserta didik di dalam kelas , dan memastikan
seluruh peserta didik siap belajar dan menerima pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kepada seluruh peserta didik tentang tujuan
pembelajaran dan tahapan pembelajaran.
4. Guru melakukan penilaian awal tentang pemahaman dasar siswa terkait
paham Rupiah.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan Rupiah berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses
pembuatan uang.
MATERI :
SEJARAH UANG.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari gambar-gambar di atas dan gunakan sumber bacaan lain termasuk modul CBP
Rupiah (Seri 1 Cinta Rupiah) tentang bagaimana sejarah uang di Indonesia !
2. Lengkapi tabel masa berlaku Rupiah dibawah ini tentang sejarah uang dalam perekonomian
Indonesia !
NO PECAHAN TAHUN EMISI
1
2
Dst…
3. Buatlah diagram sederhana tentang sejarah uang dalam perekonomian Indonesia melalui
aplikasi canva.
4. Memaparkan hasil diskusi kelompok tentang sejarah uang dengan menggunakan media
canva.
TUGAS ! Buatlah penelitian sederhana dari data kehidupan sehari-hari pada lingkungan
masing-masing dalam mengenali kualitas rupiah, peredaran uang rupiah dan tindakan
merawat rupiah.
LKPD 1.b
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Menjelaskan Rupiah berdasarkan sejarah uang, karakteristik rupiah dan proses
pembuatan uang.
MATERI :
KARAKTERISTIK RUPIAH
Mengenal Ciri Keaslian Uang - Rectoverso dalam Rupiah
https://www.youtube.com/watch?v=JAZirp8Y3l8
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari video di atas dan diskusikan dalam kelompok apa yang kamu ketahui tentang karakteristik
rupiah !
2. Bagaimana jenis uang yang kalian pakai dalam kehidupan sehari-hari, Jelaskan Persamaan dan
perbedaan jenis uang !
3. Lengkapi gambar dibawah ini mengenai karakteristik Rupiah sesuai ciri umum uang rupiah dan ciri
khusus uang rupiah !
4. Buatlah bagan terkait ciri umum uang rupiah dan ciri khusus uang rupiah ! (Sumber bacaan Buku
1,2,3 Seri Cinta Rupiah dan Modul CBP Rupiah Bank Indonesia).
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait bagan ciri umum uang rupiah dan ciri
khusus uang rupiah !
LKPD 1.c
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
MATERI :
PROSES PEMBUATAN UANG
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pelajari dan diskusikan dalam kelompok apa yang kamu lihat dari gambar diatas !
2. Bagaimana proses pembuatan uang yang berlaku di Indonesia !
3. Bagaimana bahan yang digunakan dalam pembuatan uang khususnya di Negara
Indonesia !
4. Buatlah bagan terkait tahapan pembuatan / percetakan uang rupiah ! (Sumber
bacaan Buku 1,2,3 Seri Cinta Rupiah dan Modul CBP Rupiah Bank Indonesia).
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait tahapan pembuatan /
percetakan uang rupiah !
TUGAS !
Buatlah hasil laporan pengamatan langsung di lingkungan tempat tinggal terkait unsur
pengaman rupiah, penanggulangan uang palsu dan solusi serta strategi penanggulangan
uang palsu dalam bentuk tulisan essay !
LKPD 2
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
MATERI :
Rupiah Sebagai symbol kedaulatan bangsa dan negara.
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait rupiah sebagai alat
pembayaran yang sah.
LKPD 3
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik memahami rupiah seutuhnya melalui diskusi, pengamatan, presentasi dan
pemecahan masalah.
INDIKATOR PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik dapat menganalisis berbagai fenomena transaksi dengan rupiah, makna dan
fungsi uang, evolusi uang, serta customer protection dan data privacy
2. Peserta didik dapat menghubungkan peran Rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan
konsep nilai tukar.
3. Peseta didik dapat menyusun rencana investasi pribadi terkait Rupiah sebagai penyimpanan
nilai, strategi investasi yang baik dan tepat serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI :
Fenomena transaksi dengan rupiah, Peran rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi,
konsep nilai tukar dan rencana investasi rupiah.
LANGKAH-LANGKAH :
1. Perhatikan gambar fenomena transaksi rupiah dan diskusikan Bersama didalam kelompok masing-
masing !
2. Berdasarkan video berikut :
(https://youtube.be/GzLLbWADnm8), Bagaimana makna dan fungsi uang dalam kehidupan sehari-
hari !
3. Buatlah dalam bagan peran rupiah dalam perekonomian, konsep inflasi dan konsep nilai tukar
dengan menggunakan media canva !
