Disusun oleh
(2104060135)
AGROTEKNOLOGI 1
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kemudian jamur aspergillus yang telah disiapkan, letakkan pada miskroskop
kemudian lakukan pengamatan makro dan mikro agar dapat melihat jamur tersebut
3. Jika jamur tersebut sudah Nampak jelas mahasiswa mengambil foto dari jamur
tersebut.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
Trichoderma sp. merupakan jamur (fungi) filament yang banyak digunakan untuk
melindungi tanaman sebagai agen biokontrol. Kemampuan melindungi tanaman
melibatkan beberapa mekanisme yang terkait dengan sifat biokimiawi spesies . Salah satu
mekanisme tersebut melibatkan produksi berbagai enzim diantaranya adalah xilanase. Dari
basil penelitian diperoleh aktivitas xilanase tertinggi terdapat pada kode isolat
Trichoderma hasil isolasi sayuran sawi yaitu 66.55 ± 60.742 U/mL.
Trichoderma sp merupakan jamur yang habitatnya di tanah, termasuk class
Ascomycetes yang mempunyai spora hijau. Jamur ini mempunyai potensi degradasi
dekomposisi berbagai macam substrat heterogen di tanah, interaksi positif dengan inang,
memproduksi enzim untuk perbaikan nutrisi bagi tanaman. Spesies Trichoderma
diantaranya adalah Trichoderma reesei, Trichoderma viride, dan Trichoderma harzianum
Trichoderma sp efektif menghambat pertumbuhan Sclerotinia sclerotiorum, Fusarium
oxysprum, dan Altenaria brassicicola yang merupakan patogen tanaman.
Trichoderma merupakan genus cendawan yang mampu dijadikan sebagai agens
pengendali patogen secara hayati. Mekanisme antagonis yang dilakukan Trichoderma spp.
dalam menghambat pertumbuhan patogen antara lain kompetisi, parasitisme, antibiosis,
dan lisis
B. Jenis – Jenis Trikoderma
a. Trichoderma harzianum
Jenis Trichoderma ini adalah hasil isolasi dari tanah tanaman sayuran contohnya
sawL Kolonmya dalam medium tumbuh cepat dan membentuk daerah melingkar
waraa hijau terang sampai gelap. Hifa bersepta, dinding licin, ukurannya 1,5 - 2,0
fim, pada cabang utama hife membentuk sudut siku - siku. Konidiofor
membentuk suatu kelompok agak lonjong dan berkembang membentuk daerah
seperti cincin.
b. Trichoderma viride
Hasil isolasi dari tanah sayuran bayam termasuk kedalam jamur uii. Bentuk
koloni awal permukaannya lembut bening dan beikembang menjadi bulu - bulu
tipis yang jarang dan wama keputihan. Konidia T. viride mempunyai ukuran 2,8 -
4,5 fim berbentuk tetap dan homogen, cabang utama konidiofor berukuran 4 - 5
|im.
c. Trichoderma pseudokoningii
Sifat morfologi jamur ini yaitu mempunyai konidiofor yang lurus, diujung
konidiofor seperti sikat yang tebal dengan sistem percabangan dihubungkan oleh
fialid yang lonjong, konidia berwama merah jambu atau hijau yang dihasilkan
dalam masa padat dari fialid. Koloninya pada medium tumbuh agak jarang, halus,
wamanya berubah - ubah sesuai dengan petkembangan konidia dari putih, putih
kehijauan sampai hijau gelap dan mei^eluaikan pigmen kedalam medium
sehingga berwama kekuningan. Adapun contohnya adalah isolasi dari tanah
kelapa sawit.
C. Manfaat Trikoderma
3. Pengocoran Selain ditaburkan pada bedengan dan lubang tanam, Trichoderma juga
dapat diaplikasikan dengan cara dikocor. Pengocoroan bisa dimulai saat tanaman
berusia 7 sampai 10 HST (Hari Setelah Tanam). Kemudian, ulangi pengocoran
setiap 10 hari sampai 4 kali perlakuan. Jika Anda mulai pengaplikasian saat umur 7
HST, maka aplikasi berikutnya saat umur 14, 21, dan 28 HST. Untuk dosis
pengocoran sebanyak 1 sendok per 250 ml air per tanaman.
E. Gambar Hasil Penelitian Trikoderma
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Trichoderma sp. adalah jamur yang paling umum dijumpai dalam tanah
khususnya tanah dengan kandungan bahan organic yang tinggi. Jamur mempunyai ciri
morfologi koloni berwarna hijau muda sampai hijau tua, hifa bersekat, berukuran (1,5-12
µm), dan percabangan hifa membentuk sudut siku pada cabang utama. Konidium
berbentuk bulat, agak bulat sampai bulat telur pendek, berukuran (2,8-3,2) x (2,5-2,8)
µm, dan berdinding halus. Konidiofor bercabang mendukung fialid, yang berjumlah 3
atau lebih secara bergerombol, dan agak ramping. Jamur dapat hidup baik secara saprofit
maupun parasit pada jamur lain, dan perkembangan secara aseksual dengan
menghasilkan konidium yang berkecambah membentuk individu baru.
Trichoderma sp. sebagai organisme pengurai, juga berfungsi sebagai agen hayati dan
stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma sp merupakan jamur yang habitatnya di
tanah, termasuk class Ascomycetes yang mempunyai spora hijau. Jamur ini mempunyai
potensi degradasi dekomposisi berbagai macam substrat heterogen di tanah, interaksi
positif dengan inang, memproduksi enzim untuk perbaikan nutrisi bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
https://sawitindonesia.com/peranan-dan-manfaat-penting-trichoderma-bagi-tanah-dan-tanaman/
Agnes, T.P.I., A. Suyanto. 2016. Pemanfaatan Jamur Trichoderma sp. dan Aspergillus sp.
Sebagai Dekomposer Pada Pengomposan Jerami Padi. Jurnal Agrosains. 13(12): 1-9.