Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ Pengaruh Iklim Dan Cuaca Terhadap Hama Dan
Penyakit Pada Tanaman Tebu “. Pada makalah ini penulis banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Kesesuaian Iklim
Tanaman tebu dapat tumbuh di daerah beriklim panas dan sedang (daerah
tropik dan subtropik) dengan daerah penyebaran yang sangat luas yaitu antara 35o
LS dan 39o LU. Unsur – unsur iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman
tebu adalah curah hujan, sinar matahari, angin, suhu, dan kelembaban udara.
b. Curah Hujan
c. Sinar Matahari
e. Suhu
f. Kelembaban Udara
g. Kesesuaian Lahan
Derajat keasaman (pH) tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tebu
berkisar antara 5,5 – 7,0. Tanah dengan pH di bawah 5,5 kurang baik bagi
tanaman tebu karena dengan keadaan lingkungan tersebut sistem perakaran tidak
dapat menyerap air maupun unsur hara dengan baik, sedangkan tanah dengan pH
tinggi (di atas 7,0) sering mengalami kekurangan unsur P karena mengendap
sebagai kapur fosfat, dan tanaman tebu akan mengalami “chlorosis” daunnya
karena unsur Fe yang diperlukan untuk pembentukan daun tidak cukup tersedia.
Tanaman tebu sangat tidak menghendaki tanah dengan kandungan Cl tinggi.
Penggerek pucuk. Hama ini berupa ulat yang menyerang pucuk tanaman
sehingga mematikan titik tumbuh. Usaha pemberantasannya menggunakan
insektisida carbofuran yang dapat diberikan dengan cara suntikan atau taburan.
Penggerek batang. Hama berupa ulat ini merusak ruas-ruas batang tebu
sehingga pada serangan yang parah dapat merobohkan tanaman. Usaha
pengendaliannya dapat dilakukan secara hayati dengan menggunakan parasit
karawai Trichograma spp., dan parasit lalat Diatraeophaga striatalis.
Kutu bulu putih. Pada daun-daun yang mulai nampak ada kutu bulu putih
segera dipangkas, dimasukkan ke dalam kantong plastic untuk dimusnahkan atau
dibakar. Pada serangan yang sudah luas, pemberantasannya dapat menggunakan
parasit Encarsia flavosculetan atau menggunakan insektisida sistemik misalnya
formation 825 gr/ha atau dimetoat 1000 gr/ha.
Uret. Hama ini menyerang akar dan pangkal tanaman tebu. Tanaman yang
terserang menampakkan gejala kelayuan daun. Pemberantasan uret dengan
insektisida disarankan menggunakan carbofuran 3 persen sebanyak 50 kg/ha.
Penggunaan insektisida yang mengandung senyawa BHC hanya diperbolehkan
pada lahan yang tidak ditanami tanaman pangan. Disamping cara kimiawi,
pengendalian hama uret dapat dilakukan secara mekanis dengan cara
mengumpulkan uret dan imagonya. Penangkapan imago harus dilakukan sebelum
imago sempat kawin. Berdasarkan siklus kehidupan uret, penangkapan imago
dapat dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan