Anda di halaman 1dari 8

KULTUR TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KARET

Oleh :
Ayun Arini
2105101050024

Kasus
Data curah hujan 5 tahun kondisi iklim di kebun karet pada suatu daerah
mempunyai rata-rata bulan kering 4-5 bulan. Kondisi ini menyebabkan tanaman karet pada
bulan-bulan tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan. Laju pertumbuhan lilit
batang TBM menunjukkan adanya kecenderungan dibawah standar. Capaian ukuran lilit
batang pada setiap tahun selalu dibawah standar. Sejak akhir TBM 1 sudah menunjukkan
keterlambatan. Data lilit batang pada TBM 1 hanya sekitar 7,02 cm, padahal standarnya
bisa mencapai 8 cm. Ukuran lilit batang pada akhir TBM III juga dibawah standar yaitu
24,38 cm, seharusnya sudah mencapai 30 cm. Hingga akhir TBM V capaian lilit batang
hanya sebesar 36,96 cm atau terjadi penambahan laju lilit batang sebesar 12 cm selama 2
tahun. Syarat matang sadap adalah lilit batang mencapai > 45 cm, sehingga untuk
mencapai matang sadap, membutuhkan waktu tambahan, standar normalnya umur 5 tahun
sudah dapat dibuka sadap. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa buka sadap bisa
mencapai 6-7 tahun. Pola produksi TM mulai bulan Januari s.d Mei menunjukkan tren
naik, kemudian mulai menurun sejak Juni s.d Oktober. Tren produksi naik kembali mulai
bulan November. Pada saat curah hujan mulai menurun pada bulan Juni-Oktober hingga
mencapai <60 mm/bulan tren produksi juga terlihat mulai menurun, kemudian naik
kembali pada bulan November seiring dengan kecukupan air bagi tanaman dengan curah
hujan mencapai >200 mm/bulan. Pada bulan Juni/Juli tanaman karet di daerah tersebut
umumnya sudah mulai gugur daun hingga pertengahan bulan Oktober. Banyak dijumpai
penyakit gugur daun Oidium yang disebabkan oleh Oidium heveae.

Berdasarkan kasus di atas, anda diminta memberi rekomendasi kultur teknis budidaya
karet pada daerah tersebut agar pertumbuhan dan produksinya optimum. Rekomendasinya
diberikan dalam hal berikut:
1. Bahan tanam (klon) apa yang sesuai digunakan, berikan alasannya!
Klon merupakan tanaman yang diperoleh dari hasil perbanyakan vegetatif
maupun aseksual. Pada sampai saat ini pembudidayaan karet merupakan klon yang
berasal dari persilangan berbagai tetua terpilih yang diperbanyak secara okulasi. Klon
karet anjuran komersial adalah klon unggulan anjuran untuk pengembangan komersial
dalam skala luas yang menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992, tentang Sistem
Budidaya Tanaman disebut sebagai benih bina.

Klon anjuran komersial terdiri dari :


 Klon Penghasil lateks : IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260,
PB 339, PB 340
 Klon Penghasil lateks-kayu : IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, IRR 119, RRIC
100

