OLEH
KEL.3
FADLI
ZULFIANA
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2020
A.PENGERTIAN SEMANGKA
Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun
dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan
Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun
ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat
mencapai belasan meter.
Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-
larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau
kuning.
Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan
buah.
Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya
diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman
semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan
semut.
Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat
menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga.
pengendalian
Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi
alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.,dengan
menggunakan racun curacron 500 ec dengan bahan aktif prefenofos 500 g/l isi 100 ml
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun semangka.
Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor
berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin)
sehingga penyebarannya sangat cepat.
Pengendalian
Dapat di lakukan seccara biologis ,yaitu menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan
daun antawali,kapur dan kunyit./pemulihan tanaman yang telah sembuh dari tanaman hama
trips yang dapat di lakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh
seperti GA3,ATONIK,atau pupuk daun.
3. Hama Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp)
Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang
daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis
terhambat.
Pengendalian
Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara
kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan
menggunakan perangkap ulat LIGHT TRAP
4. Hama Kutu Daun (Myzus percicae)
Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun,
menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi
kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan mendatangkan semut.
pengendalian
Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua
jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit
mati.
pengendalian
1. REBAH SEMAI
2. LAYU BAKTERI
3. LAYU FUSARIUM
Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang
membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya
pengedalian :
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan
secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil 50.4%fungisida berbentuk
tepung berwarna kekuningan , metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai
pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan
trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran
dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada
kemasan.
4. BUSUK PHYTOPTHORA
Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan
bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu.
Daun semangka yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai dengan
bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian :
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan
fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb,
propineb, ziram, atau tiram.
Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti tercelup
minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat dan akhirnya tanaman mati.
Daun yang terserang ditandai dengan bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat
kehitaman lama kelamaan daun akan mengering.
Pengendalian :
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau
tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.