Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Study
Ekskursi ini yang berjudul Proses Produksi PT. Velesia..
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Diah Rusminingsih, MS selaku dosen
pembimbing kami yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas ini. Dan tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
dapat kami jadikan sebagai referensi dalam penyelesaian tugas berikutnya.
Dan semoga dengan terselesaikannya tugas pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami semua. Amin.

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................. 6
2.1. Konsep Dasar Produksi ................................................................................................................... 6
2.2. Proses Produksi ................................................................................................................................ 6
2.3. Jenis-jenis Proses Produksi ............................................................................................................. 7
2.4. Pengertian Pengendalian Proses Produksi .................................................................................... 8
2.5. Sistem pengendalian proses produksi ............................................................................................ 8
2.6. Pengertian Kualitas Produk.......................................................................................................... 10
BAB III....................................................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 14
3.1. Profil Perusahaan........................................................................................................................... 14
3.2. Bahan baku tas rajut kaboki......................................................................................................... 15
3.2.1. Bahan baku mentah ................................................................................................................ 15
3.2.2. bahan baku setengah jadi ....................................................................................................... 15
3.3. Alat alat yang di gunakan dalam tas rajut Kaboki..................................................................... 16
3.4. Proses produksi .............................................................................................................................. 19
3.4.1. Proses awal dalam pembuatan tas ( perajutan ) .................................................................. 19
3.4.2. Pelaksanaan Qualiti control dan penyatuan bahan menjadi produk ................................ 24
3.5. Kualitas tas rajut Kaboki .............................................................................................................. 24
BAB IV ....................................................................................................................................................... 26

2
PENUTUP.................................................................................................................................................. 26
4.1. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 26
4.2. Saran ............................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terinspirasi oleh perkembangan mode dunia yang bergerak cepat dan dinamis,
memberikan identitas dan kekuatan, unsur modern hadir dalam desain yang praktis dan
memberikan kesan mewah. Meski tidak perlu mengacu pada perkembangan tren modern
dunia, Indonesia begitu kaya akan kreativitas, menginspirasi masyarakatnya untuk
menciptakan kerajinan tangan yang dituangkan dalam bentuk yang berbeda, tetapi dapat
memberikan daya jual tinggi. Melalui diferensiasi produk yang unik menghadirkan desain
rajutan yang dikombinasikan dengan lembaran kulit, melahirkan karya tas, dompet rajutan
yang mendulang kesuksesan.

Dengan menggunakan teknik yang khas, benang merupakan fungsi utama, dapat
dikombinasikan dengan lembaran kulit, disisipkan hanya pada area tertentu, membentuk
desain atau bentuk yang telah dirancang sebelumnya. Dalam perkembangan seni
tradisional yang unik dan memiliki kekhasan, bangsa Indonesia mengembangkan budaya
sesuai dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Sementara keindahan rajutan yang
dipadupadankan dengan busana sebagai pelengkap, menuangkan cerita yang berbeda,
menambah panjang cerita tentang Indonesia yang terkenal kaya akan kreativitas
masyarakatnya.

Inovasi produk dikembangkan dengan mencitakan desain rajutan lebih modern


untuk dapat bersaing di pasar, menjadi sangat penting. Diwujudkan dalam interaksi
kekayaan Indonesia dengan latar belakang budaya, disesuaikan dengan kedinamisan
pasar yang menjadi tujuan rata-rata perajin, melalui usaha rumahan dalam skala Usaha
Kecil Menengah/ UMKM.

UMKM memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian daerah


dengan cara mendorong kegiatan investasi, pemberdayaan tenaga kerja, pengentasan
kemiskinan, meningkatkan usaha daerah. UMKM sangat penting dalam meningkatkan

4
pertumbuhan ekonomi kerakyatan, fleksibel, dan mudah beradaptasi dengan arus
permintaan pasar, menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana proses produksi di PT. Velesia ?

