Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI

PERLINDUNGAN TANAMAN
“Pembuatan Pupuk Kompos Dengan Agen Hayati (Trichoderma sp.) dan
Aplikasinya”

Dosen Pengampu :
Dr. I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., Agr

Oleh :

Pardianta P Sinaga
(1606541060)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan praktikum ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis
juga menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan penulis semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar makalah menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 19 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 LatarBelakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan............................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

2.1 Pupukhayati .................................................................................... 3

2.2 Jamur Trichoderma sp. ................................................................... 4

2.2 Potensi Jamur Trichoderma sp. ...................................................... 5

III. METODE PRAKTIKUM ....................................................................... 6

3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 6

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 6

3.3 Prosedur Kerja ................................................................................ 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 8

4.1 Hasil ............................................................................................... 8

4.2 Pembahasan .................................................................................... 9

V. PENUTUP .................................................................................................. 11

5.1 Kesimpulan..................................................................................... 11

5.2 Saran ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

LAMPIRAN FOTO ....................................................................................... 13

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengendalian hayati merupakan salah satu komponen penting
dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian hayati adalah
pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan serangga hama atau
penggunaan agens antagonis untuk mengendalikan patogen tanaman. Pada
dasarnya, setiap serangga hama mempunyai musuh alami yang dapat
berperan dalam pengaturan populasinya. Musuh alami serangga hama
adalah komponen utama dari pengendalian almiah, yang merupakan
bagian dari ekosistem dan sangat penting peranannya dalam mengatur
keseimbangan ekosistem tersebut.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen sampai saat
ini masih merupakan masalah utama di bidang pertanian. Produksi
pertanian secara kualitas maupun kuantitas mengalami penurunan yang
sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan penanggulangan dan pengendalian
yang tepat dan cermat.Konsep yang harus dikembangkan dalam
pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah selain memperhatikan
efektivitas dan segi ekonomisnya juga harus mempertimbang-kan masalah
kelestarian lingkungan. Bertitik tolak dari konsep tersebut, maka perhatian
dunia kembali pad Dewasa ini banyak diketahui bahwa Trichoderma
spp.dapat dipakai untuk mengendalikan berbagai penyakit bawaan pada
tanah. Pengendalian secara biologis juga dapat dilakukan dengan patogen
yamg tidak virulen dari jenis yang sama sebagai pesaing (kompetitor) (
Schlegel, 1994).
Secara umum pengertian pengendalian hama secara biologi/hayati
adalah penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organism
pengganggu tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini
diistilahkan juga sebagai organisme yang berguna yang dikenal juga
sebagai musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen. Dalam hal
penggunaan dan pengendalian mikroorganisme (termasuk virus),

1
pengertian organisme yang berguna diperluas yaitu meliputi makhluk
hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat memahami dan mengerti apa itu pupuk hayati yang
terbuat dari pupuk Trichoderma spp, dan bagaimana langkah-langkah
dalam membuat pupuk tersebut.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Hayati


Pupuk mikro biologis atau pupuk hayati adalah pupuk yang
mengandung mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih,
permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian
dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan
pasokan nutrisi utama dari tanaman.
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan mikroba,
yaitu (1) menyediakan sumber hara bagi tanaman; (2) melindungi akar dari
gangguan hama dan penyakit; (3) menstimulir sistem perakaran agar
berkembang sempurna memperpanjang usia akar; (4) memacu mitosis
jaringan meristem pada titik tumbuh pucuk, kuncup bunga, dan stolon; (5)
sebagai penawar racun beberapa logam berat; (6) sebagai metabolit
pengatur tumbuh; dan (7) sebagai bioaktivator perombak bahan organik,
sehingga mikroba disebut sebagai bioregulator (pengatur biologis) tanah.
Adapun dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni
sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah
kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman ( Feeding the soil that feed
the plant).
Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
a. Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa
mikroorganisme berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan
mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari udara.
Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium
b. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah
baik secara fisik, kimia maupun biologi.
c. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
d. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman
seperti beberapa jenis hormone tumbuh.
e. Menekan pertumbuhan organism parasit tanaman. Pertumbuhan
mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organism patogen,

3
sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organism
pathogen semakin kecil.

