SKRIPSI
Diajukan Oleh:
Muhammad Putro Nuswantoro
NIM. 201310200311073
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.
Penulis
Muhammad Putro N.
i
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
hayati yang sangat melimpah adalah tanaman perkebunan buah. Rifai menyatakan
bahwa, tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan (terdiri dari 61 suku dan 148
marga) baik yang merupakan jenis asli Indonesia maupun pendatang (introduksi)
sebagai penghasil buah buahan belum banyak dikenal. Hal ini disebabkan antara
lain karena dari sudut pandang kehutanan, buah-buahan hutan masih dianggap
sebagai hasil sampingan (minor product) yang secara ekonomis dianggap kurang
berpendapat bahwa “paket pertanian modern yang memberikan hasil panen yang
perhatian. Hal ini merupakan tantangan para pakar bidang pertanian untuk
1
yang baik dan menyehatkan, tetapi tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
tanah sebagai penyedia unsur hara bagi tanah. Menurut Sharma (2002) upaya
sehingga dapat mengurangi hilangnya unsur hara melalui pencucian. Unsur hara
yang diimobilisasi diubah sebagai massa sel mikroba dan akan kembali lagi
tersedia untuk tanaman setelah terjadi mineralisasi yaitu apabila mikroba mati.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hasil yang didapatkan dari uji
1.4 Hipotesis
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Melon
herbacious, batang berbentuk segi lima tumpul dengan panjang 1,5 m–3 m,
berbulu, bersulur tunggal, sebagian besar kultivar merambat dan lunak. Daun
melon berbentuk bulat bersudut dengan diameter 8 cm–15 cm, memiliki 5–7
tanaman buah semusim yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Buah melon
banyak disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas. Saat ini dikenal
beberapa jenis melon dengan karakteristik yang beragam baik yang hibrida
maupun yang non hibrida. Untuk itu dalam praktek ini akan diamati keragaman
dari beberapa varietas melon baik yang hibrida maupun non hibrida.
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
4
Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik. Menurut
Tjahjadi (1987), tanaman melon dapat ditumbuh pada ketinggian diatas 300 m
dpl. Whitaker dan Davis (1962) menyatakan bahwa tanaman melon memerlukan
ditanam pada suhu dibawah 120 C. Siemonsma dan Piluek (1994) menambahkan
yang memiliki porositas dan aerasi yang baik dengan pH 6 – 7 (Siemonsma dan
Piluek, 1994). Harjadi (1989) menyatakan bahwa tanah yang masam akan
diperlukan pengapuran sebelum ditanami melon. Tanah gambut, tanah liat berat
2.1 Semangka
masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya
yang banyak, kulitnya yang keras dapat berwarna hijau pekat atau hijau muda
dengan larik larik hijau tua tergantung varietasnya.Daging buahnya yang berair
5
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
oval, bulat memanjang dan silinder. Daging buah semangka dibedakan menjadi
empat macam warna, yaitu merah muda, merah tua, putih dan kuning. Selain
semangka berbiji juga telah dikembangkan jenis semangka tanpa biji (Rukmana,
1994).
2.2 Apel
tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub
tropis.Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.Tanaman
6
apel mulai berkembang setelah tahun 1960, terutama jenis Rome Beauty.
(Irawan,2007)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Species : Malus sylvestris Mill
2.3 Jambu
tanaman ini berasal dari daerah Amerika Tengah terutama Meksiko dan Peru.
tropis. Tanaman jambu biji sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
7
Spesies : Psidium guajava L.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran
tingi lebih dari 1000 m dpl dengan curah hujan antara 1000-2000 mm pertahun,
suhu optimum 23°-28° C dan pH tanah 4,5-7,5 (Sunarjono 1987). Jambu biji
memiliki batang yang cukup kokoh dengan ketinggian mencapai 5-10 meter.
Batang pokok jambu biji ini tidak ada yang lurus, warnanya coklat muda sampai
putih abu-abu dan mudah terkupas berganti kulit baru seirama dengan gejolak
membesarnya batang. Permukaan batang cukup 16 licin dan bersih dengan sifat
kayu yang halus, liat, dan tidak mudah patah (Rismunandar 1986)
2.4 Jeruk
penting dan nilai kesehatan yang berarti karena mengandung nilai gizi yang tinggi
(Zaifbio, 2011):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp
8
Tanaman jeruk manis, juga jeruk lainnya, dapat ditanam di daerah antara
dan 200–400 LS. Disekitar laut tengah, daerah 44 derajat LU, masih merupakan
daerah yang cocok untuk tanaman jeruk.Pada daerah subtropis, tanaman jeruk
(Hanum,2008).