1.2.2. Apa saja alat yang digunakan dalam proses produksi PT. Velesia ?

1.2.3. Bagimana kualitas hasil produksi PT. Velesia?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui proses produksi di PT. Velesia.

1.3.2. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam proses produksi PT.. Velesia.

1.3.3. Untuk mengetahui kualitas hasil produksi PT. Velesia.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Produksi


Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau
membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Produksi dapat juga diartikan sebagai tindakan intensional untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna.

2.2. Proses Produksi


Dalam memproduksi barang dan jasa diperlukan adanya proses produksi.
Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari
proses yaitu : “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan
atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu” (Agus Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi
adalah: “Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen
” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1). Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi adalah: “Suatu
cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah,
bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan konsumen.

Proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk
memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses
produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi
yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan
proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau
jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang
jadi.

6
Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan
mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar
tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk),
dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses
produksi perlu diatur dengan baik.

2.3. Jenis-jenis Proses Produksi


Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode dan
teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)

Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak
berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang
bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo,
2000: 9).

Sifat-sifat atau ciri-ciri produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar
(produktivitas massa).

 Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan


pengerjaan dari produk yang dihasilkan.
 Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin-mesin yang
bersifat khusus (special purpose machines).

b. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)

Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi
produk akhir (Pangestu Subagyo, 2000: 9).

Sifat atau ciri-ciri dari proses produksi terputus meliputi:

7
 Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas pesanan.
 Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-macam produk.
 Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas
fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama, dikelompokkan pada tempat
yang sama.
 Karyawan mempunyai keahlian khusus.
 Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin
atau peralatan.
 Persediaan bahan mentah banyak.
 Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.

2.4. Pengertian Pengendalian Proses Produksi


Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian. Pengendalian adalah
salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi,
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Sebelum membahas mengenai
pengendalian proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari pengendalian yaitu :
“Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan “ (T. Hani Handoko, 2001:
234).

Sedangkan yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan dalam suatu
perusahaan yang di arahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan
produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang
direncanakan. Dengan adanya pengendalian dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan
dapat membuahkan hasil yang baik.

2.5. Sistem pengendalian proses produksi


Sesuai dengan kegiatan dalam suatu perusahaan maka perusahaan harus diarahkan
untuk menjamin kontinuitas dan aktivitas kegiatan untuk menyelesaikan produk sesuai
dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Untuk
memperlancar kegiatan produksi dibutuhkan pengendalian proses produksi, yaitu :

8
1. Pengendalian proses produksi

Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan pengendalian yang
baik. Pengendalian proses produksi meliputi kapan produksi dimulai dan kapan produksi
diakhiri sehingga harus direncanakan.

2. Pengendalian bahan baku

Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Perusahaan
menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu, maka
dengan adanya pengendalian bahan baku diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan lancar
serta dapat menentukan standart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan,
berapa banyaknya pesanannya dan kapan pemesanan dilakukan.

3. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang penting di dalam pengendalian
produksi. Berhasil tidaknya suatu proses produksi akan tergantung kepada kemampuan kerja
dan kesungguhan kerja dari para karyawan perusahaan. Sehingga pengelolaan tenaga kerja
atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang penting dalam hubungannya
dengan kuantitas dan kualitas produk.

4. Pengendalian biaya produksi dan perbaikan

Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan serta membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan keseimbangan antara pekerja, bahan baku
dan biaya serta tindakan perbaikan.

5. Pengendalian kualitas

Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, yaitu :

“Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas
produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan” (Agus
Ahyari, 2002: 57).

9
“Pengendalian kualitas merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan yang menginginkan
adanya kemajuan dalam perusahaan dengan standart yang ada” (Pangestu Subagyo, 2000:
214)..

“Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki produk bila
diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang
yang rusak” (Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000: 31 ).

