Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI PESTISIDA DAN NABATINYA

OLEH

KEL.3

MUHAMMAD ALGAZALI (170301020)

FADLI

ZULFIANA

TEKNOLOGI PESTISIDA DAN NABATINYA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS ILMU PERTANIAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

SENGKANG

2020
A.PENGERTIAN SEMANGKA

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau

Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun

di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan

(cucurbiateceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa

dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan

disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.

Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun
ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat
mencapai belasan meter.

Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter


3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu
tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga
banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali
dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.

Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-
larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau
kuning.

Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan
buah.

B. Hama Pada tanaman Semangka


1. Hama Kutu Putih

Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya
diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman
semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan
semut. 

Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat
menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga.

pengendalian

Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi
alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.,dengan
menggunakan racun curacron 500 ec dengan bahan aktif prefenofos 500 g/l isi 100 ml

2. HamaThrips (Thrips parvispinus)

Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun semangka.
Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor
berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin)
sehingga penyebarannya sangat cepat. 
Pengendalian

Dapat di lakukan seccara biologis ,yaitu menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan
daun antawali,kapur dan kunyit./pemulihan tanaman yang telah sembuh dari tanaman hama
trips yang dapat di lakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh
seperti GA3,ATONIK,atau pupuk daun.

3. Hama Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp) 

Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang
daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis
terhambat.

Pengendalian

Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara
kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan
menggunakan perangkap ulat LIGHT TRAP 
4. Hama Kutu Daun (Myzus percicae) 

Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun,
menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi
kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan mendatangkan semut.

pengendalian

Pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif


imidalkloprid bahan aktif 25% formulasi wattable powder (WP) bentuk padat/tepung 

5. Hama Semut dan Belalang 

Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua
jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit
mati.

pengendalian

Serangan semut dan belalang bisa ditanggulangi dengan menggunakan insektisida


racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida berbahan aktif karbofuran seperti
Furadan 3G bahan aktif karbofuran 3% berbentuk butiran
C. penyakit

1. REBAH SEMAI

Rebah semai biasa menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan.


Pengendalian :
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif
propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis
½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

2. LAYU BAKTERI

Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri.


Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan
secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif
kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis
sesuai pada kemasan.
Pengendalian :
Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan
lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah,
contoh wonderfat dengan dosis sesuai
anjuran pada kemasan

3. LAYU FUSARIUM

Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan  layu bakteri, yang
membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya
pengedalian :
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan
secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil 50.4%fungisida berbentuk
tepung berwarna kekuningan , metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai
pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan

trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran
dengan  pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada
kemasan.
4. BUSUK PHYTOPTHORA

Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan
bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu.
Daun semangka yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai dengan
bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian :
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb,
propineb, ziram,  atau tiram.

5. GUMMY STEM BLIGHT

Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti tercelup
minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat dan akhirnya tanaman mati.
Daun yang terserang ditandai dengan bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat
kehitaman lama kelamaan daun akan mengering.
Pengendalian :
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau
tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Anda mungkin juga menyukai