2.2 Jamur Trichoderma sp


Jamur Trichoderma sp. adalah fungi agen antagonis yang bersifat
saprofit dan bersifat parasit terhadap jamur lain. Jamur ini termasuk
Eukariota,

Division : Deuteromycota
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Trichoderma sp.
Trichoderma sp. merupakan salah satu mikroorganisme fungsional
yang terkenal sebagai pupuk biologis tanah. Jamur Trichoderma sp.
berperan sebagai organism pengurai, agensi hayati dan stimulator
pertumbuhan tanaman. Biakan jamur Trichoderma sp. dalam media
aplikatif seperti dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku
sebagai biodekomposer, yaitu mikroorganisme yang mendekomposisi
limbah organik (rontokkan dedaunan dan ranting tua) menjadi kompos
yang bermutu. Trichoderma sp. juga dapat berlaku sebagai biofungisida
karena dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab
penyakit pada tanaman antara lain Fusarium oxysporum, Rhizoctoni
asolani, Phytophtora spp., Sclerotium rolfsii, dan Rigidiforus lignosus
(Anonim. 2008).
Trichoderma sp. Inokulum ini biasanya diproduksi di laboratorium,
di mana spesies Trichoderma sp. tertentu dapat diisolasi dan dilipat
gandakan pada media tumbuh tanpa terkontaminasi oleh spesies jamur-
jamur lainnya. Untuk mendapatkan biakan murni maka Trichoderma perlu
diisolasi dari tanah. Sampel-sampel tanah dari sekitar akar-akar tanaman
diencerkan hingga 106 kali dalam air suling kemudian digunakan sebagai
inokulum dalam media Potato Dextrose Agar (PDA) yang sudah

4
disterilkan (untuk memungkinkan pertumbuhan jamur). Dari koloni jamur
yang ada dalam medium tumbuh PDA, Trichoderma diisolasi (dengan
mengamati spora/konidia) dan kemudian dimasukkan sebagai biakan
murni dalam media tumbuh yang sama.

2.3 Potensi Jamur Trichoderma spp


Potensi Jamur Trichoderma sp. sebagai jamur antagonis yang
bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan
jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha
pengendalian organisme penggangu tumbuhan. Disamping karakternya
sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma sp. juga berfungsi
sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur
Trichoderma sp. pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan
OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan
arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh.
Kemampuan Trichoderma sp. sebagai cendawan antagonis
ditentukan oleh laju pertumbuhan yang cepat dan tingkat populasi yang
tinggi. Djatmiko dan Rohadi (1997), mengemukakan bahwa Trichoderma
sp. termasuk cendawan penghuni tanah yang dapat hidup disegala tempat,
mudah diperoleh, cepat berkembang biak, tempat hidupnya disekitar
perakaran sehingga ia mempunyai kemampuan yang baik sebagai
pengendalian hayati patogen terbawa tanah terutama penyakit-penyakit
yang menyerang akar.
Penggunaan agensi hayati untuk pengendalian penyakit tumbuhan
adalah upaya untuk mengurangi kemampuan bertahan suatu patogen,
menghambat pertumbuhan, penyebaran, mengurangi infeksi dan beratnya
serangan patogen pada tanaman inang. Selain itu, diharapkan dapat
menggantikan peran pestisida kimia dan mengurangi biaya
penanggulangan. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengembangan
jamur Trichoderma sp. ke depan yaitu dengan pembuatan media organik
beras dan jagung yang ditujukan untuk menciptakan produk agen hayati
yang efektif untuk mengendalikan penyakit tanaman.

5
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2018 sampai
dengan 6 Desember 2018. Bertempat di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Udayana, Jl. Pulau Moyo No. 9X, Sesetan,
Denpasar.

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
 Ember
 Cetok
 Karung plastik atau terpal

b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam prakikum ini sebagai berikut :
 Air
 Dedak (0.5 kg)
 Sekam (2 ember sedang)
 Trichoderma sp.(1 kg)
 Kotoran Kambing (50 kg)

3.3 Prosedur Kerja


a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk
Trichoderma sp.,
b. Siapkan kotoran kambing di atas terpal
c. Hancurkan kotoran kambing tersebut hingga menjadi halus
d. Campurkan kotoran kambing dengan dedak dan sekam
e. Aduklah campuran bahan-bahan tersebut dengan cetok
f. Larutkan Trichoderma sp. dengan air yang sudah disiapkan

6
g. Siramlah larutan Trichoderma pada campuran kotoran kambing, dedak
dan sekam serta tambahkan sedikit air untuk melembabkan campuran
bahan-bahan tersebut
h. Letakkan campuran kompos yang sudah tercampur dengan
Trichoderma sp. di tanah kemudian tutuplah pupuk tersebut dengan
karung plastic atau terpal
i. Aduklah pupuk setiap hari dan ukurlah suhu pupuk tersebut yang
diinkubasi selama 1 bulan.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan. Didapatkan hasil
sebagaimana disajikan oleh tabel 4.1 , tabel 4.1 dan tabel 4.3, sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Suhu Pupuk Trichoderma sp. Saat Pengamatan
Pengamatan Suhu
Hari Ke- (oC)

4 41,5
5 36,5
6 39,6
7 38,8
8 37,6
9 39,6
10 40,5
11 40,6
12 39,4
13 40,2
14 35,5

Tabel 4.2 Perlakuan I (pupuk kambing dan Trichoderma sp.)