Hal yang bisa dilakukan sejak bahan baku, barang dalam proses, maupun sampai barang
jadi. Sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk menentukan tindakan apa yang harus
diambil di dalam proses produksi serta usaha untuk memelihara dan mempertahankan mutu
yang telah ditetapkan standart kualitasnya.

2.6. Pengertian Kualitas Produk


Produk adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,
disamping harga dan jangkauan distribusinya. Jadi setiap perusahaan berupaya untuk
mengembangkan produknya, agar mampu bersaing dengan produk-produk pesaingnya di
pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah kualitas. Yang dimaksud kualitas itu
sendiri adalah : “ Kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil
yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau
hasil dimaksudkan atau dibutuhkan” (Zulian Yamit, 2003: 347). Yang dimaksud faktor-
faktor disini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh barang tersebut. Seperti wujudnya,
komposisi, kekuatan dan sebagainya. Jadi kualitas suatu barang tergantung pada sifat-sifat
yang dimiliki oleh barang yang bersangkutan. Sedangkan produk yaitu : “Produk adalah
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara
memuaskan “(Agus Ahyari, 2002: 7).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas produk yang ditetapkan oleh
perusahaan adalah suatu keadaan produk yang terbaik, yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan
dari perusahaan dalam memproduksi suatu produk atau barang. Jadi apabila suatu
perusahaan ingin menetapkan kualitas suatu produk, maka perlu memperhatikan faktor dan
sifat produk yang bersangkutan.

10
2.7. Pengertian Produk Baru dan Pengembangan Produk Baru

(Gary Armstrong : 1997) mendefinisikan “Produk baru adalah produk asli, hasil
pengembangan produk, modifikasi produk, dan merek baru yang di kembangkan perusahaan
melalui upaya penelitian dan pengembangannya sendiri”.

(Fandy Tjiptono : 1997) mengartikan “produk baru dapat meliputi produk orisinil,
produk yang sempurnakan, produk yang dimodifikasi, serta merek baru yang di kembangkan
melalui riset dan pengembangan”

Menurut (Wiliam j.Stanton : 1996) Terdapat tiga kategori produk baru :

a) Produk yang benar-benar inovatif, benar-benar unik, misalnya obat pernyembuh kanker
yaitu yang produk sampai sekarang belum di temukan padahal sangat di butuhkan. Dalam
kategori ini kita juga dapat memasukkan produk yang berbeda dari produk ini adalah:
televise yang menggantikan radio dan bioskop, plastic yang menjadi saingan kayu dan
besi.
b) Produk pengganti yang benar-benar berbeda dari produk yang ada (barang yang sesuai
yang sama jenisnya tetapi menggunakan model baru) misalnya, tas yang dari klap meniru
tas kulit.
c) Produk primitive. Merupakan produk barubagi perusahaan tertentu, tetapi dalam pasar
sudah bukan produk baru lagi.

Dari beberapa pengertian yang di kemukakan oleh beberapa para ahli tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa produk baru tidak hanya yang betul-betul baru saja, akan tetapi
produk-produk baru tersebut berbeda terhadap kebaruannya. Ini memungkinkan
merupakan produk modifikasi dari produk perusahaan yang telah ada. Mungkin juga
berupa perluasan lini produk yang telah ada, menambah model produk yang ada atau juga
berupa imitasi produk, yang mana produk tersebut dipandang baru oleh perusahaan tetapi
tidak baru lagi bagi pasar (konsumen dan pesaing) atau juga produk tersebut bahkan tidak
ada hubungannya dengan produk perusahaan itu sekarang (produk yang benar-benar baru
atau original). Jadi suatu produk dikatakan baru tergantung bagaimana pasar
menerimanya.

