Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SAYUR-SAYURAN HORTIKULTURA

DOSEN PENGAMPUH:

Prof. Dr. Ir. Flora Pasaru, M.Si

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1.FATIHA NABILA ( E 321 23 229 )

2.FITRI MARDIANTI ( E 321 23 209 )

3.MUHAMMAD IBDU KHALDUN ( E 281 23 244 )

4.MARDIANTI DIANDRA ( E 321 23 227 )

5.AHMAD FALAH HAMZAH ( E 321 23 208 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, kepada keluarga, para sahabat dan orang-orang yang selalu mencintainya
sampai hari kiamat kelak. Alhamdulillah dengan izin Allah Ta’ala, taufik serta
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Tanaman Sayur-sayuran Hortikultura”. Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pertanian, Progran
Studi Agroteknologi/Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

Meskipun telah disusun secara maksimal penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 31 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Isi Halaman

SAMPUL

KATA PENGANTAR............................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................2

BAB 1 PENDAHULIAN.......................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................5
2.1 Pengertian Hortikultura.........................................................5
2.2 Budidaya Tanaman Bawang Merah, Cabai, Kubis dan Tomat
Sebagai Jenis Sayuran Hortikultura......................................6
2.3 Manfaat Budidaya Tanaman Sayuran Hortikultura...............19

BAB III PENUTUP...............................................................................21


3.1 Kesimpulan............................................................................21
3.2 Saran......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................22

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sayur-sayuran hortikultura adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi


yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Tanaman sayur-sayuran memiliki peran penting sebagai makanan
yang memenuhi kebutuhan vitamin dan serat pada tubuh manusia. Beberapa jenis
tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-
sayuran, bunga, dan tanaman hias. Tanaman bawang, cabai, kubis, dan tomat
adalah jenis sayuran hortikultura yang dibudidayakan dalam pertanian.

Sayuran merupakan komoditas hortikultura yang telah mampu berkontribusi bagi


pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan Masyarakat.
Selain pemenuhan gizi masyarakat sebagai pelengkap makanan empat sehat lima
sempurna, komoditas ini juga sangat potensial dan prospektif untuk diusahakan
karena metode pembudidayaannya cenderung mudah. Kegiatan usaha tani sayuran
memiliki peranan yang besar dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat
sebagai komoditas yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Tanaman
sayur-sayuran seperti bawang, cabai, kubis, dan tomat memiliki nilai ekonomi
yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan ini, yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan hortikultura?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman bawang, cabai, kubis dan tomat sebagai
jenis sayuran hortikultura?
3. Apa manfaat dari budidaya tanaman sayuran hortikultura?

3
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu:


1. Unutk mengetahui pengertian hortikultura.
2. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman bawang merah, cabai, kubis dan
tomat sebagai jenis sayuran hortikultura.
3. Untuk mengetahui manfaat dari budidaya tanaman sayuran hortikultura.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini, yaitu:


1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian hortikultura.
2. Dapat mengetahui cara budidaya tanaman bawang merah, cabai, kubis dan
tomat sebagai jenis sayuran hortikultura.
3. Dapat mengetahui manfaat dari budidaya tanaman sayuran hortikultura.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hortikultura

Kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin yaitu hortus yang
berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan terutama sekali
mikroorganisme pada suatu medium buatan. Secara harfiah hortikultura
berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi
para pakar mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari
budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan ragam plasma
nutfah dan varietas yang memungkinkan bagi upaya pengembangan buah,
sayuran dan bunga.

Hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain:


1. Mudah atau cepat busuk (perishable), bila disimpan tanpa perlakuan
khusus, misalnya dengan suhu rendah (4˚C) atau pelapisan lilin, karena
dipanen dalam bentuk segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan
penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas
dan harga pasar.
2. Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat
umum. Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan
hama dan penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat
diatasi.
3. Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia
sepanjang tahun.

5
4. Memerlukan volume (ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan
ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar yang tinggi. Harga
produk ditentukan oleh kualitaas, bukan kuantitas.
5. Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau
menuntut agroklimat tertentu.