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas terkait fenomena transaksi rupiah.
TUGAS : Buatlah dalam bentuk canva, rencana investasi pribadi sederhana disertai jadwal
pelaksanaannya dengan memperhatikan estimasi waktu dan biaya !
Cinta Bangga Paham Pertemuan 1
Rupiah
Sistem ini merupakan peristiwa antara dua pihak yang saling menukar
barang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Barter seringkali tidak terjadi karena sulitnya mencapai kesepakatan, baik
Tahap mengenai kebutuhan atas barang yang dibarter maupun nilai pertukarannya.
Misalnya, kita memiliki seekor hewan dan membutuhkan makanan.
Barter
Sementara pada saat yang bersamaan, pemilik makanan tidak membutuhkan
seekor hewan, sehingga barter tidak bisa terjadi
Uang Logam
Uang logam pertama sudah ada sejak 1000 SM di Tiongkok, Logam yang
memenuhi syarat untuk dijadikan alat tukar adalah emas dan perak. Pada
saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau
memakainya, serta memiliki hak tidak terbatas dalam menyimpan uang
logam.
Uang Kertas
Uang kertas pertama kali dipakai di Tiongkok pada zaman Dinasti Tang.
Tahap Awalnya, uang kertas yang beredar merupakan bukti kepemilikan emas dan
Uang perak, Bisa dibilang, uang kertas pada saat itu merupakan uang yang dijamin
100 persen dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau
perak, dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
masyarakat tidak lagi menggunakan emas secara langsung sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan kertas bukti tersebut
sebagai alat tukar. Penggunaan uang kertas sebagai alat tukar mampu
mengatasi masalah, termasuk kelemahan dari proses barter maupun
penggunaan alat tukar lainnya sebelum uang kertas.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan ketersediaan barang. Harga
barang-barang melambung memicu kenaikan tingkat inflasi. Untuk mengatasi situasi tersebut,
Menteri Keuangan RIS Syafruddin Prawiranegara mengeluarkan kebijakan penyehatan
keuangan bernama Kebijakan Gunting Uang, yang juga dikenal dengan nama “Gunting
Syafruddin”.
Kebijakan ini dilakukan secara harfiah dengan menggunting uang. Bagian kiri uang kertas
diakui sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai pecahan yang
digunting. Sedangkan bagian kanan dapat ditukarkan dengan Obligasi Republik Indonesia 1950.
Kebijakan ini resmi diterapkan pada 10 Maret 1950, namun tidak berlaku pada ORI dan ORIDA.
Mulai 1 Mei 1950, ORI dan ORIDA ditarik secara resmi dari peredaran. Ketika Indonesia kembali
ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950, ada kesempatan untuk
menggunakan uang Rupiah. Pada Desember 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral. Pemerintah mengeluarkan uang Rupiah Logam dalam
periode 1951-1952. Koin bernilai 5 sen dan 1 sen itu berbentuk bulat pipih menggunakan bahan
aluminium.
Pada 1953, kewenangan menerbitkan Rupiah berpindah dari Kementerian Keuangan ke
Bank Indonesia. Untuk pertama kalinya, uang kertas Bank Indonesia dengan tanda tahun 1952
beredar Uang kertas tersebut disiapkan bersamaan dengan penyusunan Undang undang Bank
Sentral dan dicetak di percetakan Thomas De La Rue & Co, Inggris, serta percetakan Johan
Enschede en onen, Imp., Belanda. Sementara itu, NV Pertjetakan Kebajoran mencetak sebagian
pecahan Rp10 dan Rp25. Seri ini disusul dengan seri hewan, seri pekerja tangan, seri bunga dan
burung, serta seri tokoh nasional atau pahlawan.
Nama ‘Rupiah’ digunakan secara resmi pada periode setelah kemerdekaan, kendati
Indonesia sempat memiliki Rupiah Riau atau Rupiah Papua dalam kurun tertentu pada era 1960-
an. Pada masa–masa modern, kita bisa menemukan berbagai jenis Rupiah, misalnya uang
Rupiah khusus peringatan dan uang Rupiah bersambung.
KARAKTERISTIK RUPIAH
MACAM-MACAM UANG RUPIAH
Pemerintah Republik Indonesia melalui Bank Indonesia mengeluarkan dua jenis uang
Rupiah, yaitu uang Rupiah kertas atau lebih dikenal dengan sebutan Rupiah Kertas, dan uang
Rupiah logam atau sederhananya disebut Rupiah Logam.