11
2.8. Pengertian Pengembangan Produk

Setiap perusahaan akan berusaha agar produk yang dihasilkannya dapat diterima oleh
pasar. Dengan demikian, banyak berusahaan yang memfokuskan pada produk di samping
unsur-unsur kebijaksanaan pemasaran lainnya dalam menjalankan usahanya. Hal ini
memandang bahwa produk yang tidak dapat diterima oleh konsumen, mempunyai
kemungkinan yang kecil untuk di dorong penjualannuya dengan kebijakan promosi,
kebijaksanaan harga, ataupun kebijaksanaan pemasaran yang lainnya. Oleh karena itu
apabila produk yang dihasilkan perusahaan tidak lagi memenuhi kebutuhan dan kerugian
konsumen, maka dalam hal ini kebijaksanaan produk, khususnya pengembangan produk
sangatlah penting bagi perusahaan.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengembangan produk itu sendiri,
maka penulis mengungkapkan definisi dari (Philip Kolter : 1997) adalah “Merupakan
pengembangan konsep produk menjadi konsep fisik dengan tujuan meyakinkan bahwa
gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat bekerja”.

Sedangkan menurut (Sofyan Assauri : 1990) adalah “Pengembangan produk


merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan
perubahan suatu produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna
maupun daya pemuas yang lebih besar”.

Dari definisi diatas , maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah
merupakan suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan secara sadar untuk memenuhi dan
memperbaiki produkyang ada atau menambah banyaknya ragam produk yang dihasilkan dan
di pasarkan, yang mana proses pengembangan produk itu sendiri biasanya dilakukan secara
terus menerus, mulai dari yang perlu diadakan, sampai kepada keputusan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu.

Macam bentuk pengembangan produk yang perlu dikembangkan oleh perusahaan


ada 3 macam menurut (Prawiramidjaya : 1994) yaitu :

a) Initial Development, Suatu udshs prnggunaan barang sehingga mempunyai tingkat


penggunaan yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.

12
b) Improvement Development, Adalah setiap perubahan barang yang berakibat barang
tersebut mampu memenuhi kebutuhan konsumen atau merupakan perubahan suatu
barang pada wujud atau bentuk yang lebih disukai konsumen.
c) New Use Application, Merupakan suatu penggunaan barang dengan cara meningkatkan
guna barang tersebut. Penggunaan barang dalam bermacam-macam variasi adalah
merupakan ciri-ciri dalam pengembangan produk.

2.8.1. Gambar Tahap-tahap proses pengembangan

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Profil Perusahaan


Tas Rajut – Tas Bagi Wanita bukan hanya digunakan untuk menyimpan atau menaruh
barang di saat sedang berpergian , akan tetapi tas juga sebagai salah satu icon fashion yang
bisa membuat pemakai tas tersebut terlihat tampak lebih menarik . Produk Indonesia masih
sering dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, yang masih beranggapan bahwa
produk lokal tidak keren dan mutunya kalah dibandingkan produk luar negeri. Dua
dasawarsa sudah, PT. Velesia sebagai pemilik merk Kaboki, merintis dan memperkenalkan
produk kerajinan Indonesia - khususnya tas rajut - ke mancanegara. Hingga kemudian dapat
diterima dengan baik di pasar Internasional. Bahkan produk hasil karya anak bangsa ini
kemudian diberi label dan merk luar negeri.

Wisata Tas Rajut Kaboki sejatinya adalah fasilitas produksi tas rajut Kaboki. Yang
kemudian dikondisikan sedemikian rupa sehingga nyaman dikunjungi sebagai alternatif
wisata. Bukan hanya wisata belanja, tapi juga edukasi dan penanaman rasa cinta terhadap
negeri ini. Disini pengunjung dapat mengetahui bagaimana seriusnya produk dalam negeri
ini dibuat. Material benang misalnya, berbeda dengan benang rajut umumnya, benang yang
dipakai Kaboki dibuat dari bahan polypropylene yang sangat kuat dan tidak berbulu.
Pewarnaan dilakukan sebelum menjadi benang, yaitu saat masih berupa bahan mentah
berbentuk filamen, sehingga menjamin kualitas warna yang cerah dan merata. Twisting atau
pemintalan dibuat berdasarkan konstruksi dan standar yang kami tetapkan, agar
menghasilkan kerapatan yang sesuai tapi juga tetap terjaga hand feel atau kelembutannya.
Semuanya, untuk mengangkat citra produk Indonesia dan memberi yang terbaik buat Anda.

