DI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah PBAK
Disusun oleh
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang Upaya Pemerintah
Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah PBAK.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua pihak.
i
DAFTAR ISI
Hal.
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini tentu saja penyusun memiliki tujuan. Tujuan
dari makalah ini yaitu, nantinya diharapkan anda dapat memiliki kemampuan
untuk:
1. Mendeskripsikan konsep pemberantasan korupsi;
2. Mengidentifikasi strategi pemberantasan korupsi;
3. Menjelaskan upaya penindakan korupsi;
4. Menjelaskan upaya pencegahan korupsi; dan
5. Menjelaskan kerjasama internasional dalam pemberantasan korupsi.
BAB 2
PEMBAHASAN
3
4
2. Penyelidikan
Apabila penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup mengenai
dugaan tindak pidana korupsi, dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja
penyidik melaporkan ke KPK.
3. Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak pidana
korupsi wajib memberikan keterangan kepada penyidik.
4. Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus ke
pengadilan Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan
pelimpahan ini, kewenangan penahanan secara yuridis beralih kepada
hakim yang menangani.
Dalam upaya represif ini juga ada beberapa istilah status yang harus dipahami,
yaitu:
a. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri.
b. Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
c. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di
sidang pengadilan.
d. Terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Upaya penindakan ini diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap pelaku
dan jajaran para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemberantasan korupsi yang terjadi sampai sekarang belum dapat dilaksanakan
secara optimal. Oleh karena itu pemberantasan tindak pidana korupsi perlu
ditingkatkan secara profesional, intensif, dan berkesinambungan karena korupsi
telah merugikan keuangan dan perekonomian negara, serta menghambat
pembangunan nasional.
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi, tetapi perlu
diingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan konteks masyarakat
maupun organisasi yang dituju. Dengan kata lain, setiap negara, masyarakat
maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya.
Untuk melakukan pemberantasan korupsi yang sangat penting sekali diingat adalah
karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta lingkungan tempat mereka
bekerja. selain itu Korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur
birokrasi serta orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat
bersumber dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem
administrasi negara dengan birokrasi sebagai perangkat pokoknya
Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti
halnya detik-detik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia masih begitu
rentan terhadap upaya penjabat-penjabat tertentu untuk membelokkan hukum
menurut kepentingannya. Dalam realita di lapangan,banyak kasus untuk
menangani tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwa pun
sudah divonis oleh hakim,tetapi selalu bebas dari hukuman. Upaya-upaya untuk
mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penyusun memiliki beberapa saran untuk beberapa hal,
diantaranya:
13
14
1. Dibutuhkannya upaya tindakan hukum yang lebih keras dan tegas dalam
memberikan hukuman (punishment) terhadap para pelaku tindak pidana
korupsi yang telah menyelewengkan wewenang maupun tanggung jawab
sebagai aparatur Negara;
2. Diperlukannya suatu kemauan dan keinginan yang kuat (political will)
dari lembaga pemerintahan seperti legislatif, eksekutif, maupun yudikatif
dalam melakukan pemberantasan korupsi;
3. Dukungan masyarakat luas baik dari kalangan organisasi masyarakat,
pelaku bisnis, serta mahasiswa sangat dibutuhkan untuk dapat
melanjutkan kebijakan pemerintah dalam menangani masalah korupsi;
dan
4. Konsistensi dari lembaga penegak hukum dan juga para aparatur negara
dalam menangani tindak pidana korupsi yang terjadi dalam pelaksanaan
tata pelayanan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
Miftah Ulhaq. 2022. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Korupsi dalam Hukum Positif dan
Pandangan Islam Mengenai Pemanfaatan Harta Hasil Koeupsi. 3 Agustus.
http://www.pa-singkawang.go.id/131-artikel/181-memahami-korupsi
Tim Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2014. Buku Ajar Pendidikan Budaya Antikorupsi (PBAK). Jakarta Selatan:
Pusdinakes
15