Tanaman holtikultura memiliki prospek pengembanagan yang baik karena


memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri. Tanaman Hortikultura pun mampu
meningkatkan apresiasi terhadap berbagi komuditas dan produk berbagi
holtikultura bukan lagi hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga terkait
dengan fungsi-fungsi lainya. Secara sederhana fungsi utama tanaman
hortikultura dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi Penyedia Pangan
Sebagai penyedia vitamin, mineral, serat, dan senyawa lainnya untuk
pemenuhan gizi.
2. Fungsi Ekonomi
Umumnya komditas tanaman hortikultura memiliki nilai ekonomi, yang
tinggi menjadi sumber pendapat petani, pedagang, kalangan industri, dan
lain-lain.
3. Fungsi Kesehatan
Hal ini di tunjukkan oleh manfaat komoditas biofarma untuk mencegah
dan mengobati berbagai macam penyakit.
4. Fungsi Sosial dan Budaya
Hal ini ditunjukkan oleh peran kommoditas hortikultura sebagai salah satu
unsur keindahan dan kenyamanan lingkungan.

2.2 Budidaya Tanaman Bawang Merah, Cabai, Kubis dan Tomat Sebagai
Jenis
Sayuran Hortikultura

1. Bawang Merah (Allium Ascalonicum L)

6
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura berumur pendek dan
mempunyai nilai komersial tinggi resiko tinggi. Tanaman bawang merah
merupakan tanaman hortikultura yang sudah sejak lama di dibudidayakan
oleh petani secara intensif. Komoditas unggulan pertanian ini memberikan
kontribusi yang cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi di suatu
wilayah. Meskipun saat ini banyak petani bawang merah, namun dalam
proses budidayanya masih ditemui berbagai kendala terutama dari segi
teknis budidaya. Oleh sebab itu penggunaan benih bermutu, varietas
bawang merah yang mempunyai sifat-sifat unggul, pengendalian hama
penyakit terpadu yang ramah lingkungan dan pengelolaan hara
(pemupukan tepat waktu dan tepat jumlah).

 Syarat Tumbuh
1. Kesesuaian agroklimat.
2. Cahaya matahari minimum 70%.
3. Suhu udara 25-320C.
4. Kelembaban nisbi 50-70%.
5. Struktur tanah remah, tekstur sedang sampai tinggi, drainase dan
aerasi yang baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan
pH tanah netral (5,6– 6,5).
6. Jenis tanah: tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-
Humus atau Latosol Sumber air tersedia.
 Penentuan Waktu Tanam: Ditentukan berdasarkan datangnya musim
hujan, ketersediaan air atau sesuai kebutuhan.
 Varietas yang dianjurkan: Bima Brebes, Super Philipin, Pikatan,
Pancasona, Mentes.
 Persiapan Lahan
Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu: Bedengan lebar 1,2 –
1,5 m, kedalaman parit 50– 60 cm dan lebar parit 40–50 cm. Bedengan
mengikuti arah Timur-Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai
kering kemudian diolah lagi 2–3 kali.

