Anda di halaman 1dari 14

GOOD CORPORATE GOVERMENT

NAMA KELOMPOK

Stefani Erlina 1.15.2.9936


Nindya Ayu Puspawati Putri 1.15.2.9966
Grazia Alves C.P. Mestre 1.15.2.9927
Helvrida Lila Man 1.15.2.9940
Aloisya Putu Devi Varadina 1.15.2.9942
Maria Esri Mulyani 1.15.2.10305

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia -Nya. sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ”GOOD CORPORTE GOVERNANCE”.Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan yang telah memberikan dukungan,
dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi.
Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau
kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………….iii
BAB II Pembahasan ………………………………………………………….iv
2.1.Peranan transparansi dalam GCG………………………………………….1
2.2 Internasional Benchmarks………………………………………………….
2.3 Audit Internal………………………………………………………………
2.4 Disclousure and Transparancy…………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, masalah keterbukaan dan pengungkapan (transparency &
disclosure) yang merupakan salah satu prinsip Good Corporate Governance (GCG) sering
mendapat sorotan publik. Publik sangat memerlukan keterbukaan informasi, terutama bagi
perusahaan yang sudah go public. Para pemegang saham maupun pemangku kepentingan lainnya
memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang relevan secara tepat waktu, akurat dan
berkesinambungan. Informasi biasanya dibedakan atas informasi keuangan dan non keuangan.
Informasi keuangan yang utama terdapat pada laporan keuangan tahunan (annual report) dan
laporan keuangan interim (interim report), biasanya berupa laporan tengah tahunan dan laporan
triwulanan. Informasi non keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari informasi keuangan
dan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah (value added) dari manfaat laporan keuangan.
Informasi non keuangan difokuskan pada masalah pengungkapan (disclosure) risiko potensial
(potential risk) yang dihadapi perusahaan saat ini serta alasan mengapa manajemen mengambil
risiko tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana GCG badan usaha milik negara (BUMN) GCG dan
pengawasan pasar modal di indonesia dan Good Corporate Governance
per bangkan di Indonesia?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk dasar kemilikan bisnis,klasifikasi bisnis,serta
strategi bisnis
2. Untuk mengetahui konsep,tujuan,prinsip,serta manfaat GCG
3. Uuntuk menetahui organ khusus penerapan GCG
BAB II
PEMBAHASAAN

1. Peranan Transparasi Dalam Good Goverment Governance

Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan (KK,
SAP,2005)
Dewasa ini, good government atau tata pemerintahan yang baik sudah sangat sulit
didapati, apalagi di Indonesia. Banyaknya kasus korupsi dari level bawah sampai pada level
pemerintahan yang muncul di media massa, maupun beberapa kasus yang masih bergulir di KPK
dan pengadilan menjadi bukti melemahnya good governance di Indonesia. Contohnya saja
beberapa waktu ini kita mendengar beberapa kasus korupsi yang melibatkan oknum pejabat,
Terlepas dari kasus korupsi, good government bisa saja diwujudkan apabila instansi atau bahkan
negara memiliki transparansi dan akuntabilitas yang baik. Ketika suatu instansi memiliki
transparansi yang baik, maka segala bentuk kecurangan dapat langsung diketahui karena adanya
transparansi dari pihak instansi. Transparansi diperlukan agar baik pegawai di instansi, maupun
masyarakat di luar dapat mengerti mengenai kondisi dari instansi tersebut, apalagi jika
menyangkut masalah keuangan yang merupakan hal yang sangat sensitif. Traparansi mutlak
diperlukan, apalagi pada instansi-instansi pemerintahan di mana uang yang mengalir di
pemerintahan merupakan uang rakyat. Transparansi diperlukan agar masyarakat dapat turut
menilai dan mengkritisi apabila terjadi kecurangan atau hal yang dianggap tidak wajar. Di sisi
yang lain, akuntabilitas juga memegang peranan yang sangat penting bagi terbentuknya good
government. Jadi, akuntabilitas memang sebuah pertanggungjawaban yang perlu dibarengi
dengan pengawasan terhadap pihak-pihak yang diberi amanah. Pengawasan ini dapat dilakukan
oleh pihak luar seperti media, yang punya peranan cukup penting bagi terciptanya akuntabilitas
suatu instansi. Menutut Guy Peter, ada tiga tipe dalam akuntabilitas, antara lain:

(1) akuntabilitas keuangan,


(2) akuntabilitas administratif, dan
(3) akuntabilitas kebijakan publik.
Akuntabilitas yang baik, akan mengurangi adanya tindak kecuranan di suatu instansi.
Dengan adanya pengawasan dan pertanggungjawaban, maka pihak-pihak yang diberi
amanah akan lebih merasa takut melakukan tindakan kecurangan. Setidaknya tindakan
kecurangan pada perusahaan yang memiliki akuntabilitas yang baik dapat lebih
diminimalisir jika dibandingkan dengan instansi yang bahkan tidak memiliki
akuntabilitas yang memadai. Akuntabilitas yang memadai merupakan
pertanggungjawaban yang dibarengi dengan pengawasan yang baik, terstuktur, terdapat
sanksi yang tegas apabila dilanggar, dan mengikat pekerja di instansi tersebut.Sudah
seharusnya, pemerintah maupun petinggi-petinggi di instani-instansi yang ada di
Indonesia membenahi transparansi dan akuntabilitas di instansinya agar tindakan
kecurangan dapat diminimalisir

2. Internasional Benchmarks

Pengertian Benchmarking (Tolok Ukur)

Benchmarking adalah suatu proses mengidentifikasikan “praktek terbaik” terhadap dua


produk dan proses produksinya hingga produk tersebut dikirimkan. Benchmarking memberikan
wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya
baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang serupa maupun dengan Industri yang
berbeda. Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tolok Ukur atau Patokan.

Tujuan utama dari Benchmarking adalah untuk memahami dan mengevaluasi proses ataupun
produk saat ini sehingga menemukan cara atau “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses
maupun kualitas produk. Benchmarking dapat dilakukan untuk proses produksi, produk, jasa
maupun sistem dalam suatu organisasi.

Tahapan Proses Benchmarking

Proses Benchmarking merupakan proses yang melihat keluar (produk lain, organisasi lain, sistem
lain) untuk mengetahui bagaimana orang lain mencapai tingkat kinerja mereka dan memahami
proses kerja yang mereka gunakan. Dengan demikian, Benchmarking dapat menjelaskan apa
yang terjadi dibalik kinerja baik proses ataupun produk yang dibandingkan. Jika diterapkan
dengan tepat, Benchmarking dapat membantu suatu organisasi dalam meningkatkan kinerja
organisasinya ataupun proses produksinya.

Terdapat 4 tahapan penting dalam menerapkan Benchmarking :


1. Memahami secara detail proses produksi atau produk saat ini.
2. Menganalisis proses produksi atau produk lainnya yang berkinerja baik.
3. Membandingkan proses produksi atau produk sendiri dengan proses produksi atau produk
yang berkinerja baik.
4. Menerapkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mendekati proses
produksi ataupun produk yang berkinerja baik tersebut.

Dalam penjabarannya, Robert Camp dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1989
mengemukakan Metodologi Benchmarking yang terdiri dari 12 Tahapan, yaitu :

1. Memilih Subyek
2. Menentukan Proses
3. Mengidentifikasikan Mitra yang berpotensi untuk dibandingkan
4. Mengidentifikasikan sumber data
5. Mengumpulkan data-data dan memilih mitra untuk dibandingkan
6. Menentukan kesenjangannya
7. Menetapkan perbedaan proses
8. Target kinerja yang diharapkan
9. Melakukan Komunikasi
10. Penyesuaian Tujuan
11. Menerapkan
12. Meninjau ulang dan penyesuaian ulang

Jenis-jenis Benchmarking

Benchmarking dapat dilakukan secara Internal yang membandingkan kinerja beberapa kelompok
atau tim di dalam Organisasi ataupun secara Eksternal yang membandingkan kinerja suatu
organisasi dengan organisasi lainnya atau antar Industri. Benchmarking dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah :

 Strategic Benchmarking, yaitu Benchmarking yang mengamati bagaimana orang atau


organisasi lain mengungguli persaingannya.
 Process Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan proses-proses kerja.
 Functional Benchmarking, yaitu Benchmarking yang melakukan perbandingan pada
Fungsional kerja tertentu untuk meningkatkan operasional pada fungsional tersebut.
 Performance Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kinerja pada
produk atau jasa.
 Product Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan produk pesaing
dengan produk sendiri untuk mengetahui letak kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness) produknya.
 Financial Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kekuatan finansial
untuk mengetahui daya saingnya.