Untuk mendeteksi ciri umum dan ciri khusus uang Rupiah, setiap warga negara perlu
memahami bagian depan dan belakang uang tersebut. Bagian depan Rupiah antara lain
memuat gambar utama dan gambar lambang negara Garuda Pancasila. Bagian belakang
memuat gambar dengan tema keindahan Indonesia, berupa kebudayaan dan pemandangan
alam.
Pada waktu tertentu, Bank Indonesia juga mengeluarkan uang Rupiah khusus untuk tujuan
tertentu atau untuk memperingati suatu peristiwa berskala nasional maupun internasional.
Uang Rupiah khusus ini bisa berbentuk Rupiah Logam dan Rupiah Kertas dan memenuhi
sejumlah kriteria. Pertama, uang tersebut dikeluarkan secara khusus untuk tujuan tertentu atau
memperingati peristiwa berskala nasional maupun internasional. Kedua, uang tersebut memiliki
desain yang berbeda dengan desain uang Rupiah yang sudah beredar. Ketiga, uang tersebut
dapat memiliki nilai jual yang berbeda dengan nilai nominalnya. Keempat, uang itu juga berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah.
Ciri pengaman yang bersifat semi tertutup (semi covert) adalah unsur pengaman yang dapat
KARAKTERISTIK
dideteksi dengan menggunakan UANG
alat sederhana RUPIAH
seperti kaca pembesar dan lampu ultraviolet
(UV). Unsur pengaman ini antara lain terlihat pada:
tulisan mikro (micro text), berupa tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca
dengan menggunakan kaca pembesar;
tinta tidak tampak (invisible ink) berupa hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar
di bawah sinar ultraviolet;
tinta tampak (visible ink) berupa gambar tertentu yang dicetak dengan tinta tampak dan
akan terlihat terang apabila disinari lampu ultraviolet; dan
nomor seri, dibuat asimetris dan akan berubah warna dari merah menjadi jingga dan hitam
atau biru menjadi hijau apabila disinari lampu ultraviolet.
Adapun unsur pengaman bersifat tertutup (covert/forensic) adalah unsur pengaman yang
hanya dapat dideteksi dengan menggunakan media peralatan laboratorium/forensik.
PEMBUATAN/PERCETAKAN UANG
KARAKTERISTIK UANG RUPIAH
BAHAN UANG
Bahan baku uang Rupiah baik kertas maupun logam mengutamakan produk dalam negeri
dengan menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing. Bahan baku ini ditetapkan oleh
Bank Indonesia berdasarkan masukan dari benchmark negara lain dan perkembangan
teknologi terkini dari bahan uang.
Uang Rupiah Kertas menggunakan bahan baku kertas, terbuat dari serat kapas yang lentur
dan tidak mudah sobek karena menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Selain dari
serat kapas, bahan Rupiah Kertas dapat terbuat dari polimer, seperti uang Rupiah Kertas
pecahan Rp100.000 Tahun Emisi 1999.
Sedangkan untuk uang Logam yang merupakan alat tukar nominal kecil di Indonesia,
sampai saat ini masih menggunakan bahan aluminium, aluminium bronze, nikel-tembaga
(cupronickel), perak, dan emas.
Gambar tersembunyi
multiwarna (multi colour latent
image)
Gambar tersembunyi
latent image)
Cetak intaglio
Kode Tunanetra
Gambar Raster
Tampak Depan
Tampak Belakang
Nomor Seri
Tabel klarifikasi BI atas uang rupiah yang dinyatakan asli atau palsu
Bank Indonesia memiliki pusat analisa dan informasi uang palsu yang dikenal dengan
nama Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC). Sistem informasi ini digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, serta menganalisa Uang Palsu (UPAL) yang diterima dari
masyarakat, Perbankan dan PJPUR. Secara umum aplikasi BI-CAC memiliki empat menu utama,
yaitu, Penatausahaan Uang Palsu, Laporan, Bantuan dan Administrasi.
Aplikasi BI CAC
Rupiah
Rupiah
Rupiah
Rupiah
Pertama, membuka pelayanan kas oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KASPw), secara
umum terdiri penerimaan setoran dari bank-bank, kegiatan bayaran, penukaran uang, dan
layanan kas lainnya. Tujuan dari layanan kas dimaksud untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat atas uang dan menjaga agar uang yang beredar tetap dalam kondisi yang layak
edar.
Kedua, Pelayanan Kas Luar Kantor yang dijalankan melalui program kas keliling atau kas
mobil, kerja sama penukaran, dan BI Jangkau
Rupiah
Wilayah-wilayah yang rawan terhadap penggunaan mata uang asing antara lain di Kepulauan
Sebatik, Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia, atau di
perbatasan Indonesia Papua. Bahkan penggunaan mata uang asing tidak hanya mengancam
wilayah perbatasan, namun juga di perkotaan, dengan penggunaan mata uang asing oleh
sebagian kelompok masyarakat sebagai alat transaksi.
Mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia telah menjalankan sejumlah strategi. Pertama, selalu
berupaya menyediakan Rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil melalui penyediaan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kedua, Bank Indonesia menertibkan Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank yang kerap muncul di tengah masyarakat, yang
memfasilitasi terjadinya transaksi tunai mata uang asing di masyarakat, contohnya, KUPVA di
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jayapura. Langkah Ketiga, Bank Indonesia secara
berkelanjutan melakukan sosialisasi Rupiah dan literasi keuangan kepada warga di daerah
perbatasan. Misalnya, Bank Indonesia secara resmi membuka pekan Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT)
Rupiah
Secara lebih terperinci, kewajiban menggunakan Rupiah diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) Nomor 17/11/DKSP/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
SEBI tersebut juga menjelaskan bahwa kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia menganut asas teritorial, yaitu Rupiah wajib digunakan dalam
setiap transaksi yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik transaksi
yang dilakukan oleh penduduk maupun bukan
penduduk, transaksi tunai maupun non tunai.
Rupiah
Terhadap uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran, Bank Indonesia mengganti sebesar
ilai nominal yang sama kepada masyarakat yang menukarkan uang tersebut, sepanjang uang
Rupiah tersebut masih dikenali keaslianna, dan masih dalam jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal pencabutan.
Proses penukaran dapat dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut. 1)Melalui Kantor Pusat
Bank Indonesia Cq. Departemen Pengelolaan Uang Gedung, 2) Kantor Perwakilan Dalam
Negeri (KPwDN) Bank Indonesia yang terdekat. 3) Melalui Kas Keliling Bank Indonesia.
Pencantuman harga barang dan atau jasa (kuotasi) di wilayah Indonesia yang selama ini
mencantumkan dolar Amerika Serikat (AS) juga harus menggunakan Rupiah. Konsep ‘kuotasi’
dalam Rupiah adalah kewajiban untuk mencantumkan harga barang dan/atau jasa dalam
Rupiah, karena selama ini masih banyak pihak yang kurang memahami hal tersebut. Sebagai
contoh, berdasarkan hasil pengawasan, kuotasi dalam valutas asing kerap dilakukan pelaku
usaha tour and travel, serta jasa travel umroh dan haji.
Rupiah
Penerapan pengecualian selain Rupiah yang diperbolehkan diatur melalui UU Nomor 7 Tahun
2011 pasal 21 ayat (2) yang menegaskan bahwa kewajiban penggunaan Rupiah mendapat
pengecualian untuk: 1) transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja negara; 2) penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri; 3) transaksi
perdagangan internasional; 4) simpanan di Bank dalam bentuk valuta asing; atau 5) transaksi
pembiayaan internasional.
Syarat-syarat Pengecualian
Rupiah
Nama “Indonesia” pertama kali muncul di tahun 1850, pada majalah ilmiah tahunan Journal of
the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura. Kata ini
disampaikan oleh akademisi berkebangsaan Inggris, James Richardson Logan dan George
Samuel Windsor Earl. Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian
melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des
Ostl Asien (1884).
Pada 1924, pemakaian nama Indonesia dimulai dengan terbitnya koran Indonesia Merdeka
milik Perhimpunan Indonesia. Kemudian penggunaan secara nasional bersama-sama terucap
dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang memberi penegasan politis dalam bentuk
mengaku berbangsa satu, bertanah air satu, danmenjunjung Bahasa persatuan, yakni
Indonesia. Negara kita resmi bernama Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
Rupiah
Dalam penerbitan Rupiah, gambar Pahlawan Nasional menjadi gambar utama pada Rupiah
Kertas. Sejumlah Pahlawan Nasional muncul dalam Rupiah Tahun Emisi 2016.
Pertama, Dwitunggal Soekarno-Hatta. Pahlawan Proklamator ini ditampilkpada Rupiah
denominasi Rp 100.000. Soekarno-Hatta juga dimunculkan pada Rupiahdenominasi Rp100.000
Tahun Emisi 2014 dan Rp75.000 Tahun Emisi 2020.
Kedua, Wage Rudolf Soepratman, tampil dalam bentuk tanda air berupa gambar Pahlawan
Nasional W.R. Supratman, terlihat bila diterawangkan ke arah cahaya pada Rupiah denominasi
Rp100.000 emisi 2004 (TE 2016).
Ketiga, Brigadir Jenderal Anumerta Gusti Ngurah Rai, pada kertas pecahan Rp50.000 Tahun
Edar 2016, akan tampak bila kita menerawang Rupiah Kertas tersebut. I Gusti Ngurah Rai (lahir
30 Januari 1917, wafat 20 November 1946) adalah pahlawan nasional dari Provinsi Bali, dikenal
sebagai komandan pada pertempuran Puputan Margarana. Beliau gugur saat memimpin
pasukan Ciung Wanara, melawan penjajah.
Rupiah
Keempat, kertas Rupiah pecahan Rp20.000 Tahun Emisi 2016, menampilkan Pahlawan
Nasional DR. G.S.S.J. Ratulangi sebagai gambar utama, dan Pahlawan Nasional Otto
Iskandardinata sebagai gambar terawang.
Kelima, gambar utama pada Rupiah denominasi Rp10.000 adalah Frans Kaisiepo (lahir 10
Oktober 1921, wafat 10 April 1979). Pahlawan Nasional ini terlibat dalam Konferensi Malino
tahun 1946 yang membicarakan pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari
Papua.
Rupiah
Keenam, Dr. KH. Idham Chalid (lahir 27 Agustus 1921, wafat 11 Juli 2010), merupakan salah satu
politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya. KH. IdhamChalid pernah menjabat
sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet AliSastroamidjojo II dan Kabinet
Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPRdan Ketua DPR. Selain sebagai politikus,
KH. Idham Chalid juga aktif dalam kegiatankeagamaan antara lain sebagai Ketua Tanfidziyah
Nahdlatul Ulama (1956-1984).
Ketujuh, Rupiah denominasi Rp2.000 (TE 2016), menggunakan Pahlawan Mohammad Husni
Thamrin sebagai gambar utama. Mohammad Husni Thamrin (lahir 16 Februari 1894, wafat 11
Januari 1941) merupakan politisi era Hindia Belanda yang karena perjuangannya kemudian
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Rupiah
Kedelapan, Pangeran Antasari (1797-1862), adalah Sultan Kesultanan Banjar yang berjuang
terus memimpin pasukan melawan kaum penjajah. Tanpa mau terjebak oleh bujuk rayu kaum
penjajah, beliau dengan tegas mengatakan, “..dengan tegas kami terangkan kepada tuan:
Kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka
(kemerdekaan)...” Gambar Pangeran Antasari akan tampak saat menerawang Rupiah Kertas
denominasi Rp2.000 (TE 2016). Tokoh ini juga muncul sebagai tanda air pada Rupiah
denominasi Rp2.000 (TE 2009).
Kesembilan, Rupiah denominasi Rp1.000, memuat gambar Pahlawan Perempuan dari Aceh
Tjoet Nyak Meutia. Pahlawan yang satu ini, tampak juga dalam gambar dalam tanda air pada
Rupiah Rp1.000.
Rupiah
Kesepuluh, Rupiah Logam denominasi Rp1.000 menampilkan pahlawan I Gusti Ketut Pudja
(lahir 19 Mei 1908 , wafat 4 Mei 1977). Pahlawan Nasional ini ikut serta dalam perumusan
negara Indonesia melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mewakili Sunda Kecil
(saat ini Bali dan Nusa Tenggara). I Gusti Ketut Pudja juga hadir dalam perumusan naskah teks
proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Presiden Soekarno memilih dan melantiknya sebagai
Gubernur Sunda Kecil. Pada tahun 2011, I Gusti Ketut Pudja ditetapkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional bersama enam orang lainnya.
Kedua belas, uang logam denominasi Rp200 menampilkan Dokter Tjipt Mangoenkoesoemo
(Cipto Mangunkusumo), seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Cipto
Mangunkusumo (lahir 1886, wafat 1943) merupakan salah satu pendiriIndische Partij,
organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahansendiri di tangan
penduduk setempat, bukan oleh Belanda.
Rupiah
Ketiga belas, uang logam denominasi Rp100, diisi oleh Pahlawan Nasional bernama Prof. Dr. Ir.
Herman Johannes, seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, gurubesar Universitas
Gadjah Mada (UGM).
