Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah semusim


yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Melon berasal
dari lembah panas Persia atau daerah Mediterania yang
merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan
Afrika. Saat ini di Indonesia melon telah banyak
dibudidayakan karena mempunyai nilai komersial yang
tinggi dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai
dari pasar tradisional hingga pasar modern, restoran dan
hotel.

Dengan semakin meluasnya penanaman melon di lapangan


langsung tentunya juga semakin banyak muncul tantangan
yang dihadapi oleh petani yaitu adanya serangan hama dan
penyakit. Berbeda dengan penanaman melon di dalam rumah
kaca atau green house, di mana kondisi lingkungan dapat di
atur sehingga perkembangan organisme pengganggu
tanaman dapat diminimalkan. Keberhasilan petani dalam
melakukan budidaya suatu tanaman termasuk melon apabila
dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang
mengganggu, sehingga dapat diperoleh hasil panen yang
tinggi. Serangan penyakit pada tanaman melon menjadi
momok menakutkan bagi petani, karena sering menimbulkan
kegagalan dalam panen. Penyakit yang menyerang tanaman
melon disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogenik,
berupa bakteri, fungi dan virus. Pengendalian penyakit akan
efektif jika dilakukan dengan menggabungkan beberapa
cara, yaitu secara kultur teknis, cara fisik/mekanis, dan cara
kimiawi. Beberapa penyakit utama pada tanaman melon dan
cara pengendaliannya.

1. Embun Tepung (powdery mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium sp atau


Erysiphe cichoracearum yang menyerang bagian daun dan
batang dengan gejala: daun dan batang muda dilapisi
semacam tepung (powder) berwarna putih, buah yang
terserang berukuran kecil dan rasanya tidak manis.

Pengendalian : membuat sirkulasi udara lancar dan


mengurangi kelembaban disekitar tanaman, monitoring
secara rutin terhadap tanaman secara rutin, sehingga dapat
diketahui lebih awal, penyemprotan fungisida Calixi 750 EC
atau Afugan 300 EC dengan konsentrasi 1ml/l dilakukan 5-7
hari sekali pada musim hujan dan 10-14 hari pada saat
kemarau.

1. Embun Bulu ( downy mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora


cubensis yang menyerang pada daun dengan gejala : terlihat
bulu-bulu halus berwarna abu-abu di bagian bawah bercak
(permukaan bawah daun), timbul bercak-bercak kuning pada
daun, lalu berubah menjadi ciklat kemerahan, buah yang
terbentuk abnormal, berukuran kecil, rasa hambar dan
aromanya tidak ada.

Pengendalian: memotong daun-daub yang terserang


cendawan dan memusnahkannya, penyemprotan dengan
fungisida sistemik Previcur N dengan konsentrasi 2-3 ml/l,
atau yang berbahan aktif simoksanil stau mancozeb,
menghindari pengariran yang berlebih, melancarkan
sirkulasi udara dan pengendalian gulma.

1. Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp,
yang menyerang bagian daun, batang muda, bunga dan buah
dengan gejala: timbul bercak-bercak coklat kelabu sampai
kehitaman yang kemudian menyatu pada bagian tanaman.
Cendawan juga dapat membentuk massa spora berwarna
merah jambu pada bercak coklat yang terbentuk.

Pengendalian: perendaman benih dengan fungisida


berbahan aktif azoksisitrobin 250 g/l, propinep 70 % atau
derasol 5 C (1ml/l) selama 4 jam, pemangkasan bagian
tanaman yang terserang dan memusnahkannya, pengaturan
jarak tanam yang tepat (tidak terlalu rapat), penyemprotan
dengan fungisida Derasol 60 WP dicampur Dhithane (1:5)
konsentrasi 2,5 g/l, dilakukan 7-14 hari sekali,

1. Layu Fusarium

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium


oxysporium yang menyerang akar dan batang.bgejala yang
dtimbulkan adalah: sulur pada tanaman yang terserang
menjadi kuning dan layu, kemudian seluruh tanaman layu
dan kelamaan mati, pada bantang terdapat goresan dan
mempunyai massa spora cendawan berwarna merah jambu,
batang busuk kecoklatan.

Pengendalian : Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman


lain, pengapuran tanaman, menghindari pemupukan Nitrogen
yang berlebihan, perendaman benih dengan fungisida
konsentrasi 1ml/l, penyemprotan fungisida Derasol 500 SC
dengan konsentrasi 1,5 ml/l setiap 14 hari sekali setelah
tanam.
1. Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia tracheiphila


yang menyerang pada bagian akar dengan gejala : daun layu
satu persatu, meskipun warnanya tetap hijau hingga layu
keseluruhan, bila pangkal batang dipotong melintang akan
mengeluarkan lendir putih kental dan lengket.