2.3 Rhizobakteri
dan dipengaruhi kegiatan perakaran, yaitu antara mikroorganisme dan akar terjadi
9
rizobakteri.Aplikasi rizobakteri telah dibuktikan mampu meningkatkan
pertumbuhan, hasil dan ketahanan tanaman (Ernita et al., 2015; Ahemad dan
Rhizobakteri ini dapat bermanfaat bagi petani lahan kering dalam hal ,
Meningkatkan skala usaha tani dilahan kering pada musim kemarau, Menurunkan
bahaya puso akibat dampak kekeringan. Hal ini dapat diperkuat dengan penelitian
pengaruhnya sangat menonjol pada kondisi atas kekeringan tanah yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan produksi , skala usaha tani menjadi 2 kali tanam.
2.3.2 Biofertilizer
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam
10
Dengan pemakaian biofertilizer diharapkan tidak hanya akan memberi
dampak positif bagi tanah saja tetapi juga pada pertumbuhan dan produktifitas
biofertilizer tidak akan meninggalkan residu kimia seperti pada pemakaian pupuk
kimia.
1. Penyedia hara.
di dalam tanah yang tinggi, terutama garam dari Natrium (Na+) dan Khlor (Cl-),
dan unsur hara oleh tanaman terganggu (Kurban et al. 1998; Cicek dan Cakirlar
menyebabkan penurunan penyerapan air dan kalium (FAO 2005) Kalium (K)
11
berperan penting untuk mempertahankan turgor sel dan aktivitas enzim (Xiong
penurunan kandungan air relatif daun (Kabir et al. 2004)., yang selanjutnya
potensial air dari –1 Mpa sampai –2,5 MPa (mega pascal) bahkan dapat mencapai
–5 Mpa (Flower dan Flower 2005). Bila tekanan osmotik di rhizosfer melebihi te
12
. Peran mikroba dalam mendegradasi cemaran senyawa Persistent Organic
Pollutants atau dapat disebut POPs sangat penting, sehingga pestisida yang berada
13
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, dimulai dari bulan Maret
Malang yang berlokasi di Jalan Raya Tlogomas No. 246 Malang, Jawa Timur.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bunsen burner, shaker,
laminar air flow (LAF), autoclave, mikropipet ukuran 0-10 µl, 10-100 µl dan 100-
1000 µl,beaker glass 1000 ml; 500 ml; 250 ml, erlenmeyer 1000 ml, 500 ml, 500
ml 250 ml, tip mikropipet warna putih, kuning dan biru, tube volume 1500 µl,
jarum ose, sentrifuge, beaker glass, bunsen, tabung reaksi volume 30 ml, Cawan
petri diameter 150 x 25 (mm), erlemeyer volume 1000 ml, botol duran volume
dari tanaman perkebunan, agen triptopan, reagen salsowski, kapas, plastik, ethanol
14
b. Perlakuan Uji Biodegradasi Residu Pestisida
sebagai berikut:
Seluruh peralatan seperti cawan petri, tabung reaksi, erlemeyer, jarum ose
15
tabung reaksi bagian mulut labu dan tabung dibungkus dengan kertas aluminium
Menimbang bahan yang terdiri dari KH2PO4 100 mM, KOH 75 mM, MgSO4
0.16 mM, FeSO4 4 mM, Glukosa 2 g dan dilarutkan dengan aquades sanyak 1000
tabung reaksi dengan kapas yang sudah steril, langkah selanjutnya adalah
15 menit.
dengan menggunakan media M63 Standart. Langkah awal dari kegiatan ini adalah
menyiapkan sampel tanah yang akan dimasukkan kedalam tabung sebanyak 1 gr,
kemudian diberi aquadest steril sebanyak 9 ml, selanjutnya isolat divortex hingga
kembali, kegiatan ini diulang hingga 5 (lima) kali dan setiap sampel tanah diulang
3 (tiga) kali
16
10−1 10−2 10−3 10−4 10−5
1 gr 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Tanah 10−1 10−2 10−3 10−4
Laminar Air Flow (LAF). Kemudian diambil sebanyak 100 µl dan dimasukkan
kedalam Media M63 Standart yang berada di dalam petridisk lalu diratakan
bakterinya (CFU), jika diangka 20-25 maka dianggap berhasil dan digunakan
sebagai inokulan.
Isolat bakteri yang sudah tumbuh pada media M63 Standart, selanjutnya
menggunakan jarum ose. Langkah awal dari pemurnian isolat bakteri adalah
ose dan melakukan penggoresan menggunakan jarum ose secara zig-zag kedalam
petridisk berisi media M63 Standart. Selanjutnya memberi label pada masing-
17
masing petridisk sesuai isolat bakteri yang ditumbuhkan. Isolat yang sudah
identifikasi pada isolat yang sudah tumbuh, jika masih ada kontaminan maka
berisi media M63 Standart kemudian diberi tambahan triptopan dengan dosis 250
mg/L. Setelah itu memvortexnya hingga homogen dan dilihat nilai absorbansi
600 nm (nanometer). Kemudian di shaker selama kurang lebih 18-20 jam setiap 2
rpm (rotary per minut’s). Terbentuklah supernatan dan natan yang kemudian
berisi media M63 Standart, kemudian diberi larutan NaCL 0,8 g/L sebanyak 10
I. 0 M (tanpa NaCL)
18
III. 0.50 M (0.29 g NaCL/ 10 ml larutan)
II. 75% glukosa + 25% pestisida = 1,5 mg/L glukosa + 0,5 mg/L pestisida
IV. 25% glukosa + 75% pestisida = 0,5 mg/L glukosa + 1,5 mg/L pestisida
Pestisida nya sendiri tediri dari fungisida, insektisida, dan herbisida dalam
kurang lebih 18-20 jam dan setiap 2 jam diamati pertumbuhan bakterinya dengan
spektrofotometer (OD2).
19
1. Kemurnian isolat
2. Perhitungan CFU (Colony from Unit) dari nilai OD (Optical Density) yang
diketahui
(anova). Penafsiran data dilakukan dengan cara uji lanjut dengan duncan pada
20
DAFTAR PUSTAKA
Fao. 2005. Panduan lapang fao:20 hal untuk diketahui tentang dampak air laut
pada lahan pertanian di propinsi nad. Www. Fao. Org/ag/. .
./20_things_on_salinity_bahasa. Pdfý. Diakses 21 januari 2013.
Flowers, t.j. And flowers, s.a. 2005. Why does salinity pose such a difficult
problem for plant breeders?
Agric. Water manag. 78:15–24.
Gnanamanickam, s. S. 2006. Plant-associated bacteria. Springer. The netherlands.
Hal 1 -56.
Hanum,c.2008.teknik budidaya tanaman.jakarta. Direktorat pembinaan sekolah
21
pertanian di balai penelitian lingkungan pertanian. Pati.laboratorium
mikrobiologi lipi cibinong.
Irawan,d.2007.potensi pengembangan tanaman apel (malus sylvestris
Jodhpur.agrobios. India
Kabir, m.e., m.a. Karim, and m.a.k. Azad. 2004. Effect of potassium on salinity
tolerance of mungbean (vigna radiata l. Wilczek). J. Of biol. Sci.
4(2):103–110
Kristiono a dkk,2013, respons tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau
Kurban, h., h. Saneoka, k. Nehira, r. Adilla and k. Fujita. 1998. Effect of salinity
on growth and accumulation of organic and inorganic solutes in the
leguminous plants alhagi pseudoalhagi and vigna radiata. Soil sci. Plant
nutr. 44(4):589–597.
Mill).bogor.institut pertanian bogor.
1 -4.
Produksi dan gizi. Edisi ke-2. Penerbit itb. Bandung. 635 hal.
Rismunandar. 1986. Tanaman jambu biji. Bandung : sinar baru. Hal 20-49
Semonsma, j.s. Dan k. Piluek. 1994. Plant resources of south – east asia.
22
Sharma, a. K.2002. Organic farming. Central arid zone research institute
Hal 209.
Xiong l., schumaker k.s., and zhu j.k. 2002. Cell signaling during cold, drought,
and salt stress. The plant cell online. 14(1):165–183..
23