Kaboki adalah toko tas online yang menyediakan produk tas rajut yang cukup cantik
dan menarik juga unik . Sepintas Merk Kaboki ini terdengar seperti nama dari jepang .
Nama merk Kaboki ini adalah merupakan merk terdaftar oleh sebuah PT yang bernama PT
Velesia . PT Velesia merupakan eksportir dan produsen yang khusus menangani produk
rajut . Produk utama atau produk andalan dari Kaboki adalah tas rajut dengan model masa

14
kini . Selain tas kaboki juga memproduksi produk lainnya seperti gantungan kunci , kotak
tissue , sandal , bantal , dan pernak pernik lainnya . Semua produk yang di produksi oleh
Kaboki menggunakan benang polypropylene dan tentu saja merajutnya dengan tangan bukan
menggunakan mesin .

3.2. Bahan baku tas rajut kaboki


Dari info yang kami dapat dan apa yang telah kita amati kami menyimpulkan bahwa PT
Valensia ( tas rajut Kaboki ) memiliki 2 bahan baku, yaitu : bahan baku mentah yaitu benang
Polypropylene maupun kain dan bahan baku setengah jadi.

3.2.1. Bahan baku mentah


Bahan baku utama mentah tersebut berupa tali yang terbuat dari biji plastic yang di oven
dan di beri pewarna sebelumnya, serta bahan baku tersebut terbuat dari bahan polyester
yang kuat dan tahan lama. kemudian bahan tali tersebut memiiki kelebihan tidak
berserabut/ berbulu, sehingga menghasilkan prodak yang halus dan indah, serta kerapatan
yang bagus di dalam taliya.

3.2.2. bahan baku setengah jadi


Bahan baku setengah jadi tersebut berupa lembaran kain ataupun sudah berbentuk
setengah jadi. Seperti :

a. tas setengah jadi


b. masih dalam bentuk kantongan rajutan
c. berbentuk lembaran rajutan
d. dan ada juga yang berbentuk tas yang hampir jadi, dll

bahan baku setengah jadi tersebut di sortir dan di pisahkan sesuai dengan bentuk dan
tahapannya.

Dalam PT Velesia ( tas rajut Kaboki ), bahan baku lebih banyak pada bahan baku
setengah jadi. Bahan baku yang langsung di kirim dari pusat ( Jakarta dan Bali ). Tetapi
di perusahaan yang bertempat di perusahaan tersebut juga memproduksi sebagai
penambah bahan baku di perusahaan tersebut.

15
3.3. Alat alat yang di gunakan dalam tas rajut Kaboki
1. Hakpen/ Hook/ Jarum Rajut

Gambar 2 : Hakpen
Hakpen ini adalah yang paling utama dalam pengerjaan merajut (crochet). Hakpen mempunyai
ukuran yang macam-macam, mulai dari yang kecil, No. 1-2 (ada juga yang lebih kecil lagi),
sampai yang besar,

2. Benang

Gambar 3 : Benang Polypropylene

Benang, adalah material yang akan dirajut, ataupun di rajut. Benang juga ada macam-macam
jenisnya, ada benang katun, benang woll, benang sembur, dll. Tetapi yang di gunakan adalah
benang Polypropylene.

