Anda di halaman 1dari 3

BPTP JAWA BARAT


BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT

Indonesia
MENU
Informasi / Berita/Artikel
BIOLOGI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT CACAR DAUN TEH (Exobasidium vexans) PADA TANAMAN
TEH
May 09, 2017 Admin BPTP

Oleh : Lucky Widiastuti
(Fungsional POPT UPTD BPTP Disbun Provinsi Jawa Barat)

PENDAHULUAN
Penyakit cacar daun teh (blister blight) merupakan salah satu penyakit utama pada
tanaman teh, terutama tanaman teh pada dataran tinggi. Penyakit cacar daun teh
menyerang daun muda, ranting muda, batang muda, dan dapt menyebabkan terjadinya
penurunan hasil tanaman teh sampai 50%. Selain itu penyakit ini dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas teh hasil produksi. Gulati et.al., 1993 dalam Rayati,
2007 menyatakan bahwa pucuk-pucuk teh yang terserang penyakit cacar daun akan
menghasilkan teh berkualitas rendah karena berkurangnya kandungan theaflavin,
thearubigin, kafein, substansi polimer tinggi, fenol total pucuk.

BIOLOGI PENYAKIT CACAR DAUN TEH (Exobasidium vexans)


PENYEBAB PENYAKIT
Penyakit cacar daun teh disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans yang bersifat
parasit obligat, yaitu hanya dapat tumbuh dan berkembang pada jaringan tanaman yang
masih hidup. Jamur E. vexans berkembang biak dengan basidiospora. Penyakit menyebar
melalui spora yang terbawa angin, serangga, atau manusia. Jamur E. vexans dapat
bertahan dari musim ke musim dengan hidup pada daun teh, pada perdu-perdu yang
sangat lembap.
Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembapan udara yang tinggi, cahaya
matahari, angin, ketinggian lokasi kebun, curah hujan, dan sifat tanaman. Banyaknya
bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit cacar daun.

GEJALA SERANGAN
Pada umumnya serangan penyakit cacar daun teh terjadi pada peko (pucuk daun perta,
ke-2, dan ke-3). Gejala awal, cacar tampak seperti bercak kecil hijau pucat tembus
cahaya pada daun muda, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi
oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah.
Bercak berubah warna menjadi putih dan mengandung spora. Gejala serangan lanjut,
pusat berwarna coklat tua, mati dan daun berlubang.

FAKTOR CUACA DAN LINGKUNGAN


Serangan penyakit cacar daun teh sangat merugikan kebun-kebun teh yang berada pada
ketinggian di atas 900 mdpl dan umumnya penyakit ini berkembang pada musim hujan.
Faktor cuaca yang dapat mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh yaitu :
Kelembapan udara
Kelembapan udara mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh karena
untuk pembentukan dan penyebaran basidiospora diperlukan kelembapan nisbi yang
lebih tinggi di atas 80%. Perkecambahan spora memerlukan kelembapan yang lebih
tinggi dari 90%.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun teh secara tidak
langsung karena dapat mengurangi kelembapan udara dalam kebun dan dapat membunuh
spora jamur secara langsung melalui sinar ultra violet.
Angin
Angin mempengaruhi kelembapan udara. Pada kebun dengan kelembapan udara
tinggi/ kurang berangin akan mendukung perkembangan penyakit cacar daun teh.
Ketinggian tempat
Semakin tinggi tempat maka semakin berat tingkat serangan penyakit cacar
daun karena kabut akan semakin banyak dan akan meningkatkan kelembapan pada waktu
siang hari.
Bulu daun
Semakin banyak bulu daun pada peko, maka tanaman teh tersebut akan semakin tahan
terhadap penyakit cacar daun teh.
Curah hujan
Curah hujan yang tinggi selama beberapa hari berturut-turut (7-1- hari) akan memicu
munculnya penyakit cacar daun teh.

III. PENGENDALIAN PENYAKIT CACAR DAUN TEH


Pengelolaan pohon pelindung yang tepat :
Pemangkasan pohon pelindung pada ketinggian 8-10 mdpl agar sinar matahari yang
masuk ke dalam pertanaman teh akan lebih banyak dan meminimalisir perkembangan
vexans.
Waktu pemangkasan dilaksanakan pada awal musim hujan.
Hasil pangkasan pohon pelindung dapat digunakan sebagai mulsa, dengan cara
dihamparkan di atas permukaan tanah untuk menambah bahan organik sehingga dapat
mengaktifkan mikroorganisme tanah.
Budidaya tanaman yang baik :
Pemupukan K2O ditambah 10-20% dari dosis normal untuk meningkatkan ketahanan
tanaman.
Memangkas atau memusnahkan bagian tanaman yang terserang.
Penggunaan klon tahan: Klon GMB1-11 tahan terhadap penyakit cacar daun teh dan
berpotensi hasil tinggi, terutama untuk peremajaan/penanaman areal baru.
Pemetikan dengan daur petik pendek (7-8 hari): pemetikan dengan daur petik pendek
dapat mengurangi intensitas serangan vexans karena setelah 9 hari, infeksi jamur
E.vexans sudah dapat menghasilkan spora. Diusahakan agar semua pucuk bergejala juga
dipetik, sehingga secara kumulatif dapat memberikan hasil pucuk yang lebih banyak.
Menggunakan pestisida nabati dari tanaman kipait, mindi, babadotan, suren, nimba,
biji sirsak, akar tuba, kacang babi dengan dosis 10 kg bahan baku/ha.
Menggunakan agens hayati jamur Verticillium dengan dosis 4 kg/ha.
Menggunakan bubur bordeaux dosis 1 liter/ha.
Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb, pirakarbolid, tridemorf jika
serangan penyakit sudah di atas ambang ekonomi.


Berita Terbaru

Anjangkarya Petani Tembakau Demak ke BPTP

Bapak Dirjenbun Kunjungi BPTP Disbun Jabar

EKSPOSE KUALITAS UKPP BERPRESTASI BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017

Serangan Hama Pohon Kelapa Segera Diantisipasi

Pertemuan Regional ASEAN terkait Komoditi Teh dan Kopi di Bandung
Artikel Terbaru

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT CACAR DAUN TEH (Exobasidium vexans) PADA TANAMAN
TEH

Trichoderma sp Bahan Pengendalian Ramah Lingkungan

Identifikasi OPT Pada Tanaman Karet

PESTISIDA NABATI EKSTRAK BIJI NIMBA

Peran Semut Rangrang sebagai Predator Potensial OPT Perkebunan
TENTANG KAMI

BPTP Pasirjati Bandung Jawa Barat menjadi Unit Kerja yang memberikan pelayanan
PRIMA kepada Masyarakat Perkebunan di bidang Operasional Perlindungan Tanaman
Perkebunan
Follow Us

BRIGADE PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN

Jalan Pasirjati Km 10 Ujungberung, Bandung, Jawa Barat


Telp / Fax 022-7804075
Email : bptp_disbun@yahoo.co.id
© 2016, BPTP - JAWA BARAT, all rights reserved
bptp_disbun@yahoo.co.id
ShareThis Copy and Paste

Anda mungkin juga menyukai