3. Audit Internal
Pengertian Internal Audit menurut saya, bukan menurut pakar atau ahli, Internal
Auditing adalah proses pemeriksaan internal atas pengendalian yang dilakukan
manajemen apakah berjalan dengan baik serta efektif, hingga unit unit yang menjalankan
sudah sesuai dengan prosedur prosedur yang telah ditetapkan.Pihak yang memeriksa
adalah auditor internal, artinya yang memeriksa itu adalah "karyawan" perusahaan itu
sendiri, untuk tujuan pihak manajemen, tujuan internal perusahaan, tidak untuk pihak
eksternal.Jadi misalnya manajemen mempunyai rencana katakanlah rencana A, yang
ditugasi menjalani rencana A ini adalah anak buahnya si manajemen itu, nah apakah anak
buahnya yang banyak sekali ini kerjanya becus apa tidak?
Efektif apa tidak?
Jangan jangan rencana A nya tidak berjalan baik?
Jangan jangan rencana A hasilnya tak maksimal? jangan jangan anak buahnya tidak
menjalankan dengan semestinya dan jangan jangan yang lainnya. Disinilah fungsinya
internal audit, internal audit dilakukan agar semua rencana yang sudah disusun dan
diputuskan dieksekusi dengan baik agar bisa berjalan dan tidak menyimpang agar tujuan
si manajemen dengan rencananya bisa terwujud Pihak yang melakukan pemeriksaaan ini
di sebut Internal Auditor, bukan eksternal auditor.Beda lagi, eksternal auditor itu
suruhannya yang punya perusahaan untuk memeriksa si manajemen, dari luar perusahaan
yang independen harusnya, untuk lengkapnya supaya pembahasan ini tidak out of
topic. Eksternal auditor bisa dibaca:Akuntan publik Dan siapa itu auditor? untuk
pengertian internal menurut para ahli

Pengertian Internal
Internal audit merupakan suatu fungsi penilaian independen didalam entitas/organisasi guna
menguji serta mengevaluasi aktivitas yang dilaksanakan.
Mulyadi [2002:29]
Internal Audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu entitas/perusahaan yang bertugas untuk
mengetahui apakah prosedur serta kebijakan yang sudah disusun dan ditetapkan oleh manajemen
telah diptuhi, menenttukan apakah penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi sudah baik atau
tidak, menetukan tingkat efektivitas dan efisiensi prosedur aktivitas kegiatan organisasi, serta
menetukan kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian bagian dari
entitas/organisasi.
IIA yang dikutip Sawyer [2005:8]
Internal Audit merupakan fungsi penilaian yang dibentuk oleh entitas guna memeriksan serta
mengevaluasi aktivitas entitas sbgai jasa yang telah diberikan kpd entitas perusahaan.

Tujuan Internal Audit

Hiro Tugiman [2006:11]


Internal audit bertujuan untuk membantu anggota entitas organisasi supaya bisa melaksanakan
tanggung jawab dengan efektif.
Internal internal akan menganalisis, mengajukan beberapa saran dan penilaian. pemeriksaaan
juga mencakup pengawasan efektif dgan biaya yg wajar.
Sukrisno Agoes [2004:222]
Audit Internal bertujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung-jawabnya
dengan menganalisa, menilai dan memberiksaran serta komentar tentang aktivitas yang diperiksa
Untuk mencapai tujuan internal audit, ini yang harus dilakukan oleh auditor internal:
 Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajmen untuk ditaati
 Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya yang wajar,
juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada. baik pengendlian
internal, pengendalian manajemen maupun pengendalian oprasional yang lain.
 Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari terjadinya
misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain sebagainya
 Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.
 Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah dibebankan
oleh manajemen.
 Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa dipercaya

Fungsi serta Lingkup Internal Audit

Internal audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif dan keefisienan
pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta memberikan nilai
tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan berikutnya.

Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal


Penanggung jawab fungsi audit intern harusnya mengelola fugsi internal audit dengan efisien
serta efektip guna memastikan kegiatan tersebut memberi nilai lebih untuk entitas perusahaan.
Ruang lingkup Internal Audit menurut Guy [2002:410
Meliputi pemeriksaan serta evaluasi memadai dan juga tingkat efektifitas pengendalian intern
perusahaan dan mutu pekerjaan dalam melakukan tanggung jawab yang ditugaskan.

4. Disclousure and Transparancy


Dalam era globalisasi saat ini, masalah keterbukaan dan pengungkapan
(transparency & disclosure) yang merupakan salah satu prinsip Good Corporate
Governance (GCG) sering mendapat sorotan publik. Publik sangat memerlukan
keterbukaan informasi, terutama bagi perusahaan yang sudah go public. Para pemegang
saham maupun pemangku kepentingan lainnya memiliki hak untuk mendapatkan
informasi yang relevan secara tepat waktu, akurat dan berkesinambungan. Informasi
biasanya dibedakan atas informasi keuangan dan non keuangan. Informasi keuangan
yang utama terdapat pada laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan
keuangan interim (interim report), biasanya berupa laporan tengah tahunan dan laporan
triwulanan.