Pengendalian : perendaman benih dengan bakterisida


Agrimycin atau agrept konsentrasi 1,2 g/l dan penyemprotan
pada 20 HST, pengaturan drainase pada musim hujan,
sterilisasi media dengan Basamid G dosis 40 g/m2.

1. Busuk Pangkal Batang (gummy stem blight)

Penyakit ini disebabkan oleh Mycosphaerella melonis yang


menyerang bagian pangkal batang dengan gejala : awalnya
pangkal batang seperti tercelup minyak, lalu keluar lendir
berwarnah merah kecoklatan, tanaman layu dan mati, daun
yang terserang mengering dan berbunyi kresek-kresek jika
diterpa angin dan seperti kerupuk jika diremas.

Pengendalian : mencegah kelembaban dan luka di


perakaran, sterilisai lahan dengan Basamid G, pangkal
batang diolesi dengan fungisida Calixin 750 EC konsentrasi
5 ml/l, daun yang terserang dirompes dan tanaman
disemprot dengan fungisida Derosal 500 EC konsentrasi 1-2
ml/l.
1. Busuk Buah

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytopthora


nicotianae,P, capsici, Phytium sp yang menyerang pada
bagian batang, daun dan buah dengan gejala : bercak coklat
kebasahan yang memanjang, daun seperti tersiram air
panas, bercak pada buah menjadi coklat kehitaman dan
lunak, makin lama bercak berkerut dan mengendap, bagian
buah yang bususk diselimuti cendawan putih.

Pengendalian : mengurangi kelembaban disekitar tanaman


dengan memangkas daun atau cabang yang berlebihan,
rotasi tanaman dengan lain, mencabut dan membakar
tanaman yang terserang, penyemprotan dengan fungisisda
sistemik Previcur N konentrasi 1-3 ml/l

1. Bercak Daun Bersudut

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas


lachrymans, yang menyerang pada bagian daun dengan
gejala : terdapat bercak putih pada daun, kemudian menjadi
coklat kelabu, mengering dan berlubang, bercak berbatasan
dengan tulang daun sehingga seolah bersudut.

Pengendalian : merendam benih dengan bakterisida


Agrimycin atau Agrept dengan konsentrasi 1,2 g/l,
penyemprotan dengan bakterisida pada umur 20 HST,
menghindari penyiraman daun dengan air irigasi, melakukan
pergiliran tanaman dengan tanaman bukan sefamili.

1. Penyakit yang disebabkan oleh virus.


Penyakit ini disebabkan oleh virus CMV (Cucumber Mozaic
Virus) CGMMV (Cucumber Green Mottle Mozaic Virus) dan
WMV (Watermelon Mozaic Virus) yang menyerang pada
batang, daun dan buah dengan gejala : pertumbuhan
tanaman kerdil, daun keriting dan bergelombang dengan
bercak-bercak kuning tidak teratur, tanaman umumnya
gagal membentuk buah atau buahnya kerdil dan abnormal.

Pengendalian : Membersihan gulma disekitar tanaman agar


tidak menjadi penular viris, tanaman yang terserang dicabut
dan dibakar, membunuh hama penular virus (vektor) yaitu
aphids, thrips dan tungau dengan penyemprotan pestisida
yang tepat waktu, dosis, cara dan sasaran.
Melon (Curcumis melo. L) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang perlu mendapat perhatian, karena
mempunyai nilai ekonomi tinggi, dengan rasa yang enak
dan aroma yang khas disukai masyarakat. Masalah yang
sering ditemui dalam budidaya melon adanya Organisme
pengganggu tanaman ( OPT ) yang dapat menimbulkan
kerugian bagi tanaman dan petani.

Adapun beberapa hama yang mengganggu tanaman melon


yakni :

1. Trips (Thrips parvipinus).

Pada bagian tanaman melon yang di serang meliputi daun


muda, daun tua, bunga dan buah. Adapun beberapa gejala
serta ciri – ciri tanaman yang terserang hama thrips meliputi
daun muda dan tunas menjadi keriting, daun tua yang
terserang menjadi kering, bunga rontok dan buah abnormal
serta tanaman menjadi kerdil. Beberapa cara pengendalian
yang digunakan untuk mencegah hama thrips meliputi
menjaga kebersihan lingkungan, memangkas bagian
tanaman yang terserang dan membuangnya jauh dari area
penanaman, penyemprotan pestisida alami dari air
rendaman biji sirsakkering dan dihaluskan.