7
Pada lahan tegalan atau Lahan kering: Tanah dibajak atau dicangkul
sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-
1,2 m, tinggi 40 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi
lahan. Lahan dengan pH kurang dari 5,6 diberi Dolomit minimal 2
minggu sebelum tanam dengan dosis 1–1,5 ton/ha/tahun (untuk dua
musim tanam berikutnya) yang disebar pada permukaan tanah dan
kemudian diaduk rata.
 Penanaman
Pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah
belum siap ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi 80%).
1. Kebutuhan umbi bibit 1-1.2 ton/ha dengan ukuran umbi sedang (5-
10 g) dan berumur 2-3 bulan dari panen (ciri tunas sudah sampai ke
ujung umbi) Jarak tanam yang digunakan 20 cm x 15 cm.
2. Tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak
selama pertumbuhan dan pembentukan umbi, terutama pada musim
kemarau.
3. Pada lahan bekas sawah, penyiraman dilakukan satu kali sehari pada
pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.
4. Pada musim hujan,penyiraman ditujukan untuk membilas daun
tanaman dari tanah yang menempel. Periode kritis dari kekurangan
air terjadi saat pembentukan umbi.
5. Penyiangan dilakukan 2–3 kali selama satu musim tanam,
terutama pada umur 2 minggu setelah tanam.
6. Perbaikan pinggir bedengan dilakukan bersamaan dengan waktu
penyiangan.
 Pemupukan
Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu: Pupuk dasar: 300 kg
SP-36/ha 60 kg KCl/ha dan 500 kg NPK mutiara (16:16:16) disebar
serta diaduk rata dengan tanah, 7 H sebelum T. Pupuk susulan berupa
180 kg Urea/ha, atau 400 kg ZA/ha dilakukan pada umur 10-15 HST
dan pada umur 30-35 HST adalah 180 kg Urea/ha.

8
Pada lahan tegalan/lahan kering: Pupuk dasar 1-3 hari sebelum
tanam: pukan sapi/kuda (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha)
atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan SP-36 (250 kg/ha).
Pemupukan susulan: Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha)
dilakukan pada umur 10-15 HSTdan pada umur 1 BST masing-masing
½ dosis. Atau menggunakan pupuk majemuk NPK (16-16-16) 600
kg/ha yang diberikan seminggu sekali dengan cara dicor disekitar
tanaman.
 Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Bawang Merah
Ulat daun bawang (Spodoptera exigua): Gejala serangan pada daun
yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat
menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan
daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai. Cara
pengendalian yaitu rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan
pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC,
Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon): Pengendalian dilakukan secara manual
yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara
pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.
Trips (Trips tabaci Lind.): Gejala serangan terdapat bintik-bintik
keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi
kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau. Cara
pengendaliannya yaitu mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara
kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC,
atau Bayrusil 35 EC.
Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri): Gejala serangan
pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-
putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk
oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi
pada musim hujan. Cara pengendalian yaitu rotasi tanaman, melakukan
penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang
menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan

9
penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45,
Deconil 75 WP, atau Difolatan 4F.
 Panen
1. Sebagian besar (> 80%) daun tanaman telah rebah.
2. Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.
3. Daun (70-80%) berwarna kuning pucat.
4. Umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak.
5. Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah.
6. Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas.
 Prosesing Hasil Panen
1. Pengeringan: menjemur umbi di bawah sinar matahari 7-14 hari,
2. Pembalikan: setiap 2-3 hari saat susut bobot umbi mencapai 25-40%
dengan kadar air 80-84%.
3. Bawang merah konsumsi dikemas dengan karung jala yanantara 50-
100 kg. g berkapasitas
4. Penyimpanan bibit dilakukan dalam bentuk ikatan lalu digantungkan
pada rak-rak bambu.
5. Suhu penyimpanan 30-33 °C, kelembaban nisbi 65-70%.

2. Cabai Merah (Capsicum annuum)

Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan salah satu komoditas sayuran


yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai
prospek pasar yang menarik. Buah cabai selain dapat dikonsumsi segar
untuk campuran bumbu masak juga dapat diawetkan misalnya dalam
bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering.

Cabai merah cocok dibudidayakan, baik di dataran rendah maupun dataran


tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0–1000m dpl.
Tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah yang berstruktur remah
atau gembur, subur, kaya akan bahan organik, pH tanah antara 6-7.
Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Hal tersebut berhubungan
dengan tempat tumbuh tanaman cabai (sawah atau tegalan). Tanaman

10
cabai yang dibudidayakan disawah sebaiknya ditanam pada akhir musim
hujan, sedangkan di tegalan ditanam padamusim hujan. Dengan pemilihan
musim tanam yang tepat, diharapkan pada saat pertumbuhan tanaman,
kandungan air sawah tidak berlebihan dan ditanah tegalan masih cukup air
untuk pertumbuhan cabai.