Indonesia menganut hukum satu negara satu mata uang (one state one currency) untuk
menjaga dinamika ekonomi dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Terdapat sejumlah
pertimbangan pokok untuk mendukung pentingnyamata uang tunggal bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Rupiah
Pertama, Indonesia adalah negara besar dan luas, dengan latar belakang sosialbudaya, serta
kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Kebijakan mata uang tunggal, yakni Rupiah sebagai
Mata Uang Nasional, turut menjaga persatuan dan kesatuanbangsa serta negara. Kedua, mata
uang tunggal menjaga kestabilan Rupiah. Dengan mengembangkan kebijakan Rupiah
sebagai mata uang nasional, Indonesia sebagai negara merdekamemiliki hak, dan
kewenangan yang penuh dalam mengatur kebijakan moneterdalam negeri. Ketiga, dengan
mengembangkan prinsip satu negara satu mata uangPemerintah diharapkan mampu
menghadapi krisis keuangan, deflasi atau inflasisecara otonomi. Keempat, Indonesia memiliki
otonomi untuk mengalirkan modal sesuaiperaturan perundangan yang berlaku di negara
Indonesia. Hal ini akan sulitdilakukan apabila Indonesia tidak memiliki kedaulatan penuh,
terhadap uang yangdigunakan secara nasional.
Rupiah
Konsep Uang sebagai Satuan Hitung Uang sebagai penyimpan nilai (store
(unit of account) of value)
Evolusi sistem pembayaran sudah di bahas pada pertemuan sebelumnya yang dimulai dari
barter sampai dengan uang kertas dan uang logam
Evolusi instrumen pembayaran belum berakhir pada uang kertas dan uang logam. Dalam
dunia modern, kemudian muncul model-model instrumen pembayaran non tunai, salah
satunya uang elektronik (electronic money). Uang Elektronik adalah instrumen pembayaran
yang memenuhi unsur (a) diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu
kepada penerbit, (b) nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau
chip; dan (c) nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Bank Indonesia kemudian mengeluarkan Quick Response Code Indonesian Standard atau
biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) yang merupakan penyatuan berbagai macam QR dari
berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar
proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan erjaga keamanannya.
Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code
Pembayaran wajib menerapkan QRIS. Standarisasi QR Code dengan QRIS memberikan banyak
manfaat bagi pengguna maupun merchant. Bagi pengguna aplikasi pembayaran, just scan
and pay, cepat, aman, tidak perlu repot lagi membawa uang tunai, tidak perlu pusing
memikirkan QR siapa yang terpasang, terlindungi karena semua Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) penyelenggara QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi oleh Bank
Indonesia.
Rupiah
Rupiah
Pembayaran tunai adalah pembayaran yang menggunakan mata uang. Platform transaksi
tunai, merupakan bentuk dari sistem pembayaran yang konvensional, yakni menggunakan
uang kartal (logam dan kertas). Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, alat
pembayaran dalam transaksi tunai menggunakan mata uang Rupiah. Penggunaan mata uang
selain Rupiah merupakan alat pembayaran transaksi tunai yang tidak sah (ilegal).
Pembayaran non tunai adalah sistem pembayaran yang tidak menggunakan uang kartal
(logam dan kertas) atau biasa disebut cashless. Instrumen yang digunakan, misalnya cek, giro,
uang debit, kartu kredit, uang elektronik dsb. Pada masa sekarang ini, pembayaran non tunai
semakin banyak diminati, dan terus tumbuh berkembang di tengah masyarakat. Terdapat
delapan pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kartu Debit
Kartu Kredit
Uang ELektronik (UE)
Bilyet Giro
Nota Debit /Kredit
Kartu ATM
Cek
Rupiah
Kedua, malware (malicious software). Malware berarti software yang tidak diinginkan dalam
sistem komputer. Malware biasanya dibuat untuk mencuri data informasi yang bahkan dapat
merusak sebuah sistem komputer. Kejahatan dengan teknik ini termasuk model kejahatan
siber yang sulit dideteksi.
Rupiah
Ketiga, peretasan (hacking). Ini adalah kegiatan membobol dan mengeksploitasi sistem
komputer milik orang atau lembaga lain. Hacking semula diidentikkan dengan kejahatan, tapi
seiring berjalannya waktu berkembang white hack, yaitu kegiatan hacking untuk menguji
sistem keamanan komputer.
Keempat, tindak pidana phising. Istilah phising diduga berasal dari kata fishing, artinya
memancing. Phising adalah upaya mengelabui (social engineering) untuk mendapatkan
informasi data seseorang. Data yang kerap menjadi sasaran adalah data pribadi, data akun,
dan data finansial (nomor rekening).
Rupiah
MO adalah uang primer atau uang inti atau reserve money. M0 adalah
kewajiban otoritas moneter (Bank Indonesia) terhadap sektor swasta
domestik dan bank umum yang berupa uang kartal (uang kertas dan
uang logam) yang berada di luar Bank Indonesia serta simpanan giro
M0 bank umum di Bank Indonesia. Dengan demikian, M0 atau uang
primer terdiri atas: 1) Uang tunai (uang kartal) yang dipegang baik
oleh masyarakat maupun bank umum, 2) Saldo rekening giro atau
cadangan milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia
yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
M1 yang meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral
(giro berdenominasi Rupiah)
yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
yang terdiri dari: uang kartal, uang giral, dan uang kuasi (mencakup
tabungan, simpanan berjangka dalam Rupiah dan valas, serta giro
dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem
M2 moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka
waktu sampai dengan satu tahun. Dengan kata lain M2 adalah M1
ditambah dengan uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan
oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan
sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Rupiah
Likuiditas bagi lembaga keuangan terutama perbankan merupakan hal yang sangat penting.