16
Polypropylene adalah kategori polimer yang terdiri dari polyethylene terephthalate (PET) dan
MEG. Polyester merupakan polimer sintetik yang terbuat dari PTA dan MEG.
Untuk lebih jelasnya benang polyester yang lazim diproses antara lain sebagai berikut:
 Semi dull, merupakan jenis polyester yang berwarna putih dan agak buram.
 Full dull, merupakan jenis polyesteryang berwarna putih dan lenih buram. Full dull
lebih kuat menyerap dan mengikat zat warna divabding dengan semi dull sehungga
effec setelah dyeing benang full dullkelihatan lebih gelap (dark) dari semi dull.
 Brigth, merupakan jenis polyester yang berwarna bening dan mengkilap, apabila benang
dari jenis ini dilakukan dyeing maka effec hasil pada dyeing berwana cerah serta
mengkilap.
 Cationic, merupakan polyester berwana putih bersih.
 Dop dyed, merupakan polyester yang sudah berwarna dengan menggunankan zat warna
estofil pada proses pembuatan chip, sehingga benang Dop Dyed tidak mudah luntur.

3. Gunting

Gambar 4 : Gunting

Gunting, untuk memotong benang pada akhir proses atau ketika akan mengganti warna benang
ataupun untuk memotong benang yang tidak di inginkan.

17
4. Jarum Jahit

Gambar 5 : Jarum Jahit

Jarum Jahit, diperlukan ketika akan menjahit/menempelkan aplikasi rajutan sebagai aksesoris
atau pemanis biasanya berupa gambar atau bunga. Jarum jahit juga digunakan untuk memasang
zipper pada rajutan dompet atau tas, serta di gunakan pula untuk alat jahit.

5. Lem

Gambar 6 : Lem Perekat

Lem, untuk menempelkan aplikasi rajutan atau juga untuk menempelkan peniti bros ketika
membuat bros rajutan, ataupun untuk mengeratkan rajutan tersebut.

18
6. Mesin jahit

Gambar 7 : Mesin jahit

Mesin jahit, di gunakan untuk menyambungkan bahan bahan menjadi satu bagian serta di
gunakan untuk merapikan rajutan dan juga sebagai finising dalam pembuatan tas rajut Kaboki.
Selain itu juga digunakan untuk memasang kain furing sebagai tambahan pada bagian dalam dari
tas rajut Kaboki, adapun fungsi dari kain furing itu sendiri adalah sebagai pelindung bagian
dalam tas.

3.4. Proses produksi


3.4.1. Proses awal dalam pembuatan tas ( perajutan )
Pembuatan tas rajut di kaboki masih menggunakan cara traditional, dengan bantuan dari
para pengrajin rajut yang tersebar diberbagai wilayah. Antara lain Bali, Malang, dan
Pasuruan. Jadi pada dasarnya kaboki memberikan bahan kepada para pengrajin untuk
dijadikan rajutan, setelah itu para pengrajin menyetor hasil rajutan yg berbentuk barang
setengah jadi. Barang setengah jadi itu kemudian diolah lagi oleh kaboki menjadi barang
yang utuh dan siap untuk dipasarkan.

19
Gambar 8 : Gudang penyimpanan barang setengah jadi.

Gambar 9 : Proses penjahitan tas rajut.

20
Gambar 10 : Proses pemasangan aksesoris.

Gambar 11 : Proses pembersihan tas dari sisa-sisa benang jahit dan lem.

Sekilas akan kita jelaskan mengenai macam tusukan yang digunakan untuk membuat tas rajut
1. Simpul awal
Cara membuat:
a. Lingkarkan benang pada jarum, lalu letakkan sisa benang di tengah lingkaran
b. Masukkan jarum dari bawah benang di tengah lingkaran
c. Kemudian tarik benang yang panjang (bukan benang yang di ujung)

2. Tusuk Rantai (ch)


Cara membuat:
a. Buatlah simpul awal, kemudian kaitkan jarum hakken pada benang.

21
b. Tarik benang sampai keluar dari hakken.
c. Ulangi langkah diatas sampai panjang rantai yang di inginkan.