 Varietas yang Dianjurkan


Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah antaralain
adalah Lembang–1, Tanjung–2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain
sebagainya. Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha.
 Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50°C)atau
larutan Previcur N (1 cc/l) selama satu jam. Benih disebar secara merata
pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan
pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daunpisang
selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari
screen/kasa/plastik transparan kemudian persemaian ditutup dengan
screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari,
bibit dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan
media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman
dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 4-
5 minggu.
 Pengolahan Lahan
Lahan kering/tegalan; Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm sampai
gembur kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar1-1,2
m,tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm.Lubang tanam dibuat
dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm) atau 50 cm x 70 cm,
sehingga dalam tiap bedengan terdapat 2 baris tanaman.
Lahan sawah: Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat
bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan antara bedengan dibuat
parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.Dibuat lubang tanam dengan jarak
tanam 50 cm x 40cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan

11
pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha
pada 3-4 minggu sebelum tanam(bersamaan dengan pengolahan tanah
dengan cara disebar dipermukaan tanah dan diaduk rata).
 Pemupukan
Untuk penanaman cabai secara monokultur dilahan kering: Pupuk
dasar yang diberikan berupa pupuk kandang kuda atau sapi sebanyak
20–40 ton/ha dan pupuk buatan TSP 200–225kg/ha diberikan sebelum
tanam. Pupuk susulan berupa Urea 100–150 kg/ha, ZA 300–400
kg/ha,dan KCl 150–200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9
minggu setelah tanam.
Untuk penanaman cabai secara tumpang gilir dengan bawang
merah
Bawang merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–20 ton/ha danTSP
150–200 kg/ha diberikan 7 hari sebelum tanam, kemudian Urea 150–
200 kg/ha, ZK 400–500 kg/ha dan KCl 150–200 kg/ha diberikan pada
umur 7 dan 25 hari setelah tanam masing-masing ½ dosis.
Cabai merah: pupuk kandang kuda atau sapi 10–15 ton/ha dan
TSP100–150 kg/ha diberikan seminggu setelah tanam. Urea 100–
150kg/ha, ZA 300 – 400 kg/ha dan KCl 100 – 150 kg/ha diberikan pada
umur 4,7dan10 minggu setelah tanam.
Untuk penanaman cabai secara tumpangsari dengan kubis atau
tomat: Pupuk kandang kuda atau sapi 30 – 40 ton/ha dan NPK
15:15:15 sebanyak 700 kg/ha diberikan seminggu sebelum tanam
dengan cara disebar dan diaduk secara rata dengan tanah. Pupuk
susulan diberikan dalam bentuk pupuk NPK 15:15:15 yang dicairkan
(1,5-2 g/l air), dengan volume semprot 4000 l larutan/ha. Pupuk
tersebut diberikan mulai umur 6 minggu sebelum tanam dan diulang
tiap10-15 hari sekali.
 Penggunaan Mulsa
Mulsa digunakan untuk menjaga kelembaban, kestabilan mikroba
tanah, mengurangi pencucian unsur hara oleh hujan dan mengurangi
serangan hama. Mulsa dapat berupa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha)

12
pada musim kemarau, yang diberikan dua minggu setelah tanam atau
berupa mulsa plastik hitam perak untuk musim kemarau dan musim
hujan.
 Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan paling lambat 1–2 minggu setelah tanam untuk
mengganti bibit yang mati atau sakit. Pengairan diberikan dengan cara
dileb (digenangi) atau dengan disiram perlubang. Penggemburan tanah
atau pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau
pemupukan susulan. Pemberian ajir dilakukan untuk menopang
berdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama
sebaiknya dipangkas.
 Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain kutu
kebul,thrips,kutu daun,ulat grayak,ulat buah tomat,lalat
buah,antraknose,penyakit layu, virus kuning, dsb. Pengendalian
OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara
yang dapat dilakukan, antara lain:
 Penggunaan border 4–6 baris jagung.
 Penggunaan musuh alami (predator:Menochilussex maculatus).
 Penggunaan perangkap (kuning, methyleugenol).
 Penggunaan pestisida nabati.
 Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang
sesuai petunjuk. Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan
dengan benar baik pemilihan jenis, dosis,volume semprot,cara
aplikasi,interval maupun waktu aplikasinya.
 Panen dan Pasca Panen
Cabai merah dapat di panen pertama kali pada umur 70–75 harisetelah
tanam di dataran rendah dan pada umur 4–5 bulan di dataran tinggi,
dengan interval panen 3–7 hari. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat
buah atau antraknos sebaiknya langsung dimusnahkan. Buah yang akan
dijual segar sebaiknya dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak

13
jauh dipanen matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen
setelah matang penuh.

Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat,


bentuk normal dan baik dengan buah yang kualitasnya tidak baik.
Pengemasan cabai untuk transportasi jarak jauh sebaiknya
mengggunakan kemasan yang diberi lubang angin yang cukup atau
menggunakan karung jala. Apabila hendak disimpan sebaiknya
disimpan ditempat penyimpanan yang kering,sejuk dan cukup sirkulasi
udara.

3. Kubis Bunga (Brassica oleraceae var botrytis L.)

 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada lahan hendaknya tanah disterilisasi dari rumput
- rumput liar maupun sisa - sisa perakaran tanaman. Penggemburan
tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah supaya tanah - tanah
yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam
tanah menjadi baik, gas - gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas
- gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam - asam
dapat keluar dari tanah. Selain itu dengan longgarnya tanah maka akar
tanaman dapat bergerak dengan bebas menyerap zat - zat makanan di
dalamnya. Tanah yang telah diolah selanjutnya dapat dibentuk menjadi
bedengan - bedengan dan parit. Bedengan - bedengan tersebut berfungsi
sebagai tempat penanaman bibit yang telah disemai, sedangkan parit
atau selokan berfungsi sebagai saluran irigasi dan drainase.
 Pengadaan Benih dan Pembibitan
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau
membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara
membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih
payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri
cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik.

14
Kubis bunga diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan
harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih kubis bunga sudah
banyak dijual di toko-toko pertanian. Untuk mendapatkan kubis yang
baik maka biji disemaikan terlebih dahulu hingga dewasa baru dipindah
ke lapangan. Setelah benih disebar (disemai), biasanya pada umur 4 – 5
hari kemudian sudah tumbuh menjadi bibit kecil. Pada umur 10 – 15
hari setelah sebar benih bibit telah berdaun 1 – 2 helai dapat segera
dipindahkan ke dalam polibag. Kubis bunga yang siap dipindahkan ke
lahan adalah bibit yang sudah berdaun 3 – 4 helai. Pesemaian dibuat
dengan maksud membantu tanaman muda yang masih lemah agar lebih
mudah dirawat. Sinar matahari yang terik, hujan lebat, kekurangan air
dan lain sebagainya relatif dapat dihindari.
 Penanaman
Bibit kubis bunga yang disemai dapat langsung dipindahkan pada lahan
setelah umur 10 – 15 hari setelah tanam dan ditanam dengan jarak
tanam 50 x 60 cm. Waktu tanam yang baik adalah pagi hari pukul 06.00
– 10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00 saat penguapan air oleh
pengaruh sinar matahari dan temperatur udara tidak terlalu tinggi.
Selesai penanaman, segera diairi sampai basah benar, baik dengan cara
disiram.
 Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman: Kubis bunga mempunyai sistem perakaran yang dangkal
sehingga perlu pengairan yang rutin, terutama dimusim kemarau. Hal
yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kering atau
kekurangan air. Waktu pemberian air sebaiknya pagi atau sore hari.
Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1 – 2 kali sehari,
terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Penyiangan: Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman
menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan
tanah, juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang
tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran
tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 1 kali seminggu. Untuk

