Anda di halaman 1dari 2

NAMA : OKTRY CRIS PRAKOSO WIBOWO

NPM : 184210257

KELAS : AGRIBISNIS 4 C

TUGAS KUIS

1. Dalam pembuatan lubang tanam karet perlu diperhatikan lapisan cadas. Bagaimana
hubungannya dengan tanaman karet. Jelaskan
: Ukuran lubang tanam dalam budidaya karet harus disesuaikan dengan jenis atau
stadium bibit yang akan ditanam. Jika yang ditanam adalah bibit okulasi stum mini atau bibit
dalam kantong plastik, ukuran lubang tanam cukup 60 x 60 x 60 cm atau 40 x40 x40. Jika
yang dipakai adalah bibit stum tinggi berumur 2 - 3 tahun, lubang tanam berukuran 80 x 80 x
80 cm. Sementara itu, jika panjang akar tunggang lebih dari 80 cm, di bagian tengah dasar
lubang tanam perlu digali sedalam 20 - 30 cm. Bentuk lubang tanam sebenarnya tidak harus
kubus tetapi bisa juga berbentuk silinder atau kerucut yang semakin menyempit ke dalam.
Bentuk lubang tanam yang akan dipakai tergantung pada peralatan yang tersedia. Setelah
digali dengan ukuran sesuai dengan stadium bibit yang akan ditanam, tanah galian bagian
atas atau top soil yang subur dipisahkan dari tanah bagian bawah atau subsoil yang kurang
subur. Lubang tanam kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama dua minggu agar
bibit hama dan penyakit yang ada di dalamnya mati.
Hubungan padas dengan tanaman karet karena Padas pada lapisan olah tanah tidak
Disukai tanaman karet karena mengganggu pertumbuhan dan perkembangan akar. Lapisan
padas dapat mengganggu proses pengambilan hara dari dalam tanah oleh akar. Padas boleh
terdapat pada lapisan tanah asalkan terletak pada kedalaman 2—3 meter. Karet menyukai
tanah yang mudah ditembus air. Akan tetapi, tanah dengan pasir kuarsa yang tinggi juga
menghambat pertumbuhan tanaman.
Sedangkan, Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara
lain solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas, aerase dan
drainase cukup, tekstur tanah remah, poros dan dapat menahan air, struktur terdiri dari 35%
liat dan 30% pasir, tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm, kandungan hara NPK cukup dan
tidak kekurangan unsur hara mikro, reaksi tanah dengan pH 4,5 antara pH 6,5 kemiringan
tanah kecil dari 16% dan permukaan air tanah kecil 100 cm.

2. Mengapa dalam pemeliharaan karet, baris harus di atur sebagaimana rupa sehingga tidak
boleh melawan arah angin. Jelaskan
: Karena Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman
karet adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LS. Bila di tanam di luar zone tersebut,
sehingga memulai pertumbuhannya pun lebih lambat, sehingga memulai produksinya pun
lebih lambat. Tanaman karet banyak ditanam pada ketinggian 0–500 m dpl, dengan
ketinggian optimum 0–200 m, semakin tinggi tempat penanaman pertumbuhan lambat
sehingga saat buka sadap menjadi tertunda. : tanaman karet tidak boleh melawan arah
angin karena Tanaman karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya mampu
tumbuh menembus tanah sampai 2 m, sedangkan  akar lateralnya menyebar sepanjang lebih
dari 10 m. Tanaman karet berbentuk pohon dengan tinggi 15–25 m, tipe pertumbuhan tegak
dan memperlihatkan pola pertumbuhan berirama (ritme), yakni terdapat masa tumbuh dan
masa istirahat (latent) yang bergantian dalam periode sekali dalam dua bulan. 
Dan Masalah angin sangat potensial mengganggu tanaman karet. Menurut Santoso
dan Basuki (1990) dan Murdiyarso (1990) kecepatan angin dengan kisaran 30-50 km/jam
sudah mempunyai potensi untuk menyebabkan patah batang dan cabang bagi klon – klon
karet yang memiliki kepekaan terhadap angin akibat sifat dari batang yang rapuh da tipe
percabangan yang berat.
Sehingga, mengatur baris tanaman karet sebagaimana rupa agar tidak melawan
arah angin untuk mengurangi resiko patah batang dan cabang karena Tanaman karet akan
mengikuti arah angin.

3. Mengapa tanaman karet di tanam lebih rapat dalam baris dibandingkan dengan antar baris.
Apa hubungannya dengan pemanenan. Jelaskan.

: Jarak tanam dalam budidaya tanaman karet, semakin tinggi dan lebar tajuk tanaman ,
harus semakin jauh jarak antar tanamannya, dengan harapan tajuk tanaman dan
perakarannya tidak saling bertaut. Idealnya, semakin jauh jarak antar tanaman akan semakin
baik hasilnya. Untuk tanaman karet, jarak tanam optimal, yaitu jarak tanam optimal tersebut
adalah 3 kali 7 meter jika ditanam secara monokultur. Jika ditanam secara tumpangsari,
jarak tanam bisa lebih jauh lagi, tergantung tanaman yang ditumpangkan. Pengaturan jarak
tanam akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

Produksi tanaman karet. Dalam hubungan dengan pengaturan jarak tanam, pada
populasi yang lebih tinggi, kontak antar akar tanaman lebih cepat terjadi sehingga kompetisi
dalam mendapatkan air dan unsur hara akan meningkat terutama pada musim kemarau.
Menurut Leong dan Yoon (1982) dalam Cahyo, Ardika, dan Wijaya (2011) menyatakan
bahwa pada populasi yang tinggi, cabang dan daun yang berada pada bagian bawah lebih
ternaungi, sehingga menghambat berlangsungnya proses fotosintesis.Menurut Kramer
(1983) dalam Cahyo, et al. (2011), Jarak tanam yang terlalu dekat akan menyebabkan
persaingan dalam memperoleh air dan nutrient, kekurangan air berkepanjangan akan
berpengaruh langsung terhadap berkurangnya laju pertumbuhan, sehingga ukuran tanaman
dan produksi lateks lebih rendah dibanding tanaman normal. Antar baris yang tidak terlalu
rapat akan memudahkan petani dalam melakukan penyadapan lateks dan pemanenan,
mengingat bahwa tanaman karet yang sudah tua perlu dilakukan penyadapan dengan cara
menggunakan tangga. Sehingga memudahkan petani dengan antar baris yang tidak terlalu
rapat.

Anda mungkin juga menyukai