Tujuan
Terdapat 4 (empat) tujuan utama pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan
bagi perusahaan, yaitu :
1.Meningkatkan keterbukaan atau transparansi dalam pemberian informasi.
2.Mendukung proses implementasi GCG, termasuk pelaporan kepada stakeholder.
3.Mengupayakan kualitas manajemen perusahaan yang lebih profesional.
4.Bagi eksternal auditor (auditor independen) dituntut lebih memahami analisis strategi
dan risiko perusahaan secara keseluruhan.Prinsip GCG tentang disclosure &
transparency, menurut Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD) harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan
terhadap semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan, mencakup kondisi
keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan.

Disclosure Committee
Pada saat ini belum banyak perusahaan publik yang memiliki Komite Keterbukaan
Informasi (KKI) atau disclosure committee, karena banyak perusahaan yang belum
mengetahui arti pentingnya KKI dalam rangka menjamin akurasi terhadap seluruh
informasi material yang akan dipublikasikan kepada publik.Perusahaan publik yang telah
memiliki KKI atau disclosure committee, antara lain PT Indosat Tbk dan PT Telkom
Tbk. PT Indosat telah membentuk KKI sejak pertengahan 2004. Disclosure Committee di
PT Telkom diketuai oleh Direktur Keuangan dengan tugas mengelola proses sertifikasi
laporan keuangan dan menilai kecukupan informasi perusahaan yang akan diungkapkan
kepada publik
Regulasi
Pihak otoritas bursa (Bursa Efek Indonesia), Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) maupun Kementerian BUMN perlu mengatur secara tegas dan
jelas masalah keterbukaan informasi perusahaan, sehingga terdapat acuan yang jelas bagi
perusahaan untuk penyampaian informasi perusahaan kepada pihak luar sebagai wujud
transparansi dan akuntabilitas publik. Dalam hal ini, perlu diatur mana saja informasi
yang dapat menjadi konsumsi publik dan mana informasi yang hanya untuk kalangan
terbatas.
Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau
keputusan investasi pemodal, sesuai Peraturan Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan
Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik yang merupakan Lampiran dari
Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang
Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik antara lain sebagai
berikut :
a.Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan;
b.Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
c.Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya;
d.Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
e.Produk atau penemuan baru yang berarti;
f.Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
g.Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang;
h.Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya;
i.Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;
j.Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
k.Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris
perusahaan;
l.Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;
m.Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;
n.Penggantian Wali Amanat;
o.Perubahan tahun fiskal perusahaan;

Akses Informasi
Pengungkapan informasi perusahaan seharusnya dilakukan secara berimbang. Artinya,
informasi yang disampaikan bukan hanya yang bersifat baik-baik saja (positif) namun
termasuk informasi yang bersifat negatif. Hal ini menjadi penting, untuk menghindari
adanya disinformasi, informasi yang bias serta informasi penting yang disembunyikan
oleh perusahaan yang berakibat merugikan pihak lain, baik pemegang saham maupun
pemangku kepentingan lainnya. Salah satu wujud penegakan prinsip GCG adalah
membuka akses informasi kepada publik sesuai dengan koridor keterbukaan dan
transparansi informasi.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat ikut memberikan andil munculnya
suatu sistem pelaporan secara elektronik yang biasa disebut e-reporting. Penggunaan e-
reporting di berbagai bursa saham dunia sudah merupakan hal yang umum dalam rangka
menjaga penyampaian informasi yang cepat, transparan dan up to date. Penyampaian
informasi melalui e-reporting telah membantu percepatan keterbukaan informasi emiten
secara lebih merata dan dapat menjangkau pemakai laporan yang lebih luas. Pada saat ini
perusahaan swasta dan BUMN, baik yang sudah go public maupun yang belum go public
sudah banyak yang memiliki website sendiri Semoga semakin banyak perusahaan yang
menyadari arti pentingnya transparency & disclosure sebagai salah satu implementasi
prinsip-prinsip GCG.
KESIMPULAN

Transparansi diperlukan agar masyarakat dapat turut menilai dan mengkritisi


apabila terjadi kecurangan atau hal yang dianggap tidak wajar. Di sisi yang lain,
akuntabilitas juga memegang peranan yang sangat penting bagi terbentuknya good
government. Jadi, akuntabilitas memang sebuah pertanggungjawaban yang perlu
dibarengi dengan pengawasan terhadap pihak-pihak yang diberi amanah. Pengawasan ini
dapat dilakukan oleh pihak luar seperti media, yang punya peranan cukup penting bagi
terciptanya akuntabilitas suatu instansi
DAFTAR PUSTAKA

BAPENAS.,2017,penerapan prinsip prinsip pemerintahan yang baik,Jakarta.


http://www -info korupsi.com
http://www -pemkab-tts.go.id
http://www -poskupang.com

Anda mungkin juga menyukai