15
membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang - alang
hampir sama dengan tanaman perdu, mula - mula rumput dicabut
kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar - akar yang terangkat
diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari,
setelah kering rumput kemudian dibakar.
Pemupukan Susulan: Pemupukan susulan ini merupakan pemupukan
yang kedua setelah pemupukan dasar yang dilakukan pada saat
pengolahan tanah. Sehingga pemupukan tahap ini dikenal sebagai
pemupukan susulan yang besifat memberikan makanan tambahan
berupa zat makanan (hara) atas kekurangan pada pemupukan dasar, dan
berupa pemberian zat makanan (pupuk) yang disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan tanaman. Pupuk yang digunakan dalam
pemupukan susulan adalah jenis pupuk anorganik (pupuk kimia buatan
pabrik), karena jenis pupuk kandang (organik) telah diberikan pada
pemupukan dasar. Jenis pupuk anorganik yang diberikan adalah jenis
NPK. Jenis pupuk NPK ini sangat perlu diberikan karena dapat
menambah kekurangan unsur hara NPK yang terdapat pada pupuk
kandang dan di dalam tanah, sedangkan jumlah pupuk NPK dalam
jumlah yang cukup untuk tanaman baik bagi pertumbuhan dan
pembentukan hasilnya.
Penutupan Massa Bunga (Curd): Kegiatan penutupan massa bunga
dilakukan khusus pada budidaya tanaman kubis bunga. Massa bunga
ditutup dengan daunnya, penutupan massa bunga ini bertujuan untuk
menghindari massa bunga dari pengaruh sinar matahari secara
langsung, sehingga massa bunga tetap berwarna putih bersih dan
berkualitas baik. Massa bunga yang tidak ditutup dan terkena sinar
matahari secara langsung akan berkualitas rendah, yaitu berbercak -
bercak atau berbintik - bintik coklat kehitaman dan mudah rusak.
 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pertumbuhan tanaman dan pembentukan massa bunga dapat berjalan
sempurna apabila tanaman dapat terhindar dari serangan hama dan
penyakit. Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan

16
perlindungan tanaman yang bertujuan untuk menyelamatkan hasil dari
kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit tersebut.
Organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit
merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi
kubis-kubisan di Indonesia. Misalnya saja, kehilangan hasil akibat
serangan hama ulat tritip (Plutella xylostella L.), ulat grayak
(Spodoptera sp.) dan kutu daun (Aphis brassicae). Untuk penyakit yang
banyak menyerang tanaman kubis bunga antara lain, penyakit akar
bengkak (Plasmodiopora brassicae), penyakit bercak hitam, penyakit
busuk lunak (busuk basah).
 Pemanenan
Pada tanaman kubis bunga bagian tanaman yang dipetik sebagai hasil
panen yang utama adalah massa bunganya. Pada pemanenan kubis
bunga harus diperhatikan umur panen tanaman, umumnya pada umur
50 – 60 HST. Cara pemanenan massa kubis bunga sangat sederhana,
yaitu dengan memotong tangkai bunga bersama dengan batang dan
daun - daunnya dengan menggunakan sabit atau pisau. Pemotongan
sebagian batang dan daun - daunnya hendaknya dilakukan jangan
terlalu dekat dengan tangkai bunganya, yaitu sepanjang kurang lebih 25
cm atau mendekati permukaan tanah (pangkal batang). Waktu
pemanenan kubis bunga yang baik adalah pagi atau sore hari saat cuaca
yang cerah (tidak mendung atau hujan).