Klon terbaik dari IRR seri-100 adalah IRR 112 yang sesuai dikembangkan
untuk kondisi lingkungan Agroklimat kering, sedang, dan basah dengan rata-rata
produktivitas dari tiga tahun sadap antara 2.141-2.734 kg/ha/tahun dan IRR 118 sesuai
untuk Agroklimat kering dengan produktivitas 2.200 kg/ha/tahun. Untuk IRR seri-200,
klon IRR 208 sesuai dikembangkan pada daerah Agroklimat kering dan sedang, dengan
produktivitas sebesar 2.260 kg/ha/tahun, klon IRR 209 dan IRR 216 sesuai untuk
Agroklimat basah dengan produktivitas masing-masing 2.496 dan 2.393 kg/ha/tahun,
sedangkan IRR 220 beradaptasi baik pada lingkungan Agroklimat sedang dan basah
dengan produktivitas 2.017-2.340 kg/ha/tahun.
Klon PB 260 dan PB 235 merupakan klon terbaik dan sesuai untuk
dikembangkan pada lingkungan dataran rendah dengan agroklimat kering (curah hujan
rendah). Sedangkan, klon IRR 112 dan IRR 118 sesuai untuk dikembangkan di
lingkungan dengan agroklimat optimal untuk pertanaman karet maupun agroklimat
kering. Pengembangan klon karet unggul di lingkungan penanaman yang sesuai akan
meningkatkan produktivitas kebun dan keuntungan agribisnis karet dalam satu siklus
penyadapan yang mencapai 25-30 tahun.
Bagaimana cara pengelolaan kelembaban tanah didaerah tersebut (Cara
menjaga stabilitas kelembaban tanah dan cara meningkatkan serapan hara)?
Tanaman karet membutuhkan pasokan air yang cukup, terutama saat musim
kemarau. Pengelolaan air yang baik, seperti pengaturan irigasi yang sesuai, sangat
penting untuk menjaga kelembaban tanah dan tidak terjadi kekurangan air yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Ada beberapa cara untuk menjaga
kelembaban tanah selama musim kemarau yaitu dengan menutupi tanah dengan lapisan
bahan organik seperti jerami, daun, atau serpihan kayu membantu mengurangi
hilangnya kelembapan dari tanah, juga pengelolaan air yang baik, seperti pengaturan
irigasi yang sesuai, sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah dan tidak terjadi
kekurangan air dan nutrisi.

2. Jenis LCC apa yang anda rekomendasikan untuk ditanam?


 Cover Crop Mucuna bracteata (MB)
Salah satu jenis LCC yang paling banyak digunakan di perkebunan adalah
Mucuna bracteata (MB). Tanaman ini termasuk satu dari beberapa tanaman kacang-
kacangan yang ditemukan pertama kali di India Utara, tepatnya di kawasan hutan
negara bagian Tripura. Awalnya. Mucuna bracteata ditanam untuk keperluan thaman
pakan hijau. Perkebunan karet di Kerala, pertanian di India Selatan sudah menanam
Mucuna bracteata secara intensif sebagai penutup tanah.
Ciri utama dari Mucuna bracteata (MB):
Dava tumbuh:70%
Umur : permanent
Terhadap naungan: tahan naungan cara tariam pembibitan di polybag, pengembangan
stek
Fungsi: Cepat tumbuh menutup tanah, bagus untuk TBM dengan pola tanam non bakar
dan banyak kayu, ditanam singgel digawangi mati, menahan erosi, menahan
pertumbuhan gulma, memperbaiki aerasi tanah dan menambah ketersediaan N pada
tanah

 Cover Crop Pueraria Javanica (PJ)


Pueraria Javanica (PJ) bermanfaat perkebunan, sehingga berpotensi sebagai
lahan untuk sumber hijauan Puero dan biji (bibit) Puero. Pueraria Javanica (PJ) atau
dikenal dengan sebutan poero toleran pada intensitas cahaya yang fluktuatif, baik
rendah maupun tinggi. Pada intensitas cahaya penuh, puero mampu berproduksi 10 ton
bahan kering per ha. Berkaitan dengan intensitas cahaya rendah. Puero toleran terhadap
naungan Puero mampu menghasilkan produksi tinggi terhadap berat kering dalam areal
yang 50% ternaungi.
Ciri utama dari Pueraria Javanica (PJ):
Daya tumbuh: 70%
Umur: Rata-rata 6 tahun
Terhadap naungan: Tidak tahan naungan Cara tanam: Langsung dilahan.
Fungsi: Pertumbuhan agak cepat, ditanam pada TBM 123, ditanam sebagai campuran
CC jika ada, menahan erosi, menahan pertumbuhan gulma, memperbaiki aerasi tanah,
menambah ketersediaan N pada tanah

 Cover Crop Centrosema Pubescens (CP)


Centrosema Pubescens (CP) berasal Amerika Selatan Tanaman ini masuk
dalam kategori familia Leguminocene dan sub famili Papilionaceae. Centrosema
Pubescens (CP) penyebarannya sangat luas di kawasan tropis lembab. Produksi
tanaman ini sudah terjadi sejak abad ke 19 atau sebelumnya, dari wilayah tropis
Amerika menuju wilayah Asia Tenggara. Tanaman Centrosema Pubescens (CP) mampu
tumbuh baik bersama tumbuhan lain di sekitarnya. Salah satu perannya sebagai
tanaman penutup tanah. Kekurangan mineral pada tanah bisa melalui inokulasi
rhizobium pada benih Centrosema Pubescens (CP) adalah tanaman yang bersifat
merambat dan memanjat, termasuk tanam sebuah umur panjang.

