DISUSUN OLEH :
1. RISKA NABILA (E28123253)
2. RAIHAN HIDAYAT (E32123234)
3. SITI RAMADAN (E28123254)
4. I MADE KERTA BUANA (E28123255)
5. SAIFUL A. LIHAWA (E28123260)
6. NUR SUCIANA HENDANG (E32123241)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi telah menjadi masalah global yang merusak ekonomi, merongrong
kepercayaan publik, dan menghambat pembangunan. Korupsi juga
merupakan masalah yang signifikan di Indonesia, mengancam integritas
institusi pemerintah dan perkembangan sosial-ekonomi. Oleh karena itu,
penelitian ini akan mengulas implementasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti
korupsi dalam upaya memerangi korupsi di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Nilai-nilai Integritas, Keadilan, Transparansi, dan
Akuntabilitas, serta Penerapan Prinsip Zero Tolerance, Pencegahan,
Partisipasi Masyarakat, dan Kerjasama Internasional Mempengaruhi
Keefektifan Upaya Memerangi Korupsi di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
D. Metodologi
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan analisis data
sekunder. Sumber data meliputi laporan anti korupsi, studi kasus, dan
laporan penelitian terkait. Data dianalisis dengan mempertimbangkan
implementasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi dalam konteks
Indonesia.
BAB II
Konsep Nilai dan Prinsip Anti Korupsi
1. Integritas:
Integritas adalah nilai yang mendasar dalam upaya memerangi
korupsi. Integritas menuntut kejujuran, etika, dan kebenaran dalam
tindakan dan keputusan. Individu dan pemimpin yang memiliki
integritas akan menolak dan mengecam praktik-praktik korupsi.
2. Keadilan:
Keadilan adalah nilai yang penting untuk memastikan bahwa semua
orang diperlakukan sama di mata hukum. Korupsi sering kali
menghasilkan diskriminasi dan ketidakadilan.
3. Transparansi:
Transparansi menciptakan keterbukaan dalam tindakan dan keputusan
pemerintah. Ini berarti bahwa informasi tentang kebijakan, anggaran,
dan keputusan penting harus tersedia untuk publik tanpa adanya
rahasia atau manipulasi.
4. Akuntabilitas:
Akuntabilitas menuntut pertanggungjawaban atas tindakan dan
keputusan. Dalam konteks anti korupsi, hal ini berarti bahwa pejabat
pemerintah dan individu lain yang memiliki kewenangan harus
dipertanggungjawabkan atas tindakan korupsi mereka.
1. Zero Tolerance:
Prinsip ini menyatakan bahwa korupsi tidak boleh ditoleransi dalam
setiap bentuk dan tingkatnya. Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan
untuk melakukan praktik korupsi.
2. Pencegahan:
Pencegahan adalah prinsip yang menekankan pentingnya mencegah
korupsi sebelum terjadi. Ini melibatkan tindakan seperti meningkatkan
transparansi, memperkuat kontrol internal, dan memberikan pelatihan
anti korupsi.
3. Partisipasi Masyarakat:
Prinsip ini mendorong peran masyarakat dalam upaya memerangi
korupsi. Masyarakat harus diberikan ruang untuk berpartisipasi dalam
pengawasan pemerintah dan melaporkan tindakan korupsi.
4. Kerjasama Internasional:
Korupsi sering melibatkan lintas batas, sehingga kerjasama internasional
sangat penting dalam memerangi korupsi.
BAB III
Implementasi Nilai-nilai dan Prinsip Anti Korupsi di Indonesia
A. Sektor Pemerintahan
B. Sektor Bisnis
C. Masyarakat Sipil
Masyarakat sipil memiliki peran yang krusial dalam mengawasi dan
melaporkan tindakan korupsi. Berbagai organisasi non-pemerintah (LSM)
telah aktif dalam mengkampanyekan integritas dan pencegahan korupsi .
BAB IV
Dampak Implementasi Nilai-nilai dan Prinsip Anti Korupsi
1. Implementasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi telah menghasilkan
dampak positif, termasuk pengurangan tingkat korupsi, peningkatan kualitas
pemerintahan, dan peningkatan kepercayaan masyarakat. Penerapan prinsip
zero tolerance telah meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku
korupsi.
BAB V
Tantangan dan Kendala
Meskipun ada kemajuan, masih ada tantangan dalam implementasi nilai-
nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi di Indonesia, termasuk hambatan dalam
birokrasi, ketidaksetaraan dalam penerapan, dan keterbatasan sumber daya.
BAB VI
Rekomendasi dan Kesimpulan
A. Rekomendasi
2. Mendorong sektor bisnis untuk mengadopsi praktik tata kelola yang lebih
transparan.
`
Kelompok 4