Permasalahan likuiditas di suatu bank selain dapat mengganggu operasional bank tersebut
juga dapat berpengaruh pada bank lain dan mengganggu stabilitas sistem keuangan. Bank
Indonesia, dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan berperan sebagai Lender of the
Last Resort yaitu menyediakan likuiditas di pasar uang maupun kepada individual bank.
Ketersediaan M0 milik bank berupa uang kartal dan simpanan gironya di Bank Indonesia, M1
berupa uang kartal dan uang giral serta M2 berupa M1 ditambah uang kuasi
merepresentasikan baik tidaknya tingkat likuiditas bank tersebut.
KONSEP INFLASI
Konsep Dasar Inflasi
Inflasi menunjukkan persentase kenaikan harga sejumlah barang dan jasa secara umum
yang dikonsumsi rumah tangga selama periode tertentu. Inflasi dapat diartikan sebagai
kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu
tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali
bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Kenaikan harga barang dan jasa menurunkan nilai mata uang. Maka, inflasi dapat juga
diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Perhitungan inflasi di Indonesia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan
Classification Of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) tahun dasar 2018.
COICOP tahun dasar 2018 menjadi pijakan bagi BPS untuk menghitung Indeks Harga
Konsumen (IHK). Indeks ini mengukur rata-rata perubahan harga antar waktu dari suatu
paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga di daerah
perkotaan dengan dasar suatu periode tertentu.
Rupiah
DAMPAK INFLASI
Tingkat inflasi pada angka yang wajar dan stabil sangat diperlukan untuk menjaga
kestabilan nilai mata uang dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Namun inflasi yang tinggi atau bahkan hiperinflasi dapat menyebabkan penurunan nilai
uang yang dapat berdampak negatif. Berikut ini beberapa dampak positif dan negatif inflasi
terhadap perekonomian dan terhadap masyarakat.
Rupiah
Rupiah
Rupiah
INVESTASI
Salah satu pakar manajemen ekonomi Kenichi Ohmae pernah memberi pandangan bahwa
ada ‘4-I’ yang mengalami globalisasi, yaitu individu, informasi, industri, dan investasi.
Sejumlah negara, baik negara maju maupun berkembang, memiliki kebutuhan dana
investasi baik dari swasta dalam negeri maupun luar negeri untuk mendukung percepatan
pembangunan, dan atau menjaga stabilitas ekonomi nasional. Investasimemegang peranan
penting dalam mendorong perekonomian nasional.
JENIS INVESTASI
Didit Herlianto menganalisis bahwa secara umum investasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1) Investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset riil antara lain dapat berupa tanah,
emas, mesin, sedangkan investasi pada aset finansial antara lain dapat berupa saham,
obligasi.
2) Investasi pada aset keuangan (financial assets), melalui dua cara: secara langsung dan
tidak langsung
Terdapat beberapa produk investasi, yang berkembang dalam sistem keuangan modern,
seperti saham, reksa dana, obligasi, dan sukuk.
Rupiah
LITERASI KEUANGAN
Konsep Dasar Perencanaan Keuangan Diri
menurut OJK, terdapat lima tahap perencanaan keuangan. 1) evaluasi kondisi keuangan
Anda saat ini. 2) susun tujuan-tujuan keuangan Anda, 3) susun perencanaan keuangan dan
alternatifnya untuk mencapai tujuan keuangan. 4) laksanakan perencanaan keuangan yang
sudah tersusun dengan disiplin, 5) review dan sempurnakan rencana keuangan secara
periodik untuk menyesuaikan kondisi keuangan terkini.
Kegagalan berinvestasi, pada dasarnya bukan (hanya) karena terjebak oleh investasi bodong
(fake investment), melainkan juga bisa terkait dengan risiko inflasi (inflation risk), dan risiko
modal (capital risk). Inflasi yang terjadi pada sebuah negara, akan mempengaruhi kesehatan
iklim investasi, dan juga keuntungan maksimal investasi yang didapat.