2. Hama kutu daun (Aphis gossypii)

Adapun bagian tanaman yang diserang meliputi pucuk dan


daun melon sehingga terjadi kerusakan pada daun melon.
Gejala yang timbul akibat serangan kutu daun yakni daun
menggulung, pucuk tanaman keriting karena cairan daunnya
diisap oleh aphid dan pembentukan bunga terhambat.
Pengendalian yang bisa dilakukan akibat serangan kutu
daun yakni memangkas bagian tanaman yang terserang
aphid kemudian membuangnya jauh dari area pertanaman,
memasang perangkap seperti yellow sticky trap yang
terbuat dari impra board yang kedua sisinya dilapisi oleh
cairan oli

3. Lalat buah (Dacus sp)

Hama ini biasa menyerang bagian buah yang menjelang


matang. Beberapa ciri dan gejala yang ditimbulkan dari
hama ini meliputi penampilan buah tampak sehat dari luar
namun daging buahnya busuk dan mengandung larva
(belatung) serta pembusukan pada buah dan rontok
(serangan berat). Lalat buah dapat dikendalikan dengan
memetik dan memusnahkan buah yang terserang agar tidak
menjalar ke buah lainya, menanam selasih di sekeliling
kebun sebagai tanaman perangkap, membungkus buah
dengan kertas atau kantong plastic, bisa juga dengan
memasang perangkap dengan antraktan.

Adapun beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman


melon antara lain yaitu :

1. Embun tepung (Cendawan Oidium sp atau Erysiphe


cichoracearum)

Bagian tanaman yang terserang adalah daun dan batang


muda. Ciri dan gejala serangan Daun dan batang muda
dilapisi semacam tepung berwarna putih, buah yang
terserang berukuran kecil dan rasanya tidak manis.
Pengendalian dapat dilakukan dengan membuat sirkulasi
udara lancer dan mengurangi kelembaban di sekitar
tanaman, penyemprotan fungisida Calixi 750 EC atau Afugan
300 EC konsentrasi 1 ml/l, dilakukan 5-7 hari sekali pada
musim hujan dan 10-14 hari sekali pada musim kemarau.

2. Layu fusarium (Cendawan Fusarium oxysporum)

Bagian tanaman yang terserang adalah bagian akar atau


batang. Ciri dan gejala serangan yaitu sulur pada tanaman
yang terserang menjadi kuning atau layu, kemudian seluruh
tanaman layu dan kelamaan mati, pada batang terdapat
goresan dan mempunyai massa spora cendawan berwarna
merah jambu, batang busuk kecoklatan. Pengendalian dapat
dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan
tanaman selain melon, pengapuran lahan untuk
meningkatkan pH tanah, menghindari pemupukan urea atau
ZA berlebihan, perendaman benih dengan fungisida Derasol
500 SC dengan konsentrasi 1 ml/l, penyemprotan fungisida
Derasol 500 SC dengan konsentrasi 1,5ml/l dan dosis 250
ml/tanaman, setiap 14 hari sekali sejak satu bulan setelah
tanam atau sejak muncul bunga.

3. Layu bakteri (Bakteri Erwinia tracheiphila)

Bakteri ini menyerang bagian akar tanaman. Cirri dan gejala


serangannya adalah daun layu satu per satu, meskipun
warnanya tetap hijau, akhirnya tanaman layu keseluruhan,
bila pangkal batang dipotong melintang, akan mengeluarkan
lender putih kental dan lengket. Pengendalian bakteri ini
dengan melakukan perendaman benih dengan bakterisida
Agrimicyn atau Agrept konsentrasi 1,2 g/l dan penyemprotan
pada 20 HST, pengaturan drainase, terutama pada musim
hujan, jangan sampai ada air ang menggenang di daerah
perakaran, sterilisasi media dengan Basamid G dosis 40
g/m2.

4. Busuk Buah (Cendawan Phytophtora nicotianae, P.


capsici, Pythium sp)

Cendawan ini menyerang bagian batang, daun dan buah


melon. Serangannya ditandai dengan adanya bercak coklat
kebasahan yang memanjang, daun seperti tersiram air panas
kemudian meluas, bercak kebasahan pada buah yang
berubah menjadi cokelat kehitaman dan lunak, makin lama
bercak berkerut dan mengendap, bagian buah yang busuk
terselimuti cendawan. Untuk mengendalikan serangan
penyakit bususk buah dapat dilakukan mengurangi
kelembaban di seitar tanaman dengan memangkas daun
atau cabang yang berlebihan, rotasi tanaman dengan bukan
sefamili, mencabut dan membakar tanaman yang terserang,
penyemprotan fungisida sistemik Previcur N konsentrasi 2-3
ml/l, diselingi fungisida kontak Vondozeb, Trineb, dan
Sandofan MZ konsentrasi 2,5 g/l

5. Penyakit yang disebabkan oleh virus

 CMV (Cucumber Mosaic Virus)


 CGMMV (Cucumber Green Mottle Mosaic Virus)
 WMV (Watermelon Mosaic Virus)