3. Tusuk Tunggal
Cara membuat:
a. Sebagai dasar buatlah tusuk rantai
b. Masukkan hakken pada lubang kedua dari jarum
c. Kaitkan jarum hakken pada benang, lalu tarik benang melewati lubang pada langkah b
d. Kaitkan jarum pada benang, lalu tarik benang melewati dua lubang pada hakken.
Jika akan pindah baris kedua, awali dengan tusuk rantai 1 kali.

22
4. Tusuk Ganda (dc)
Cara membuat:
a. Sebagai dasar buatlah tusuk rantai
b. Kaitkan benang pada jarum
c. Masukkan jarum pada rantai ketiga dari jarum
d. Kaitkan benang pada jarum, lalu tarik melalui lubang rantai (langkah c)
e. Kaitkan benang pada jarum, lalu tarik melewati 2 lubang
f. Kaitkan benang pada jarum dan tarik kembali melewati 2 lubang
Jika akan pindah ke baris kedua, awali dengan tusuk rantai 3 kali.

5.Tusuk ganda melewati lubang belakang (bpdc) dan tusuk ganda lubang depan (fpdc)
Cara membuat:
a. Kaitkan benang pada jarum
b. Masukkan jarum di antara tusukan melalui bagian belakang/depan
c. Kaitkan benang pada jarum kemudian tarik benang melewati 2 lubang

23
d. Kaitkan benang pada jarum kemudian tarik benang melewati 2 lubang

Alat dan bahan yang di gunakan untuk membuat tas hp rajut


1. Jarum hakken ukuran 3/0
2. Benang katun
3. Tali kur dan stopper

3.4.2. Pelaksanaan Qualiti control dan penyatuan bahan menjadi produk


Pelaksanaan pengontolan dilakukan terlebih dahulu pada bahan setengah jadi
yang telah di sortir sesuai dengan bentuk maupun tahapannya. Kemudian setelah bahan
bahan tersebut lolos kontrol, bahan tersebut di proses selanjutnya, proses tersebut adalah
penggabungan bahan bahan menjadi satu, yang menghasilkan bentuk bermacam macam
tas.
Dalam proses selanjutnya, bahan yang telah berbentuk tas di kontrol kembali
untuk memastikan produk dapat lolos control ataupun barang yang kurang bagus dan
akan di perbaiki apabila dapat di perbaiki, kemudian di lanjutkan pada proses pelabelan
maupun pemberian asesoris tambahan. Setelah itu produk dapat langung di pasarkan

3.5. Kualitas tas rajut Kaboki


Dalam kualitas tas rajut kaboki, perusahaan tersebut menggunakan pengontrolan
dengan standart yang telah di tetapkan perusahaan tersebut yang salah satunya adalah
tingkat kerapatan rangkaian benang, serta bentuk yang di inginkan, adapun pula dari
tingkat kualitas hasil pembuatannya, tetapi dari yang telah kami ketahui, kerapatan benang
lah yang paling di utamakan. Sebab tas rajut kaboki menggunakan sisten kualitas export
sehingga produk tersebut sangat dijaga kualitasnya.

Dapat di buktikan pula seperti yang telah kita ketahui pada waktu study, ada
produk yang kurang dalam kerapatannya sehingga di kembalikan untuk di perbaiki
kembali, dan jika tidak dapat di perbaiki maka barang tersebut di retur, dan juga ada sisi
pembersihan benang benang yang tidak di inginkan.

24
Dalam proses produksi hingga proses pengontrolan sampai proses finising, proses
proses tersebut lebih banyak dan dominan dilakukan dengan tenaga manusia, dan juga
hanya mengguanakan beberapa tenaga mesin seperti penjahitan dan pengeleman. Sehingga
proses produksi dapat dikatakan proses manual/ proses kreatifitas tangan.

3.6. Pengembangan Produk Tas Rajut Kaboki


Dalam pengembangan prodak PT. Velesia ( tas rajut kaboki ), perusahaan tersebut
memiliki cara dalam mengembangkannya, salah satunya tas yang diproduksi dengan kreasi
yang modern dan tidak meninggalkan nilai seni itu sendiri.