 Cover Crop Calopogonium sp


Colopogonium muconoidex atau sering disebut dengan calopo termasuk
dalam jenis LCC yang banyak dibudidayakan di perkebunan kelapa sawit.
Calopogonium mucunoides adalah jenis pupuk pengirimannya cukup banyak kita
ternui di lapangan. Leguminosa menghasilkan bahan organik tanaman yang mampu
tinggi dan dapat meningkatkan kesuburan tanah karena dapat memfiksasi nitrogen
melalui bakteri. Rhizobium di bintil akar tanaman. Calopo berasal dari Amerika tropis
dan Hindia Barat.
Ciri utama dari Colopogonium muconoides:
Daya tumbuh:70%
Umur: Rata-rata 6 tahun (CC), rata-rata 1-2 tahun (CM)
Terhadap naungan: Tahan naungan (CC), tidak tahan naungan (CM)
Cara tanam: Langsung dilahan
Fungsi: CC (pertumbuhan agak lambat disbanding PJ, penanaman dicampur dengan PJ
& CM, diharapkan setelah CM, PJ mati, tanaman CC sudah berkembang baik,
menahan erosi, menahan pertumbuhan gulma, memperbaiki aerasi tanah dan
menambah ketersediaan N pada tanah). CM (pertumbuhan cepat, ditanam sebagai
campuran CC atau PJ, karena umurnya singkat, menahan erosi. Menahan pertumbuhan
gulma, memperbaiki aerasi tanah dan menambah ketersediaan N pada tanah).

3. Bagaimana cara penanganan penyakit gugur daun di perkebunan karet tersebut?


Cara untuk menangani penyakit gugur daun di perkebunan karet tersebuat
yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis tinggi (dua
kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk. Karena pemberian
pupuk biasanya pada awal musim hujan, maka sebaiknya pupuk dibenamkan ke
dalam tanah agar mudah diserap oleh akar
b. Perlindungan atas serangan penyakit daun dilakukan dengan cara penghembusan
serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu. Penghembusan dimulai pada
saat 10% pohon di kebun membentuk daun baru atau sudah terlihat gejala serangan.
Saat yang tepat untuk penghembusan belerang adalah pagi hari karena tidak akan
terbawa angin dan serbuk mudah menempel pada permukaan daun.
c. Pencegahan dengan penaburan belerang 6-7 kg/ha interval 3-7 hari pada malam
hari.
d. Fungisida berbahan aktif triadimefon 0.25% dosis 600 l/ha dan interval 7-10 hari
dengan fogging atau penyemprotan fungisida berbahan aktif mancozeb pada siang
hari.

4. Apa teknologi penyadapan yang tepat diterapkan?


Teknik penyadapan yang dapat diterapkan yaitu sebagai berikut:
1) Menentukan Matang Sadap
a. Matang Sadap Pohon
Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5- 6 tahun atau lilit batang sudah
mencapai 45 cm diukur 100 cm di atas pertautan okulasi (DPO).
b. Matang Sadap Kebun
Apabila jumlah tanaman matang sadap sudah mencapai >60%. Misalkan 1 ha
kebun karet berisi 555 batang (jarak tanam 6 x 3 m), maka matang sadap kebun bila
pohon matang sadap sudah mencapai 333 batang.