Sampel Panjang (cm) JumlahDaun
1 7,8 4
2 9 4
3 8,4 4
4 9 4
5 8,2 4
Rata-rata 8,48 4

8
Tabel 4.3 Perlakuan II (pupuk kambing non Trichoderma sp.)
Sampel Panjang (cm) JumlahDaun
1 3,5 2
2 3,7 2
3 3,2 2
4 2,6 2
5 3,3 2
Rata-rata 3,26 2

4.2 Pembahasan
Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami
merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit
tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma sp. dapat
menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit
tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk
tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah
berupa persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis (Harman et al.,
2004).
Potensi Jamur Trichoderma sp. sebagai jamur antagonis yang
bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan
jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha
pengendalian organisme penggangu tumbuhan (OPT). Disamping
karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma sp. juga
berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi
jamur Trichoderma sp. pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi
serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran
petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh.
Dalam pembuatan pupuk Trichoderma sp. dilihat hasil pengamatan
suhu yang mengalami perubahan yang tidak terlalu ekstrim setiap harinya.
Suhu selama pengamatan juga tidak melebihi 500C, sehingga aktivitas
Trichoderma sp. berjalan dengan baikdalam memproses pembuatan

9
kompos. Pembalikan kompos perlu dilakukan agar suhu terjaga dan
Trichoderma dapat beraktifitas mendekomposisi kotoran kambing.
Kompos yang sudah matang memiliki ciri-ciri seperti tidak
mengeluarkan bau busuk, berwarna coklat pekat sampai hitam (semakin
hitam warna kompos, semakin bagus), bertekstur gembur seperti tanah dan
memiliki suhu ruang sekitar 30-35 oC.
Didapatkan hasil pengamatan selama 1-2 minggu bahwa kompos
yang dibuat sudah memenuhi ciri-ciri tersebut dan pembuatan kompos
aerob telah berhasil. Walaupun kondisi tekstur kompos masih belum
terlalu gembur (remah). Suhu kompos yang kami buat juga memiliki suhu
30.4oC (sedikit dingin). Setelah 2 minggu kompos diberikan air secara
teratur agar Trichoderma sp. tidak mati dikarenakan suhu yang tinggi
(panas). Sedangkan pada pembuatan kompos anaerob hampir jadi,
dikarenakan kompos kami tidak dibuka terpalnya setelah 3 hari, tetapi
kompos tetap berwarna kecoklatan.
Pada pengaplikasian pupuk Trichoderma sp. terhadap pembenihan
bunga matahari dapat kita lihat bahwa, tanaman bunga matahari yang
menggunakan pupuk Trichoderma sp.memiliki jumlah daun dan panjang
daun yang lebih dominan dan efektif dibandingkan dengan tanaman bunga
matahari tanpa perlakuan pupuk Trichoderma sp.. Dengan rata – rata
panjang daun 8,4 cm dan jumlah daun sebanyak 4 helai per tanaman.

10
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami
merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit
tanaman (spektrum pengendalian luas). Pada pengaplikasian pupuk
Trichoderma sp. terhadap pembenihan bunga matahari dapat kita lihat
bahwa, tanaman bunga matahari yang menggunakan pupuk Trichoderma
sp.memiliki jumlah daun dan panjang daun yang lebih dominan dan efektif
dibandingkan dengan tanaman bunga matahari tanpa perlakuan pupuk
Trichoderma sp.. Dengan rata – rata panjang daun 8,4 cm dan jumlah daun
sebanyak 4 helai per tanaman.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum berlangsung mahasiswa atau praktikan
melakukannya dengan serius, supaya tidak terjadi kesalahan kerja.

11
DAFTAR ISI

Anonim. https://zefri1805.blogspot.com/2017/02/perbanyakan-agensi-hayati-
tricodherma.html . Diakses Pada 17 Desember 2018.

Anonim. 2012. Tinjauan Pustaka Trichoderma spp. Skripsi. UNILA. Didownload


pada laman http://digilib.unila.ac.id/12502/17/TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
pada tanggal 18 Desember 2018.

Anonim. 2012. Pupuk Organikdan MOL. Jurnal. UAJY. Didownload pada laman
http://e-journal.uajy.ac.id/12597/3/BL013572.pdf pada tanggal 18 Desember
2018.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai