Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI PAKAN TERNAK

MIKROBA TRICHODERMA

Disusun Oleh :

Rivaldo Febriansyah Putra


2054231020

Dosen Pengampuh :

Dr.Ir. Nurhaita, M.P

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beriring salam kita curahkan kepada baginda
Rasullullah SAW beserta keluarganya. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “MIKROBA TRICHODERMA ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan terusun dan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih terutama kepada : Dr.Ir. Nurhaita, M.P yang mana telah membimbing
penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini
jauh dari kata kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi terciptanya makalah yang
jauh lebih baik serta memberikan manfaat bagi semua orang.

Bengkulu, 18 November 2022

Rivaldo Febriansyah Putra

Npm : 2054231020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1. Mikroba Trichoderma..........................................................................................................3
2.2. Tempat Hidup Dan Ciri Mikroba Trichoderma...................................................................4
2.3. Enzim Yang Dihasilkan Dan Aktifitas Mikroba Trichoderma............................................4
2.4. Penggunaan Mikroba Trichoderma......................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Trichoderma banyak dipelajari karena karakteristik yang dimiliki dan juga sifat
kompetitornya yang menjadikannya berhasil menguasai habitatnya. Hal yang banyak dikaji
secara rinci dari Trichoderma diantaranya adalah terkait distribusi dan filogeni, mekanisme
pertahanan, interaksi yang menguntungkan sekaligus merusak dengan inang, produksi dan
sekresi enzim, perkembangan seksual, dan respons terhadap kondisi lingkungan seperti nutrisi
dan cahaya. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan banyak spesies dari genus ini, sehingga
menjadikan Trichoderma salah satu jamur terbaik yang dipelajari dengan genom tiga spesies
yang tersedia saat ini (Schuster dan Schmoll, 2010).

Trichoderma merupakan mikroorganisme tanah bersifat saprofit yang secara alami


menyerang cendawan patogen dan bersifat menguntungkan bagi tanaman. Cendawan
Trichoderma merupakan salah satu jenis cendawan yang banyak dijumpai hampir pada semua
jenis tanah dan pada berbagai habitat yang merupakan salah satu jenis cendawan yang dapat
dimanfaatkan sebagai agens hayati pengendali patogen tanah. Cendawan ini dapat berkembang
biak dengan cepat pada daerah perakaran tanaman. Spesies Trichoderma disamping sebagai
organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agens hayati. Trichoderma dalam peranannya
sebagai agens hayati bekerja berdasarkan mekanisme antagonis yang dimilikinya (Wahyuno et
al., 2009).

Purwantisari (2009), mengatakan bahwa Trichoderma merupakan cendawan parasit yang


dapat menyerang dan mengambil nutrisi dari cendawan lain. Kemampuan dari Trichoderma ini
yaitu mampu memarasit cendawan patogen tanaman dan bersifat antagonis, karena memiliki
kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan cendawan lain. Kapang
Trichoderma sebagai pengendali hayati memiliki keunggulan yaitu aman, tidak terakumulasi
dalam rantai makanan, dan tidak berpengaruh terhadap organisme bukan sasaran (Damiri, 2011;
Octriana, 2011; Waluyo, 2004). Kapang Trichoderma telah banyak digunakan dalam

iv
pengendalian terhadap 4 serangan patogen tular tanah seperti Sclerotina sp., Phytium sp.,
Fusarium sp., dan Rhizoctonia sp. ( Hajieghrari dalam Berlian dkk., 2013).

1.2. Rumusan Masalah

1. Dimana mikroba Trichoderma dapat ditemukan?


2. Enzim apa yang dihasilkan mikroba Trichoderma dan bagaimana aktifitasnya?
3. Bagaimana penggunaan mikroba Trichoderma?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui dimana mikroba Trichoderma dapat ditemukan.


2. Untuk mengetahui enzim apa yang dihasilkan mikroba Trichoderma dan bagaimana
aktifitasnya.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan mikroba Trichoderma.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mikroba Trichoderma

Spesies Trichoderma secara umum digunakan sebagai agen biocontrol yang melawan
jamur pathogen dan beberapa strain dapat memproduksi antibiotic, memparasit jamur lain,
antagonistic terhadap banyak pathogen tanaman dan bersiang dengan mikroorganisme
pengganggu tanaman. Di Aceh kapang Trichoderma berhasil diisolasi dari perakaran tanaman
kako dan merupakan salah satu jamur yang bersifat antagonis terhadap pathogen tanah (Sriwati
R., 2017).

Klasifikasi Trichoderma sp. Menurut Larone (1995) :

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Euascomycetes

Order : Hypocreales

Family : Hypocreaceae

Genus : Trichoderma

Spesies : Trichoderma sp.

Trichoderma merupakan kapang antagonis yang sering ditemukan di tanah pertanian.


Diketahui dari penelitian sebelumnya bahwa Trichoderma mempunyai kemampuan dalam
menekan pertumbuhan kapang patogen di dalam tanah, sehingga Trichoderma dapat digunakan
untuk mencegah persebaran penyakit yang disebabkan oleh kapang patogen.Trichoderma
mempunyai tiga mekanisme antagonisme terhadap kapang patogen, yaitu kompetisi, mikoparasit,
dan antibiosis (Harman& Kubicek, 1998).

vi
Fajrin (2013) Menjelaskan bahwa Trichoderma merupakan kapang endofit yang mampu
mengendalikan pertumbuhan patogen pada tanaman. Mekanisme antagonis yang dilakukan
Trichoderma dalam menghambat pertumbuhan kapang patogen antara lain kompetisi, antibiosis,
dan lisis. Sifat antagonis dari Trichoderma ini dapat dimanfaatkan sebagai alternative dalam
pengendalian kapang pathogen yang bersifat ramah lingkungan.

2.2. Tempat Hidup Dan Ciri Mikroba Trichoderma

Trichoderma adalah jamur yang hadir atau hidup hampir disemua tanah dan dengan
habitat hidup yang sangat beragam. Jamur-jamur ini disukai kehadirannya oleh akar tanaman,
karena dengan mudah mengkoloni akar. Beberapa jenis Trichoderma sangat kompeten diwilayah
rizosfer, yaitu mampu mengkoloni dan tumbuh serta berkembang pada akar. Jika ditambahkan
kedalam tanah atau diperlakukan pada biji dengan metode apapun maka perannya akan lebih
bagus. Trichoderma adalah salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai
pupuk biologis tanah. Mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari
perakaran tanaman dilapangan, bahkan saat ini sudah ditemukan pada bagian tanaman lain
seperti pada batang dan daun (Sriwati R, 2017).

Trichoderma secara ekologis sangat dominan ditemukan di alam dengan strain beragam
yang dapat tumbuh pada berbagai jenis lingkungan seperti di padang rumput ,tanah pertanian,
rawa, hutan, lingkungan dengan kadar garam tinggi, gurun, danau, udara, di sekitar hampir
semua jenis spesies tumbuhan hidup, benih dan daerah dengan zona iklim (termasuk Antartika,
tundra, dan tropis). (Wanghunde dkk, 2016).

2.3. Enzim Yang Dihasilkan dan Aktifitas Mikroba Trichoderma

Trichoderma merupakan mikroorganisme dari jenis kapang yang dapat digunakan dalam
proses fermentasi, menghasilkan enzim ekstraseluler, bahkan sudah digunakan secara komersial
untuk memproduksi enzim selulase atau enzim lain yang mampu mendegradasi polisakarida
kompleks. Iqbal et al (2011) menyatakan bahwa merupakan mikroba penghasil enzim selulase

vii
yang efisien dan sering dieksplorasi potensinya untuk mendegradasi selulase dari bahan nabati
hasil samping agro industri.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa Trichoderma mdapat menghasilkan


beberpa enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, pectinase, dan selulase ( Pelczar dan reid,
1974 dalam Wiseman, 1981 dalam rogers, 2002).

Aktifitas mikroba Trichoderma ini dipengaruhi oleh hadirnya nutrient organik yang ada
didalam tanah (Sriwati R, 2017). Trichoderma memiliki aktifitas antimikroba yang lebih tinggi
karena adanya spesifik β-glukanase dan kitinase, yang berperan penting sebagai enzim hidrolitik
selama degradasi dinding sel (Kubicek dkk, 2019).

2.4. Penggunaan Mikroba Trichoderma

Aplikasi Trichoderma dapat dilakukan pada tiga jenis tanaman yaitu tanaman pembibitan,
tanaman hortikultura, dan tanaman tahunan. Dengan kata lain lain, Trichoderma dapat digunakan
pada banyak spesies tanaman. Tricho-kompos merupakan salah satu produk pupuk organik yang
dimodifikasi dengan penambahan Trichoderma pada pupuk tersebut. Trichokompos
diaplikasikan pada lahan pertanian.

Pemanfaatan Trichoderma untuk pembuatan kompos hanya membutuhkan waktu satu 60


bulan. Trichoderma sp. dapat mengurai bahan organik seperti karbohidrat, terutama selulosa
dengan bantuan enzim selulase. Tricho-kompos adalah pupuk yang berasal dari bahan organik
yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma Tricho-kompos sebagai pupuk mampu
menyediakan unsur hara di dalam tanah bagi tanaman (Umbola, 2020).

viii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Trichoderma merupakan kapang yang dapat membantu dalam pengolahan atau


penanaman karena memiliki sifat antagonis yang mana dapat mematikan atau menghambat
pertumbuhan cendawan lain karena kapang Trichoderma ini dapat memproduksi antibiotic,
memparasit jamur lain, antagonistic terhadap banyak pathogen tanaman dan bersiang dengan
mikroorganisme pengganggu tanaman. Trichoderma mempunyai kemampuan dalam menekan
pertumbuhan kapang patogen di dalam tanah, sehingga Trichoderma dapat digunakan untuk
mencegah persebaran penyakit yang disebabkan oleh kapang patogen. Karena itu sifat antagonis
dari Trichoderma ini dapat dimanfaatkan sebagai alternative dalam pengendalian kapang patogen
yang bersifat ramah lingkungan.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Arwiyanto T. 2003. Pengendalian hayati penyakit layu bakteri tembakau. Jurnal Perlindungan.

Faizah, N. (2018). POTENSI KAPANG Trichoderma spp. SEBAGAI PENGENDALI HAYATI


TERHADAP KAPANG PATOGEN TULAR TANAH Rhizoctonia solani SECARA IN
VITRO (DIMANFAATKAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Furi, T. N. (2017). Uji anatagonis fungi endofit Trichoderma sp. dan Mucor sp. terhadap fungi
patogen penyebab bercak daun (Leaf Spot) pada tanaman stroberi (Fragaria x ananassa)
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Jumadi, O., Phil, M., Junda, I. M., Caronge, I. M. W., & Syafruddin, S. P. TRICHODERMA
DAN PEMANFAATAN.

Letak, P., & Halim, A. M. (2018). PENGENDALIAN HAYATI dengan Memberdayakan


Potensi Mikroba.

Sriwati, R. (2017). Trichoderma: Si Agen Antagonis. Syiah Kuala University Press.

Suryaningrum, L. H., & Sunarno, M. T. D. (2019). Pemanfaatan Kapang Trichoderma Sp. Untuk
Degradasi Serat Kasar Pada Bahan Nabati.

Anda mungkin juga menyukai