2) Persiapan Buka Sadap


Alat-alat yang diperlukan untuk melakukan persiapan buka sadap adalah
sebagai berikut:
 Meteran kain dan meteran kayu Mal Sadap
 Kayu panjang 130 cm dengan plat seng lebar 6 cm, panjang 50-60 cm
dipakukan pada ujung kayu dengan sudut 12°
 Pisau Mal besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu
menggambar bidang sadap.
 Talang Sadap yaitu seng lebar 2.5 cm; panjang 8 cm berguna untuk mengalirkan
lateks ke mangkuk sadap
 Tali cincin untuk mencantolkan cincin mangkuk kebatang karet.
 Cincin mangkuk, terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakan mangkuk
sadap
 Mangkuk sadap untuk menampung lateks
 Pisau sadap bisa pisau sadap tarik dan atau pisau sadap dorong

3) Penggambaran bidang sadap


Penggambaran bidang sadap dilakukan pada pohon yang sudah matang
sadap yang ditetapkan berdasarkan; (a) Tinggi bukan sadap. (b) Arah dan sudut
kemiringan irisan sadap. (c) Panjang irisan sadap, dan (d) Letak bidang sadap.
Penggambaran bidang sadap tanaman okulasi tidak sama dengan tanaman yang
berasal dari biji. Penggambaran bidang sadap pada tanaman okulasi setinggi 130
cm DPO dan tanaman seedling setinggi 100 cm. Arah penyadapan dari arah kiri
atas ke kanan bawah agar pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri bawah
membentuk sudut 3.7° dengan bidang datar.
Sudut kemiringan bidang sadap bawah sudutnya 30-40° terhadap bidang
datar dan bidang sadap atas: sudutnya 45°. Kemiringan. Irisan sadap Berpengaruh
pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong dan aliran lateks kearah mangkuk
sadap. Panjang irisan sadap (PIS) dipengaruhi oleh:
 Produksi dan pertumbuhan.
 Konsumsi Kulit
 Keseimbangan produksi jangka panjang
 Kesehatan tanaman. Anjuran PIS:1/2 S (Irisan miring sepanjang spiral lingkar
batang).
 Letak bidang sadap
 Arah timur barat (pada jarak antar tanaman yang sempit) untuk mempercepat
penyadapan dan mudah dikontrol.

4) Pemasangan Talang Sadap Dan Mangkuk Sadap


Talang sadap dipasang dibawah ujung irisan sadap bagian bawah dengan
tujuan agar tidak mengganggu penyadapan, lateks dapat mengalir dengan baik dan
tidak banyak meninggalkan bekuan. Selanjutnya mangkuk sadap diletakkan diatas
cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke batang.

5) Pelaksanaan Penyadapan
Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1.5 mm dari kambium dengan 1
ketebalan sadap sekitar 1,5-2,0 mm. Penentuan frekuensi penyadapan berkaitan
dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan dimana panjang irisan S dan
frekuensi penyadapan 2 tahun pertama 3 hari sekali, tahun selanjutnya 2 hari sekali.
Panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas. Waktu penyadapan sebaiknya
dilakukan jam 5.00-7.30 pagi.

DAFTAR PUSTAKA
Bonfim-Silva, E. M., Oliveira, L. S., Ferreira, L. M., Nogueira, R. J., Oliveira, M.
T., & Oliveira, D. E. 2020. Soil quality of a plantation soil for rubber
tree in a chronological sequence of use. Revista Brasileira de Ciência
do Solo, 44, e0190117.
Lasminingsih, M., et al. 2014. Pedoman Budidaya Karet (Hevea brasiliensis) Yang
Baik. Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.
Leiva-Morales, J., Garbuno-Inigo, F., & Prieto-Santos, M. (2019). Rubber tree
(Hevea brasiliensis) agroforestry system performance in the Amazon
basin. Agroforestry Systems, 93(1), 315-323.
Oktaviani, D. A., & Wulandari, F. 2021. The effect of rubber cultivation systems on
soil erosion in peatland areas. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 802(1), 012011.
Sudjarwo, D. R., Dewi, R. S., Kustamar, & Setyawan, N. H. 2017. Characteristics
of intercropping corn with rubber based on maize crop growth stages.
Journal of Degraded and Mining Lands Management, 4(1), 819-826.
Zhang, J., & Tang, H. 2018. Characteristics of greenhouse gas emissions from
rubber plantation soils under different management practices in
tropical regions. Geoderma, 321, 99-107.

Anda mungkin juga menyukai