Cinta
Rupiah
Bangga
Rupiah
Paham
Rupiah
1) Formatif:
Refleksi Diri :
NO. MATERI
AJAR
1. Rupiah berdasarkan sejarah uang,
2. Karakteristik rupiah
7. Konsep inflasi,
7. Konsep inflasi,
Keterangan :
2. Salah satu tantangan besar yang dihadapi Bank Indonesia dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan Uang Rupiah adalah adanya peredaran Rupiah Palsu. Strategi
apakah yang diambil Bank Indonesia dalam mengatasi peredaran uang palsu ini?
A. Bank Indonesia memberikan layanan bagi masyarakat untuk menukarkan uang
B. Bank Indonesia menerapkan strategi preemptif, preventif, dan represif
C. Bank Indonesia bekerja sama dengan masyarakat dan aparat hukum memberantas peredaran
uang palsu
D. Menerapkan strategi preventif berupa peluncuran iklan masyarakat dan strategi represif
dengan pemberian hukuman berat bagi pembuat uang palsu
E. Menerapkan strategi preventif dengan meningkatkan unsur pengaman uang.
3. Setiap menjelang libur Lebaran, kebutuhan uang kartal cenderung meningkat dibandingkan
periode sebelumnya, demikian pula dengan potensi peredaran uang
palsu, sehingga menjadi salah satu perhatian Bank Indonesia. Penguatan koordinasi
dengan aparat penegak hukum, tingkat pengetahuan masyarakat terkait uang palsu
juga harus semakin ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi untuk memastikan
keaslian uang dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. Bank Indonesia
menghimbau masyarakat untuk menukarkan uang baru guna kebutuhan perayaan
Idul Fitri pada tempat atau loket resmi yang disiapkan BI ataupun perbankan, untuk
menghindari peredaran uang palsu dan beban biaya untuk penukaran. (Sumber:
https://news.ddtc.co.id/ https://news.ddtc.co.id/)
4. Berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang pasal 36 bahwa setiap orang yang memalsu
Rupiah akan mendapatkan sanksi berupa…
A. Pidana penjara paling lama 50 tahun dan denda paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar Rupiah).
B. Pidana penjara paling lama 40 tahun dan denda paling banyak Rp40.000.000.000,00
(empat puluh miliar Rupiah).
C. Pidana penjara paling lama 30 tahun dan denda paling banyak Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah).
D. Pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp20.000.000.000,00
(dua puluh miliar rupiah).
E. Pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
5. Berikut ini yang TIDAK termasuk sikap jika ditemukan uang palsu atau yang diragukan keasliannya
pada saat bertransaksi, yaitu …
A. Menolak dan memberikan penjelasan secara sopan bahwa kita meragukan keaslian
uang tersebut
B. Minta kepada pihak pemberi untuk memberikan uang lainnya sebagai pengganti
uang tersebut (lakukan pengecekan ulang)
C. Melaporkan temuan tersebut disertai menyerahkan fisik uang yang diragukan
keasliannya kepada bank, kepolisian, atau meminta klarifikasi langsung ke kantor
Bank Indonesia pusat
D. Sarankan pihak pemberi untuk mengecek uang ke bank, kepolisian, atau meminta
klarifikasi langsung ke kantor Bank Indonesia terdekat
E. Gunakan praduga tak bersalah karena pihak pemberi mungkin adalah korban yang
tidak menyadari bahwa uang tersebut adalah uang yang diragukan keasliannya.
PEDOMAN PENSKORAN :
PENYELESAIAN SKOR
1. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita mengetahui 1
bahwa dalam uang pecahan Rp50.000,00 terdapat
berbagai unsur pengaman. Manakah yang termasuk
unsur pengaman semi tertutup (Semicovert/Level 2) dari
uang Rupiah Kertas?
A. Visible ink dan OVI
B. Intaglio dan Blind Code
C. Micro Text dan Gambar Raster
D. Rectoverso dan Watermark
E. Latent Image dan Minitext
2. Salah satu tantangan besar yang dihadapi Bank Indonesia
dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan Uang Rupiah adalah adanya 1
peredaran Rupiah Palsu. Strategi
apakah yang diambil Bank Indonesia dalam mengatasi
peredaran uang palsu ini?
A. Bank Indonesia memberikan layanan bagi masyarakat
untuk menukarkan uang
B. Bank Indonesia menerapkan strategi preemptif,
preventif, dan represif
C. Bank Indonesia bekerja sama dengan
masyarakat dan aparat hukum memberantas
peredaran uang palsu
D. Menerapkan strategi preventif berupa
peluncuran iklan masyarakat dan strategi
represif dengan pemberian hukuman berat bagi
pembuat uang palsu
E. Menerapkan strategi preventif dengan
meningkatkan unsur pengaman uang.
TOTAL SKOR 5
Total skor