4. Tomat (Lycopersicon esculentum mill.)

Tomat (Lycopersicon esculentum mill.) adalah komoditas hortikulta yang


penting karena harganya cukup baik dan banyak dikonsumsi masyarakat.
Tomat dapat dikonsumsi sebagai sayur dan buah segar maupun di
konsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat. Sebagai sayuran atau
buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. tomat dapat di tanam di
dataran rendah ampai tinggi dan dapat di tanam sebagai tanaman tumpang
sari dan rotasi pada lahan sawah.
 Persiapan lahan

17
1. Memilih lahanyang subur dan gembur dengan pengairan yang baik
2. Tanah diolah sempurna, apabila pH tanah rendah tambahkan kapur
pertanian dengan takaran 150kg/1.000m.
3. Membuat bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda
dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Di antara bedengan di buat
parit dengan lebar 20-30 cm dan kedalaman 30 cm
4. Pemberian pupuk dasar, terdiri dari 4 kg urea/ZA, 7,5 kg TSP dan 4
kg KCI untuk setiap 1.000 m, atau jika memakai pupuk majemuk
NPK (15-15-15) 20 kg/1000meter persegi. Pupuk di berikan 5-7 hari
sebelum tanam.
5. Membuat lubang tanam dengan ukuran diameter kurang lebih 10 cm
sedalam 15 cm dan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50
cm diatas bedengan
 Persemian
1. Menyiapkan benih tomat varietas unggul
2. Menyiapkan media tanam dalam polybag (tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 2:1)
3. Memasukan benih satu per satu dalam polybag
4. Memindahkan bibit berdaun 5-6 ( umur 3-4 minggu setelah
tanam/MST) ke lahan.
 Tanam
1. Sebaiknya dilakukan pada sore hari.
2. Polibag dibuka, bibit tanam di lubang tanam sampai batas pangkal
batang, di timbun dengan tanah dan siram dengan air secukupnya.
3. Penyulamaan bibit mati/rusak maksimal sampai tanaman berumur 2
MST.
 Pemupukan Tanaman
1. Umur 1 MST dengan urea dan KCI (perbandingan 1:1 dengan
takaran 1-2 g/ tanaman,di berikan 3 cm di sekeliling tanaman, di
tutup dengan tanah dan disiram air
2. Umur 2 – 3 MST dengan pupuk yang sama (5 g/tanaman, diberikan
5 cm sekeliling batang tanaman).

18
3. Umur 4 MST dengan pupuk yang sama (7 g/tanaman, diberikan 7
cm sekeliling tanaman).
4. Pupuk organic cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan
cara disemprotkan pada takaran yang sesuai rekomendasi.
 Penyiapan, Pembumbunan dan pengajiran
Penyiapan dan pembubunan dilakukan pada umur 28 HST dan 40 -45
HST. Pengajiran dilakukan bila tanaman mencapai ketinggian 10- 15
cm. pengkitan dilakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi
sekitar 20 cm.
 Penyiagan,Pembubunan dan Pengajiran
Perempelan/pembuangan tunas tidak produktif sebaiknya dilakukan
pagi hari supaya luka cepat mongering. Perempelan dilakukan setiap
minggu, disisikan 3 cabang utama per tanaman. Perempelan bertujuan
merasang pembuangan pada umur 32 HST.
 Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT)
Beberapa hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang tanaman
tomat anatar lain:
Ulat Buah (Heliothis armigera hubner): Ulat melubangi buah secara
berpindah-pindah. Pengendalian: a) menggunakan perangkap cahaya di
malam hari, tanaman perangkap di sekeliling kebun (missal: jagung), b)
dengan pengumpulan telur dan ulat dewasa kemudian di matikan, c)
sanitasi lingkungan (dengan pembersihan gulma di sekitar pertamaan
tomat), d) penyemprotan insektisida (alternatif terakhir).
Kutu Kebu: Tanaman tomat yang terserang tampak seperti diselimuti
tepung berwarna putih yang apabila di pegang akan bertebangan.
Serangan mengakibatkan tanaman kerdil, daun tumbuk tidak normal,
mengecil dan menggulang ke atas. Pengendalian: sanitasi tanaman dan
lingkungan, memasang mulsa jerami/plastic, eradikasi dengan
mencabut tanaman tomat yang terserang dan membakarnya,
penyemprotan pestisida (alternative terakhir).
Kutu Daun Thrips: Thrips menyerang dengan menghisap cairan pada
permukaan daun sehingga daun tampak berwarna putih perak, bahkan

19
daun menjadi kering dan mati. Pengendalian: sanitasi lingkungan,
control irigasi karena thrips lebih suka menyerang tanaman yang
kekeringan, penyemprotan dengan insektisida (alternative terakhir).