Didalam seni rajutan tas kaboki yang bernilai seni modern, PT. Velesia menggunakan
strategi motif rajut gabungan beberapa warna, yang menghasilkan kombinasi saling
bertautan satu sama lain.

Seperti yang telah kita ketahui dalam prodak tas rajut kaboki, kombinasi warna tersebut
seperti menyatu satu sama lain. Tingkat ketelitiannya pun bagus sehingga dalam beberapa
gabungan warna tersebut, dapat kita lihat seperti telah di garis rapi dalam rajutannya.
Adapula yang bermotif gabungan dari beberapa warna pula yang di bentuk zikzak dalam
rajutannya. Hal tersebut juga menjadikan salah satu motif yang di sukai di kalangan pencinta
tas rajut. Didalam motif zikzak kombinasi warna lebih banyak di bandingkan motif garis,
sehingga menambah nilai seni tas itu sendiri.

Berdasarkan informasi yang kami peroleh, PT. Velesia / tas rajut kaboki selalu
melakukan riset dan berusaha selalu mengembangkan kreasi dari tas itu sendiri dengan tanpa
meninggalkan unsur seni itu sendiri yang menunjukkan seni rajut tradisional. Sehingga
seperti yang telah di ketahui, produk tas rajut kaboki memiliki berbagai bentuk, motif dan
tatanan yang ber beda beda satu sama lain serta dengan jumlah produk yang begitu banyak.

25
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk
memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi
yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Jadi kesimpulan kami atas PT.
Velesia adalah sebagai berikut:

 Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin atau
peralatan karena lebih mengandalkan ke pihak luar (pengrajin).
 Produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan juga untuk persediaan stok
 Pembuatan tas rajut di kaboki masih menggunakan cara traditional, dengan bantuan dari
para pengrajin rajut yang tersebar diberbagai wilayah (outsourching).
 Kualitas yang dihasilkan sesuai dengan standart yang dimiliki perusahaan
 Kualitas suatu produk dipengaruhi oleh bahan baku yang di pakai, semakin bagus
kualitas bahan baku maka bagus pula kualitas produk yang dihasilkan
 Kualitas suatu produk akan mempengaruhi daya jual, dan daya saing terhadap perusahaan
pesaing

4.2. Saran
 Sebaiknya tali selempang yang di gunakan pada tas rajutan tidak menggunakan rajut
melainkan menggunakan bahan yang lebih kuat, contohnya bahan kulit.
 Inovasi produk butuh dikembangkan dengan menciptakan desain rajutan lebih modern
untuk dapat bersaing di pasar, menjadi sangat penting.
 Membuka kembali pasar luar (eksport yang pernah dilakukan kaboki) dengan
menyesuaikan desain selera konsumen

26
 Menambah tempat showroom (sebagai tempat pemesanan / penjualan) dilokasi yang
mudah dijangkau dan terlihat oleh konsumen.
 Pengembangan kualitas lebih disarankan pada penambahan peningkatan dari bahan
bakunya (benang yang digunakan).
 Resiko dengan menambah biaya tapi diharapkan akan menaikkan kualitas produk dan
menaikkan harga jual dan otomatis akan menaikkan pendapatan dari PT. Valesia.
 Pengembangan prduk rajutan yang tidak hanya tas saja namun produk pendamping lain
yang bisa dibuat dengan model rajut (contoh : gantungan kunci, bantal rajut atau
accesoris lain yang bisa dibuat dengan model rajut)

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 2002,Manajemen Produksi; Pengendalian Produksi, edisi empat, buku dua, BPFE,
Yogyakarta

http://www.wisatatasrajut.kaboki.co.id/

http://eprints.ums.ac.id/29614/6/05._BAB_II.pdf

http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-jenis-jenis-proses.html

https://eprints.uns.ac.id/16877/3/bab2_1.pdf

28

Anda mungkin juga menyukai