Bagian yang diserang adalah batang, daun dan buah yang


menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil, daun keriting
dan bergelombang dengan bercak-bercak kuning tidak
teratur, tanaman umumnya gagal membentuk buah atau
buahnya kerdil dan abnormal. Pengendalian dengan
membersihkan gulma di sekitar tanaman agar tidak menjadi
penlar virus, tanaman yang tersrang dicabut atau dibakar,
membunuh hama penlar virus ysitu aphids, thrips atau
tungau dengan penyemprotan pestisida yang tepat waktu,
dosis, cara, dan sasaran.
Penyakit Virus Kuning
Penyebab penyakit ini virus Gemini dan gejala yang terlihat adanya bercak kuning pada daun dan
beberapa daun menjadi keriting. Virus dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian dan kupu-kupu
merupakan serangga vector bagi virus. Pada serangan berat, perkembangan buah akan lambat, sehingga
buah yang dihasilkan tidak sempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya.
Pengendaliannya dapat dilakukan 3 (tiga) cara, yaitu cara kultur teknis, cara fisik/mekanis, dan cara
kimiawi. Cara kultur teknis, dilakukan dengan penggunaan varietas tahan. Sedangkan pengendalian
cara fisik/mekanis dapat dilakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman
dan tanaman terserang dimusnahkan. Kemudian pengendalian cara kimiawi, dengan menggunakan
insektisida kimia yang efektif berbahan aktif tiametoksan 25%.
Penyakit Layu Bakteri
Penyakit iini penyebabnya Pseudomonas sp dan gejalanya perubahan warna pada daun muda menjadi
coklat tua dan akhirnya mongering. Pada serangan lebih lanjut dapat menurunkan produksi atau gagal
panen.
Pengendalian dengan 2 (dua) cara, yaitu cara fisik/mekanis dan cara kimiawi. Cara fisik/mekanis,
dengan melakukan sanitasi dan kebersihan kebun serta tanaman yang terserang dimusnahkan atau
dibakar. Sedangkan cara kimiawi, dilakukan dengan merendam benih dalam larutan Agrymicin 1-2
gram per liter air selama 6-8 jam atau pada pertanaman dengan fungisida berbahan aktif mancozep
80%.
Penyakit Layu Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum ini menunjukkan gejala pada tanaman
muda/pesemaian dapat menyebabkan tanaman busuk atau tumbuh kerdil. Pada tanaman dewasa daun
menjadi pucat, bagian atas tanaman layu dan sedikit demi sedikit menjadi layu keseluruhan dan mati.
Batang menjadi nekrotik/retak dan mengeluarkan cairan berwarna coklat.
Pengendalian bisa dilakukan 4 (empat) cara, yaitu cara kultur teknis, cara fisik/mekanis, cara biologis,
dan cara kimiawi. Pengendalian cara kultur teknis dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman yang
tidak rentan atau tanam pada lahan baru. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengaturan jarak
tanam yang tepat, yaitu 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm. Pengendalian cara fisik/mekanis dilakukan dengan
pembersihan eradikasi tanaman sakit dan dimusnahkan. Pengendalian cara biologis adalah
pengendalian secara preventif dan berkala dengan agensia hayati cendawan antagonis Trichoderma sp.
atau Gliocladium sp. Pengendalian cara kimiawi dapat dilakukan dengan fungisida berbahan aktif
Mancozep 80 % dan Klorotalonil 75 %.
Penyakit Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh Collectotrichum lagenarium (Pass) Ell. Et Halst dan gejalanya terlihat
pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat bercak-bercak berwarna coklat kelabu sampai
kehitaman yang sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu. Jaringan tanaman yang terdapat di bawahnya
juga membusuk.
Pengendalian dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Pengaturan jarak tanam yang tepat (45 x 60 cm, 50 x
60 cm atau 60 x 70 cm); (2) Perendaman benih dengan fungisida berbahan aktif azoksisitrobin 250
gram per liter atau propineb 70 %; (3) Pembersihan bagian-bagian tanaman yang mati; dan (4) Tidak
semua orang diijinkan masuk ke kebun untuk antisipasi penularan jamur.
Penyakit Busuk Buah
Penyebabnya Phytophthora nicotianae B. de haan var parastica (Dast) dan gejala serangan pada batang
ditandai dengan bercak coklat kebasahan yang memanjang. Serangan serius dapat menyebabkan
tanaman mati layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas kemudian meluas. Serangan pada
buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Makin lama
bercak menjadi berkerut dan mengendap. Pada bagian buah yang busuk diselimuti kumpulan cendawan
putih.
Pengendaliannya sebagai berikut: (1) Pemangkasan daun atau cabang yang berlebihan untuk
mengurangi kelembaban di sekitar tanah; (2) Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukab sefamili
dengan melon; (3) Mencabut tanaman yang terserang dan dibakar; dan (4) Tidak semua orang diijinkan
masuk ke kebun untuk antisipasi penularan jamur.

Anda mungkin juga menyukai