2.3 Manfaat Budidaya Tanaman Sayuran Hortikultura

Terdapat beragam manfaat yang bisa diperoleh dari pengaplikasian budidaya


pertanian modern tersebut. Berikut ini adalah 4 fungsi serta manfaat
pentingnya bagi kehidupan.
1. Penyediaan Pangan
Budidaya hortikultura menghasilkan berbagai produk sayuran dan buah-
buahan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Baik masyarakat perkotaan
maupun pedesaan membutuhkan sayur dan buah untuk konsumsi sehari-
hari. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode pertanian modern
ini bermanfaat dalam rangka mengadakan penyediaan pangan. Sehingga
Anda dapat menikmati sayur-mayur untuk lauk-pauk serta buah-buahan
segar.

2. Menunjang Perekonomian
Hortikultura menghasilkan beragam tanaman dalam jumlah besar untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Peluang pasar tersebut membuat para
petani dapat menjual hasil cocok tanam mereka ke target konsumen yang
luas. Berkat penjualan tersebut, petani memperoleh penghasilan sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Ini juga bisa
dilakukan dalam skala rumah tangga. Anda bisa berbisnis menjual hasil
tanam kecil-kecilan untuk memperoleh pendapatan tambahan.\

3. Fungsi Kesehatan
Komoditas hortikultura berupa tanaman obat (biofarmaka) dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Obat-
obatan herbal dinilai memiliki efek samping minimal dan aman
dikonsumsi. Misalnya mengobati batuk dengan kencur, jahe mampu
menghangatkan tubuh, daun jambu biji mengatasi diare, dan sebagainya.

20
Selain itu, kandungan vitamin, mineral dalam sayur dan buah juga
membuat kita semakin sehat.

4. Fungsi Sosial Budaya


Salah satu jenis tumbuhan yang dibudidayakan melalui hortikultura yaitu
flora atau bunga. Tumbuhan ini memuat fungsi sosial serta budaya yang
dapat diaplikasikan melalui penanaman di taman-taman terbuka hijau.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah:


1. Hortikultura didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari budidaya
tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan
ragam plasma nutfah dan varietas yang memungkinkan bagi upaya
pengembangan buah, sayuran dan bunga.
2. Cara atau Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk budidaya
tanaman bawang merah, cabai, kubis dan tomat pada umumnya hampir
sama, dimana ada beberapa hal yang harus diperhatikan mulai penentuan
waktu tanam, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, variates yang
dianjurkan, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan, panen,
sampai prosesing hasil panen.
3. Terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari budidaya tanaman
sayuran hortikultura di antaranya yaitu penyediaan pangan, menunjang
perekonomian, berfungsi bagi kesehatan serta berfungsi bagi sosial
budaya.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah petani harus lebih
memahami tanaman sayuran hortikultura dan meningkatkan produktifitasnya
dalam budidaya sayuran hortikultura, termasuk bawang merah, cabai, kubis
dan tomat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi. (2023). Budidaya Cabai Merah.
Website: https://pertanian.ngawikab.go.id. Diakses 31 Oktober 2023.

DPKP Kab. Brebes. (2021). Budidaya Tomat. Website:


https://dpkp.brebeskab.go.id. Diakses 31 Oktober 202.

Fitriani, M. L. (2009). Budidaya Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleraceae var


botrytis L.) Di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Tawangmangu. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Rohayana, D., Nasriati, Kusnanto. T. (2022). Cara Budidaya Bawang Merah.


Website: https://www.dinastph.lampungprov.go.id. Diakses 31 Oktober
2023.

UMSU. (2022). Holtikultura: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Tips Budidayanya.


Webiste: https://faperta.umsu.ac.id. Diakses 31 Oktober 2023.

Zulkarnain. (2009). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.

23

Anda mungkin juga menyukai